Dosen Pengampu:
Dra.FaridaMayar,M.Pd
Oleh Kelompok 3:
FeragilJonef(18022013)
Mardhotillah(18022023)
NadiaYulisyafira(18022026)
Nuraini(18022034)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
1. Latar Belakang………………………………………………………………….1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
3. Tujuan…………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...2
1. Kesimpulan……………………………………………………………………..13
2. Saran……………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Rumusan Masalah
2.Tujuan
3
1. Untuk memahami prinsip umum pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Secara istilah, kurikulum adalah sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus
ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat
dipertanggung jawabkan. Para ahli mengartikan kurikulum itu yaitu1:
Menurut Nasution, Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
beserta staf pengajarnya.
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran
(out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
Frank Bobbit 1918, Kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah dan
terarah, terumpu kepada perkembangan kebolehan individu atau satu siri latihan pengalaman
langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan menyempurnakan
pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada pemupukan perkembangan individu
melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.
Jadi, kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan
suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya
berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segala hal yang
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian ini
tersirat makna bahwa kata prinsip menunjukkan pada sesuatu yang mendasar, harus
5
diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu
ada atau terjadi pada situasi dan kondisi serupa. Ini berarti bahwa prinsip itu memiliki fungsi
yang sangat penting dalam kaitanya dengan keberadaan sesuatu2.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip dapat diartikan sebagai: (1) asas
(kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya); (2) dasar. Secara
gramatikal prinsip bararti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas
tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting,
mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang
biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Dari pengertian dan
makna prinsip di atas, terlihat bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam
kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Dengan mengenali dan memperhatikan prinsip, maka
akan bisa menjadikan sesuatu itu kebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan
tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat
memberikan rambu-rambu aturan main yang jelas, yang harus diikuti untuk mencapai tujuan
yang benar.
6
prinsip pengembangan kurikulum tersebut, para pengembang kurikulum akan dapat bekerja
secara lebih terarah dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, adanya berbagai
prinsip dalam kurikulum dan pengembangannya merupakan suatu ciri bahwa kurikulum itu
merupakan suatu area atau suatu lapangan studi.
Seseorang bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efesien dengan cara memahami suatu
prinsip. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandungnya, baik dalam input maupun
outputnya, dan juga memiliki sifat memberikan rambu-rambu terhadap tujuan yang ingin
dicapai. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
merupakan berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan hal-hal yang
berkenaan dengan pengembangan kurikulum, terlebih dalam fase perencanaan kurikulum.
Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi,
pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum.
Sumber prinsip menunjukkan darimana asal muasal lahirnya suatu prinsip. Dari berbagai
literatur, ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum:
1. Data Empiris, data empiris menunjukkan yang terdokumentasi dan terbukti efektif.
2. Data Eksperimen, data ini menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data penelitian
merupakan data yang dipandang valid dan reliabel, sehingga tingkat kebenarannya
lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum.
3. Cerita/legenda yang hidup dimasyarakat, data ini juga termasuk efektif untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan yang kompleks.
4. Akal Sehat, hal ini digunakan untuk mempertimbangkan dan penilaian terhadap hasil
penelitian yang didapat.
Dalam fakta kehidupan data yang diperoleh dari hasil penelitian itu sifatnya sangat
terbatas. Selain itu juga banyak data lainnya yang diperoleh dari bukan hasil penelitian yang
juga terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang
kompleks,diantaranya yaitu adat atau kebiaaan yang ada di kehidupan masyarakat, dan hasil
pertimbangan pemikiran umum dengan intuisi atau akal sehat. Bahkan pada beberapa
kejadian, data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat digunakan setelah melalui proses
pertimbangan dan penilaian akal sehat.
7
Pada prinsipnya, empat jenis data diatas dapat digunakan atau dimanfaatkan bagi kegiatan
pengembangan kurikulum sebagai prinsip yang akan dijadikan pegangan.
Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek
(2004) menyebutkan beberapa sumber pengembangan kurikulum diantaranya ialah4:
1. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana isi kurikulum disesuaikan sebagai
persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan orang dewasa.
2. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada sebagai
pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan unsur kebudayaan
lainnya.
3. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam menyusun
pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan diberikan pada anak tapi
bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dikembangkan secara optimal.
4. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang negatif maupun hasil
evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
5. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan di sekolah atau
dalam pelaksanaan kurikulum.
Seperti halnya Wina Sanjaya, Nana Syaodih mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu 5 :
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan yang
membawa siswa menuju hidup yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta
membekali siswa supaya mempunyai afektif, kognitif, dan psikomotor yang sesuai dengan
tuntutan, kebutuhan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar
4
5
8
yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Terdapat dua
macam prinsip relevansi, yaitu:
2.Relevansi internal
3. Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa
yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan yang ada di masyarakat.
Terdapat tiga macam relevansi eksternal, yaitu:
(b). Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang
Materi dari kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang dan sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada
waktu yang akan datang. Contohnya: efek negatif dari global warming yang menjadi
isu internasional harus diajarkan di sekolah, sehingga siswa dapat menghindari
perbuatan-perbuatan yang memicu terjadinya pemanasan global. Pada kehidupan
sekarang dan yang akan datang, penggunaan komputer dan internet akan menjadi
salah satu kebutuhan, maka siswa harus diajarkan tentang bagaimana cara
memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet.
(c). Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan potensi peserta didik (relevansi
psikologis). Materi kurikulum yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi
dunia kerja. Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses
9
pengembangannya sebelum ditentukan materi kurikulum yang bagaimana yang akan
digunakan, perlu dilakukan studi atau survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat, atau
melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga
atau instansi.
4. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Apa yang diharapkan dalam
kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Oleh karena
itu, kurikulum harus fleksibel. Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur
dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum
mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang
peserta didik. Kurikulum mempersiapkan anak didik untuk kehidupan sekarang dan yang
akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum harus
dilihat dari dua sisi, yaitu6 :
(a) . Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru
untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
(b) . Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan
program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-
putus atau berhenti-henti. Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum,
baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman
belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat
kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga
antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Dalam penyusunan materi pelajaran, perlu
dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang
10
lebih tinggi, dasar ilmu pengetahuannya telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu
mereka berada pada jenjang sebelumnya. Selain itu, prinsip ini juga berguna untuk menjaga
agar tidak terjadi pengulangan materi pelajaran yang mengakibatkan program pengajaran
tidak efisien. Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu adanya
komunikasi dan kerja sama yang konstruktif antara para pengembang kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan, baik pada jenjang sekolah dasar, jenjang SMP, jenjang SMA/SMK, dan
bahkan dengan para pengembang kurikulum di tingkat perguruan tinggi.
6. Prinsip Praktis
7. Prinsip Efektivitas
Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi
keberhasilan pencapaian tujuan tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan
kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak
dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan
dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijakan-kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan
pendidikan. Prinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa adanya kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan kurikulum harus jelas.
Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem
11
evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan serta akan mempermudah dalam
implementasi kurikulum itu sendiri.
Contoh penerapan prinsip efektivitas ini sebagai berikut: apabila guru menetapkan dalam satu
semester harus menyelesaikan sepuluh program pembelajaran sesuai dengan pedoman
kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan enam program
saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif. Contoh lainnya:
apabila ditetapkan dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan
pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan
bahwa, proses pembelajaran siswa tidak efektif.
Pada literatur lainnya, Olivia, (1992 : 31-45) mengajukan sepuluh prinsip umum
pengembangan kurikulum. dalam hal ini, ia menggunakan istilah axioms, untuk mewakili
keragaman karakteristik tipe prinsip. Kesepuluh prinsip dari Olivia ini memberikan gambaran
yang lebih lanjut tentang hakikat keberadaan kurikulum dan proses pengembangannya.
Adapun kesepuluh prinsip tersebut ialah :
1. Perubahan Kurikulum adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, dan bahkan diperlukan.
3. Perubahan Kurikulum masa lalu sering terdaapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih
dengan perubahan kurikulum yang terjadi pada masa kini.
4. Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat perubahan pada orang-orang
atau masyarakat.
6. Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari sekian
alternative yang ada.
12
Olivia menjelaskan bahwa sistem pendidikan termasuk kurikulum, semestinya memberikan
respon terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Terjadinya perubahan kurikulum
merupakan suatu hal yang normal,bahkan perubahan kurikulum itu diperlukan sebagai
konsekuensi dari adanya perubahan lingkungan. Untuk itulah, pengembang kurikulum
memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan perbaikan kurikulum yang sifatnya
berkelanjutan, atau continuous improvement in curriculum.
a). Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik
harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis serta menyenangkan.
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
b). Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ketuhanan, keindividual,
kesosialan, dan moral.
c). Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip Tut Wuri
Handayani ini ing madia mangunkarsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang
13
memberikan daya dan kekuatan di tengah membangun semangat dan prakarsa, di
depan memberikan contoh dan teladan)
e). Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal
e). Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal,
dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
Dalam pelaksanaan Program Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan
prinsip sebagai berikut :
a). Pelaksanaan Program Pembelajaran didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini
peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan
menyenangkan.
4) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan
14
5) belajar untuk membangun menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif,
aktif, kreatif dan menyenangkan.
c). Program Pembelajaran dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut
wuri handayani, ing madya mangunkarsa, ing ngarsa sung tulado (bahasa Jawa yang
berarti : di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat
dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
d). Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multi media, sumber belajar, dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
e). Program Pembelajaran dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh
bahan kajian secara optimal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang.
2. Saran
Dalam proses penulisan makalah ini tentunya akan ditemukan beberapa kekurangan dan
kesalahan. Untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari
pembaca, guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
16
Hamalik,Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum, Bandung : Mandar Maju.
Pendidikan UPI.
Syaodih, Nana. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2012. Kurikulum dan Pembelajaran,
17