Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM SDAT

MODUL 01

POROSITAS

oleh :
Hizkia Christian 12113021

Asisten Praktikum :

Dominicus Vincent 12112013

Rezza Danidiputra 12112079

Andrew Federico Karubaba 12112604

TEKNIK PERTAMBANGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah dan batuan merupakan tempat manusia berpijak, oleh karena itu tanah dan
batuan menjadi sangat penting. Penting juga untuk mengetahui sifat-sifat tanah dan batuan
serta karakteristik khas untuk setiap tanah.
Tanah dan batuan di dalam bumi erat hubungannya dengan air (air tanah, air
connate, air meteorik, maupun air metamorfik). Maka dari itu penting untuk mengetahui
pengaruh air terhadap tanah, juga sifat tanah ketika bertemu dengan air. Salah satu sifat
tanah saat bertemu dengan air adalah tanah tersebut menyimpan air, atau disebut
porositas.
Praktikum ini akan membahas: sifat porositas melalui percobaan kelereng serta
porositas, specific yield, dan specific retention pada lempung dan pasir.

1.2 Tujuan
Menghitung nilai porositas material (φ), porositas efektif dan Yield dengan
ukuran butir dan sorting yang berbeda dengan peralatan yang tersedia di Laboratorium
Hidrogeologi dan Geoteknik Tambang, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung.

1.3 Alat dan Bahan


1. Kotak mika
2. Kelereng besar dan kecil
3. Gelas ukur
4. Jangka sorong
5. Air
6. Pasir
7. Tanah lempung kering

1.4 Langkah Kerja

1. Pengukuran Dimensi
  1.1
Ukur diameter 5 kelereng besar dan 5 kelereng kecil menggunakan jangka sorong,
   
   
    hitung rata-rata diameter kelereng besar dan kecil.
  1.2 Ukur volume dalam kotak mika  menggunakan jangka sorong.
     
2. Pengambilan Data (Kelereng)
  2.1 Masukkan kelereng kecil secara teratur kekotak mika sampai penuh.
     
  2.2 Isi air pada kotak berisi kelereng tersebut sampai penuh.
     
  2.3 Tuang air dalam kotak tersebut pada gelas ukur , catat volumenya.
     
  2.4 Ulangiprosedur 2.1-2.3 menggunakan kelereng besar
     
  2.5 Masukkan kelereng kecil secara tidak teratur kekotak mika sampai penuh. Lalu
    ulangi prosedur 2.2-2.3
     
  2.6 Ulangi prosedur 2.5 menggunakan kelereng besar dan kelereng campuran besar
dan kecil
     
3. Pengambilan Data (Pasir dan Lempung)
  3.1 Masukkan pasir kedalam kotak mika sampai penuh.
     
Isi air pada kotak mika sampai penuh.
  3.2  
Tuang air dalam kotak tersebut pada gelas ukur, catatvolumenya. Lakukan hal
serupa untuk lempung
  3.3  

BAB II

DASAR TEORI
Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara dibandingkan dengan volume
kelesuruhan tanah. Tanah yang berpori berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk
pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara (Hakim ,1996)

Rumus menhitung porositas adalah sebagai berikut

Berdasarkan diameter ruangnya, pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu
makropori apabila diameternya lebih besar dari 90 µm, mesopori apabila diameternya 30 µm
sampai 90 µm dan mikropori apabila diameternya lebih kecil dari 30 µm. Sedangkan
berdasarkan pengaruhnya terhadap air, pori-pori tanah dibagi menjadi lima kelas yaitu pori
pengikat jika berdiameter kurang dari 0,005 µm, pori residual jika berdiameter 0, 005 – 0,1
µm, pori penyimpan jika berdiameter 0,1 – 50 µm, pori transmisi jika berdiameter 50 – 500
µm dan celah jika berdiameter lebih besar dari 500 µm. (Hanafiah, 2005)

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur
tanah. Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah
keadaan tekstur tanah. Tanah yang bertekstur ganular atau remah memiliki tingkat porositas
yang lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur masif dengan tingkat porositas tanah yang
kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/ pori yang
didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang bertekstur ganular memiliki ruang/pori tanah
yang besar berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga menunjung tanaman dalam
perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur masif dengan tingkat pori yang lebih kecil
serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman mudah
kering (Pairunan, dkk, 1997).

BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN
3.1 Data

1. Data Kelereng

No Kelereng Besar (cm) Kelereng Kecil (cm)


1 2.52 1.66
2 2.54 1.66
3 2.54 1.66
4 2.56 1.67
5 2.56 1.69
Rata-rata 2.544 1.668
2. Volume kotakmika

Volume = 1010,53 cm3

3. Volume pori dengan kelereng

No Perlakuan Volume pori (mL)


1 Kelereng kecil teratur 460
2 Kelereng kecil tidak teratur 430
3 Kelereng besar teratur 500
4 Kelereng besar tidak teratur 480
5 Kelereng kecil dan besar 440
4. Volume air yang keluar dan tertahan pada kotak mika

Bahan Volume keluar (mL) Volume tertahan (mL)


Lempung Mendekati 0 280
Pasir 130 220
3.2 Pengolahan data

1. Hasil perhitungan porositas kelereng

Volume Porositas
No Perlakuan Volume pori (mL)
keseluruhan (mL) %
Kelereng kecil
1 460 1010,53 45,52
teratur
Kelereng kecil tidak
2 430 1010,53 42,55
teratur
Kelereng besar
3 500 1010,53 49,47
teratur
Kelereng besar tidak
4 480 1010,53 47,49
teratur
Kelereng kecil dan
5 440 1010,53 43,54
besar
2. Hasil perhitungan porositas material
Volume keluar Volume tertahan Volume
Bahan Porositas (%)
(mL) (mL) keseluruhan (mL)
Lempung 0 280 631,95 44.31
Pasir 130 220 904,95 38.68
3. Perhitungan spesific yield dan specific retention

Ø = Sy + Sr

Keterangan : Sy = specific yield

Sr = specific retention

4. Hasil perhitungan specific yield dan specific retention

Bahan Volume Volum Volume Porositas Specific Specific


keluar e keseluruhan (%) yield (%) retention (%)
(mL) tertahan (mL)
(mL)
Lempun 0 280 631,95 44.31 0 44,31
g
pasir 130 220 904,95 38,68 14,37 24,31

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Dari hasil percobaan dihasilkan urutan tingkat porositas sebagai berikut :

Perlakuan Porositas %
Kelereng kecil teratur 45,52
Kelereng kecil tidak teratur 42,55
Kelereng besar teratur 49,47
Kelereng besar tidak teratur 47,49
Kelereng kecil dan besar 43,54

Bahan Porositas % Spesific yield (%) Spesific retention (%)


Lempung 44.31 0 44,31
Pasir 38,68 14,37 24,31

Dari percobaan menggunakan kelereng disimpulkan bahwa semakin besar


butir kelereng maka porositas semakin besar dan semakin teratur kedudukan kelereng,
porositas semakin besar.

Dari percobaan menggunakan lempung dan pasir disimpulkan bahwa lempung


merupakan akuiklud karena specific yield-nya sangat kecil (mendekati nol).
Sedangkan pasir merupakan akuifer karena porositas dan specific yield-nya relatif
tinggi

4.2 Saran

1. Kelereng (terutama yang berukuran besar) sebaiknya disamakan ukurannya


untuk memudahkan perhitungan.
2. Pasir dan lempung yang dibawa saat praktikum harus dipastikan dalam
keadaan yang benar-benar kering.
3. Praktikum diadakan saat musim kemarau karena sulit mencari lempung dan
pasir kering saat musim hujan.

PUSTAKA

http://himtifapertauh.blogspot.co.id/2013/02/tingkat-pori-tanah-porositas.html

https://jamespardede.wordpress.com/2014/03/18/materi-kuliah-porisitas-tanah/

Anda mungkin juga menyukai