(RPP)
HASBI
118072
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
(RPP)
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Strategi : Kooperatif
Orientasi Orientasi 5
Pendahu Melakukan pembukaan dengan salam Menjawab salam Menit
luan pembuka dan berdoa untuk memulai yang diberikan guru
pembelajaran dan salah satu siswa
memimpin doa.
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai Setiap siswa
sikap disiplin menjawab absensi
dari guru
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik Menyiapkan alat-alat
dalam mengawali kegiatan pembelajaran. yang dibutuhkan
dalam proses
pembelajaran
Kepala Sekolah
A
N
1. Unit Kontrol
Unit kontrol yang mengatur jalannya program. Komponen ini tentu ada di
semua CPU. CPU bertugas mengontrol komputer sehingga sinkronisasi yang
terjadi antara komponen bekerja dalam menjalankan fungsi operasi. termasuk
tanggung jawab unit kontrol ialah mengambil perintah, instruksi dari memori
utama dan menentukan jenis instruksi.
Jika ada instruksi untuk aritmatika atau perbandingan logika, unit kontrol
akan mengirim instruksi ke ALU. Hasil pengolahan data dibawa oleh unit
kendali ke memori utama untuk disimpan, dan waktu akan disajikan ke alat
output. Dengan demikian tugas dari unit kendali ini adalah:
Mengatur dan mengontrol alat input (masukan) dan output (keluaran).
Mengambil instruksi dari memori utama.
Mengambil data dari memori utama (jika diperlukan) untuk diproses.
Mengirim instruksi ke ALU bila ada perhitungan aritmatika dan
perbandingan logika, lalau mengawasi kerja dari ALU.
Menyimpan hasil proses ke memori utama.
2. Register
Dengan analogi, register ini dapat diibaratkan sebagai memori dalam otak
ketika kita melakukan pengolahan manual, sehingga otak dapat diibaratkan
sebagai CPU, yang berisi kenangan, unit kontrol yang mengatur semua aktivitas
tubuh dan memiliki tempat untuk melakukan perhitungan dan perbandingan
logika.
3. Unit ALU
Tugas lain dari ALU adalah untuk membuat keputusan dari operasi logika
sesuai dengan perintah program. Operasi logika meliputi perbandingan dua
operand dengan menggunakan operator logika tertentu, yaitu sama dengan (=),
tidak sama dengan (¹), kurang dari (<), kurang dari atau sama dengan (£), lebih
besar dari (>), dan lebih besar atau sama dengan (³).
Interkoneksi yang CPU dan bus sistem koneksi yang menghubungkan komponen
internal CPU, yaitu ALU, unit kontrol dan register dan juga dengan bus-bus
eksternal CPU yang menghubungkan dengan sistem lainnya, seperti memori
utama, perangkat input / output.
4. CPU Interconnections
B. Fungsi CPU
Fungsi CPU seperti kalkulator, hanya jauh lebih kuat pengolahan daya
CPU. Fungsi utama dari CPU adalah melakukan operasi aritmatika dan logika
pada data yang diambil dari memori atau dari informasi yang dimasukkan
melalui beberapa perangkat keras, seperti keyboard, scanner, tuas kontrol, dan
mouse. CPU dikontrol menggunakan sekumpulan instruksi perangkat lunak
komputer.
LAMPIRAN 2
Kelas/Semester : X/ 2
Jumlah Skor
Nilai Perolehan = =
20
LAMPIRAN 3
1. Penilaian Sikap
Kelas/Semester : 11/1
Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli
No Nama Siswa Jawab Diri
T BT T BT T BT T BT T BT T BT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan:
T : Terlihat
BT : Belum Terlihat
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis bentuk essay dan penugasan
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Lampiran 4
PENILAIAN KETERAMPILAN
Keterangan:
4: Sangat baik, ketika hasil yang dikemukakan atau diberikan oleh siswa sangat
sesuai dengan yang diharapkan.
3: Baik, ketika hasil yang dikemukakan atau diberikan oleh siswa sudah
mengarah pada hal yang diharapkan.
2: Cukup baik, ketika hasil yang dikemukakan atau diberikan oleh siswa kurang
sesuai degan yang diharapkan.
1: Kurang baik, Sangat baik, ketika hasil yang dikemukakan atau diberikan oleh
siswa sagat tidak sesuai degan yang diharapkan.
skor perolehan
Nilai ¿ 𝒙 𝟏𝟎𝟎
skor maximal (20)
Kriteria nilai:
B = 70-79 =≻Baik
C = 60-69 =≻Cukup
D = 0-59 =≻Kurang
LAMPIRAN 5
PENUGASAN
Kriteria penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang Cukup 1
Kriteria penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang Cukup 1
LAMPIRAN 6
Tabel 3.6. Pedoman penskoran kemampuan berpikir HOTS (High Order Thinking
Skills) siswa
Jumlah skor
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = x 12 =
skor tertinggi
Skor Kategori Penilaian
60 - 74 Cukup Baik
75 - 89 Baik
Skor Perolehan
NA = X 100(Dwipayan ,2013 :6)
Skor Maksimal (35)
Tabel 3.4 presentase penguasaan kemampuan berpikir HOTS (High Order Thinking
Skills)
LAMPIRAN 7
Pedoman Penskoran
Nomo
Deskripsi Jawaban Skor
r Soal
1.a Casing adalah bagian paling luar dari PC yang sering disebut
sebagai CPU ini, fungsinya yaitu sebagi penutup dan tempat
dudukan komponen lain serta sebagai pelindung komponen
komponen didalamnya dari kotoran dan debu.
Jumlah 100
Rer
ata
Aspek Penilaian
Nila
Nama i
No.
Siswa
Media yang Penguasaan Sistematika
Penampilan
digunaan Materi Penyampaian
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
10
11
12
13
14
dst
Pedoman Penskoran
4 = Amat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Jumlah Skor
2. Nilai =
4
Hal itu demi menyelamatkan anak-anak dari dampak psikososial seperti stres yang
bisa mempengaruhi perilaku, mental, dan aktivitas psikososial. "Dalam kondisi
seperti ini, mereka (anak-anak) tak mengerti apa yang dihadapi. Kuncinya menjaga
rutinitas bagi anak-anak usia dini," kata Fitriani dalam Webinar “Menjaga dan
Mengembangkan Aspek Psikosial Psikososial Anak Usia Dini dalam Situasi Covid-
19” yang digelar Tanoto Foundation, Senin (18/5/2020). Spesialis Perkembangan
Anak ChildFund International di Indonesia; Eka Hidayati, mengatakan anak-anak
khususnya di usia dua tahun ke atas bisa merasakan bingung di tengah pandemi
Covid-19. Baca juga: Orangtua, Begini Cara Kenalkan Angka pada Anak Usia Dini
Perubahan rutinitas dari kondisi sebelum dan masa pandemi Covid-19
menyebabkan perasan sedih, cemas, bahkan stress. Anak usia dini menjadi salah
satu kelompok yang paling rentan terdampak pandemic Covid-19, tidak hanya
risiko fisik tertular virus, tetapi juga secara psikologis. Diterapkannya pembatasan
sosial berskala besar membawa konsekuensi terhadap tutupnya sekolah, anak
harus tinggal di rumah, tidak bisa bertemu teman-teman, dan tidak bisa bermain di
luar ruangan. Orangtua dan guru berperan Dari keterangan pers yang diterima
Kompas.com, dalam kondisi seperti ini, orang tua tidak stres terlebih dahulu
sehingga mereka bisa memenuhi hak-hak pengasuhan anak usia dini dengan baik.
Kreativitas orang tua dalam berinteraksi juga mempengaruhi mental anak-anak
untuk tetap ceria dan mau bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Orangtua
juga didorong untuk menggunakan kata-kata positif dalam menjelaskan situasi
terkait pandemi, sehingga anak tidak merasa stres karena tidak aman. Lingkungan
berikutnya adalah sekolah. Guru sebagai lingkungan paling dekat di luar orang tua
berperan penting dalam menjaga psikososial anak. Perlunya guru tetap hadir
menyapa melalui media daring membuat anak merasa terus diperhatikan. Guru
harus terus menjalankan perannya secara profesional, personal dan sosial. Di sini
guru dituntut untuk adaptif dalam mengantarkan materi edukasi dan stimulasi
terhadap anak usia dini dengan memanfaatkan teknologi. Baca juga: Ini 6 Manfaat
Bermain bagi Anak Usia Dini Dukungan untuk psikosial psikososial anak
selanjutnya adalah dari masyarakat. Seiring mudahnya akses informasi,
masyarakat luas memiliki peran untuk menyebarkan informasi posistif terkait Covid-
19. Informasi yang salah turut mempengaruhi psikologis orang tua dan pengasuh,
hingga pada akhirnya berdampak pada pengasuhan anak. Peran berikutnya
diemban oleh pemerintah sebagai otoritas pembuat kebijakan terkait penanganan
dampak psikososial akibat pandemi Covid-19. Dalam hal ini, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan Pedoman Dukungan Kesehatan
Jiwa dan Psikososial pada Covid-19 sebagai pedoman bagi seluruh tenaga
kesehatan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan melibatkan
masyarakat selaku pekerja sosial dan pasien, keluarga pasien dan komunitas di
sekitarnya. Adanya sinergi yang baik dari orang tua, sekolah atau guru,
masyarakat, dan pemerintah, diharapkan bisa meminimalkan dampak pandemi,
juga bisa menjaga dan mengembangkan aspek psikososial bagi bagi anak usia
dini.
Menurutnya, dalam satu genggaman hp di era digital saat ini, anak-anak dapat
berbagai kemudahan yang berlimpah dalam mengakses pengetahuan, informasi,
dan hiburan, kapan pun dan di mana pun, tanpa ada batasan waktu. Namun, di
samping segala kemudahan dan dampak positif tersebut, hal ini juga
memberikan dampak negatif bagi anak, baik dari aspek psikologi maupun
kesehatan.
“Saat anak kecanduan hp semua aspek tumbuh kembang tidak bisa dicapai
secara optimal. Anak lebih tumbuh dan berkembang satu arah. Hal yang lebih
parah jika gawai menggantikan peran orang tua. Anak tumbuh seperti robot
dengan Artificial Intelligence (AI), cerdas tetapi tanpa empati,”
ungkapnya.Suasana belajar di rumah tidak bisa 100% sama dengan sekolah.
Setiap hari anak-anak hanya ketemu kakak, adik, dan juga orang tuanya. Namun
balik lagi, pola asuh orang tua dan metode belajar yang disinergikan dapat
membantu anak membangun kepercayaan diri agar dapat bersosialisasi dengan
baik kepada temannya jika pembelajaran tatap muka sudah dimulai kembali,
Penting bagi orang tua membuat jadwal rutinitas yang terstruktur terhadap anak.
Hal ini untuk membuat sang anak fokus dalam membagi waktu serta efektif saat
belajar di rumah.
"Dengan memiliki jadwal belajar yang jelas dan terstruktur setiap harinya, anak
akan memiliki mindset bahwa dalam jangka waktu tersebut adalah waktu untuk
belajar walaupun proses pembelajaran dilakukan di rumah," ujar Ghianina.
Meskipun di rumah, orang tua harus menyiapkan ruangan yang secara khusus
untuk anak belajar. Hal ini agar anak tetap efektif belajar di rumah. Selain itu, di
saat anak belajar hindari segala sesuatu hal yang mengganggu dalam ruangan
atau tempat belajarnya.
"Misalnya menyiapkan meja khusus belajar di kamar, ruang belajar, atau ruang
keluarga. Sehingga di saat jadwal belajar tiba, anak secara otomatis langsung
melakukan kegiatan belajar di area yang sudah ditentukan," kata Gracia.
3. Berpakaian rapi
4. Beri dukungan
Ketika anak sedang kesulitan dalam proses belajar di rumah, orang tua harus
siap memberi bantuan. Selain itu orang tua harus memberi apresiasi segala usaha
yang anak kerjakan selama di rumah.
Bangun komunikasi yang baik dengan anak selama berada di rumah. Saling
terbuka satu sama lain agar anak dapat menceritakan kondisi yang dirasakan
selama belajar di rumah kepada orang tua sehingga orang tua pun dapat
memahami kondisi sang anak.