DATA PROYEK
1. Nama Proyek : Pembangunan Fas. Tambatan Perahu Ohoi Ibra
2. Waktu Pelaksanaan : ---- hari kalender (Belum Diketahui)
3. Lokasi : Ohoi Ibra – Kabupaten Maluku Tenggara
4. Tahun Anggaran : 2017
USULAN TEKNIS
Sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), bersama ini kami susun usulan teknis yang
terdiri dari :
1. Pengalaman Perusahaan Jasa Konstruksi.
Nilai kontrak dan kuantitas pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis.
Nilai kontrak dan kuantitas pengalaman melaksanakan pekerjaan tidak
sejenis.
2. Pendekatan dan Metodologi Kerja
Metodologi pelaksanaan pekerjaaan Sipil dan Arsitektur meliputi analisa pekerjaan,
kesesuaian urutan,
ketepatan menyusun pekerjaan dan struktur organisasi pelaksanaan.
Kesesuaian spesifikasi teknis, meliputi spesifikasi bahan/material, brosur atas
material yang akan
digunakan.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan meliputi S-curve time schedule, progress harian,
mingguan, bulanan, laporan
akhir dan shop drawing.
3. Daftar peralatan yang dimiliki, terdiri dari daftar peralatan pertukangan, water pass,
mesin/alat potong, sarana mobilisasi, alat komunikasi dan perangkat computer, safety
equipment dan peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
MANAJEMEN MUTU
Di dalam pelaksanaan pekerjaan jasa perlu adanya suatu program kerja yang konsepsional,
efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram dengan baik dalam
rangka mencapai target sukses suatu pekerjaan.
Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Pengarahan
Penugasan/Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Gambar.
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan tercapainya azas efisiensi dan
efektifitas dalam pengertian tepat waktu, hemat biaya dan tepat sasaran maka setiap sumber
daya (tenaga kerja, biaya, material dan peralatan) yang dipergunakan dalam pelaksanaan
proyek ini dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai faktor produksi secara maksimal secara
professional.
Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan, urutan pekerjaan efesiensi dan waktu
pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistimatis dengan tujuan agar tercapai sasaran
dan tujuan pekerjaan ini.
Untuk mendapatkan efektivitas tinggi dan menggunakan sumber daya yang tersedia secara
efisien, kita perlu mengikuti suatu pelaksanaan system kerja yang baik. Hanya dengan cara ini
baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban
pekerjaan puncak yang cukup besar.
LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas Kontraktor Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan tersebut meliputi :
Melaksanakan Pembangunan Gedung dari awal sampai selesai sesuai dengan
perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat yang telah disepakati.
Menyusun buku harian untuk dipergunakan sebagai petunjuk umum bagi pelaksanaan
sehari-hari sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.
Menyeleksi terhadap material dan bahan yang diperlukan untuk memperoleh jaminan
bahwa material dan peralatan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi.
Membuat Rencana Kerja dan waktu pelaksanaan serta menjamin bahwa pemesanan lift
equipment sesuai dengan schedule yang telah disyaratkan dalam RKS.
Berusaha untuk melaksanakan pekerjaan secara profesional, baik mengenai kuantitas,
kualitas maupun ketepatan waktu pekerjaan.
Membuat dan menyesuaikan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (As Built
Drawing) untu kelengkapan dokumen pembangunan.
PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).dan ditambah dengan kontrak pemborongan pekerjaan
fisik selama ....... (..................) hari kalender berturut-turut sejak tanggal dikeluarkannya SPK
berikut masa pemeliharaan.
Jika terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan karena alasan di luar kemampuan Kontraktor
dan hal itu disetujui oleh Direksi, maka tambahan biaya pengawasan akan
dibayar/ditanggung oleh Proyek.
KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Kontraktor Pelaksana disamping Pembangunan Pekerjaan ini
adalah:
1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.
2. Buku Harian yang memuat semua kejadian perintah atau petunjuk penting dari
Konsultan Pengawas/Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
menimbulkan konsekwensi keuangan, keterlambatan penyelesaian dan tidak
terpenuhinya syarat teknis.
3. Laporan Harian, berisi keterangan tentang :
Tenaga kerja.
Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan yang diselenggarakan.
Waktu pekerjaan.
Keadaan/situasi cuaca harian.
4. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
5. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.
6. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan.
7. Membuat gambar-gambar yang dibuat Kontraktor Pelaksana sesuai dengan
pelaksanaan (As Built Drawing).
8. Membuat gambar perincian (Shop Drawing, Bar Chart yang dibuat oleh Kontraktor).
KRITERIA PEKERJAAN
Untuk pekerjaan Pembangunan Proyek ini berlaku ketentuan-ketentuan seperti Standard,
Pedoman dan Peraturan peraturan yang berlaku antara lain :
Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu Surat
Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjian.
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Normalisasi teknis yang berlaku di Indonesia.
PROSES PEKERJAAN
1. UMUM
Sesuai ketentuan yang ada, setiap bagian pekerjaan yang akan dikerjakan maka
kontraktor akan menjelaskan/dapat dijelaskan melalui time schedule yang telah dibuat
terlebih dahulu, serta meminta penyerahan lokasi/surat perintah kerja sebagai bentuk
legalitas dalam melakukan pekerjaan pada pihak Pemberi Tugas.
2. URAIAN TUGAS KONTRAKTOR
Kontraktor Pelaksana (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pelaksanaan yang dihadapi
di lapangan) harus memerinci sendiri kegiatannya, yang secara garis besar sebagai
berikut :
a. Persiapan
Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pelaksanaan.
Memeriksa kembali kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang telah direncanakan.
Membuat Kontrak pelaksanaan yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang
terkait.
b. Pekerjaan Teknis
Melaksanakan pekerjaan dengan memeperhatikan segi kenyamanan pengguna
gedung, serta spesifikasi equipment yang terpasang sesuai dengan yang telah
disyaratkan didalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat (RKS).
Mengajukan Berita Acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran
sesuai dengan bobot pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
Mengikuti rapat-rapat lapangan secara berkala dan menerima masukan-masukan
dari berbagai pihak terkait untuk proses kelancaran pekerjaan.
Menyelesaikan kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan selama masa
pemeliharaan.
Meminta bantuan dan petunjuk kepada Konsultan Pengawas dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut
(bila ada).
Membuat semua gambar kerja (as-built drawing).
3. KONSULTASI
Melakukan konsultasi dengan Pengelola Proyek dan Direksi serta Konsultan Pengawas
untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
Mengadakan rapat berkala sedikitnya satu kali dalam seminggu dengan Pengelola
Proyek, Perencana dan Konsultan Pengawas dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
kontrak.
4. LAPORAN
Membuat Bar Chart dan Net Work Planning dari pekerjaan dan disetujui pihak terkait.
Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat-alat
yang digunakan.
Laporan Harian.
Laporan-laporan yang akan dibuat berdasarkan kebutuhan proyek beserta gambar
perubahan bila ada.
METODE PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan suatu metodelogi pelaksanaan yang agak berbeda
karena saat pekerjaan dilaksanakan bangunan eksisting tersebut masih aktif digunakan untuk
aktivitas sehari-hari.
Metode pelaksanaan yang efektif untuk pekerjaan ini adalah dilakukan pada siang hari pada
normal working day dengan mengacu pelaksanaan tiap ruang berikut skema pelaksanaan
pekerjaan:
A. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lapangan
Pekerjaan pembersihan lokasi mengikuti alur pelaksanaan item-item pekerjaan
mengingat pekerjaan yang dilaksanakan ini pada area yang masih aktif digunakan
untuk menjalani kegiatan sehari-hari, jadi pra dan pasca pekerjaan harus dalam
keadaan bersih dan rapih serta tidak menimbulkan efek yang dapat mengganggu
terhadap pengguna pekerjaan.
2. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Pekerjaan pengukuran dan Pemasangan Bouwplank dilakukan untuk menentukan
posisi tambatan berdasarkan gambar rencana. Penentuan titik harus dilakukan
dengan menggunakan alat Theodolite dan Waterpass dan dilaksanakan oleh juru
ukur. Hasil pengukuran akan diajukan ke Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya sebelum dilanjutkan pelaksanaan.
7. Dokumentasi
Sebagai suatu persyaratan, maka kontraktor pelaksanaan akan merekam seluruh
pelaksanaan kegiatan sebagai bukti pelaporan perkembangan kemajuan pekerjaan
sebanyak 3 phase.
Phase I
0%
Phase I
50%
Phase I
100%
1. Pasir Urug t = 7 cm
1. Pekerjaan pasir urug dengan menggunakan alat manual cangkul, apabila kondisi
lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat bantu
yang lain.
2. Pemadatan pasir dengan menggunakan alat pemadatan.
3. pekerjaan pengurugan dengan menggunakan pasir urug dan dipadatkan
dengan alat pemadatan dengan ketebalan sesuai gambar rencana dengan
ketentuan elevasi sesuai gambar rencana.
2. Rabat Beton t = 10 cm
Bahan/material :
Spesifikasi bahan/material :
Semen Portland (PC) memenuhi PBI – 71 dan NI-8, Setara Tiga Roda.
Pasir memenuhi PUBB 1970 atau NI-3 (pasir yang berbutir tajan dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%).
Air memenuhi PVBT 1982 (Air yang dipergunakan adalah air bersih yang bebas
dari kadar garam/besi, tidak berbau).
Batu koral yang dipergunakan berasal dari batu yang keras dan permukaan
kasar, tidak rapuh/tidak porous, memenuhi peraturan PBI – 71- NI-2.
Uraian Pelaksanaan :
Setelah pasir urug padat sudah dihampar/digelar dan diperiksa Konsultan
Pengawas Teknis, pekerjaan lantai kerja untuk pondasi beton & sloof akan
dilaksanakan.
Spesi campuran menggunakan ad.1Pc:3Psr:5Krl dengan peralatan pengaduk
menggunakan beton molen.
Sebelum lantai kerja digelar terlebih dahulu kotoran yang menempel, sampah
dan bahan organic lainnya dibersihkan/dibuang dari area lokasi kerja.
Beton lantai kerja yang digelar diatas pasir urug dengan kondisi pasir telah
dipadatkan, kemudian dilakukan pengerasan untuk menjaga mutu beton.
3. Tanah Timbunan
Pekerjaan pengurugan kembali dengan bahan pilihan untuk sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen lelang. Material urugan dipilih dari sumber yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Plesteran adalah pekerjaan plestran pada bagian atas dari dinding, talud
pasangan batu yang sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Cara Pelaksanaan :
a. Pasir yang digunakan harus yang baik dan telah disetujui Direksi.
b. Spesi/adukan pekerjaan plesteran harus dari campuran semen dan pasir
dengan perbandingan volume dengan menggunakan concrete mixer
c. Pekerjaan plesteran dikerjakan secara dua lapis sampai ketebalan 2 cm.
Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas
dari dinding talud.
d. Pekerjaan Plesteran harus rata, lurus, halus dan rapi sehingga bagian
pasangan batu permukaan tertutupi.
6. Pekerjaan Kansteen
Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
(SNI03 – 2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan dilaksanakan. Sesuai
dengan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB), mutu beton yang digunakan :
K-225 untuk pekerjaan konstruksi (Kolom 25/25, balok ikat 15/20, balok lantai
20/25 dan pondasi telapak t=25 cm).
K-175 untuk pekerjaan lantai kerja pondasi dan lantai reklamasi t = 10 cm.
1.3. Air :
Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan
alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
A. Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah
1. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul, apabila
kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu yang lain.
2. Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
3. Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
4. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai
rencana.
6. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
7. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan.
8. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila
hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
C. Pekerjaan Kayu
1. Pancang kayu untuk dudukan pondasi
a. Setelah penggalian tanah untuk pondasi, dilaksanakan pemancangan kayu yang
berfungsi sebagai penahan tanah sekaligus memadatkannya sehingga pada saat
dibebani, tanah dasar tidak runtuh atau mengalami penurunan.
b. Kayu yang digunakan adalah kayu nani/tongke berdiameter 15-20 cm yang
dipancang menggunakan hammer dengan kedalaman pemancangan sesuai
gambar kerja.
c. Pekerjaan pemancangan kayu cerucuk ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian
tanah betul-betul selesai.Sebelum pemancangan dilakukan dipastikan seluruh
bahan atau kayu cerucuk. Pekerjaan dilaksanakan untuk pengadaan dan
pemancanagan Tiang kayu pada Abutmen sesuai dengan gambar kerja.
Pemancangan dilakukan dengan posisi tegak, ditekan dengan alat
pancang sederhana, pemancangan dilaksanakan hingga mendapat tanah
keras, bila terdapat penyambungan maka dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan petunjuk direksi pekerjaan. Pemotongan tiang kayu bagian
atas dilakukan dengan menggunakan Gergaji hingga pada elevasi
tertentu
2. Lantai Papan
a. Pengadaan Kayu
Dalam proses pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus jeli dalam memilih bahan
yang sesuai dengan permintaan dari Konsultan, serta sesuai dengan gambar
yang telah resmi dari Pemberi Tugas. Dalam pemilihan kayu seharusnya ukuran
dan jenisnya tidak boleh lain dari/ atau yang sudah ditentukan oleh konsultan,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang
akan dilakukan dilapangan.
b. Pemasangan Kayu
Pemasangan lantai papan kayu seharusnya gambar yang sudah dijadikan
gambar kerja, jenis kayu yang dipakai seharus betul-betul sudah kering dan
lurus, karena tidak akan menimbulkan papan menjadi terbuka pada saat habis
pekerjaan.
D. Pekerjaan Tangga
1. Galian Tanah
1. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul, apabila
kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu yang lain.
2. Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
3. Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
4. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai
rencana.
6. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
7. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan.
8. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila
hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
2. Buis Beton
Metode pelaksanaannya adalah merupakan pekerjaan yang sama dilakukan dalam
pengerjaan pasangan dan beton sehingga dalam pengerjaan buis beton memakai
adukan beton yang beragam dalam hal ini kami selaku pelaksana juga akan
melakukan pembuatan buis beton sesuai dengan permintaan dari pengawas atau
dari Dinas selaku pemegang kuasa.
3. Pasangan Batu Kali/ Karang
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa tahap, yaitu
yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu
kali.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan adalah
tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut :
Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan
level pasangan batu kali.
Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
H. Pengecatan
Pengecatan untuk menandakan bahwa disitu ada tambatan yang bisa digunakan untuk
tambat perahu. Standart warna yang dipakai harus sesuai dengan gambar kerja, karena
itu sudah di sahkan oleh Pemberi Tugas.
B. Pekerjaan Kayu
1. Pancang kayu untuk dudukan pondasi
d. Setelah penggalian tanah untuk pondasi, dilaksanakan pemancangan kayu yang
berfungsi sebagai penahan tanah sekaligus memadatkannya sehingga pada saat
dibebani, tanah dasar tidak runtuh atau mengalami penurunan.
e. Kayu yang digunakan adalah kayu nani/tongke berdiameter 15-20 cm yang
dipancang menggunakan hammer dengan kedalaman pemancangan sesuai
gambar kerja.
f. Pekerjaan pemancangan kayu cerucuk ini dilaksanakan setelah pekerjaan
galiantanah betul-betul selesai.Sebelum pemancangan dilakukan dipastikan
seluruh bahan atau kayu cerucuk. Pekerjaan dilaksanakan untuk pengadaan dan
pemancanagan Tiang kayu pada Abutmen sesuai dengan gambar kerja.
Pemancangan dilakukan dengan posisi tegak, ditekan dengan alat
pancang sederhana, pemancangan dilaksanakan hingga mendapat tanah
keras, bila terdapat penyambungan maka dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan petunjuk direksi pekerjaan. Pemotongan tiang kayu bagian
atas dilakukan dengan menggunakan Gergaji hingga pada elevasi
tertentu
2. Lantai Papan
a. Pengadaan Kayu
Dalam proses pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus jeli dalam memilih bahan
yang sesuai dengan permintaan dari Konsultan, serta sesuai dengan gambar
yang telah resmi dari Pemberi Tugas. Dalam pemilihan kayu seharusnya ukuran
dan jenisnya tidak boleh lain dari/ atau yang sudah ditentukan oleh konsultan,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang
akan dilakukan dilapangan.
b. Pemasangan Kayu
Pemasangan lantai papan kayu seharusnya gambar yang sudah dijadikan
gambar kerja, jenis kayu yang dipakai seharus betul-betul sudah kering dan
lurus, karena tidak akan menimbulkan papan menjadi terbuka pada saat habis
pekerjaan.
C. Pagar Railing Kayu
Penjelasan Lingkup
Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu
baik, pekerja yang terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil
yang baik.
Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan
seluruh detail yang disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk
mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
Ketentuan – Ketentuan :
- Konstruksi harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SK SNI.
- Kontruksi harus dibuat sesuai dengan gambar untuk ukuran kayu
maupun cara penyambungannya.
- Sebelum perbaikan sambungan balok kayu yang akan disambung
harus dimatikan semua bidang kayu yang disambung secara teknis
dan rapi dimeni lebih dahulu.
- Semua ukuran kayu yang dipakai yang tercantum dalam gambar
D. Pengecatan
Pengecatan untuk menandakan bahwa disitu ada tambatan yang bisa digunakan untuk
tambat perahu. Standart warna yang dipakai harus sesuai dengan gambar kerja, karena
itu sudah di sahkan oleh Pemberi Tugas.
PENUTUP
Demikian metodelogi ini disampaikan, sebagai bahan kelengkapan dokumen yang telah
disyaratkan dalam RKS dan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan pekerjaan,
terlampir dalam dokumen ini antara lain :
Spesifikasi Teknik material yang dipergunakan.
Brossure-Brossure.yang sesuai dengan bidang pekerjaan.
Semoga paparan/penjelasan pelaksanan ini bermanfaat untuk kita semua, atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.