Anda di halaman 1dari 1

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), menurut PP No.

38/1992, tentang Tenaga


Kependidikan, diitunjuk khusus untuk menghasilkan tenaga kependidikan (tenaga pendidik dan
bukan tenaga pendidik). Termasuk dalam kategori tenaga pendidik ialah pengajar (guru, dan
dosen), pembimbing, dan pelatih. Sementara pengelola satuan pendidikan misalnya: tenaga
laboran, teknisi perpustakaan, dikategorikan sebagai bukan tenaga pendidik. Persoalan mendasar
yang dihadapi adalah terjadinya ketimpangan (disparitas), baik mutu maupun jumlahnya pada
pendidikan dasar. Sementara di jenjang pendidikan menengah dan tinggi, terjadi
kekurangsesuaian (mismatch) dan irrelevansi. Secara makro ditengarai terjadi dua fenomena,
yaitu persediaan tenaga kependidikan berlebih (over supplay) dan rendahnya mutu calon guru.
Tujuan pendidikan vakasional adalah membekali peserta didik agar memiliki kompetensi
perilaku dalam bidang kejuruan tertentu, sehingga yang bersangkutan mampu bekerja (memiliki
kinerja) demi masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa. Peserta didik yang memiliki
kompetensi perilaku yang utuh harus dibina oleh guru vokasinal yang profesional, baik melalui
metode pengajaran maupun keterampilannya. Guru vokasional yang profesinal minimal memiliki
kompetensi perilaku yang utuh, apabila telah memiliki kualifikasi kejuruan spesialisasi dan
kualifikasi kejuruan penunjang, antara lain: (1) Kualifikasi vokasional spesialis, yaitu: (a)
kompetensi profesi, (b) kompetensi metode, (c) kompetensi sosial, dan (d) kompetensi belajar.
(2) Kualifikasi vokasional penunjang, yaitu: (a) interdisipliner, (b) teknik operasional, (c)
kepribadian dan kemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai