MATERI VITAMIN E
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS FARMASI
2021
A. Pengertian Vitamin E
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia,
tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai
kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik.
Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk
regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan
pembekuan darah.
Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang
punya kebutuhan vitamin yang berbeda.
Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil
membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan
mereka sehari-hari.
Vitamin E adalah istilah umum bagi delapan macam substansi alami yang bersifat
lemak, yaitu : 4 tocopherol dan 4- tocotrienol. Diantara delapan macam substansi
tersebut substansi α-tocopherol adalah jenis yang mempunyai aktivitas biologi yang
tertinggi dan terdapat dalam jumlah besar dalam jaringan tubuh. Vitamin E
merupakan istilah yang menunjukkan kelompok senyawa trienol dimana senyawa
yang paling aktif dari kelompok ini adalah α-tokoferol.
Vitamin E merupakan suatu zat antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia karena memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan sel dari
radikal bebas. Dengan kemampuannya sebagai zat antioksidan, vitamin E dapat
mengurangi resiko penyebab berbagai macam penyakit, seperti jantung, kanker,
kemandulan dan diabetes. Sumber vitamin E dapat diperoleh secara alami maupun
sintetis. Sumber vitamin E alami selain banyak dihasilkan dari tanaman, juga dapat
diperoleh dari ikan (Fujisawa et al., 2010). Namun vitamin E yang berasal dari alam
masih tercampur dengan matriks-matriks yang lain. Oleh karena itu, vitamin E
disintesis agar dihasilkan vitamin E yang lebih murni sehingga mudah diserap oleh
tubuh.
Secara konvensional vitamin E dapat disintesis melalui reaksi antara isofitol dan
trimetilhidrokuinon dengan menggunakan katalis homogen yang bersifat asam Lewis
atau asam Brǿnsted seperti ZnCl2, SnCl2, BF3 , dan AlCl3 melaporkan bahwa asam
heteropoli H3PW12O40 dan H3SiW12O40 dapat digunakan sebagai katalis homogen
dalam sintesis vitamin E dengan rendemen 93.45% dan kemurnian 89.9%. Namun
penggunaan katalis ini mulai ditinggalkan karena menimbulkan banyak masalah
meskipun rendemen vitamin E yang dihasilkan tinggi. Katalis homogen berada dalam
satu fasa dengan produk sehingga proses pemisahannya banyak mengalami kendala,
Vitamin E merupakan senyawa organik yang diperlukan dalam jumlah kecil tetapi
sangat esensial sebagai antioksidan, pelarut lemak dan memelihara fertilitas. Vitamin
E secara alamiah banyak terdapat dalam minyak tumbuhan, sayuran hijau dan kacang-
kacangan. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan hemolisis sel-sel darah
merah dan anemi, penuaan dini, kulit keriput dan kemandulan. Senyawa yang
merupakan turunan vitamin E sangat beraneka ragam, namun yang memiliki aktivitas
antioksidan tinggi adalah dalam bentuk senyawa α-tokoferol Vitamin E selain
diperoleh secara alamiah juga dapat diperoleh dari hasil sintesis. Pada penelitian
terdahulu, telah dilakukan sintesis vitamin E dari trimetil hidrokuinon dan isofitol.
Reaksi sintesis vitamin E atau yang sering dikenal dengan α-tokoferol merupakan
reaksi asilasi Friedel–Craft dari trimetil hidrokuinon dan isofitol menggunakan katalis
asam yang berfungsi mempercepat reaksi. Parameter baik atau tidaknya suatu katalis
dapat ditinjau dari aktivitas terhadap suatu reaksi. Faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas katalis adalah keasaman dan luas permukaan katalis yang digunakan.
Tingkat keasaman katalis yang berbeda akan menghasilkan produk yang berbeda
pula. Katalis yang biasa digunakan dalam sintesis vitamin E adalah katalis homogen
dengan kriteria sifat asam Lewis yang cukup tinggi..
B. Sejarah dan Penggolongan Vitamin E
Vitamin E ditemukan pada tahun 1922 oleh Herbert McLean Evan dan Katharine
Scott Uskup dengan kegagalan percobaan kehamilan pada binatang percobaan tikus
yang dalam makanannya defisien vitamin ini dan pertama kali diisolasi dalam bentuk
murni oleh Gladys Anderson Emerson pada tahun 1935 di Uneversity of California,
Barkeley. Struktur vitamin E pertama kali diungkap oleh Erhard pada tahun 1938.
Pada tahun yang sama Paul Karrer berhasil mensintesis vitamin E.
Vitamin E pertama kali digunakan sebagai agen terapi yang dilakukan pada
tahun1938 oleh Wiedenbauer. Pada than 1945, Drs. Evan V. Shute dan Wilfred E.
Shute mengungkap dampak dosis tinggi vitamin E dapat memperlambat dan bahkan
dapat membalikkan perkembangan aterosklorosis. Pada tahun 1946 diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa α-tacopherol berlebih berdampak gangguan permeabilitas
kapiler dan jumlah trombosit eksperimental rendah dan tromobocytopenic purpura
klinis.
Vitamin E jenis tacotrienol sampai saat ini masih sangat sedikit diteliti sehingga
sumber-sumber publikasi belum banyak mempublikasikan hasil penelitian tentang
tacotrienol.
Vitamin E terdiri atas 2 kelas substansi aktif biologis yaitu tokoferol dan tokotrienol,
dimana yang terpenting adalah α-tokoferol.57 Struktur kimia vitamin E terdiri atas
rantai samping gugus merupakan nukleus methylated 6-chromanol (3,4-dihydro-2H-
1-benzopyran 6-ol), kemudian 3 unit isoprenoid, dan ikatan ester atau hidroksil bebas
pada C-6 dari nukleus chromanol. Seperti vitamin larut lemak yang lain, vitamin E
diabsorbsi di usus halus secara difusi, absorbsinya tergantung adanya lemak dalam
diet, fungsi kelenjar biliar dan pankreas yang baik. Vitamin E tidak mempunyai
protein pembawa yang spesifik dalam plasma, vitamin E yang terabsorbsi bergabung
ke dalam kilomikron, yang secara cepat berpindah ke lipoprotein plasma dimana dia
terikat tidak spesifik.
Struktur setiap jenis vitamin E dibedakan dari rantai cabang yang terikat pada
gugus bensen. Rantai cabang yang dimaksud adalah metal. Namun demikian, secara garis
besar struktur umum adalah sama yakni seperti pada gambar berikut
1. d-AlphaTocopherol
Beratmolekul :430.7
Pemerian : Jernih, kuning, kuning kehijauan, tidak berbau, minyak
kental.
Stabilitas : Tidak stabil pada udara dan cahaya, khususnya mediabasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air; larut dalam alkohol; larut dengan
aseton, dengan kloroform, dengan eter, dan dengan minyak
nabati.
Penyimpanan : Simpan di bawah gas inert dalam wadah kedap udara,
terlindung daricahaya.
2. dl-AlphaTocopherol
Beratmolekul :430.7
Rumusmolekul :C31H52O3
Beratmolekul :472.7
Kelarutan : Tidak larut dalam air; larut dalam alkohol; larut dengan
aseton, dengan kloroform, dengan eter, dan dengan minyak
nabati.
Penyimpanan : Simpan di bawah gas inert dalam wadah kedapudara.
Kelarutan : Tidak larut dalam air; larut dalam alkohol; larut dengan
aseton, dengan kloroform, dengan eter, dan dengan minyak
nabati.
Penyimpanan : Simpan di bawah gas inert dalam wadah kedap udara,
terlindung dari cahaya.
Gambar 2. 4 Struktur kimia dl-Alpha Tocoferil Acetate
Vitamin E juga bersifat antioksidan, yakni melindungi asam lemak tak jenuh
terhadap oksidasi oleh radikal oksigen yang biasanya dibebaskan dalam proses
metabolisme dalam hati. Sifat antioksidan vitamin E merupakan pertahanan
melawan radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu senyawa molekul yang
mempunyai elektron yang tidak utuh (tinggal sebelah) dan tidak berpasangan.
Radikal bebas merupakan senyawa yang tidak stabil dan cepat bereaksi dengan
senyawa lain sehingga membentuk lebih banyak radikal bebas secara berantai.
E. Fungsi Vitamin E
Vitamin E memiliki pera penting dalam tubuh, berikut beberapa fungsi vitamin E:
10. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi
enzimatik.
11. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk
regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh
dan pembekuan darah.Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap
vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda.
Enzim dan protein menjadi tidak aktif. Sehingga terjadi kerusakan pada
protein dan apabila terjadi pada lensa mata dapat menimbulkan katarak.
Kerusakan akibat serangan radikal bebas dikaitkan dengan kerusakan jaringan
ditandai dengan munculnya penuaan dini (prematur aging), kanker, aterosklerosis dan
lain-lain.
Dengan adanya sifat antioksidan dari vitamin E. Sel dan komponen tubuh yang
lain akan melindungi dari serangan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai
atau oksidasi merusak. Selain itu vitamin E akan mencegah kerusakan DNA yang
menyebabkan mutasi, mempertahankan LDL, dan unsur tubuh yang kaya akan lemak
melawan oksidasi.
Selama radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh seimbang. Kondisis ini membahayakan
tubuh, sebaliknya bila radikal bebas lebih banyak(karena pengaruh gaya hidup lingkungan,
atau pengaruh lain), maka akan menyebabkan berbagai penyakit.
Gambar 1.2 Siklus vitamin E.
1. Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif digunakan untuk mengetahui adanya vitamin E dalam bahan
pangan. Untuk mengidentifikasi vitamin E dilakukan dengan dua cara yaitu reaksi warna
dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Instrumen HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok yaitu:
wadah fase gerak, sistem penghantar fase gerak (pompa), alat untuk memasukkan
sampel (injektor), kolom, detektor, wadah penampung buangan fase gaerak, tabung
penghubung, dan suatu komputer atau integrator atau perekam.
b) Spektrofotometer UV-Vis
Sumber vitamin E untuk manusia adalah minyak nabati seperti minyak bunga
matahari, minyak jagung, dan minyak zaitun serta sayur-mayur hijau. Vitamin E
paling berlimpah di dalam bibt minyak gandum. Sumber vitamin E hewani adalah di
dalam jaringan adipose/tisu, mentega, dan kuning telur. Beberapa sumber vitamin E
secara rinci yakni ditampilkan pada tabel berikut
Golongan Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Vitamin E (mg)
0-6 bulan 6 61 4
7-12 bulan 9 71 5
1-3 tahun 13 91 6
4-6 tahun 19 112 7
7-9 tahun 27 130 7
Pria
10-12 tahun 34 142 11
13-15 tahun 46 158 12
16-18 tahun 56 165 15
19-29 tahun 60 168 15
30-49 tahun 62 168 15
50-64 tahun 62 168 15
65-80 tahun 54 168 20
80+ 53 168 20
Wanita
10-12 tahun 36 145 11
13-15 tahun 46 155 15
16-18 tahun 50 158 15
19-29 tahun 54 159 15
30-49 tahun 55 159 15
50-64 tahun 55 159 15
65-80 tahun 54 159 15
80+ tahun 53 159 15
Hamil (+an)
Trisemster 1 +0
Trisemster 2 +0
Trisemester 3 +0
Menyusui (+an)
0-6 bulan +4
7-12 bulan +4
Sumber : SK Menkes RI 2013
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi Vitamin E
DAFTAR PUSTAKA
Aning, Ika Prasetya. Kristianto, Yohanes. 146 Resep MPASI Untuk Superbaby. 2014.
Surabaya: Genta Group Production
Komsan, Ali. 2009. Rahasia Sehat Dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: Buku
Kompas
Sumbono, Aung. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Papua Barat: Deepublish
Supariasa, I Dewa Nyoman. Bakri, Bachyar. Fajar, Ibnu. 2001. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Niki, E. (2015). Evidence for Beneficial Effects of vitamin E. Korean J Intern Med.
30(5), pp. 571–579. doi: 10.3904/kjim.2015.30.5.571
Rizvi, et al. (2014). The Role of Vitamin E in Human Health and Some Diseases.
Sultan Qaboos Univ Med J. 14(2), pp. e157–e165.