Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:

YESICA NOVAYANTI

X MIPA 1

SMA NEGERI 17 BANDUNG


TAHUN AJARAN 2016/2017
BAB IBAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup)
dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua
komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan dengan air.
Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan
keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak
ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa saja yang termasuk komponen ekosistem?
3. Bagaimana interaksi anatar komponen ekosistem?
4. Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?
5. Bagaimana dampak dari pencemaran lingkungan?

I.3 Tujuan Penulisan


Adapun maksud dan tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas biologi yang diberikan, selain itu ada tujuan lain yaitu:
1. Mengetahui penjelasan tentang ekosistem.
2. Memahami hubungan antar makhluk hidup dan tak hidup.
3. Menjelaskan konsep ekosistem dan pencemaran lingkungan.
4. Mengetahui dampak yang timbul akibat pencemaran lingkungan.
I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang terdapat dalam menyelesaikan makalah ini antara lain:
1. Memberikan pengetahun kepada penulis akan pentingnya melestarikan lingkungan,
makhluk hidup, dan ekosistemnya.
2. Penulis dapat mengetahui tentang ekosistem dan pencemaran lingkungan.
3. Dengan dibuatnya makalah ini, penulis mampu menerapkan pola hidup yang lebih baik.

I.5 Metode Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan dan browsing
internet.
BAB IIBAB II
ISI

II.1 Ekosistem
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai
ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.
Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol
biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan hidup meliputi
Komponen Biotik dan Komponen Abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk
hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler)
yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air,
tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia,
seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Di dalam ekosistem, seluruh
makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar
makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya.
Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem.
II.2 Lingkungan
Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu diluar organisme, yang menjadi
kondisi atau persyaratan organisme untuk hidup, lingkungan makhluk hidup ( organisme dibagi
menjadi 2 :
1. Lingkungan abiotik ( benda mati / Fisik )
Lingkungan abiotik meliputi segala sesuatu yang tidak secara langsung terkait pada
keberadaan organisme tertentu antara lain :
Sinar Matahari: Jika tidak ada, tidak akan ada kehidupan
Air: ±70% Struktur penyusun makhluk hidup. fungsi: untuk reaksi kimia pada tubuh
yg disebut juga metabolisme dan juga untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Senyawa organik: karbohidrat, lemak dan protein. senyawa organik harus memiliki
unsur C, H, O. khusus untuk protein, harus memiliki C, H, O, N.
Udara: ±80% udara bebas adalah Nitrogen (N). fungsi N: membentuk protein bagi    
tubuh. N bisa didapat dari atmosfer langsung, tetapi harus dirubah ke dalam    bentuk
N2 . Proses pengubahan N menjadi N2 dinamakan Proses Biogeokimia. sisanya,
udara bebas adalah Oksigen (O2). fungsi O2: untuk respirasi. tetapi    untuk respirasi
yang tidak menggunakan O2 dinamakan Respirasi anaerob.
Tanah: sebagai substrat bagi tumbuhan dan sebagai tempat tinggal bagi hewan.
Suhu: mempengaruhi reaksi kimia. jika suhu tinggi, zat/unsur yang direaksikan
lebih    cepat bereaksi karena dalam suhu yang tinggi terdapat zat katalis yang
berfungsi    untuk mempercepat reaksi kimia. dalam tubuh manusia, terdapat zat
katalis yang disebut biokatalisator  yang berbentuk enzim. suhu yang tinggi juga
dapat mengakibatkan enzim rusak. sedangkan suhu rendah menyebabkan
melambatnya    kinerja enzim.
Mineral: membantu proses reaksi kimia
Kelembaban udara: kandungan air di udara
PH: derajat keasaman suatu zat. ukuran PH: 0-14. PH 0-7 mengindikasikan zat
tersebut asam. PH 7 mengindikasikan zat tersebut normal. PH 7-14 mengindikasikan
zat tersebut basa.
2. Lingkungan biotik
Lingkungan Biotik adalah lingkungan yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
decomposer, juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme
makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling
mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih
terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing,
sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam
mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang
kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan
diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi
masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap,
kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.
Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi
b. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu
disebutpopulasi
c. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan individu dan populasi.
d. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini
menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun
ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora,
dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Dalam komunitas,
semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya
saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
e. Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat
yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering
membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan
bakteri, yaitu disebut substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap
memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam
ekosistem. Dalam nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain
yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif.
II.3 Komponen Ekosistem
1. Aliran Energi
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :
a. Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya
dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar
setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi
oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang
diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa
panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi
untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
b. Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui
rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi
diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah
tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar
10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan
sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
 Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem,
diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
 Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat
pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga
terlepaskan sejumlah panas keluar dari system
 Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi
organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat
pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air
sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
2. Piramida Ekologi
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar
trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Gambaran
susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering,
maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut piramida
ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan
antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai
dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai
konsumen puncak.
Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah, piramida
biomassa dan piramida energi. Gambaran ideal suatu piramida ekologi adalah
sebagai berikut.
3. Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat
perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan
tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan
observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu
memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia
di tiap tingkat trofik.
4. Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer
energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa
setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat
trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan
mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak
efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
5. Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat
trofik dalam suatu ekosistem.
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida
jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida
yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen
tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada
hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder
lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih
sedikit dari organisme konsumen sekunder.
II.4 Interaksi Antar Komponen
Interaksi antar komponen ekologi dapatmerupakan interaksi antar organisme, antar
populasi, dan antar komunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis,
baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam
komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme
dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak,
disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini
sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator
juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan
mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.contoh : Plasmodium
dengan manusia,Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies
dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu
spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek
dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antar populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antar populasi
adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan
zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon
walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan
zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang
diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di
padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan
saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai.
Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi,
belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah
terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas
cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan
makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon.
Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Interaksi Antar komponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.
Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran
energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur
atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka
akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.
II.5 Biogeokimia
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen
biosfer yang hidup dengan tak hidup.
Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa
unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke
dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan
makhluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.
II.6 Pengertian Pencemaran
Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu
kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya
mengganggu kestabilan lingkungan.
II.7 Perubahan Lingkungan
Faktor faktor Penyebab Perubahan Lingkungan.
1. Faktor Alam.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa
bumi,angin topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.
2. Faktor Manusia.
Kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan misalnya, membuang
limbah ( limbah rumah tangga, industri, pertanian, dsb ) secara sembarangan,
menebang hutan sembarangan, dsb.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka
waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
II.8 Macam-macam Pencemaran Lingkungan
a) Pencemaran Udara
(1) CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan
bahan bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat
terbang, dan pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen
akan mengakibatkan efek rumah kaca.
(2) CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna,
akan menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi
tertutup, orang yang ada digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO.
Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga
berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil,
sehingga bisa menyebabkan kematian.
(3) CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang
karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan
untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada
lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
(4) SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh
pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas
nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam,
yang disebut hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi
pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan
kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan
gedung dan jembatan.
(5) Asap Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan
lainnya.
Perokok dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang merokok)
dan perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok).
Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain :
• Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan
penyakit pernapasan lainnya.
• Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya
warna cat.
• Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau
kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
• Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara
global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
• Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
b) Pencemaran Air
(1) Limbah Pertanian.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.
Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan mati.
Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit
(khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai
secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan
membuang sisa obat ke sungai. Pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi), karena air kaya nutrisi, ganggang
dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal ini akan mengganggu
ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena oksigen dan
sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air terhalang dan tidak dapat
masuk ke dalam air, sehingga kadar oksigen dan sinar matahari berkurang.
(2) Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,
nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik misalnya
plastik, aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang
tertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Pencemar lain
bisa berupa pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan
organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan,
akibatnya kadar oksigen dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati.
Jika pencemaran bahan organik meningkat, akan ditemukan cacing Tubifex
berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya limbah organik dari limbah pemukiman.
(3) Limbah Industri
Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik
yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau
busuk, dan polutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak dapat
menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak ratusan kilometer.
Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut,
dan organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi
dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat
yang dapat menguraikan minyak.
(4) Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari
tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrk untuk menangkap ikan.
Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan melainkan juga biota air
lainnya.
c) Pencemaran Tanah
Sampah organik dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar,
industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain :
• Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
• Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman, dan
• Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi
II.9 Dampak Pencemaran Lingkungan
1. Punahnya Species
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami
keracunan, kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak
sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan
yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga
kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi,
harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut
terlampaui, hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah,
maka . serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan
insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal
(resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya.
Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem.
Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya,
keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan
kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan
tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk
mengatasinya,
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos,
sistem penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi
tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang
sama.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat
mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati,
ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada
keturunannya bahkan meninggal dunia.
6. Pemekatan Hayati
Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring
makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh
alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang kecil
dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan
pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal
sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification).
7. Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini
disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai
stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan
pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan
ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut
“berlubang”.
8. Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari
proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi
diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena
banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.
II.10 Usaha-Usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau

3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga
7. Membuang sampah pada tempatnya.
8. Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.
BAB IIIBAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu diluar organisme, yang menjadi
kondisi atau persyaratan organisme untuk hidup.
III.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengharapkan agar pembaca dapat menjaga
lingkungan dengan baik serta melestarikannya. Menyayangi sesama makhluk hidup dan
habitatnya serta selalu bertaqwa kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai