Anggota Kelompok
1. …
2. Dst
B. Kasus
seorang bayi 10 bulan, dirawat di rumah sakit dengan ikterik, demam tinggi, kejang,
pernafasan cepat, dan sesak nafas. dari stetoskop terdengar suara ronchi kasar.
Riwayat pengobatan (PH) : demam kejang
Alergi : penicilline
Riwayat penyakit (FH) : Father Chronic Bronchritis (Ayah Bronkritis Kronis)
VS : BP 90/70 mmHg
Lab test : Dbil 3.0mg/dL; Tbil 2.5mg/dL; ALT 90 iu/L; AST 95 iu/L
R/ Cefixime inj
R/ Paracetamol supp
S prn
R/ Stesolid supp
S uc
Catatan:
- Kadar normal bilirubin: Kadar bilirubin normal adalah ≤5 mg/dl.
- Kadar SGPT/SGOT normal: SGPT 5-40 iu/L; SGPT 7-56 iu/L
- Tekanan darah: Tekanan darah normal 90/60 mmHg-120/80 mmHg.
- Pernafasan normal: Pernapasan normal pada bayi umur ≥6th adalah 25-40 kali per menit.
- Suhu tubuh normal: Suhu normal bayi berkisar dari 36,5-37°C.
C. PAM Methode
Pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dapat mengalami berbagai
komplikasi salah satunya yaitu hiperbilirubinemia (ikterus). Ikterus merupakan
pewarnaan kuning pada kulit, sklera, atau membran mukosa sebagai akibat penumpukan
bilirubin yang berlebihan pada jaringan (Latifah, dkk, 2017).
Hiperbilirubinemia dapat terjadi akibat adanya peningkatan kadar bilirubin pada
tubuh. Hal tersebut dapat ditemukan dalam keadaan dimana terjadi peningkatan
penghancuran sel darah merah (eritrosit) yang berkisar 80-90 hari, dan kadar zat besi
yang tinggi dalam eritrosit (Radis, Glover, 2012).
Ikterus adalah suatu keadaan BBL dimana kadar bilirubin serum total lebih dari
10 mg% pada minggu pertama ditandai dengan ikterus, dikenal ikterus neonatorum yang
bersifat patologis atau hiperbilirubinemia. Ikterus adalah suatu gejala diskolorasi kuning
pada kulit, konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan bilirubin. Ikterus secara klinis
akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5–7 mg/dl (Rohani dan
Wahyuni 2017).
Keadaan ikterus menunjukkan pewarnaan kuning pada kulit, sklera, atau
membran mukosa sebagai akibat penumpukan bilirubin yang berlebihan pada jaringan.
Penumpukan bilirubin terjadi karena bayi dengan berat lahir rendah memiliki kadar zat
besi yang tinggi dalam sel darah merah, dan memiliki waktu singkat pada saat
pemecahan sel darah merah yaitu 80-90 hari (Radis, 2012).
F. Faktor Resiko
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi faktor
terjadinya ikterus terdiri dari faktor maternal, perinatal, dan neonatal.
1. Faktor maternal antara lain: rhesus, ABO inkompatibility, riwayat keluarga, tempat
bersalin, usia ibu, paritas, dan keadaan sosial ekonomi.
2. Faktor perinatal antara lain: jenis persalinan, trauma persalinan, komplikasi (asfiksia,
sepsis).
3. Faktor neonatal antara lain: jenis kelamin, usia kehamilan, berat badan lahir, dan
G6PD defisiensi (Olusanya et al., 2015, hlm 8).
H. Pembahasan Kasus
- Nama penyakit:
Hiperbilirubinemia (Icterus)/Penyakit Kuning
- Definisi penyakit:
Ikterus merupakan pewarnaan kuning pada kulit, sklera, atau membran mukosa
sebagai akibat penumpukan bilirubin yang berlebihan pada jaringan (Latifah, dkk,
2017).
- Identifikasi DERP:
- Lembar Rekomendasi:
- Monitoring ESO:
N Obat Parameter Rentang End Point Frekuensi Rekomenda
o Monitoring Normal Monitorin si
g
1. Stesoli - Depresi - Pernapasan - Pernapas Selama Clobazam
d supp pernafasan normal an 40 kejang. Oral
- Sakit kuning pada bayi kali per Suspensi.
- Memburukn umur ≥6th hari.
ya kejang adalah 25- - Kadar
- Hipotensi 40 kali per bilirubin
menit. normal
- Sakit adalah ≤5
kuning mg/dl.
sembuh/tid - Tidak
ak sakit kejang
kuning (end
(kelebihan point
bilirubin rentang
jika kadar normal 0)
bilirubin - Tekanan
darah 5–7 darah
mg/dl). 90/80
- Kejang mmHg.
sembuh.
- Tekanan
darah
normal
90/60
mmHg-
120/80
mmHg.
Efek samping yang umum adalah mengantuk, kesulitan koordinasi, kelelahan, kelemahan
otot, ataksia, dan kepala terasa ringan.
Efek samping yang lebih jarang misalnya nyeri kepala, vertigo, perubahan salivasi,
gangguan saluran cerna, ruam kulit, dan gangguan penglihatan.
Efek samping yang lebih serius, tetapi kejadiannya relatif jarang misalnya depresi
pernapasan, ketergantungan, gangguan mental, amnesia, kebingungan, kelainan darah dan sakit
kuning, retensi urin, dan hipotensi.
Efek samping paradoks dapat terjadi, termasuk kegelisahan, lekas marah, kegembiraan,
memburuknya kejang, insomnia, kram otot, perubahan libido, dan dalam beberapa kasus,
kemarahan dan kekerasan. Efek samping ini lebih mungkin terjadi pada anak-anak, orang tua,
dan individu dengan riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol dan atau agresi.
Obat ini meningkatkan risiko kejang jika digunakan terlalu sering pada pasien pengidap
epilepsi.
Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan toleransi, ketergantungan, dan gejala
putus obat pada pengurangan dosis.
pada injeksi intravena terjadi bisa terjadi nyeri, dan tromboflebitis.
Stesolid injeksi adalah obat yang digunakan untuk terapi jangka pendek pada penderita ansietas
(kecemasan), insomnia, terapi tambahan pada kondisi putus alkohol akut, status epileptikus,
kejang demam, dan spasme otot. Stesolid injeksi mengandung diazepam, obat yang termasuk
golongan benzodiazepine. Berikut ini adalah informasi lengkap stesolid injeksi yang disertai
tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Diazepam adalah obat yang digunakan sebagai obat penenang, anti konvulsan, dan relaksan otot.
Obat ini biasanya digunakan dalam situasi seperti kecemasan, kejang otot, dan sulit tidur. Obat
ini sebaiknya hanya digunakan dalam terapi jangka pendek. Diazepam termasuk obat golongan
benzodiazepine yang bekerja dengan cara meningkatkan efek dari neurotransmitter gamma-
Aminobutyric acid (GABA).
Kantuk
Sakit kepala
Sembelit
Kikuk atau gangguan keseimbangan
Nafsu makan terganggu
Rasa lelah
Muntah
Batuk
Nyeri sendi
Mulut kering
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tidak kunjung mereda atau semakin
bertambah berat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat yang bisa ditandai
dengan munculnya bengkak pada bibir atau kelopak mata, sulit bernapas, muncul ruam yang
gatal pada kulit, atau mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:
Sulit menelan
Gemetar atau tremor
Demam
Gangguan berbicara atau bicara menjadi tidak jelas
Rasa lelah yang semakin berat
Cemas, bingung, tidak bisa mengontrol emosi
Starting Dose 5 mg 10 mg
Starting Day 7 10 mg 20 mg
Starting Day 14 20 mg 40 mg
IVIG (intravenous immunoglobulin therapy) adalah obat yang berfungsi untuk mengobati
kekurangan antibodi. IVIG juga sering digunakan untuk mengatasi penyakit autoimun,
seperti penyakit Kawasaki dan mencegah respon penolakan tubuh
terhadap transplantasi sumsum tulang.
IVIG adalah imunoglobulin dari plasma darah yang diperoleh dari donor yang sehat. IVIG
termasuk ke dalam obat golongan antiserum yang bekerja dengan memperkuat sistem kekebalan
tubuh (sistem imun), melawan infeksi di tubuh, dan menghentikan antibodi perusak agar tidak
menghancurkan darah, saraf, atau jaringan tubuh lainnya.
Daftar Referensi :
Ardiansyah Muhammad. April (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : Diva
Press.
Asfuah. S. (2012). Buku Saku Klinik Untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Latifah, Lulu, Sefita Aryuti Nirmala, and Sri Astuti. 2017. “Hubungan Antara Bayi Berat Lahir
Rendah Dengan Kejadian Ikterus Di Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Periode Januari-
Desember Tahun 2015.” Jurnal Bidan “Midwife Journal” 3 (02): 13–21.
Olusanya, B.O. Osibonjo, F.B. Slusher, T.N. (2015). Risk Factors for Severe Neonatal
Hyperbilirubinemia in Low and Middle Income Countries: A Systematic Review and
MetaAnalysis. PLOS ONE│DOI: 10.1371/journal.pone.0117229.
Rohani, Siti, and Rini Wahyuni. 2017. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Ikterus Pada Neonatus.” Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan 2 (1): 75–80.
https://doi.org/10.30604/jika.v2i1.35.
CATATAN :
Hipertensi sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Ardiansyah, 2012). Tekanan darah sistolik
adalah tekanan darah ketika jantung berdetak, sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan
darah ketika jantung beristirahat (Asfuah, 2012).