Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH LEMBAR KERJA II

MATERI TENTANG ATHEROSKLEROSIS, TROMBOSIS,

EMBOLI, KONGESTI, OEDEME, INFARK, DEHIDRASI

DI SUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan bantuan ide atau materi

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca.

Dalam penyusun makalah ini kami masih banyak kekurangan dalam penyusunan, karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini

Bengkulu, 22 Januari 2021


I. Atherosklerosis

Atherosclerosis atau aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah


arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini merupakan
penyebab umum penyakit jantung koroner (atherosclerosis heart disease).

Arteri adalah pembuluh darah pembawa oksigen serta nutrisi dari dan ke jantung juga
ke seluruh organ lain. Tersumbatnya arteri akibat penumpukan plak kolesterol akan
menghambat aliran darah ke organ-organ tubuh.

 Gejala dan Komplikasi Aterosklerosis

Aterosklerosis awalnya tidak menimbulkan gejala, sampai pembuluh darah


arteri sudah sangat menyempit bahkan tertutup hingga tidak lagi dapat
menyalurkan darah dalam jumlah cukup ke organ-organ tubuh.

Akibatnya, banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita


aterosklerosis hingga timbul komplikasi. Komplikasi ini biasanya terjadi
ketika pembuluh darah sudah menyempit. Beberapa jenis aterosklerosis,
tergantung lokasi terjadinya aterosklerosis, antara lain:

1. Aterosklerosis pada jantung

Aterosklerosis pada jantung bisa menyebabkan penyakit jantung


koroner dan serangan jantung. Kedua gangguan tersebut memiliki
sejumlah gejala yang serupa, yaitu:

 Nyeri dada seperti ditekan atau diremas (angina).


 Nyeri atau tekanan pada pundak, lengan, rahang, atau punggung.
 Gangguan irama jantung (aritmia).
 Sesak napas, berkeringat, dan gelisah

2. Aterosklerosis pada tungkai


Aterosklerosis pada area tungkai kaki maupun lengan bisa
menyebabkan penyakit arteri perifer. Gangguan ini ditandai dengan
gejala-gejala sebagai berikut:
 Nyeri, kram, hingga mati rasa pada area lengan maupun tungkai.
 Nyeri saat berjalan dan mereda setelah beristirahat (klaudikasio
intermiten).
 Tungkai bagian bawah terasa dingin.
 Luka di jempol, telapak, atau kaki tak kunjung sembuh.

3. Aterosklerosis pada otak


Bila terjadi pada pembuluh darah di otak, aterosklerosis bisa
menyebabkan stroke yang ditandai dengan gejala berupa

 Mati rasa hingga lumpuh pada salah satu sisi wajah, lengan, atau
tungkai.
 Kebingungan dan sulit untuk dapat berbicara dengan jelas.
 Kehilangan penglihatan pada salah satu mata atau kedua mata.
 Kehilangan koordinasi dan keseimbangan.
 Pusing dan sakit kepala berat.
 Sulit bernapas dan kehilangan kesadaran

4. Aterosklerosis pada ginjal


Penumpukan plak pada pembuluh arteri di ginjal dapat
menyebabkan gagal ginjal. Gangguan ini bisa dikenali dari sejumlah
gejala, seperti:

 Jarang buang air kecil.


 Terus menerus merasa mual.
 Merasa sangat lelah dan mengantuk.
 Tungkai membengkak.
 Bingung dan sulit berkonsentrasi.
 Sesak napas dan dada terasa nyeri

 Penyebab Aterosklerosis
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai saat
terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri. Kerusakan tersebut
dapat disebabkan oleh:

 Kolesterol tinggi.
 Tekanan darah yang tinggi.
 Diabetes.
 Peradangan akibat penyakit tertentu, seperti lupus.
 Obesitas.
 Kebiasaan meroko

Saat lapisan dalam arteri rusak, lemak serta zat lain menjadi mudah menempel
dan menggumpal di sana. Seiring berjalannya waktu, gumpalan (plak) ini terus
menumpuk, mengeras, hingga pembuluh darah arteri menyempit dan kaku.

Penyempitan pembuluh darah akan menghambat suplai oksigen serta nutrisi ke


organ-organ yang dialirinya. Hal ini membuat fungsi organ tersebut menurun
bahkan terhenti, tergantung seberapa parah sumbatan yang terjadi.

 Diagnosis Aterosklerosis
Jika pasien diduga mengalami aterosklerosis, maka dokter akan melakukan
sejumlah tes penunjang untuk memastikannya. Tes tersebut meliputi:

 Tes darah, untuk melihat kadar kolesterol dan gula darah.


 Ankle-brachial index (ABI), yaitu tes perbandingan indeks tekanan
darah kaki dan lengan, guna memeriksa penyumbatan arteri pada area
tungkai.
 Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dan
melihat tanda penyakit jantung koroner (atherosclerosis heart disease).
 USG Doppler, untuk melihat adanya penyumbatan arteri di tungkai
dengan gelombang suara.
 Stress test atau pemeriksaan EKG treadmill, untuk memeriksa aktivitas
listrik jantung dan tekanan darah saat melakukan aktivitas fisik.
 Angiografi, yaitu pemeriksaan kondisi arteri jantung dengan
menyuntikkan zat kontras (pewarna) pada arteri, sehingga dapat terlihat
dengan jelas melalui foto Rontgen

 Pengobatan Aterosklerosis

Penangan aterosklerosis dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu perubahan gaya
hidup, obat-obatan, serta prosedur medis. Selain menyarankan perubahan gaya
hidup, dokter juga dapat memberi obat-obatan untuk mencegah arterosklerosis
bertambah buruk. Obat-obatan ini dapat berupa

 Obat-obatan untuk mencegah penggumpalan darah, seperti aspirin.


 Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, seperti penghambat beta
(beta blockers), antagonis kalsium (calcium channel blockers), serta
diuretik.
 Obat penurun kadar kolesterol, seperti statin dan fibrat.
 Obat untuk mencegah penyempitan arteri, seperti ACE inhibitor

Pada kasus aterosklerosis yang parah dokter akan menyarankan penanganan


seperti :
 Pemasangan ring (stent) dan angioplasty
 Terapi fibrinolitik
 Operasi bypass
 Endarterektomi
 Arterektomi

 Pencegahan Aterosklerosis

Aterosklerosis dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Cara yang


bisa dilakukan antara lain:

 Melakukan pola makan sehat dengan gizi seimbang yang kaya serat
dan karbohidrat kompleks, serta rendah kolesterol.
 Menghindari atau membatasi konsumsi minuman beralkohol.
 Berolahraga selama 30 menit per hari, setidaknya 5 hari dalam
seminggu.
 Berhenti merokok.
 Menjaga berat badan dalam rentang ideal.
 Mengelola stress dengan baik, misalnya dengan
melakukan relaksasi (mengendurkan otot-otot yang tegang) atau
meditasi.
 Tidur yang cukup.

II. Trombosit

Trombosit adalah elemen penting untuk mencegah Anda mengalami pendarahan.


Ketika jumlah trombosit kurang atau lebih, Anda akan mengalami berbagai penyakit.
Berikut adalah pentingnya fungsi trombosit dalam tubuh Anda. Trombosit adalah
bagian dari sel darah merah yang berfungsi untuk membantu proses pembekukan
darah. Trombosit juga bisa disebut sebagai platelet darah. Jika jumlah kurang dari
normal, maka kondisi ini disebut sebagai trombositopenia. Sedangkan jika lebih dari
normal disebut sebagai trombosis.

Trombosit diproduksi oleh tubuh di dalam sumsum tulang belakang bersamaan


dengan sel darah merah dan sel darah putih. Karena fungsinya yang sangat penting,
kadar trombosit dalam darah akan terus dipantau terutama ketika seseorang sedang
menjalani operasi besar, seperti transplantasi organ dan operasi kanker.Oleh karena
itu, penting bagi Anda untuk selalu menjaga kadar trombosit pada level normal agar
tidak terkena berbagai masalah kesehata

 Membaca angka trombosit yang normal, rendah, dan tinggi

Jumlah normal trombosit adalah 150.000-400.000 keping darah per mikroliter


(mcL) yang hanya bisa diketahui lewat pemeriksaan sampel darah di
laboratorium. Jika jumlah trombosit Anda di bawah 150.000 mcL, maka Anda
dikatakan menderita trombositopenia.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab trombosit turun, antara lain: 
 Sumsum tulang belakang tidak cukup memproduksi keping darah
 Trombosit mengalami kehancuran di dalam aliran darah, hati, ataupun
limpa
 Anda tengah menjalani perawatan kanker, seperti kemoterapi atau radiasi
 Pengaruh obat-obatan tertentu yang Anda konsumsi
 Anda memiliki penyakit autoimun, yakni ketika sistem imun salah
mengidentifikasi benda yang tidak berbahaya sebagai ancaman, misalnya
trombosit ini.

Hal yang dikhawatirkan ketika Anda mengalami nilai trombosit rendah adalah
ketidakmampuan tubuh untuk menggumpalkan darah yang berujung pada
naiknya risiko pendarahan. Jika hasil tes darah Anda menunjukkan bahwa
Anda menderita trombositopenia, segera konsultasikan penanganannya dengan
dokter.Sebaliknya, jika hasil tes laboratorium menyatakan jumlah keping
darah Anda di atas 400.000, maka Anda disebut menderita trombositosis.
Beberapa faktor yang dapat menaikkan kadar trombosit adalah:

 Anemia hemolitik, yakni ketika sel darah merah hancur lebih cepat dari
siklus normalnya
 Kekurangan zat besi
 Anda baru saja menjalani operasi, infeksi, atau trauma
 Adanya sel kanker yang tumbuh di tubuh Anda
 Efek samping obat-obatan tertentu
 Penyakit pada sumsum tulang belakang yang disebut neoplasma
mieloproliferatif
 Limpa yang diangkat lewat jalan operasi.

 Penyakit yang bisa terjadi ketika jumlah tombosit abnormal


Selain mengalami trombositopenia dan trombositosis, beberapa penyakit lain
yang berhubungan dengan kadar trombosit adalah sebagai berikut:

 Trombositemia esensial
Trombositemia esensial adalah kondisi ketika sumsum tulang belakang
memproduksi terlalu banyak trombosit hingga menembus angka 1 juta
keping darah

 Trombositosis sekunder
Trombositosis sekunder adalah kondisi lain yang ditandai dengan terlalu
banyaknya jumlah trombosit di dalam tubuh, namun bukan disebabkan
oleh masalah produksi pada sumsum tulang belakang

 Disfungsi trombosit

Disfungsi trombosit adalah kondisi yang menggambarkan jumlah keping


darah normal, tapi mereka tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik

Ketika Anda kekurangan trombosit, kulit Anda akan mudah lebam, sering


mimisan, gusi berdarah, dan dalam jika sudah parah bisa muncul bercak darah
pada urine. Sedangkan gejala kelebihan trombosit adalah kesemutan di ujung
jari, sakit kepala, kaki bengkak, hingga dada dakit dan napas tersengal-
sengal.Segera periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan gejala-gejala di
atas. Tes darah sederhana akan memastikan jumlah trombosit Anda tergolong
normal, rendah, atau tinggi

 Fungsi Trombosit

Fungsi utama trombosit atau keping darah yaitu untuk pembekuan darah. Saat
pembuluh darah luka atau bocor, maka tubuh akan melakukan 3 mekanisme
utama untuk menghentikan pendarahan tersebut, yaitu:

 Melakukan pengkerutan (kontriksi) pada bagian pembuluh darah yang


terluka.
 Aktivitas trombosit.
 Aktivitas komponen pembekuan darah lainnya di dalam plasma darah

 Proses Kerja Trombosit

Proses kerja trombosit dalam penyumbatan luka terdiri dari beberapa


tahapan, diantaranya yaitu:
 Adhesi Trombosit
 Agregasi Trombosit
 Pembebasan Trombosit
 Fusi Trombosit

III. Emboli

A. Pengertian Emboli

Emboli adalah hambatan pada aliran pembuluh darah dapat berupa gelembung udara
atau darah yang menggumpal. Emboli yang muncul pada tubuh manusia dapat
mengganggu organ tubuh karena kekurangan oksigen. Gejala pada seseorang yang
mengidap emboli dapat berbeda-beda, tergantung pada tipe dan lokasi sumbatan
pembuluh darah tersebut.

Organ-organ vital, seperti otak, jantung, dan paru-paru, tidak bisa berfungsi dengan
baik ketika pasokan oksigen terhambat. Pada otak, emboli menyebabkan stroke.
Sedangkan pada paru-paru, emboli menyebabkan embolisme paru. Bukan hanya
fungsi organ saja yang terganggu, tetapi juga terlalu lama kekurangan oksigen bisa
membuat jaringan organ tersebut rusak secara permanen.

Tubuh setiap manusia memiliki tiga tipe pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan
kapiler. Apabila salah satu dari pembuluh darah tersebut tersumbat, maka fungsi dari
organ akan mengalami gangguan. Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat,
penyumbatan pembuluh darah yang menggangu fungsi organ dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada organ tersebut.

B. Faktor Risiko Emboli

Inilah beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya emboli:

 Sedang hamil.
 Mengalami kegemukan atau obesitas.
 Merokok.
 Mengidap penyakit jantung.
 Berusia di atas 60 tahun.
 Tidak bergerak atau aktif dalam jangka waktu lama.

C. Penyebab Emboli

Berikut ini hal-hal yang menyebabkan seseorang mengidap emboli:

 Lemak. Hal yang menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah karena lemak
adalah patah tulang.
 Gumpalan darah. Terjadinya pembekuan darah, sehingga menyebabkan darah
menggumpal.
 Air ketuban. Cairan ketuban mengalami kebocoran, sehingga menyumbat
pembuluh darah.
 Kolesterol. Timbunan kolesterol menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah.
 Gelembung udara atau gas juga bisa memasuki aliran darah. Kondisi ini
merupakan penyebab kematian utama di antara para penyelam.

D. Gejala Emboli

Berikut ini beberapa gejala yang dapat terjadi akibat emboli pada paru- paru:

 Sesak napas.
 Sakit pada dada yang lebih parah ketika bernapas dan batuk.
 Batuk-batuk, bisa mengeluarkan darah.
 Berkeringat berlebihan
 Pusing.
 Detak jantung yang cepat.

Jika emboli menghambat aliran darah ke otak, gejala-gejala stroke akan terjadi.


Emboli berpotensi menghambat aliran darah ke suatu organ secara menyeluruh dan
dapat berakibat fatal. Untuk itu, segera ke rumah sakit apabila mengalami gejalanya.
E. Diagnosis Emboli

 Diagnosis terhadap emboli dilakukan dengan tes-tes berikut:

 X-ray dada, perfusi ventilasi (V/Q) scan, CT scan atau angiografi paru-paru


akan dilakukan untuk melihat adanya objek yang menyumbat aliran darah.
 Untuk diagnosis vena yang lebih dalam atau scan otak, stroke,
angiografi, doppler ultrasound studies atau impedance plethysmography (IPG)
dapat dilakukan untuk melihat arteri yang tersumbat.
 Tes darah.
 MRI.
 Tes fungsi paru-paru dan jantung.

F. Pengobatan Emboli

Pengobatan yang dilakukan pada kondisi emboli sangat bergantung kepada penyebab
munculnya penyumbatan, ukuran penyumbatan yang muncul, dan lokasi
penyumbatan tersebut. Dapat dengan obat-obatan maupun dengan pembedahan.
Beberapa obat yang diberikan untuk pengidap emboli adalah:

 Obat yang berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah.


 Obat yang berfungsi untuk mengangkat gumpalan darah yang ada.
 Obat yang berfungsi untuk meleburkan darah yang menggumpal
 Penggunaan IVC Filter, yang berfungsi untuk menyaring zat asing di pembuluh
darah dan mencegah menyebarkan ke organ lain.

G. Pencegahan Emboli

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:

 Menurunkan berat badan.


 Berhenti merokok.
 Pola makan sehat.
 Berolahraga.
 Hindari kurang aktif bergerak.

Anda mungkin juga menyukai