Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS KAPITA SELEKTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN


DAERAH RAWAN BENCANA DI KABUPATEN KUPANG

Disusun oleh :
Nama : Junaedy Aryanto lende
NIM : 1618130
Kelas :B

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA S-1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia terletak pada posisi yang unik. Posisi Indonesia terletak di antara
pertemuan tiga lempeng pegunungan besar dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik dan lempeng Hindia-Australia di sebelah selatan. Akibat dari pertemuan tiga
lempeng maka terbentuklah palung, lipatan, patahan dan sebaran gunung berapi.
Kondisi ini mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi wilayah yang rawan terhadap
bencana alam.
Berdasarkan data dari Kementrian Koordinasi Bidang Kesejahteraan
Masyarakat, jumlah korban akibat banjir dan tanah longsor pada tahun 2006 sebesar
215 jiwa. Dengan besarnya jumlah korban dari banjir dan tanah longsor harus
dipikirkan langkah konkrit guna menekan angka korban banjir dan tanah longsor di
Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi terjadi bencana
alam adalah Provinsi NTT, khususnya di Kabupaten Kupang.
Sampai saat ini sumber informasi yang berisikan daerah rawan bencana dan
sebarannya yang berskala sampai tingkat kecamatan masih jarang ditemukan.
Kalaupun ada biasanya hanya sampai tingkat provinsi atau kabupaten, padahal
informasi tersebut kurang mendetail bila dibandingkan peta dengan cakupan pada
tingkat kecamatan.
Masyarakat Kabupaten Kupang perlu untuk mengetahui potensi bencana di
wilayahnya. Akan tetapi saat ini masih jarang sumber informasi yang memberikan
informasi mengenai daerah rawan longsor di Kabupaten Kupang. Minimnya informasi
mengenai potensi kebencanaan di Kabupaten Kupang mengakibatkan masyarakat
tidak mengetahui potensi bahaya yang mengancam di wilayahnya. Kekurangtahuan
masyarakat ini dapat mengakibatkan banyaknya korban apabila bencana itu tiba, oleh
karena itulah sistem informasi mengenai dearah rawan longsor sangatlah diperlukan
untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Sistem informasi geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi yang
digunakan untuk memperoleh, mengumpulkan, memasukan, menyimpan, meng-
update, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan informasi
yang berhubungan dengan posisi-posisi yang berada di permukaan bumi. SIG
mememiliki kelebihan dibanding dengan sistem informasi manual yaitu dalam

2
sifatnya yang mudah di-update sesuai dengan perkembangan yang ada dan dapat
disajikan dengan media yang berfariatsi. Berbeda dengan metode manual yang tidak
dapat diubah bila ada perubahan informasi, data dalam SIG dapat diubah sesuai
perkembangan yang ada dan disesuakan dengan kebutuhan sehingga SIG dapat
menjadi media yang real time dalam menyikapi perubahan data yang ada.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang Sistem Informasi Geografis yang bias menampilkan peta


daerah rawan bencana alam berdasarkan history kejadian bencana alam yang ada
di Kabupaten Kupang.

2. Bagaimana merancang Sistem Informasi Geografis yang bias mengelola data dan
informasi mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten
Kupang.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan pertimbangan urgensi masalah maka masalah yang

dipilih untuk diteliti adalah:

1. Aplikasi ini tidak membahas keamanan database dan keamanan jaringan.


2. Pemetaan daerah rawan bencana alam yang dibuat berdasarkan jumlah kejadian
bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Kupang.
3. Data yang digunakan adalah data kejadian bencana alam di Kabupaten Kupang
tahun 2010-2014 yang di peroleh dari BPBD Kabupaten Kupang.
4. Peta hanya menampilkan daerah rawan bencana alam berdasarkan data per-
kecamatan.

3
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dirumuskan tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Membuat Sistem Informasi Geografis yang bisa menampilkan peta daerah rawan
bencana alam berdasarkan history kejadian bencana alam yang ada di Kabupaten
Kupang

2. Membuat Sistem Informasi Geografis yang bisa mengelolah data dan informasi
mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Kupang.

4
BAB II
TUJUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terkait


Pada tahun 2018, Andrianto dan Jazman melakukan penelitian tentang daerah
rawan kriminalitas di Lingkungan Polres Kota Solok menggunakan Analisis Spasial.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan fakta bahwa di Kota Solok masih rawan
kriminalitas yang terjadi. Untuk itu Andrianto dan Jazman berinisiatif untuk membuat
Sistem Informasi Geografis Pemetaan Titik Lokasi Daerah Rawan Kriminalitas Kota
Solok. Dengan adanya Sistem Informasi geografis ini diharapkan masyarakat dan
pihak kepolisan Kota Solok dapat memantau perkembangan tingkat kriminalitas dari
masing masing kecamatan.

Syarifudin dan kawan-kawan melakukan penelitian pada tahun 2017 tentang


dampak banjir terhadap infrastruktur di Kabupaten Wajo Berbasis Data Citra Modis
Menggunakan Analisis Data Spasial. Penelitian tersebut muncul karena di Kabupaten
Wajo sering terjadi bencana banjir dan mereka bertiga ingin mengetahui dampak
banjir terhadap infrastruktur di Kabupaten Wajo. Mereka melakukan pencarian data
langsung ke lapangan dan menganalisa infrastruktur yang terdampak banjir dari data
open street map. Setelah data di dapatkan, mereka bertga membuat SIG dan Membuat
Radius Map wilayah-wilayah mana saja yang terdampak banjir. Dari hasil penelitan
menunjukkan, kebanyakan yang terdampak banjir adalah bangunan bangunan milik
warga dan banjir di Kabupaten Wajo hanya terpusat pada titik-titik tertentu.

Pada tahun yang sama, Hadi dan Damayanti melakukan Penelitian Tentang
Zona Keterpaparan Tsunami di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Mereka melakukan
penelitian dengan teknik Overlay, dan mereka melakukan analisis terhadap topografi
Kota Pariaman dan mereka membuat penentuan tingkat kerawanan bahaya
keterpaparan tsunami sesuai dengan topografi Kota Pariaman. Dari hasil penelitian
tersebut dibuat Sistem Informasi Geografis dan menghasilkan wilayah-wilayah mana
saja yang masuk dalam kategori tingkat tinggi, sedang dan renda terhadap
keterpaparan bencana tsunami. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan masyarakat
dapat siap siaga terhadap bencana tsunami yang bisa datang kapan saja.

5
Pada tahun 2015, Pratikto dan kawan-kawan ingin membuat Sistem Pencarian
dan Pemesanan Rumah Kos menggunakan Sistem Informasi Geografis. Mereka ingin
membuat SIG ini karena banyaknya permasalahan para pendatang di yogyakarta yang
membutuhkan tempat tinggal dan para pendatang kesulitan memperoleh informasi kos
dan juga mereka tidak mengetahui sama sekali di wilayah mana saja yang banyak
terdapat rumah kos. Mereka bertiga menggunakan Use Case Diagram, melakukan
pengumpulan terkait data kos-kosan yang ada di Yogyakarta. Dengan dibuatnya SIG
ini diharapkan mereka bisa menyajikan informasi detail tentang ketersediaan kos-
kosan dan lokasi akurat wilayaj-wilayah yang banyak kos-kosan kepada para
pendatang yang bisa dilihat secara online.

Dan yang terakhir, pada tahun yang sama, Aji dan kawan-kawan melakukan
Penelitian dan Analisis kesesuaian kawasan peruntukan pemakaman umum baru.
Mereka berencana membuat Sistem Informasi Geografis dari hasil penelitian mereka
di Kecamatan Tembalong, Kota Semarang. Mereka kemudian mengumpulkan data
melalui citra GeoEye, Peta Administrasi Kecamatan Tembalang dan peta rencana tata
kota Semarang. Kemudian mereka mulai membuat SIG dari data yang sudah
dikumpulkan dan mereka mempublikasikan hasil dari penelitian tersebut. Dari hasil
penelitian tersebut, disimpulkan bahwa lahan pemakaman umum yang disediakan
oleh Pemerintah Kota Semarang masih memenuhi kebutuhan masyarakat di
Kecamatan Tembalong, dan memberikan informasi daerah mana saja yang bisa di
jadikan makam baru.

2.2. Metode
Penelitian ini menggunakan sebagian metode sekuensial linier dalam
pembangunan perangkat lunaknya. Tahapannya mencakup :

1. Analisis Kebutuhan Sistem


Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis kebutuhan sistem
pengelolaan pariwisata di Kabupaten Banjarnegara. Kegiatan analisis mengacu
pada data-data hasil wawancara dan observasi di Bappeda Kabupaten
Banjarnegara. Hasil dari analisis kebutuhan sistem ini dijadikan sebagai dasar
untuk menentukan spesifikasi sistem informasi pariwisata yang akan
dikembangkan.

6
2. Perancangan Sistem
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merancang DFD (Data
Flow Diagram), merancang basis data, proses digitasi dan merancang antarmuka
(user interface).

1. Perancangan DFD dilakukan dengan menggunakan Power Designer 15.


Perancangan ini untuk menggambarkan aliran data dari sistem informasi
geografis. Entitas eksternal dari sistem ini adalah masyarakat, petugas dan
Kepala Bappeda.
2. Perancangan basis data dilakukan dengan Power Designer 15. Basis data
dirancang agar mampu untuk mengelola data peta longsor, jalur evakuasi,
peta lokasi pengungsian, peringatan bahaya dan berita.
3. Untuk merancang antarmuka (prototipe) digunakan Axure Pro 5. Perancangan
antarmuka dibuat untuk bagian pengunjungbagian bagian administrator, dan
manajer.

7
BAB III
RANCANGAN SISTEM

3.1. Desain Arsitektur Sistem


Input Data Atribut:
Data Kecamatan Kabupaten Malang 2008
Data HIV Perkecamatan Kab.Kupang 2008
Data IMS Perkecamatan Kab.Kupang 2008
Data DBD Perkecamatan Kab.Kupang 2008
Input Point:
Kab. Kupang ( 9o19'-10o57' LS dan 121o30' – 124o11' BT )

Proses 1: Data
1. Mencari data Daerah rawan bencana Kabupaten Kupang tahun 2008
2. Data-data tersebut di masukan ke dalam excel
3. Mencari referensi cara membuat peta polygon
4. Mulai membuat judul
Proses 2: Membuat Peta Kabupaten Kupang
1. Membuat Project baru
2. Membuat New Shp dengan format polygon
3. Menggambar peta Kabupaten Kupang
4. Menginput Nama kecamatan / Label
Proses 3: Peta Penyebaran Daerah Bencana Banjir
1. Membuat New Shp dengan format polygon
2. Copy peta Kabupaten Kupang.Shp ke Banjir.Shp
3. Menginput data dengan cara open attribute table dan mulai menginput data
4. Memberi warna sesuai tiap-tiap daerah sesuai jenis bencana
Proses 4: Peta Penyebaran bencana Longsor
1. Membuat New Shp format polygon
1. Copy peta Kabupaten Kupang.Shp ke Longsor.Shp
2. Menginput data bencana perkecamatan
3. Memberi warna sesuai tingkat bencana
Proses 5: Peta Penyebaran Angin Topan
1. Membuat New Shp format polygon
2. Copy peta Kabupaten Kupang.Shp ke Topan.Shp

8
3. Menginput data bencana perkecamatan
4. Memberi warna sesuai tingkat bencana

Output: Hasil
1. Sistem Informasi Geografis yang bisa menampilkan peta daerah rawan
bencana alam berdasarkan history kejadian bencana alam yang ada di
Kabupaten Kupang.
2. Sistem Informasi Geografis yang bisa mengelolah data dan informasi
mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Kupang.

3.1 Desain Algoritam Metode


Algoritma : Analisis Spasial
{Mencari informasi baru dari data yang sudah ada}

Deklarasi :
Peta : Polygon
Jenis Bencana : String
Nama Kecamatan : String
Jumlah Bencana : integer

Deskripsi :
Read(Goal Jumlah Bencana)

if(Jumlah Bencana > 20 = Bahaya) {

Cokelat = Chocolate
}
else if(Jumlah Bencana < 20 & >= 10 = Sedang) {
Warna = Blue
}
else if(Jumlah Bencana <5 = Minim) {
Warna = Green
}

End

9
LAMPIRAN
 DATA RAWAN BENCANA DI KABUPATEN KUPANG TAHUN 2008

NO KECAMATAN DESA/ KELURAHAN JML KK JENIS RAWAN BENCANA

1 Kupang Barat 1.Ds. Lifuleo 68 Gelombang pasang,


2. Ds.Tasikona 24 Daerah Aliran Sungai

2 Kupang Tengah 1.Ds.Bokong 127 Banjir


2.Baumata 24 Banjir
18 Banjir
3. Oelpuah
3 Kupang Timur 1.Tuapukan 18 Kebakaran
2.Tuatuka 18 Kebakaran
3.Patau 46 Kebakaran

4 Amarasi 1.Tunbaun 149 Tanah Longsor


2.Enoraen 27 Banjir
3.Pakubaun 45 Banjir
37 Tanah Longsor
4.Merbaun
58 Tanah Longsor
5.Toobaun 71 Tanah Longsor
6.Teunbaun 65 Tanah Longsor
7.Oesena

5 Amfoang Utara 1.Oelfatu 35 Banjir


2.Saukibe 47 Banjir
56 Banjir
3.Kifu
78 Banjir
4.Netemnanu Utara
6 Amfoang Selatan 1.Manubelon 67 Banjir
2.Bon Muti 58 AnginTopan

7 Sabu Barat 1. Menia 52 Angin Topan


8 Takari 1.Noelmina 49 Daerah Aliran Sungai
2. Benu 17 Daerah Aliran Sungai
3. Hueknutu
63 Daerah Aliran Sungai
4.Kauniki 81 Angin Topan
9 Sulamu 1. Sulamu 62 Gelombang Pasang
10 Fatuleu 1.Nuataus 134 Banjir
2.Oelbitneno 89 Banjir
87 BaNjir
3.Nunsaen
11 Amfoang Timur 1.Netemnanu Selatan 40 Longsor
2.Kifu 20 Longsor
85 Longsor
3.Nunuana
20 Longsor dan Banjir
4.Oemau
 Review Paper

10
N Tahu Nama Penulis Judul Masalah Metode Hasil
o n
1 2011 Muh Lukman APLIKASI Belum ada 1.Metode Hasil nya
Sutrisno SISTEM data hasil Pengumpulan adalah,
INFORMASI penelitian Data : Metode masyarakat di
GEOGRAFI tentang pengumpulan Kecamatan
UNTUK persebaran data yang Imogiri dapat
PENENTUAN daerah digunakan dalam mengetahui
TINGKAT kerentanan penelitian ini tingkat
KERENTANAN longsor lahan adalah metode kerentanan
LONGSOR di Kecamatan dokumentasi. longsor lahan di
LAHAN DI Imogiri. Serta 2.Analisis SIG Kecamatan
KECAMATAN belum dengan Teknik Imogiri. Serta
IMOGIRI diketahuinya Tumpang Susun memebuat peta
KABUPATEN distribusi (Overlay) : sebaran tingkat
BANTUL spasial daerah menggabungkan kerentanan
rentan longsor antara dua atau longsor
di Kecamatan lebih data grafis Kecamatan
Imogiri untuk dapat Imogiri.
diperoleh data
baru yang
memiliki satuan
pemetaan (unit
pemetaan)
gabungan dari
beberapa data
grafis tersebut.
2 2013 Tedy Setiadi PERANCANGAN Saat ini sistem Metode sekuensial Hasilnya adalah
SISTEM penanggulanga linier. Yang sebuah
INFORMASI n bencana mencakup : rancangan
GEOGRAFIS tanah longsor 1. Analisis sistem geografis
PEMETAAN belum tersedia, Kebutuhan yang mampu
DAERAH sedangkan Sistem, pada memetakan
RAWAN TANAH untuk tahap ini adalah daerahdaerah
LONGSOR, memetakan menganalisis rawan longsor
MITIGASI DAN daerah longsor kebutuhan dan pengelolaan
MANAJEMEN sudah ada, sistem dalam
BENCANA DI tetapi dalam pengelolaan manajemen
KABUPATEN bentuk peta pariwisata di bencana dengan
BANJARNEGAR konvensional. Kabupaten baik, sehingga
A Akibatnya, Banjarnegara. informasi dari
informasi itu 2. Perancangan sistem dapat
statis, sulit Sistem, pada dijadikan bahan
diperbarui dan tahap ini adalah pertimbangan
tidak merancang DFD dalam
memberikan (Data Flow pengambilan
banyak Diagram), kebijakan.
informasi yang merancang basis
dibutuhkan data, proses
orang karena digitasi dan
tidak dapat merancang
diakses oleh antarmuka (user
publik. interface).
3 2014 Sari SISTEM Kesulitan Menggunakan Telah dibuat
Mulyaningsih INFORMASI dalam metode Sistem
, Tedy Setiadi GEOGRAFIS menganalisa pengumpulan data Informasi
PEMETAAN serta dengan observasi, Geografis
DAERAH penyampaian wawancara dan Pemetaan
RAWAN TANAH informasi studi pustaka Daerah rawan
LONGSOR DI untuk tanah longsor di

11
KABUPATEN memetakan Kabupaten
GUNUNG daerah rawan Gunung Kidul
KIDUL tanah longsor Berbasis web,
BERBASIS WEB karena selama yang mampu
ini masih memberikan
menggunakan layanan
peta informasi
konvensional kepada
sebagai acuan masyarakat
untuk tentang tingkat
melaksanakan daerah rawan
kegiatan tanh longsor
tersebut.
4 2015 Nur Azizah SISTEM Masalah nya Metode Berhasil
Latifah INFORMASI adalah data pengembangan membangun
GEOGRAFIS history sistem yang sebuah sistem
PEMETAAN bencana di digunakan yaitu informasi
DAERAH Kabupaten metode SDLC. geografis daerah
RAWAN Kebumen Yang meliputi : rawan bencana
BENCANA sebelumnya 1. Perencanaan alam berbasis
ALAM DI dikelola masih Sistem, lebih website yang
KABUPATEN secara semi menekankan dapat
KEBUMEN manual yaitu pada aspek studi menampilkan
BERBASIS WEB menggunakan kelayakan Informasi data
Microsoft pengembangan history kejadian
Excel sistem. bencana alam di
2. Analisis Sistem, Kabupaten
pada tahap Kebumen.
melakukan studi
literatur untuk
menemukan
suatu kasus yang
bisa ditangani
oleh system.
3. Perancangan
Sistem, pada
tahap ini,
features dan
operasi-operasi
pada sistem
dideskripsikan
secara detail.
5 2014 Hendi ANALISA Lemahnya 1. Analisa curah Melakukan
Hamdani, DAERAH sistem hujan integrasi analisa
Sulwan RAWAN BANJIR pengawasan menggunakan hidrologi ke
Permana, Adi MENGGUNAKA terhadap metode Gumbel dalam sistem
Susetyaningsi N APLIKASI penggunaan 2. Melakukan informasi
h SISTEM lahan pengolahan data geografis
INFORMASI (landuse) pada kelerengan dari sehingga
GEOGRAFIS zona-zona peta dasar menghasilkan
(STUDI KASUS yang rentan topografi peta rawan
PULAU bencana banjir. menggunakan banjir dalam
BANGKA) metode DEM. format SIG yang
3. metode AHP2 berada di Pulau
(Analytical Bangka
Hierarchy
Process) untuk
menghasilkan
peta rawan
bencana banjir

12
berdasarkan
parameter
penggunaan
lahan
6 2017 Muh. Alief PEMETAAN Tidak adanya Menggunkan Sistem
Rusli Putra KAWASAN sistem metode Informasi
RAWAN BANJIR informasi pengumpulan Data Geografis (SIG)
BERBASIS lokasi rawan dan Informasi. yang
SISTEM banjir di Kota Serta Metode menampilkan
INFORMASI Pangkep Analisis Data tingkat
GEOGRAFIS Kabupaten kerawanan
(SIG) UNTUK Pangkajene banjir di Kota
MENENTUKAN dan Pangkep dengan
TITIK DAN Kepulauan, klasifikasi
RUTE serta tingkat
EVAKUASI minimnya kerawanan
arahan titik banjir rendah,
dan rute karawanan
evakuasi banjir
bencana banjir menengah, dan
di Kota kerawanan
Pangkep banjir tinggi.
Kabupaten Serta potensi
Pangkajene titik evakuasi
dan dan berapa
Kepulauan. potensi rute
evakuasi yang
terdapat di
Kawasan
Perkotaan
Pangkep dari
hasil analisa
titik utama dan
jalur utama rute
evakuasi
bencana banjir
di Kawasan
Kota Pangkep.
7 2017 Abdhika PEMANFAATAN Kurangnya Analytical Hasilnya adalah
Resqy SISTEM informasi Hierarchy Process perbandingan
Imanda, DR INFORMASI daerah rawan (AHP). Prosedur antara daerah
Pulung GEOGRAFIS banjir Kota metode AHP banjir dari
Nurtantio DENGAN Semarang, sebagai berikut : Badan
Andono S.T, METODE menyebabkan 1. Penyusunan Perencanaan
M.Kom ANALYTICAL masyarakat hierarki dari Pembangunan
HIERARCHY tidak dapat permasalahan Daerah Kota
PROCESS (AHP) menghindari yang akan Semarang
UNTUK dampak dari dipecahkan. dengan daerah
PREDIKSI bencana banjir 2. Penilaian untuk banjir hasil
DAERAH yang kriteria-kriteria, penerapan dari
RAWAN BANJIR mengganggu dilakukan metode AHP
DI KOTA stabilitas melalui berbagai adalah sebagai
SEMARANG ekonomi perbandingan berikut :
masyarakat. berpasangan. Luas daerah
3. Penentuan banjir dari
Prioritas Badan
4. Konsistensi Perencanaan
Logis Pembangunan
Pengelompokka Daerah dengan
n seluruh elemen kawasan banjir

13
secara logis dan sebesar 56.7
diperingkatkan Km2. Luas
secara konsisten kawasan banjir
sesuai dengan Kota Semarang
kriteria yang dengan kawasan
logis. banjir yaitu
sebesar 141.4
Km2.
8 2017 Hasrul Dimas SISTEM Kota Kendari Penelitian ini 1. Pengolahan
Asgari, INFORMASI merupakan menggunakan data spasial
Bambang GEOGRAFIS salah satu metode Black box : untuk
Pramono, DAERAH daerah yang 1. Konsep Sistem penentuan
Natalis Ransi, RAWAN BANJIR rentan Informasi daerah
Isnawaty BERBASIS WEB terhadap 2. Geographic rawan banjir
DI KOTA banjir. Oleh Information di Kota
KENDARI, karena itu, System (GIS). Kendari
SULAWESI penting untuk suatu komponen dapat
TENGGARA menyajikan yang terdiri dari dilakukan
informasi perangkat keras, dengan
tentang daerah perangkat lunak, menggunaka
rawan bencana data geografis n bantuan
banjir yang dan sumber daya software
berbasis manusia yang Quantum
Geographic bekerja bersama GIS dan
Information secara efektif SAGA GIS.
System (GIS) untuk 2. Tersajinya
agar memasukan, informasi
masyarakat menyimpan, analisis
mengetahui memperbaiki, spasial
daerah-daerah memperbaharui, daerah
mana saja yang mengelola, rawan banjir
rawan terhadap memanipulasi, di Kota
bencana banjir. mengintegrasika Kendari
n, menganalisa kedalam
dan web.
menampilkan
data dalam suatu
informasi
berbasis
geografis.
3. Quantum GIS
merupakan salah
satu perangkat
lunak open
source yang
dapat digunakan
untuk
pengelolaan data
spasial dan
pengembangan
aplikasi Sistem
Informasi
Geografik.
4. Shuttle Radar
Topography
Mission
(SRTM).
merupakan citra
yang digunakan
untuk melihat

14
secara cepat
bentuk
permukaan
bumi.
5. GIS Berbasis
Web.
merupakan
aplikasi yang
berjalan di
jaringan yang
memanfaatkan
LAN dan
internet,
khusunya pada
web.

9 2018 Riki Rahmad, APLIKASI SIG Permasalahan 1. Penccrian Data, Menghasilkan


Suib dan Ali UNTUK ini yaitu berupa peta Sistem
Nurman PEMETAAN mencari solusi curah hujan, peta Informasi
TINKAT dan langkah jenis tanah, peta Geografis (SIG)
ANCAMAN tepat untuk geologi dan peta yang dapat
LONGSOR DI mengatasi dan kontur mengetahui
KECAMATAN mengurangi selanjutnya di terjadinya tanah
SIBOLANGIT, dampak Input dalam longsor di
KABUPATEM terjadinya software SIG. Kecamatan
DELI SERDANG, tanah longsor. 2. Analisis Data, Sibolangit yang
SUMATERA dilakukan meliputi curah
UTARA setelah peta-peta hujan, jenis
tematik batuan, jenis
parameter yaitu tanah,
peta curah hujan, kemiringan
peta jenis tanah, lereng, dan
peta geologi, penggunaan
peta kemiringan lahan.
lereng wilayah
tersebut tersedia
dan siap dalam
bentuk peta
digital.

 Decision Matriks
1.1. Harus di kerjakan 1.2. Rencana + Kerjakan
- Database - Membuat tampilan halaman utama
1. Data per Kabupaten - Membuat peta Kabupaten Kupang
2. Data daerah rawan bencana - Menginputkan data daerah rawan
- Gambar peta Kabupaten Kupang bencana pada tiap-tiap daerah
- Pewarnaan peta kecamatan - Input hasil peta daerah rawan
menurut jenis bencana. bencana ke dalam Web.
- Membuat Web untuk tampilan
output peta penyebaran daerah
rawan bencana di Kabupaten

15
Kupang.
2.1. Butuh bantuan dalam pengerjaan 2.1. Tidak bisa diwujudkan
- Menampilkan kepada user dalam -
bentuk online
- Membuat desain tampilan web
- Error/kesalahan dalam pembuatan
SIG penyebaran Daerah rawan
bencana Kabupaten Kupang.

16

Anda mungkin juga menyukai