Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Geologi Batubara

Purbalingga, 12 Maret 2012

Macam-macam Maseral Batubara dan Karakteristiknya

ADITYA IMANSYAH
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Sains dan Teknik,
Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)
Jl. Mayjen Sungkono Km. 5 Blater, Purbalingga 53371
E-mail: adityaimansyah@gmail.com

Sari
Petrografi batubara adalah ilmu yang mempelajari komponen-komponen organik (maceral) dan
anorganik (mineral matter) secara mikroskopik. Seperti pada petrografi mineral, petrografi
batubara memerikan komponen-komponen penyusun batubara secara kualitatif dan kuantitatif
untuk mengetahui asal mula dan genesa pembentukkan batubara.
Kata kunci: petrografi batubara, maseral, asal mula dan genesa batubara

Abstract
Coal petrography is the study of organic components (maceral) and inorganic (mineral matter) are
microscopic. As in the mineral petrography, coal petrographic detail the constituent components of
coal are qualitatively and quantitatively to determine the origin and genesis of coal formation.
Keywords: Coal petrography, maceral, origin and genesis of coal formation.

1. Pendahuluan
Lahirnya ilmu petrografi batubara sering dihubungkan dengan dua nama tokoh
penting, yaitu M. Stope (1919) dan Thiessen (1920) (dikutip dari Nining, N.S., 2001). Keduanya
adalah ahli paleobotani. Selain itu,
mereka juga adalah dua ahli dari Jerman yaitu
H. Potonie (1920) yang banyak memberikan pemikiran penting dalam ilmu ini.
Stope dan Thiessen mengembangkan
ide-ide dalam hal terminalogi dan klasifikasi batubara dengan menggunakan mikroskop
cahaya tembus, tetapi kemudian Stope lebih
lanjut memperdalam pengamatannya menggunakan cahaya pantul. Pemikiran Thiessen mengenai
klasifikasi batubara berdasarkan sistem U.S. Bureau of Mines. Salah satu hasil penelitian mereka
yang sangat penting adalah informasi mengenai tanaman asal pembentuk batubara.
Awal tahun 1930, Thiessen, Stopes dan beberapa peneliti dari Perancis dan
Jerman, yang tergabung dalam ahli-ahli
mineral dan tanaman, menyelidiki komponen- komponen batubara dengan metoda petrografi. Untuk
memadukan pemikiran-pemikiran yang berbeda latar belakang keahlian, maka

1
Jurnal Geologi Batubara
Purbalingga, 12 Maret 2012
diadakan konferensi di Heerlen – Netherland pada tahun 1935. Salah satu keputusan penting
konferensi tersebut adalah terbentuknya suatu sistem penamaan sistem Stope-Heerlen.
Pada tahun 1932 diperkenalkan teknik baru mengenai pengukuran reflektan yang digunakan
sebagai petunjuk peringkat batubara. Tokoh yang pertama kali memperkenalkan metoda ini adalah
Hoofmann dan Jenker dari Jerman.
Di tahun 1930-an, para peneliti memulai penelitian mengenai hubungan antara
komposisi petrografi dengan karakteristik batubara dalam suatu proses pengolahan. Salah
satu hasil penelitian menyatakan bahwa dalam batubara yang kaya vitrinit dan eksinit
mempunyai perbedaan karakteristik dalam proses pencairan, gasifikasi dan ekstrasi, dibandingkan
dengan batubara yang kaya
inertinit.
Selanjutnya, pada tahun 1950 dibentuk komite yang bertujuan menstandarkan metoda
dan terminalogi petrologi batubara (coal
petrology) yaitu International Commite for
Coal Petrology (ICCP). Kemudian di tahun
1965, petrologi batubara mulai digunakan untuk memprediksi kualitas kokas. Pada

2
periode tahun 1960 hingga 1969 ditemukan komponen-komponen yang reaktif dan inert dalam
batubara, penemuan ini diperoleh dari pengamatan terhadap sifat-sifat batubara selama proses
karbonisasi. Sejak penemuan tersebut, jumlah peneliti yang turut berpartisipasi dalam petrologi
batubara semakin meningkat, sehingga cakupan penelitian juga semakin melebar, diantaranya
mempelajari sifat-sifat kimia dan fisika maseral, hubungan langsung dengan teknologi
pemanfaatan batubara.
Dua teknik terbaru yang dipakai dalam petrografi batubara ditemukan pada tahun
1970-an, yaitu teknik penggunaan mikroskop
otomatis dan pemakaian sinar fluorence untuk mengidentifikasi maseral tertentu, terutama
kelompok maseral liptinit/eksinit.

2. Metodologi
Suatu lapisan maceral batubara cukup sulit untuk dideskripsi maupun diamati langsung di
lapangan karena terdapat cara perhitungannya melalui mikroskop, yang hanya bisa dilakukan di
dalam laboratorium. Pada saat mengamati maseral batubara, yang diperhatikan pada mikroskop,
yaitu reflektan cahaya yang dipantulkan dari maseral tersebut.

3. Hasil dan diskusi


Dalam petrografi batubara, maseral
dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok (group) yang didasarkan pada bentuk morfologi,
ukuran, relief, struktur dalam, komposisi kimia warna pantul, intensitas refleksi dan tingkat
pembatubaraannya (dalam “Coal Petrology” oleh Stach dkk, 1982), yaitu :

1. Kelompok Vitrinite
Vitrinite berasal dari tumbuh- tumbuhan yang mengandung serat kayu
(woody tissue)
seperti batang, akar, dahan dan serat daun, umumnya merupakan bahan pembentuk utama
batubara (>50%), melalui pengamatan
mikroskop refleksi, kelompok ini berwarna coklat kemerahan hingga gelap, tergantung
dari tingkat ubahan maseralnya.
Kelompok Vitrinit dibagi menjadi 3 sub grup maseral, yaitu Telovitrinit, Detrovitrinit,
dan Gelovitrinit.
Sub grup Telovitrinit memiliki 4 macam maseral batubara, yaitu :
• Tekstinite,
• Tekto-ulminite,
• Eu-ulminite, dan
• Telocolinite.

Kemudian sub grup Detrovitrinit memiliki 3 macam maseral batubara, antara lain :
• Attrinite,
• Densinite, dan
• Desmocolinite.

Sub grup Gelovitrinit juga memiliki 3 macam maseral batubara, antara lain :
• Corpogelinite,
• Porigelinite, dan
• Eugelinite.

2. Kelompok Liptinite / Eksinite


Liptinite berasal dari organ-organ tumbuhan (algae, spora, kotak spora, kulit luar
(cuticula), getah tumbuhan (resine) dan serbuk
sari (pollen). Dibawah mikroskop menunjukkan pantulan berwarna abu-abu
hingga gelap, mempunyai refleksivitas rendah
dan flourensis tinggi.
Kelompok Liptinit memiliki beberapa macam maseral batubara, antara lain :
• Sporinite
• Cutinite
• Resinite
• Liptodetrinite
• Alginite
• Suberinite
• Flourinite
• Eksudanite
• Bituminite

3. Kelompok Inertinite
Inertinite berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar (charcoal) dan sebagian lagi
diperkirakan berasal dari maseral lain yang
telah mengalami proses oksidasi atau proses dekarboksilasi yang disebabkan oleh jamur atau
bakteri (proses biokimia). Kelompok ini berwarna kuning muda, putih sampai kekuningan bila
diamati dengan mikroskop sinar pantul, karakteristik lainnya adalah reflektansi dan reliefnya tinggi
dibanding maseral yang lain.
Kelompok Inertinite memiliki 3 sub grup maseral batubara, yaitu Telo-inertinite,Detro- inertinite, dan Gelo-
inertinite.
Sub grup Telo-inertinite memiliki 3 maseral batubara, antara lain :
• Fusinite
• Semi Fusinite
• Seklerotinite
Kemudian, sub grup Detro-inertinite memiliki 2 maseral batubara, antara lain :
• Inertodetrinite
• Mikrinite

Maseral batubara dari sub grup Gelo- inertinite, yaitu Makrinite.

I. Kelompok Maseral Vitrinite

1) Sub Kelompok Telovitrinite

Tabel 1a) Maseral Textinite


TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Textinite(Tx)
Jaringan serat batang kayu, A (gelap)
cabang, daun dan akar. III dan
Struktur sel utama masih B (terang)
dapat dibedakan.
Gambar 1a. Maseral Textinite.
memantulkan cahaya dan imersi minyak.

Tabel 1b) Maseral Tekto-ulminite


TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Texto-ulminite (TU)
Jaringan serat batang TU(gelap)
III
kayu,cabang-cabang. Dinding dan Ph (terang)
sel terlihat.
Gambar 1b. Maseral Tekto-ulminite.
memantulkan cahaya dan imersi minyak.
Phlobaphinite (Ph)
Tabel 1c) Maseral Eu-ulminite
TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Eu-ulminite(Eu)
Jaringan serat batang III
kayu,cabang-cabang. Dinding
sel tertutup.

Gambar 1c. Maseral Eu-ulminite.


memantulkan cahaya dan imersi minyak.

Tabel 1d) Maseral Telocolinite


TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Telocolinite (TC)
Woody jaringan batang,
cabang, daun dan akar. III
Dinding sel primer. Homogen
dan banded.
Gambar 1d. Maseral Telocolinite
(TC); memantulkan cahaya, imersi minyak.

2) Sub kelompok Detrovitrinite

Tabel 2a) Maseral Attrinite


TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Attrinite (A)
Terdiri dari campuran
partikel huminitic halus (<10
µm) dari bentuk yang III
berbeda dan spons untuk
berpori, zat amorf ungelified
huminitic
Gambar 2a. Maseral Attrinite (A);
memantulkan cahaya, imersi minyak..
Tabel 2b) Maseral Densinite
TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Densinite(D)
Degradasi produk padat dari III
macerals huminite lainnya.

Gambar 2b. Maseral Densinite (D);


memantulkan cahaya, imersi minyak..

Tabel 2c) Maseral Desmocolinite


TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Desmocolinite (DC)
Diendapkan gel humat.
Groundmass vitrinit. Sedikit
lebih gelap dan sedikit lebih III
rendah reflektifitasnya
dibandingkan dengan
telocollinite.
Gambar 2c) Maseral Desmocollinite
(DC); memantulkan cahaya, imersi minyak..

3) Sub Kelompok Gelovitrinite

Tabel 3a) Maseral Corpogelinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Corpogelinite (Cg) Cg
Tubuh ovoid gel humat III
diendapkan. (terang)

Gambar 3a. Maseral Corpogelinite


(Cg); memantulkan cahaya, imersi minyak..
Tabel 3b) Maseral Porigelinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Porigelinite (Pg)
Larutan humat koloid yang Pg(gelap)
telah bermigrasi ke rongga III
dan diendapkan sebagai
butiran gel humat.

Gambar 3b. Maseral Porigelinite


(Pg); memantulkan cahaya, imersi minyak..

Tabel 3c) Maseral Eugelinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Eugelinite (Eg)
Larutan humat koloid yang
telah bermigrasi ke rongga III
dan diendapkan sebagai gel
humat yang tidak berstruktur.
Gambar 3c) Maseral Eugelinite (Eg);
memantulkan cahaya, imersi minyak..

II. Kelompok Liptinit

Tabel 1) Maseral Sporinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Sporinite (S)
Tanaman spora dan serbuk II
sari.

Gambar 1. Maseral Sporinite (S);


memantulkan cahaya, imersi minyak..
Tabel 2) Maseral Cutinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Cutinite (Cu)
Lilin kutikula dari II
daun tanaman

Gambar 2. Maseral Cutinite (Cu);


memantulkan cahaya, imersi minyak.

Tabel 3) Maseral Resinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Resinite (R)
Resin, lemak dan II
minyak dari kulit tanaman,
batang dan daun

Gambar 3. Maseral Resinite (R);


memantulkan cahaya, imersi minyak.

Tabel 4. Maseral Liptodetrinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Liptodetrinite (Ld)
Fragmen detrital liptinite II
lainnya

Gambar 4. Maseral Liptodetrinite


(Ld); memantulkan cahaya, imersi minyak.
Tabel 5) Maseral Alginite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Alginite (Ag)
Ganggang laut dan air
tawar. Sub-macerals
termasuk Telalginite
I
(ganggang individu dan
kolonial) dan
Lamalginite (tipis,
ganggang laminar)
Gambar 5. Maseral Alginite (Ag);
memantulkan cahaya, imersi minyak.

Tabel 6) Maseral Suberinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Suberinite (Sb)
Kulit tanaman
menunjukkan dinding sel II
(tampilan mirip dengan
gabus)
Gambar 6. Maseral Suberinite (Sb);
memantulkan cahaya, imersi minyak.

Tabel 7) Maseral Flourinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Flourinite (Fl)
Liptinite sekunder,
II
kemungkinan berasal dari
resinite

Gambar 7. Maseral Flourinite (Fl);


memantulkan cahaya, imersi minyak.
Tabel 8) Maseral Exsudatinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Exsudanite (Ex)
Liptinite sekunder dibuat dari
II
"sweating" dari liptinites
lainnya

Gambar 8. Maseral Exsudanite (Ex);


memantulkan cahaya, imersi minyak.

Tabel 9) Maseral Bituminite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Bituminite (B)
Liptinite sekunder,
kemungkinan berasal dari II
ganggang atau kerusakan
bakteri (belum pasti).

Gambar 9. Maseral Bituminite (B);


memantulkan cahaya, imersi minyak.
III. Kelompok Inertinit

1) Sub kelompok Telo-inertinite

Tabel 1a) Maseral Fusinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Fusinite (F)
Jaringan batang kayu
diaromatisasi selama awal IV
coalification (charring,
oksidasi, dll)
Gambar 1a. Maseral Fusinite (F);
memantulkan cahaya, imersi minyak.

Tabel 1b) Maseral Semi-Fusinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Semi-Fusinite (SF)
Sebagian jaringan kayu
IV
diaromatisasi selama awal
coalification.

Gambar 1b. Maseral Semi-Fusinite


(SF); memantulkan cahaya, imersi minyak.
Tabel 1c) Maseral Sclerotinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Sclerotinite (Sc)
Miselia jamur (spora). IV
Kemungkinan produk
oksidasi macerals liptinite.

Gambar 1c. Maseral Sclerotinite (Sc);


memantulkan cahaya, imersi minyak.

2) Sub kelompok Detro-inertinite

Tabel 2a) Maceral Inertodetrinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Inertodetrinite (I)
Fragmen detrital inertinite IV
lainnya

Gambar 2a. Maseral Inertodetrinite


(I); memantulkan cahaya, imersi minyak.

Tabel 2b) Maseral Micrinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Micrinite (Mi)
Sebuah variasi inertinite
granular buram dengan IV
kekerasan medium tidak
menunjukkan struktur sel
tumbuhan
Gambar 2b. Maseral Micrinite (Mi);
memantulkan cahaya, imersi minyak.
3) Sub kelompok Gelo-inertinite

Tabel 3) Maceral Macrinite

TYPE MACERAL
MACERAL MACERAL EXAMPLE
KEROGEN VARIETY

Macrinite (Ma)
Kemungkinan produk IV
oksidasi gel

Gambar 3. Maseral Macrinite (Ma);


memantulkan cahaya, imersi minyak.

4. Kesimpulan

a) Kelompok Maseral Vitrinite umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat
kayu dan maseral ini sebagai bahan pembentu utama suatu batubara. Tipe kerogen Vitrinite, yaitu tipe
ketiga dimana tipe ini memiliki kandungan hydrogen yang sedikit. Jadi, tipe kerogen ini merupakan
bahan bakar yang sangat baik.
b) Kelompok Maseral Liptinite umumnya berasal dari organ-organ tumbuhan, serbuk sari, dan
getahnya. Tipe kerogen Liptinite pada umumnya, yaitu tipe kedua, tetapi ada satu macam maseral
Liptinite yang merupakan tipe kerogen pertama, yaitu Alginite. Tipe kerogen kedua dan pertama
ini memiliki kandungan hydrogen yangsangat tinggi dan memiliki kandungan oksigen yang lebih
rendah itu diakibatkan material lemak saat terbentuk miskin oksigen. Tipe kerogen pertama
kecenderungan besar menghasilkan hidrokarbon cair atau minyak.
c) Kelompok Maseral Inertinite umumnya terbentuk berasal dari tumbuhan yang sudah
terbakar atau berasal dari maseral lain yang telah mengalami proses oksidasi. Tipe kerogen inertinite ,
yaitu memiliki tipe kerogen yang keempat dimana tipe kerogen pada kelompok maseral inertinite
tidak memiliki kecenderungan menghasilkan hidrokarbon sehingga terkadang dianggap bukan sebagai
kerogen yang sebenarnya. Kerogen ini hanya tersusun atas senyawa aromatik.

5. Daftar Pustaka

Mukhopadhyay, K.Prasanta, Hatcher, Patrick,G. Composition of Coal.


Papanicolaou, C.2004.Coals of Greece: a review of properties, uses, and future perspectives.
Sumber lain : http://igs.indiana.edu/Coal/
Pickel, W, Christanis, K.2004.
Classification of Huminite.Porto
:Departemento de Geologia
Sotirov, Anton.2003.Petrography of The
Helvetian Lignite From The Chukurovo
Basin,Bulgaria
http://www.ucl.ac.uk/~ucfbrxs/Vitrinite/Vitrinite.htm

Anda mungkin juga menyukai