Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGEMBANGAN KARIR PAUD

Dosen Pengampu:

Dra.FaridaMayar,M.Pd

Oleh Kelompok 3:

FeragilJonef(18022013)
Mardhotillah(18022023)
NadiaYulisyafira(18022026)
Nuraini(18022034)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang,10 Oktober 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1

1. Latar Belakang………………………………………………………………….1

2. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1

3. Tujuan…………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...2

1. Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum………………………………….…2

2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum……………………………………………….10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………13

1. Kesimpulan……………………………………………………………………..13

2. Saran……………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penididikan adalah sarana penting yang digunakan untuk mengembangkan


potensi manusia. Proses pendidikan pada saat ini sudah mendapatkan perhatian dari pihak
pemerintahan suatu negara secara langsung. Pemerintah berhak menentukan dan menetapkan
berbagai macam kebijakan yang akan diterapkan kepada segala macam unsur yang berkaitan
dengan pendidikan. Pendidikan dilaksanakan oleh berbagai macam lembaga, baik itu
lembaga yang didirikan oleh negara, oleh lembaga swasta, maupun oleh perseorangan.
Lembaga pendidikan tersebut tetap diwajibkan mengikuti berbagai macam regulasi yang
ditetapkan oleh pemerintah secara keseluruhan.

Salah satu komponen utama di dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu kurikulum.


Kurikulum berfungsi sebagai acuan utama pendidikan yang secara eksplisit memuat tujuan,
dan isi pendidikan secara universal. Kurikulum disusun berdasarkan dengan kondisi yang
ada. Kurikulum juga diharapkan mampu untuk menghasilkan hasil pendidikan (output proses
pendidikan) yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman.

Kemajuan zaman yang terjadi menuntut untuk pengembangan kualitas sumber


daya manusia dalam berbagai bidang. Untuk memenuhi tuntutan itulah, kurikulum harus
senantiasa di kembangkan sesuai dengan kebutuhan. Dalam penyusunan pengembangan
kurikulum terdapat beberapa prinsip umum yang harus terpenuhi, sehingga kurikulum baru
yang dihasilkan sesuai dengan kriteria kurikulum. Pada kesempatan kali ini, penulis akan
membahas mengenai definisi prinsip umum pengembangan kurikulum secara keseluruhan.

1. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan prinsip umum pengembangan kurikulum?

2. Apa saja yang termasuk prinsip pelaksanaan kurikulum?

2.Tujuan

3
1. Untuk memahami prinsip umum pengembangan kurikulum.

2. Untuk memahami apa saja yang termasuk prinsip pelaksanaan kurikulum.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum

4
Secara istilah, kurikulum adalah sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus
ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat
dipertanggung jawabkan. Para ahli mengartikan kurikulum itu yaitu1:

Menurut Nasution, Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
beserta staf pengajarnya.

Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran
(out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.

Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan


dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi
kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan
pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu
institusi pendidikan.

John Dewey 1902;5 kurikulum dapat diartikan sebagai pengajian di sekolah dengan


mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini. Pembentukan kurikulum
menekankan kepetingn dan keperluan masyarakat.

Frank Bobbit 1918, Kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah dan
terarah, terumpu kepada perkembangan kebolehan individu atau satu siri latihan pengalaman
langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan menyempurnakan
pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada pemupukan perkembangan individu
melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.

Jadi, kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan
suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya
berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segala hal yang
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan   pendidikan yang
diharapkan.

Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian ini
tersirat makna bahwa kata prinsip menunjukkan pada sesuatu yang mendasar, harus

5
diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu
ada atau terjadi pada situasi dan kondisi serupa. Ini berarti bahwa prinsip itu memiliki fungsi
yang sangat penting dalam kaitanya dengan keberadaan sesuatu2.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip dapat diartikan sebagai: (1) asas
(kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya); (2) dasar. Secara
gramatikal prinsip bararti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas
tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting,
mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang
biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Dari pengertian dan
makna prinsip di atas, terlihat bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam
kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Dengan mengenali dan memperhatikan prinsip, maka
akan bisa menjadikan sesuatu itu kebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan
tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat
memberikan rambu-rambu aturan main yang jelas, yang harus diikuti untuk mencapai tujuan
yang benar.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup:


perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal
membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang3.

Dari uraian di atas, prinsip pengembangan kurikulum mengandung pengertian tentang


berbagai hal yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan berbagai hal yang
terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum,
karena dalam tahap perencanaan, prinsip-prinsip tersebut sangat penting dalam
pengembangan kurikulum. Namun demikian, tahap implementasi dan tahap evaluasi juga
tetap menjadi tahap yang penting dalam pengembangan kurikulum. Esensi dari
pengembangan kurikulam adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan
keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar pengembangan kurikulum itu bisa
berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang harus
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan berpegang pada prinsip-
2
3

6
prinsip pengembangan kurikulum tersebut, para pengembang kurikulum akan dapat bekerja
secara lebih terarah dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, adanya berbagai
prinsip dalam kurikulum dan pengembangannya merupakan suatu ciri bahwa kurikulum itu
merupakan suatu area atau suatu lapangan studi.

Seseorang bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efesien dengan cara memahami suatu
prinsip. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandungnya, baik dalam input maupun
outputnya, dan juga memiliki sifat memberikan rambu-rambu terhadap tujuan yang ingin
dicapai. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
merupakan  berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan hal-hal yang
berkenaan dengan pengembangan kurikulum, terlebih dalam fase perencanaan kurikulum.
Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi,
pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum.

Sumber prinsip menunjukkan darimana asal muasal lahirnya suatu prinsip. Dari berbagai
literatur, ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum:

1. Data Empiris, data empiris menunjukkan yang terdokumentasi dan terbukti efektif.

2. Data Eksperimen, data ini menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data penelitian
merupakan data yang dipandang valid dan reliabel, sehingga tingkat kebenarannya
lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum.

3. Cerita/legenda yang hidup dimasyarakat, data ini juga termasuk efektif untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan yang kompleks.

4. Akal Sehat, hal ini digunakan untuk mempertimbangkan dan penilaian terhadap hasil
penelitian yang didapat.

Dalam fakta kehidupan data yang diperoleh dari hasil penelitian itu sifatnya sangat
terbatas. Selain itu juga banyak data lainnya yang diperoleh dari bukan hasil penelitian yang
juga terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang
kompleks,diantaranya yaitu adat atau kebiaaan yang ada di kehidupan masyarakat, dan hasil
pertimbangan pemikiran umum dengan intuisi atau akal sehat. Bahkan pada beberapa
kejadian, data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat digunakan setelah melalui proses
pertimbangan dan penilaian akal sehat.

7
Pada prinsipnya, empat jenis data diatas dapat digunakan atau dimanfaatkan bagi kegiatan
pengembangan kurikulum sebagai prinsip yang akan dijadikan pegangan.

Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek
(2004) menyebutkan beberapa sumber pengembangan kurikulum diantaranya ialah4:

1. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana isi kurikulum disesuaikan sebagai
persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan orang dewasa.

2. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada sebagai
pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan unsur kebudayaan
lainnya.

3. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam menyusun
pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan diberikan pada anak tapi
bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dikembangkan secara optimal.

4. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang negatif maupun hasil
evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelumnya.

5. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan di sekolah atau
dalam pelaksanaan kurikulum.

Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan dan produk-produk


politik berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum

Seperti halnya Wina Sanjaya, Nana Syaodih mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu 5 :

1. Prinsip Relevansi

Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan yang
membawa siswa menuju hidup yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta
membekali siswa supaya mempunyai afektif, kognitif, dan psikomotor yang sesuai dengan
tuntutan, kebutuhan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar

4
5

8
yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Terdapat dua
macam prinsip relevansi, yaitu:

2.Relevansi internal

Relevansi internal merupakan prinsip pengembangan kurikulum yang menyatakan bahwa


setiap kurikulum harus memiliki keserasian diantara komponen-komponennya, yaitu
keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus
dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat
ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.

3. Relevansi eksternal

Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa
yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan yang ada di masyarakat.
Terdapat tiga macam relevansi eksternal, yaitu:

(a).Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi sosiologis). Proses


pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar siswa. Contohnya: untuk siswa yang ada di perkotaan perlu
diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti heterogenitas penduduk dan
rambu-rambu lalu lintas, pelayanan-pelayanan publik dan lain sebagainya.

(b). Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang
Materi dari kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang dan sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada
waktu yang akan datang. Contohnya: efek negatif dari global warming yang menjadi
isu internasional harus diajarkan di sekolah, sehingga siswa dapat menghindari
perbuatan-perbuatan yang memicu terjadinya pemanasan global. Pada kehidupan
sekarang dan yang akan datang, penggunaan komputer dan internet akan menjadi
salah satu kebutuhan, maka siswa harus diajarkan tentang bagaimana cara
memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet.

(c). Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan potensi peserta didik (relevansi
psikologis). Materi kurikulum yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi
dunia kerja. Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses

9
pengembangannya sebelum ditentukan materi kurikulum yang bagaimana yang akan
digunakan, perlu dilakukan studi atau survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat, atau
melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga
atau instansi.

4. Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Apa yang diharapkan dalam
kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Oleh karena
itu, kurikulum harus fleksibel. Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur
dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum
mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang
peserta didik. Kurikulum mempersiapkan anak didik untuk kehidupan sekarang dan yang
akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum harus
dilihat dari dua sisi, yaitu6 :

(a) . Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru
untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.

(b) . Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan
program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.

5. Prinsip Kontinuitas (Berkesinambungan)

Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-
putus atau berhenti-henti. Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum,
baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman
belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat
kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga
antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Dalam penyusunan materi pelajaran, perlu
dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang

10
lebih tinggi, dasar ilmu pengetahuannya telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu
mereka berada pada jenjang sebelumnya. Selain itu, prinsip ini juga berguna untuk menjaga
agar tidak terjadi pengulangan materi pelajaran yang mengakibatkan program pengajaran
tidak efisien. Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu adanya
komunikasi dan kerja sama yang konstruktif antara para pengembang kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan, baik pada jenjang sekolah dasar, jenjang SMP, jenjang SMA/SMK, dan
bahkan dengan para pengembang kurikulum di tingkat perguruan tinggi.

6. Prinsip Praktis

Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan


biayanya juga murah. Prinsip praktis ini juga disebut prinsip efisiensi. Prinsip efisiensi yaitu
mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya,
dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya
memadai. Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dan
biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas
dapat memperoleh hasil yang maksimal. Walaupun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau
menuntut keahlian-keahlian dan peralatan-peralatan yang sangat khusus dan mahal biayanya
maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan
selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat,
maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.

7. Prinsip Efektivitas

Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi
keberhasilan pencapaian tujuan tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan
kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak
dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan
dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijakan-kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan
pendidikan. Prinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa adanya kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan kurikulum harus jelas.
Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem

11
evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan serta akan mempermudah dalam
implementasi kurikulum itu sendiri.

Contoh penerapan prinsip efektivitas ini sebagai berikut: apabila guru menetapkan dalam satu
semester harus menyelesaikan sepuluh program pembelajaran sesuai dengan pedoman
kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan enam program
saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif. Contoh lainnya:
apabila ditetapkan dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan
pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan
bahwa, proses pembelajaran siswa tidak efektif.

Pada literatur lainnya, Olivia, (1992 : 31-45) mengajukan sepuluh prinsip umum
pengembangan kurikulum. dalam hal ini, ia menggunakan istilah axioms, untuk mewakili
keragaman karakteristik tipe prinsip. Kesepuluh prinsip dari Olivia ini memberikan gambaran
yang lebih lanjut tentang hakikat keberadaan kurikulum dan proses pengembangannya.
Adapun kesepuluh prinsip tersebut ialah :

1. Perubahan Kurikulum adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, dan bahkan diperlukan.

2. Kurikulum merupakan produk dari suatu masa.

3. Perubahan Kurikulum masa lalu sering terdaapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih
dengan perubahan kurikulum yang terjadi pada masa kini.

4. Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat perubahan pada orang-orang
atau masyarakat.

5. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerja sama kelompok.

6. Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari sekian
alternative yang ada.

7. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak pernah berakhir.

8. Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif.

9. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan proses yang sistematis.

10. Pengembangan Kurikulum berangkat dari kurikulum yang ada.

12
Olivia menjelaskan bahwa sistem pendidikan termasuk kurikulum, semestinya memberikan
respon terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Terjadinya perubahan kurikulum
merupakan suatu hal yang normal,bahkan perubahan kurikulum itu diperlukan sebagai
konsekuensi dari adanya perubahan lingkungan. Untuk itulah, pengembang kurikulum
memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan perbaikan kurikulum yang sifatnya
berkelanjutan, atau continuous improvement in curriculum.

B.Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum disetiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip


sebagai berikut :

a). Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik
harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis serta menyenangkan.

Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu :

1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Belajar untuk memahami dan menghayati

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran

b). Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ketuhanan, keindividual,
kesosialan, dan moral.

c). Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip Tut Wuri
Handayani ini ing madia mangunkarsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang

13
memberikan daya dan kekuatan di tengah membangun semangat dan prakarsa, di
depan memberikan contoh dan teladan)

d). Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia,


sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam berkembang jadi guru (semua yang
terjadi tergelar dan berkemabngan di masyarakat dan lingkungan sekitar serta
lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan)

e). Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal

e). Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal,
dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Prinsip – prinsip Pelaksanaan Pembelajaran:

Dalam pelaksanaan Program Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan
prinsip sebagai berikut :

a). Pelaksanaan Program Pembelajaran didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini
peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan
menyenangkan.

Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu :

belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.,

2) belajar untuk memahami dan menghayati,

3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

4) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan

14
5) belajar untuk membangun menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif,
aktif, kreatif dan menyenangkan.

b). Pelaksanaan Program Pembelajaran memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan


yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke Tuhanan, individual,
kesosialan, dan moral.

c). Program Pembelajaran dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut
wuri handayani, ing madya mangunkarsa, ing ngarsa sung tulado (bahasa Jawa yang
berarti : di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat
dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

d). Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multi media, sumber belajar, dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

e). Program Pembelajaran dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh
bahan kajian secara optimal.

f). Program Pembelajaran yang mencakup seluruh bidang pengembangan diselenggarakan


dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup:


perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal
membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.

15
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang.

2. Saran

Dalam proses penulisan makalah ini tentunya akan ditemukan beberapa kekurangan dan
kesalahan. Untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari
pembaca, guna penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

16
Hamalik,Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum, Bandung : Mandar Maju.

Hasan, S. Hamid. 1988. Evaluasi Kurikulum. Jakarta : P2LPTK.

Nasution, S. 2014. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara.

Suyitno, Y. 2007. Landasan Psikologis Pendidikan. Bandung : Tim MKDP Landasan

Pendidikan UPI.

Syaodih, Nana. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Tim Pengembang, 2000. Kurikulum dan Pembelajaran Bandung : FIP UPI.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2012. Kurikulum dan Pembelajaran,

Jakarta : Rajawali Press.

17

Anda mungkin juga menyukai