Anda di halaman 1dari 10

Kasus 1

Trauma Capitis
Seorang laki-laki berusia 45 Tahun dirawat di RS akibat kecelakaan lalu lintas 1 hari yang
lalu dengan keluhan nyeri pada kepala akibat benturan. Setelah dilakukan pengkajian
didapatkan TTV sebagai berikut: Pernafasan 22x/menit; Circulation 89x/menit, tekanan darah
110/70 mmHg, Suhu: 37,80C dan GCS:12, pupil Ø 3 mm. Bentuk kepala mensocephal,
terdapat luka terbuka di os temporal sinistra sepanjang 10 cm. Mata simetris, sclera tidak
ikterik, konjungtiva anemis, pupil anisokor 2/4, reaksi cahaya ++/--. Pada pendengaran
normal, hidung normal dan terdapat pernafasan cuping hidung. Bibir terlihat kering dan
terdapat gigi tanggal bagian depan, tidak terdapat stomatitis dan tonsillitis. Pada saat
dilakukan pengkajian pernafasan didapatkan bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas dan
lesi, tidak terdapat retraksi dada, vocal fremitus pada ICS 4, tidak ada dullness dan bunyi
sonor, nafas vesikuler dan bunyi nafas normal. Pemeriksaan cardiovaskuler normal dan akral
dingin. Pada pencernaan normal, bunyi vesikuler dan peristaltic 12x/menit, bunyi timpani.
Ekstremitas bawah terdapat fraktur os femur sinistra, kulit normal. Genitalia terpasang
kateter.
Pada saat sebelum dirawat ADL pasien semua normal, setelah di rawat pasien dibantu makan
oleh istri dan anaknya, dan belum BAB sejak kemarin, terpasang kateter dengan urin output
200-300ml/7 jam. Personal hygine dibantu keluarga. Pasien merupakan kepala keluarga dan
tinggal bersama 4 anak, 1 menantu dan 1 cucunya. Ibu pasien masih ada dan pasien
mengatakan ayahnya meninggal karena diabetes.
Hasil pemeriksaan: CT Scan menunjukan adanya lesi hiperdens luas pada lobus frontalis
kanan disertai perifocal edema disekitarnya, lesi hiperdens mengisi ventrikel lateralis
terutama kiri sampai ventrikel empat, sulci dan gyri obliterasi, pons dan cerebellum normal,
klarifikasi normal, deviasi midline sejauh 7,4 mm, orbita dan mastoid nrmal, penebalan
mucosa sinus maxilaris bilateral, tampak diskostinuitas os zygoaticum kanan, dinding sinus
maxilla kanan, nasofrontalis dan nasomaxilaris. Kesan CT scan: Intracerebral dan
intraventrikuler hematoma, Fraktur leFort I-III.
Kasus 2

Asma Bronchial

Seorang laki-laki berusia 17 Tahun masuk RS 2 hari yang lalu. Klien masuk rumah sakit
dengan keluhan sesak nafas di sertai batuk berlendir sejak 1 minggu yang lalu, klien
mengatakan badannya lemas. Dilakukan pengkajian keperawatan dengan hasil TTV klien TD
: 150/90 mmhg, N: 100×/menit, R:30×/menit, Suhu 38ºC, klien Nampak mengunakan otot
bantu pernapasan, pergerakan dinding dada simetris, saturasi oksigen (SPO2 97%), akral
teraba dingin, CRT kurang lebih 2 detik. Keluhan sesak bertambah jika klien beraktivitas dan
tidur dengan posisi terlentang. Kepala pasien normal, mata normal, hidung normal dan
terpasang nasa kanul. Mukosa mulut kering, tidak terjadi sianosis, lidah normal dan
kemampuan menelan baik, telinga normal. Perkembangan dada normal dan terdapat retraksi
interkosta, fremitus raba kanan kiri, bunyi sonor dan wheezing. Ictus cordis tdak terlihat dan
teraba kuat, batas jantung normal dan bunyi jantung I II murni. Peristaltic usus 15x/menit
dan bunyi perkusi. Genitalia normal, ekstremitas atas terpasang IVFD 20 tpm, dan ektremitas
lainnya normal.
Pada saat sebelum dirawat ADL pasien semua normal, setelah di rawat pasien dibantu makan
oleh orangtuanya, dan belum BAB sejak kemarin. Personal hygine dibantu keluarga. Pasien
merupakan anak ke dua dari 3 bersaudara yang tinggal bersama kedua orangtuanya. Ibu
pasien punya riwayat asma.

Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan irama EKG sinus takikardia.

Klien Diberikan Terapi : Vititolin 2,5 Mg, Ambroxol 10 Mg 2×1, Terpasang Cairan RL 20
Tpm
Kasus 3
Non Hemoragia Stroke
Seorang pria masuk RS dengan diagnosa NHS usia 60 tahun. Klien masuk dengan diagnosa
penurunan kesadaran GCS=9 (E=3,M=5,V=1). Saat ini pasien mengeluh kaki kanan dan
tangan kanannya mengalami kelemaan anggota gerak sebelah kanan dan berbicara pelo. Saat
dilakukan pemeriksaan TTV dengan hasil TD = 180/90 mmHg, N = 60 x/menit, Frekuensi
nafas : 24x/mnt S =37,80C. Pada pemeriksaan fisik diperoleh hasil bunyi nafas tambahan
Ronchi, klien menggunakan otot bantu pernafasan, akral teraba dingin, CRT>2 detik. TB 168
cm, BB 70 kg. Pasien mengatakan nyeri dengan skala 1.
Pemeriksaan fisik kulit didapatkan kulit lembab dan turgor kulit baik. Kepala normal dengan
sebaran rambut merata; mata, hidung, telinga dan mulut semua normal. Tidak terdapat
benjolan dan pembesaran JVP. Thoraks simetris kiri dan aknan, tidak ada nyeri tekan,suara
sonor dan vesikuler. Teraba ictus cordis pada intercostalis 5 dengan suara redup pada
pemeriksaan kardiovaskuler, suara S1 dan S2. Pada abdomen normal, peristaltic 10
kali/menit, bunyi tympani semua kuadran, dan tidak terdapat nyeri tekan maupun benjolan.
Genitalia normal. Ekstremitas atas kanan mengalami kelemahan dengan kekuatan otot 4 dan
kiri bisa digerakkan 5. Ekstremitas bawah kanan mengalami kelemahan tidak terapat edema
dengan kekuatan otot kanan 2 dan kiri 5. Saraf kranial mengalami gangguan saat mengunyah,
berbicara, menelan, respon lidah tidak baik, tidak bisa menggerakkan lidah dari sisi satu ke
yang lain dan anggota badan sebelah kanan sulit digerakkan.
Keluarga klien mengatakan klien mengalami hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan pernah
di rawat di RS tahun lalu dengan diagnose hipertensi. Pasien tidak memiliki riwayat alergi
makanan maupun obat. Ayah pasien meninggal dikarenakan hipertensi. Pasien tinggal
bersama anaknya yang sudah menikah yang memiliki anak 3 orang.
Pada saat sebelum dirawat di RS ADL pasien semua normal, setelah di rawat pasien dibantu
oleh anaknya, BAB normal dan BAK ±500 ml. Personal hygine dibantu keluarga.
Hasil pemeriksaan penunjang : EKG Sinus Ritme

Penatalaksanaan Terapi : Infus RL 20 tetes/menit


Citicolin 2 gram
Kasus 4
Acute Decompensia Heart Failure.
Seorang pria berusia 62 thn masuk ke rumah sakit dengan keluhan utama sesak nafas disertai
batuk. Pasien mengatakan mudah lelah jika melakukan aktivitas. Pasien tidak bisa berbaring
dengan bantal karena makin sesak. Menurut keluarga, pasien tidak pernah mengalami
penyakit tertentu sebelumnya klien juga tidak mempunyai elergi terhadap makan,debu,dll.
klien tinggal bersama istri dan anak-anak di rumah sendiri. Klien juga berhubungan baik
dengan tetangga,teman dan keluarga, klien aktif dalam kegiatan mesyarakat di lingkungan.
Klien beragama Kristen. Klien rajin menjalankan ibadah du gereja.namun saat sakit klien
hanya bisa berdoa agar penyakitnya lekas sembuh hingga klien dapat beraktifitas kembali
seperti biasanya. Keadaan umum klien lemah TB:167cm, BB 62kg. Klien berpenampilan
sesuai demgan umurnya dan berpakaian bersih. TTV klien TD:130/90mmHg N:89x/mnt
S:36,8˚c pernafasan 28x/mnt. Hidung tampak simtris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan
cuping hidung,tidak ada secret maupun polip, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun
tumor pada leher. System kardiovaskuler, konjungtiva anemis,bibir tampak sianosis arteri
carotis teraba,terdapat peningkatan dan tekanan pada jpu ±3cm, ictus cordis teraba pada sela
iga 5-6 suara jantung terdapat disfungsi ventikuler-terdapat bunyi jantung tambahan mur-
mur batas jantung. bibir tampak kering dan sianosis tidak ada labiocisis iga ada stomatis
jumlah gigi lengkap, tidak menggunakan gigi palsu kemampuan menelan baik, tidak terdapat
nyeri-nyeri tekan pada daerah abdomen mata system indra mata simetris kiri dan kanan,
klien tidak mengunakan kaca mata, konjungtiva anemis fungsi penglihatan baik hidung
simetris kiri dan kanan, tida ada apitaksis, tidak ada secret, fungsi pencernaan baik peristaltic
usus 15x/menit, telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,fungsi pendengaran baik,
kulit berwarna sawo matang,kulit pada ekstremitas Nampak pucat,tidak ada luka, fungsi
perabaan baik, klien dapat membedakan sensai nyeri dan suhu 36,8˚C.
Kasus 5

DM Tipe II dengan Hipoglikemia

Seorang perempuan usia 59 Tahun di rawat di rs dengan keadaan tidak sadarkan diri. pasien
juga terakhir makan sejak malam. Saat dilakukan pengkajian ditemukan TTV, TD: 120/80
mmHg, Pernafasan 28x/menit, Nadi: 96 x/menit, Suhu: 35 0C. CRT 3 detik, pada pemeriksaan
fisik didpatkan GCS E3V5M5 dan keadaan pucat, membran mukosa kering, akral dingin dan
pasien berkeringat, terdapat retraksi dada dan pola nafas reguler, membrane mucosa kering,
pergerakan otot aksesoris pada dada saat bernafas, akral terab dingin. Keluarga mengatakan
pasien memiliki riwayat MRS 5 Tahun yang lalu dan 2 tahun yang lalu dengan kasus yang
sama yaitu gula darah yang tinggi. Keluarga mengatakan ayah mereka juga memiliki
penyakit yang sama dengan pasien. Pasien tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya.
Kebutuhan ADL selama di RS dibantu penuh oleh keluarga.
Hasil laboratorium didapatkan GDS: 37 mg/dl. Terapi yang diberikan saat ini: pemberian
Oksigen nasal canule 3 liter/menit, pemberian cairan dextrose 10% dan 40% masing-masing
secara IV 20 tetes per menit dan 50 mg per IV, pemberian ketorolac 30 mg/IV.
Kasus 6

Luka Bakar

Seorang laki-laki berusia 25 Tahun di rawat di RS sejak 2 hari yang lalu dengan keluhan luka
bakar seluruh tubuh. Pasien tersembur tangki bensin saat menggerinda Setelah dikaji
didapatkan kondisi umum pasien sakit berat, kesadaran E 4V5M6, BB pasien 60 kg, Nadi:
100x/menit, Respirasi: 26x/menit, Suhu: 37,90C. luka bakar pada kepala (terdapat luka bakar
pada cavum nasi sinistra dan dextra; mucosa merah muda dengan rambut hidung terbakar;
meatus dan konka normal; tidak terdapat secret, massa dan perdarahan); leher tampak eritema
dan terdapat bula KGB membesar (-); kedua lengan; badan depan; kedua tungkai. Jantung
normal, tidak terdapat nafas tambahan, tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen. Ekstremitas
teraba hangat, edema dan CRT <2 detik. Terapi yang diberikan: RL, cefriaxon 2gr/IV,
Tetagam IM, melakukan debridement dan cooling.
Kasus 7
Gagal Gijal Kronis
Pasien laki-laki, usia 60 tahun di rawat di RS dengan keluhan sesak, kaki dan tangannya
bengkak sejak 1 Minggu sebelum masuk RS. Keluhan dirasakan menetap dan semakin parah.
Pasien mengeluh pada kelopak matanya juga mengalami pembengkakan terutama pada pagi
hari. Pasien juga merasa frekuensi berkemihnya menurun dibandingkan sebelumnya, dari
yang awalnya 6-7 kali sehari menjadi 2-3 kali sehari dengan urine yang sedikit dan keruh.
Pasien mengatakan badannya lemas sehingga membuatnya sulit beraktivitas. Pasien
mengatakn menderita hipertensi dan telah berobat rutin selama 4 tahun ke belakang, serta
memiliki riwayat minum minuman beralkohol sejak usia 20 tahun. Keluarga pasien tidak ada
yang memiliki penyakit seperti pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, tekanan
darah 170/90 mmHg, nadi 76 x/menit, pernapasan 28 x/menit, suhu 37,6C. BMI: 20,7 kg/m2
(Normoweight). Pada pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva anemis +/+. Pemeriksaan
leher, paru dan jantung tidak ditemukan adanya kelainan. Dari inspeksi abdomen didapatkan
perut cembung, auskultasi didapatkan bising usus + sebanyak 8x/menit, pada palpasi
ditemukan nyeri tekan pada seluruh bagian belakang abdomen, serta tidak ditemukan
pembesaran hepar dan limpa, pada perkusi didapatkan shifting dullness +. Pada pemeriksaan
ekstremitas superior dan inferior didapatkan normotonus, gerakan aktif dan edema pitting.
Terapi yang diberikan berupa non medikamentosa yaitu tirah baring, pembatasan cairan 1
liter per hari, pembatasan protein 0,9 g/kgbb per hari. Hemoglobin 8mg/dl, Leukosit
17.500/ul, Limfosit 30%, Hematocrit 29%, Trombosit 460.000 ul. Elektrolit : Natrium 140
Mmol/L, Kalium 3,2 Mmol/L, Chloride 90 Mmol/L. Terapi medikamentosa yang diberikan
berupa cairan intravena IVFD RL 16 tts/mnt, Captopril 2 x 12,5 mg, Furosemid Injeksi/ 8
Jam, asam folat 2 x 1 mg dan Glimepiride 1 x 2 mg.
Kasus 8
Fraktur
Pasien laki-laki usia 28 tahun di rawat di RS karena kecelakaan pada saat bekerja. Pasien
didiagnosa medis dengan OF Tibia 1/3 distal dextra. Pasien mengeluhkan nyeri pada kaki
kanannya setelah terkena setelah terkena mesin 4 jam sebelum MRS. Riwayat tidak sadar
(-), muntah (-) sesak (-). Pasien sedang memperbaiki masin yang rusak, tiba-tiba kaki
kanan pasien terpleset dan tergilas mesin. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien dengan
keadaan umum baik dan hemodinamik stabil, dari status general tidak ditemukan kelainan.
Pada pemeriksaan status lokalis regio cruris 1/3 distal ditemukan luka terbuka (+), pada
regio anteromedial, bone exposed (+), Tendon exposed (+), Deformity (+) Angulation,
External Rotation Nyeri tekan (+) pada area distal, arteri dorsalis pedis dan arteri tibial
posterior teraba, CRT<2”, SpO2 98%, Sensoric (+) normal dan active ROM Ankle terbatas
karena nyeri.

Kasus 9
Stroke Hemoragik
Seorang laki-laki berusia 48 Tahun di rawat di RS dengan keluahn penurunan kesadaran
setelah jatuh di Kamar mandi. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan TTV: 180/100 mmHg,
frekuensi Nadi 90 X/ menit, teraba kuat dan ireguler. Frekuensi nafas: 26X/ menit, terdengar
suara snoring. Suhu tubuh 37,5oC. akral teraba dingin, CRT > 2 detik. SPO2: 95 %.
Terpasang NRM 12L/ menit. Klien tidak mampu membuka mata walau diberikan rangsangan
nyeri dan tidak dapat melokalisasi nyeri. Keluarga klien mengatakan klien menderita
hypertensi sejak 10 tahun yang lalu. Riwayat penggunaan Obat-obatan yaitu captopril 10 mg
1 X 1 malam hari, namun klien tidak teratur minum obat, keluarga klien mengatakan klien
hanya meminum obat jika merasa pusing.
Terapi yang diberikan saat ini: IV assering 28 TPM, aspirin 1 amp/ 8 jam, heparin 1 amp/ 12
jam, citikolin 1gr/ 24 jam, amlodipine 1 amp. 8 jam.

Kasus 10
Seorang paisen laki-laki berusia 45 Tahun d rawat di RS dengan diagnosa Medis Asites +
Hepatitis, Klien sudah menikah agama islam, suku betawi, pendidikan terakhir SD, bahasa
yang digunakan sehari-hari bahasa Indonesia, pekerjaan pedagang. Keluhan Utama :Sesak,
perut membesar sejak ± 2 bulan yang lalu, ada riwayat alcohol. Riwayat perjalanan penyakit.
klien datang dengan keluhan sesak sejak ± 1 minggu SMRS, Sesak dirasakan hilang timbul,
klien juga mengeluh perutnya yang semakin membesar ± 3 bulan SMRS dan nyeri seperti
tertusuk-tusuk dan kulit klien berwarna kuning serta klien mengeluh pada saat BAK urin
berwarna gelap seperti teh. Kaki bengkak juga dirasakan 3 bulan SMRS. Demam (-),
keringat malam (-), batuk (-), pilek (-), mual (+), muntah (-), BAK berwarna seperti teh ± 3
minggu. BAB berwarna kekuningan, nafsu makan berkurang sejak sakit. Riwayat merokok
(+) sejak SMA ± 18 batang/ hari. Riwayat alkohol (+), sejak 10 tahun ± 3 botol aqua/ hari,
riwayat penggunaan jarum suntik (-), dan sering melakukan seks bebas. Riwayat hipertensi
(-), Diabetes (-), sakit ginjal (-), sakit paru (-), gastritis (-).Pada pemeriksaan fisik didapatkan
sesak, RR 32x/ menit, Nadi 100x/menit, TD 180/20 mmHg, suhu 36,8 oC, Ku Compos
mentis, mata Ca (-/-), S1 (+/+), CH (+/+), hidung dan telinga : Sekret (-), kandidiasis (-),
lekuplakia (-), leher :pembesaran KGIB (-), thorax Cor BJ 1 dan 2 reguler, mur-mur (-),
ganop (-), pulmo vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (+/+), abdomen cembung, tegang,
bising usus (+). Ekstremitas: akral hangat (+/+), edema (+/+) (pitting Edema). Pada tanggal
27 oktober 2015 lingkar perut 95 cm diukur sebelum makan.Status nutrisi : Klien mengalami
mual, nafsu makan berkurang sejak sakit. Eliminasi Urin : DC (-), urin berwarna sepertih teh
pekat ±3 minggu, 500 cc/24 jam. Aktivitas/istirahat : kekuatan otot baik, miring kiri/kanan
dilakukan dengan mandiri, spastik (+) dikedua tungkai bawah, hygiene kulit baik.
Berinteraksi baik dengan anggota keluarga, pasien lain dan tim kesehatan. Kooperatif dengan
program perawatan dan pengobatan yang direncanakan. Hasil pemeriksaan laboratorium :
Hasil laboratorium (27/10/15) Natrium Darah : 131 (134), Kalium darah 2,61 (3,7-5,2),
Chlorida 92 (98-108). Uraian pemeriksaan Abdomen : Hepar : tidak membesar, tepi tumpul,
permukaan irregular, Echostruktur kasar, siste,m bilier, dan vaskular tak melebar. Kandung
Empedu : Dinding menebal, tak tampak batu/Scludoe. Pankreas, Lien : Besar normal,
Echostruktur homogeny, tak tampak lesi fokal. Ginjal : Besar Normal, pelvis ginjal, tak
tampak batu. Buli-buli : Dinding tak menebal, tak tampak batu. Prostat : Tak tampak massa.
Tampak Cairan Intraabdominal (ASITES). KESIMPULAN uraian hasil pemeriksaan
Sirosishepatis. Terapi Pengobatan: Asering / 12 jam, EKG, IVFD venplon, laxik 2x2 amp,
propranolol 2x10 mg, Lansoprazol 1x1 amp, Vit K 3x/amp, Sprolaktor 1x100 mg.

Anda mungkin juga menyukai