Anda di halaman 1dari 28

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

DATA PROYEK
1. Nama Proyek : Pembangunan Fas. Tambatan Perahu Ohoi Ibra
2. Waktu Pelaksanaan : ---- hari kalender (Belum Diketahui)
3. Lokasi : Ohoi Ibra – Kabupaten Maluku Tenggara
4. Tahun Anggaran : 2017

USULAN TEKNIS
Sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), bersama ini kami susun usulan teknis yang
terdiri dari :
1. Pengalaman Perusahaan Jasa Konstruksi.
 Nilai kontrak dan kuantitas pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis.
 Nilai kontrak dan kuantitas pengalaman melaksanakan pekerjaan tidak
sejenis.
2. Pendekatan dan Metodologi Kerja
 Metodologi pelaksanaan pekerjaaan Sipil dan Arsitektur meliputi analisa pekerjaan,
kesesuaian urutan,
 ketepatan menyusun pekerjaan dan struktur organisasi pelaksanaan.
 Kesesuaian spesifikasi teknis, meliputi spesifikasi bahan/material, brosur atas
material yang akan
 digunakan.
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan meliputi S-curve time schedule, progress harian,
mingguan, bulanan, laporan
 akhir dan shop drawing.
3. Daftar peralatan yang dimiliki, terdiri dari daftar peralatan pertukangan, water pass,
mesin/alat potong, sarana mobilisasi, alat komunikasi dan perangkat computer, safety
equipment dan peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

MANAJEMEN MUTU
Di dalam pelaksanaan pekerjaan jasa perlu adanya suatu program kerja yang konsepsional,
efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram dengan baik dalam
rangka mencapai target sukses suatu pekerjaan.

Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Pengarahan
Penugasan/Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Gambar.
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan tercapainya azas efisiensi dan
efektifitas dalam pengertian tepat waktu, hemat biaya dan tepat sasaran maka setiap sumber
daya (tenaga kerja, biaya, material dan peralatan) yang dipergunakan dalam pelaksanaan
proyek ini dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai faktor produksi secara maksimal secara
professional.

RENCANA KERJA KONTRAKTOR PELAKSANA


Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan menghasilkan mutu yang tinggi akan
dilaksanakan sesuai dengan jadwal kerja yang direncanakan.

Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan, urutan pekerjaan efesiensi dan waktu
pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistimatis dengan tujuan agar tercapai sasaran
dan tujuan pekerjaan ini.

Untuk mendapatkan efektivitas tinggi dan menggunakan sumber daya yang tersedia secara
efisien, kita perlu mengikuti suatu pelaksanaan system kerja yang baik. Hanya dengan cara ini
baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban
pekerjaan puncak yang cukup besar.

LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas Kontraktor Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan tersebut meliputi :
 Melaksanakan Pembangunan Gedung dari awal sampai selesai sesuai dengan
perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat yang telah disepakati.
 Menyusun buku harian untuk dipergunakan sebagai petunjuk umum bagi pelaksanaan
sehari-hari sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.
 Menyeleksi terhadap material dan bahan yang diperlukan untuk memperoleh jaminan
bahwa material dan peralatan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi.
 Membuat Rencana Kerja dan waktu pelaksanaan serta menjamin bahwa pemesanan lift
equipment sesuai dengan schedule yang telah disyaratkan dalam RKS.
 Berusaha untuk melaksanakan pekerjaan secara profesional, baik mengenai kuantitas,
kualitas maupun ketepatan waktu pekerjaan.
 Membuat dan menyesuaikan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (As Built
Drawing) untu kelengkapan dokumen pembangunan.

SISTEM DAN MEKANISME KERJA


Untuk tercapainya efektifitas dan efisiensi kerja maka Kontraktor bersedia dan melakukan.
Sistem dan Mekanisme Kerja yang disiapkan tersebut meliputi :
1. Prosedur Operasional Standar
Prosedur Operasional Standar (POS) ini dibuat untuk menunjang pengelolaan proyek
mulai dari tahap awal sampai dengan selesai pelaksanaan dan masa pemeliharaan.
Prosedur Operasional Standar ini akan menggambarkan proses kerja yang perlu
dilaksanakan pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan, dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab dan terlibat didalam setiap proses kerja tersebut.
2. Rapat Koordinasi
Mengikuti Rapat koordinasi secara periodik dan pada waktu-waktu tertentu bilamana
perlu dalam rangka mengidentifikasi, menginventarisasi dan memecahkan setiap
permasalahan, dan menerima masukan-masukan dari berbagai pihak yang terkait.
Ditinjau dari obyek permasalahan, rapat koordinasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis rapat yakni :
 Rapat Manajemen
 Rapat Teknis

PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).dan ditambah dengan kontrak pemborongan pekerjaan
fisik selama ....... (..................) hari kalender berturut-turut sejak tanggal dikeluarkannya SPK
berikut masa pemeliharaan.
Jika terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan karena alasan di luar kemampuan Kontraktor
dan hal itu disetujui oleh Direksi, maka tambahan biaya pengawasan akan
dibayar/ditanggung oleh Proyek.

KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Kontraktor Pelaksana disamping Pembangunan Pekerjaan ini
adalah:
1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.
2. Buku Harian yang memuat semua kejadian perintah atau petunjuk penting dari
Konsultan Pengawas/Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
menimbulkan konsekwensi keuangan, keterlambatan penyelesaian dan tidak
terpenuhinya syarat teknis.
3. Laporan Harian, berisi keterangan tentang :
 Tenaga kerja.
 Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.
 Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Pekerjaan yang diselenggarakan.
 Waktu pekerjaan.
 Keadaan/situasi cuaca harian.
4. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
5. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.
6. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan.
7. Membuat gambar-gambar yang dibuat Kontraktor Pelaksana sesuai dengan
pelaksanaan (As Built Drawing).
8. Membuat gambar perincian (Shop Drawing, Bar Chart yang dibuat oleh Kontraktor).

KRITERIA PEKERJAAN
Untuk pekerjaan Pembangunan Proyek ini berlaku ketentuan-ketentuan seperti Standard,
Pedoman dan Peraturan peraturan yang berlaku antara lain :
 Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu Surat
Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjian.
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
 Normalisasi teknis yang berlaku di Indonesia.

PROSES PEKERJAAN
1. UMUM
Sesuai ketentuan yang ada, setiap bagian pekerjaan yang akan dikerjakan maka
kontraktor akan menjelaskan/dapat dijelaskan melalui time schedule yang telah dibuat
terlebih dahulu, serta meminta penyerahan lokasi/surat perintah kerja sebagai bentuk
legalitas dalam melakukan pekerjaan pada pihak Pemberi Tugas.
2. URAIAN TUGAS KONTRAKTOR
Kontraktor Pelaksana (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pelaksanaan yang dihadapi
di lapangan) harus memerinci sendiri kegiatannya, yang secara garis besar sebagai
berikut :
a. Persiapan
 Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pelaksanaan.
 Memeriksa kembali kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang telah direncanakan.
 Membuat Kontrak pelaksanaan yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang
terkait.
b. Pekerjaan Teknis
 Melaksanakan pekerjaan dengan memeperhatikan segi kenyamanan pengguna
gedung, serta spesifikasi equipment yang terpasang sesuai dengan yang telah
disyaratkan didalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat (RKS).
 Mengajukan Berita Acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran
sesuai dengan bobot pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
 Mengikuti rapat-rapat lapangan secara berkala dan menerima masukan-masukan
dari berbagai pihak terkait untuk proses kelancaran pekerjaan.
 Menyelesaikan kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan selama masa
pemeliharaan.
 Meminta bantuan dan petunjuk kepada Konsultan Pengawas dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut
(bila ada).
 Membuat semua gambar kerja (as-built drawing).

3. KONSULTASI
 Melakukan konsultasi dengan Pengelola Proyek dan Direksi serta Konsultan Pengawas
untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
 Mengadakan rapat berkala sedikitnya satu kali dalam seminggu dengan Pengelola
Proyek, Perencana dan Konsultan Pengawas dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
kontrak.

4. LAPORAN
 Membuat Bar Chart dan Net Work Planning dari pekerjaan dan disetujui pihak terkait.
 Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat-alat
yang digunakan.
 Laporan Harian.
 Laporan-laporan yang akan dibuat berdasarkan kebutuhan proyek beserta gambar
perubahan bila ada.

METODE PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan suatu metodelogi pelaksanaan yang agak berbeda
karena saat pekerjaan dilaksanakan bangunan eksisting tersebut masih aktif digunakan untuk
aktivitas sehari-hari.
Metode pelaksanaan yang efektif untuk pekerjaan ini adalah dilakukan pada siang hari pada
normal working day dengan mengacu pelaksanaan tiap ruang berikut skema pelaksanaan
pekerjaan:

A. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lapangan
Pekerjaan pembersihan lokasi mengikuti alur pelaksanaan item-item pekerjaan
mengingat pekerjaan yang dilaksanakan ini pada area yang masih aktif digunakan
untuk menjalani kegiatan sehari-hari, jadi pra dan pasca pekerjaan harus dalam
keadaan bersih dan rapih serta tidak menimbulkan efek yang dapat mengganggu
terhadap pengguna pekerjaan.
2. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Pekerjaan pengukuran dan Pemasangan Bouwplank dilakukan untuk menentukan
posisi tambatan berdasarkan gambar rencana. Penentuan titik harus dilakukan
dengan menggunakan alat Theodolite dan Waterpass dan dilaksanakan oleh juru
ukur. Hasil pengukuran akan diajukan ke Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya sebelum dilanjutkan pelaksanaan.

3. Pembuatan Papan Nama Proyek


Sebagai bahan informasi dalam kegiatan pembanguan ini, maka kontraktor akan
membuat papan kegiatan pelaksanaan yang berisi antara lain :
 Nama Pekerjaan.
 Nama Pemberi Tugas.
 Nama Konsultan Perencana.
 Nama Konsultan Pengawas.
 Nama Kontraktor Pelaksana.
 Volume Pekerjaan.
 Lama Waktu Pelaksanaan.
 Nilai Anggaran.
 Tahun Anggaran.
 Dan keterangan lainnya.

4. Pembuatan Gudang/ Direksi Keet


Setelah diadakan serah terima areal proyek maka diajukan shop drawing dari
gambar-gambar pagar pengaman proyek, dan gudang/ direksi keet kepada Direksi
pekerjaan untuk memperoleh persetujuannya baik bentuk maupun lokasi
penempatannya.

5. Penyediaan Air Kerja


Kontraktor akan menyediakan listrik dan air kerja sebagai sarana utama pekerjaan
dengan berkoordinasi langsung kepada pengelola selama masa pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan selesai.

6. Mobilisasi + Demobilisasi Material dan Alat


- Mobilisasi Peralatan yang dibutuhkan harus segera dilaksanakan setelah
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja dari Pemberi Tugas. Berdasarkan waktu
pelaksanaan pekerjaan yang singkat, maka rencana mobilisasi ini harus disusun
dengan seksama karena hal ini akan mempengaruhi waktu pelaksanaan secara
keseluruhan.
- Mobilisasi Material dilakukan untuk melakukan persiapan pekerjaan yang
dilakukan sehingga material yang akan dipakai seharusnya sudah ada pada
tempat yang akan dilakukan pembangunan, serta tidak menimbulkan
keterlambatan dalam pekerjaan yang akan dilakukan.
- Demobilsasi Perlatan dilakukan apabila pekerjaan yang sedang dilakukan sudah
mencapai 100% pekerjaan dengan artian bahwa pekerjaan tersebut sudah
dibenarkan selesai oleh pihak pengawas yang sedang mengawas pekerjaan
tersebut.
- Demobilsasi Material dilakukan oleh pelaksana karena material yang dipakai oleh
pelaksana tidak sesuai dengan permintaan oleh pengawas atau melanggar
aturan yang dipakai dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang sudah
ditentukan dalam aturan yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

7. Dokumentasi
Sebagai suatu persyaratan, maka kontraktor pelaksanaan akan merekam seluruh
pelaksanaan kegiatan sebagai bukti pelaporan perkembangan kemajuan pekerjaan
sebanyak 3 phase.

Phase I
0%

Phase I
50%

Phase I
100%

PEMBANGUNAN OPRIT / CAUSEWAY (23 x 6) M2

1. Pasir Urug t = 7 cm
1. Pekerjaan pasir urug dengan menggunakan alat manual cangkul, apabila kondisi
lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat bantu
yang lain.
2. Pemadatan pasir dengan menggunakan alat pemadatan.
3. pekerjaan pengurugan dengan menggunakan pasir urug dan dipadatkan
dengan alat pemadatan dengan ketebalan sesuai gambar rencana dengan
ketentuan elevasi sesuai gambar rencana.
2. Rabat Beton t = 10 cm
Bahan/material :
Spesifikasi bahan/material :
 Semen Portland (PC) memenuhi PBI – 71 dan NI-8, Setara Tiga Roda.
 Pasir memenuhi PUBB 1970 atau NI-3 (pasir yang berbutir tajan dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%).
 Air memenuhi PVBT 1982 (Air yang dipergunakan adalah air bersih yang bebas
dari kadar garam/besi, tidak berbau).
 Batu koral yang dipergunakan berasal dari batu yang keras dan permukaan
kasar, tidak rapuh/tidak porous, memenuhi peraturan PBI – 71- NI-2.

Uraian Pelaksanaan :
 Setelah pasir urug padat sudah dihampar/digelar dan diperiksa Konsultan
Pengawas Teknis, pekerjaan lantai kerja untuk pondasi beton & sloof akan
dilaksanakan.
 Spesi campuran menggunakan ad.1Pc:3Psr:5Krl dengan peralatan pengaduk
menggunakan beton molen.
 Sebelum lantai kerja digelar terlebih dahulu kotoran yang menempel, sampah
dan bahan organic lainnya dibersihkan/dibuang dari area lokasi kerja.
 Beton lantai kerja yang digelar diatas pasir urug dengan kondisi pasir telah
dipadatkan, kemudian dilakukan pengerasan untuk menjaga mutu beton.

3. Tanah Timbunan
Pekerjaan pengurugan kembali dengan bahan pilihan untuk sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen lelang. Material urugan dipilih dari sumber yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4. Pasangan Batu Kali / Karang


Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa tahap, yaitu
yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu
kali.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan adalah
tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan
level pasangan batu kali.

Apabila proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap


selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
 Untuk mencegah rembesan air pada permukaan jalan/perkerasan, perlu
dipasang pipa drain hole PVC dia. 2” dengan dilapisi lapisan ijuk.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

5. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Plesteran adalah pekerjaan plestran pada bagian atas dari dinding, talud
pasangan batu yang sesuai dengan gambar pelaksanaan.

Cara Pelaksanaan :
a. Pasir yang digunakan harus yang baik dan telah disetujui Direksi.
b. Spesi/adukan pekerjaan plesteran harus dari campuran semen dan pasir
dengan perbandingan volume dengan menggunakan concrete mixer
c. Pekerjaan plesteran dikerjakan secara dua lapis sampai ketebalan 2 cm.
Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas
dari dinding talud.
d. Pekerjaan Plesteran harus rata, lurus, halus dan rapi sehingga bagian
pasangan batu permukaan tertutupi.
6. Pekerjaan Kansteen
Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
(SNI03 – 2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan dilaksanakan. Sesuai
dengan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB), mutu beton yang digunakan :
 K-225 untuk pekerjaan konstruksi (Kolom 25/25, balok ikat 15/20, balok lantai
20/25 dan pondasi telapak t=25 cm).
 K-175 untuk pekerjaan lantai kerja pondasi dan lantai reklamasi t = 10 cm.

Bahan untuk adukan beton :


1.1. Semen :
 Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen sesuai
standart SNI.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu
produk/merk.
 Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-
kantong semen yang masih utuh.
 Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.

1.2. Agregat Beton :


 Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia,
bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-
persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun 2002) jumlah butiran lumpur lembut harus
kurang dari 5% keseluruhannya.
 Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih
kurang seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan
split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun
2002).
 Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu
agregat campuran di daerah baik menurut (SNI03 – 2847 Tahun 2002).

1.3. Air :
Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan
alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.

1.4. Kayu untuk cetakan beton :


 Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau
dipakai kayu meranti.
 Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 9 mm
dan pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang
multiplek dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu
pembongkaran, beton tidak menempel pada papan / multiplek, perancah
bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran minimum 5/7 cm atau rangka
baja/schafolding.

1.5. Pelaksanaan Pekerjaan Beton :


 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-
tempat yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus memakai
mesin Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan
beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) dan memakai Ready Mix (untuk
pembuatan beton struktur dengan mutu beton K-225).
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus
dipadatkan dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang
terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas
permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi
dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras
 Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps
: 6 kr dengan ketebalan minimum 5 cm.

1.6. Pekerjaan Bekisting :


 Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang
ditentukan dalam gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan
baik, teliti dan kokoh.
 Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari
papan/ multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
 Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-
lain yang memerlukan perhitungan
 Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk,
ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan
syarat-syarat pelaksanaan.
 Bambu disarankan tidak digunakan sebagai tiang cetakan, disamping
kekuatan dan kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik, terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan
lainnya yang timbul selama pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat
para pekerja.
 Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan
kering dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.

PEMBANGUNAN TRESTLE (23 x 2,5) M2

A. Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah
1. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul, apabila
kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu yang lain.
2. Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
3. Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
4. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai
rencana.
6. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
7. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan.
8. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila
hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.

B. Pekerjaan Pasangan dan Beton


1. Pembuatan Buis Beton
Metode pelaksanaannya adalah merupakan pekerjaan yang sama dilakukan dalam
pengerjaan pasangan dan beton sehingga dalam pengerjaan buis beton memakai
adukan beton yang beragam dalam hal ini kami selaku pelaksana juga akan
melakukan pembuatan buis beton sesuai dengan permintaan dari pengawas atau
dari Dinas selaku pemegang kuasa.

2. Pasangan Batu Kali

2.1. Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa


tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan
batu kali.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang,
air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dll.
2.2. Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut :
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih
dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk
mendapatkan level pasangan batu kali.
2.3. Apabila proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan
mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan
kedalaman sudah sesuai rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu
kali. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan
menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu
kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak
mudah retak/patah dan berongga besar.
 Untuk mencegah rembesan air pada permukaan jalan/perkerasan, perlu
dipasang pipa drain hole PVC dia. 2” dengan dilapisi lapisan ijuk.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
3. Pekerjaan Beton (Kolom, Balok & Kansteen)
 Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan
yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu
penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan
fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang
PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
 Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan. Kolom,
Balok dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.
 Ketentuan Pelaksana :
- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-
syarat penyimpangan bahan tersebut.
- Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
- Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
- Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
- Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.
- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat
kekerasannya.
- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
- Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
- Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
- Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus
sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal)
seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
- Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
- Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1
mm dan tidak bersepuh seng.
- Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam PPKI NI-5.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
 Pengecoran Beton
- Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.
1PC :  3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk
lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
- Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu
beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-
syarat PBI 1971
- Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan
Ready Mix pada K-225.
- Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara
manual.
- Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan,
perlatan serta tenaga kerja.
- Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana,
sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan
Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
- Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai
dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain
lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
- Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1 mm.
- Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat
dari laboratorium.
- Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat
bekesting atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak
bocor.
- Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan
dilaksanakan.
- Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau
multiplex.
- Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah
berumur minimal 14 (empat belas) hari.

C. Pekerjaan Kayu
1. Pancang kayu untuk dudukan pondasi
a. Setelah penggalian tanah untuk pondasi, dilaksanakan pemancangan kayu yang
berfungsi sebagai penahan tanah sekaligus memadatkannya sehingga pada saat
dibebani, tanah dasar tidak runtuh atau mengalami penurunan.
b. Kayu yang digunakan adalah kayu nani/tongke berdiameter 15-20 cm yang
dipancang menggunakan hammer dengan kedalaman pemancangan sesuai
gambar kerja.
c. Pekerjaan pemancangan kayu cerucuk ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian
tanah betul-betul selesai.Sebelum pemancangan dilakukan dipastikan seluruh
bahan atau kayu cerucuk. Pekerjaan dilaksanakan untuk pengadaan dan
pemancanagan Tiang kayu pada Abutmen sesuai dengan gambar kerja.
Pemancangan dilakukan dengan posisi tegak, ditekan dengan alat
pancang sederhana, pemancangan dilaksanakan hingga mendapat tanah
keras, bila terdapat penyambungan maka dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan petunjuk direksi pekerjaan. Pemotongan tiang kayu bagian
atas dilakukan dengan menggunakan Gergaji hingga pada elevasi
tertentu

2. Lantai Papan
a. Pengadaan Kayu
Dalam proses pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus jeli dalam memilih bahan
yang sesuai dengan permintaan dari Konsultan, serta sesuai dengan gambar
yang telah resmi dari Pemberi Tugas. Dalam pemilihan kayu seharusnya ukuran
dan jenisnya tidak boleh lain dari/ atau yang sudah ditentukan oleh konsultan,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang
akan dilakukan dilapangan.

b. Pemasangan Kayu
Pemasangan lantai papan kayu seharusnya gambar yang sudah dijadikan
gambar kerja, jenis kayu yang dipakai seharus betul-betul sudah kering dan
lurus, karena tidak akan menimbulkan papan menjadi terbuka pada saat habis
pekerjaan.

D. Pekerjaan Tangga
1. Galian Tanah
1. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul, apabila
kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu yang lain.
2. Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
3. Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
4. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai
rencana.
6. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
7. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan.
8. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila
hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.

2. Buis Beton
Metode pelaksanaannya adalah merupakan pekerjaan yang sama dilakukan dalam
pengerjaan pasangan dan beton sehingga dalam pengerjaan buis beton memakai
adukan beton yang beragam dalam hal ini kami selaku pelaksana juga akan
melakukan pembuatan buis beton sesuai dengan permintaan dari pengawas atau
dari Dinas selaku pemegang kuasa.
3. Pasangan Batu Kali/ Karang
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa tahap, yaitu
yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu
kali.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dll.

Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan adalah
tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan
level pasangan batu kali.

Apabila proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap


selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
 Untuk mencegah rembesan air pada permukaan jalan/perkerasan, perlu
dipasang pipa drain hole PVC dia. 2” dengan dilapisi lapisan ijuk.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.

Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

4. Pekerjaan Beton (Kolom, Balok & Borders)


 Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan
yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu
penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan
fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang
PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
 Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan. Kolom,
Balok dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.
 Ketentuan Pelaksana :
- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-
syarat penyimpangan bahan tersebut.
- Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
- Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
- Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
- Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.
- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat
kekerasannya.
- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
- Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
- Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
- Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus
sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal)
seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
- Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
- Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1
mm dan tidak bersepuh seng.
- Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam PPKI NI-5.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
 Pengecoran Beton
- Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.
1PC :  3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk
lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
- Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu
beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-
syarat PBI 1971
- Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan
Ready Mix pada K-225.
- Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara
manual.
- Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan,
perlatan serta tenaga kerja.
- Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana,
sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan
Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
- Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai
dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain
lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
- Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1 mm.
- Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat
dari laboratorium.
- Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat
bekesting atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak
bocor.
- Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan
dilaksanakan.
- Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau
multiplex.
- Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah
berumur minimal 14 (empat belas) hari.

E. Pekerjaan Ruang Tunggu


 Penjelasan Lingkup
Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu
baik, pekerja yang terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil
yang baik.
 Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan
seluruh detail yang disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk
mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
 Ketentuan – Ketentuan :
- Bahan atap yang dipakai adalah atap zenk gelombang BJLS dengan
kualitas Baik standart SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana.
Pemasangan atap harus sesuai dengan petunjuk teknis pemakaian
bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
- Untuk rangka atap menggunakan Kayu Kls 1 sesuai dengan syarat-
syarat, Sambungan-sambungan dilengkapi beugel / mur / baut / plat
penyampung sesuai gambar rencana.
- Untuk pekerjaan kayu rangka kuda-kuda kayu harus dikerjakan dengan
baik dan rapi sehingga mendapatkan bidang atap yang benar-benar
bermutu baik (tidak tercampur dengan kayu lain) dan pemborong tetap
bertanggung jawab tentang mutu kayu yang dipakai.
- Sebelum perbaikan sambungan balok kayu yang akan disambung harus
dimatikan semua bidang kayu yang disambung secara teknis dan rapi
dimeni lebih dahulu.
- Untuk kayu rangka atap kuda-kuda kayu, gording/nok/jurai baru
dipakai kayu kruing, bengkirai atau setara gergajian mesin, tidak
cacat/pecah dengan persetujuan Direksi dilaksanakan sesuai dengan
gambar dipakai ukuran kayu sesuai dengan ukuran yang ada dipasaran
- Balok Gording menggunakan kayu Kls 1
- Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-1 dengan
ukuran 3/25 cm.
- Perbaikan lisplank pengganti lisplank kayu yang rusak dipakai kayu
papan kamper dengan ukuran 3/25 atau sesuai dengan lisplank kayu
lama, sedangkan liplank kayu lama yang masih baik dan memenuhi
syarat dapat dipakai dipasangan kembali dengan mengadakan
penyempurnaan pada papan lisplanknya untuk sambung lisplank kayu
baru dipakai menggunakan sambungan ekor burung dikerjakan dengan
benar dan rapi agar berfungsi sebagaimana fungsinya.
- Semua ukuran kayu yang dipakai yang tercantum dalam gambar adalah
kayu dalam ukuran mentah sebelum diketam.

F. Pagar Railing Kayu


 Penjelasan Lingkup
Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu
baik, pekerja yang terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil
yang baik.
 Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan
seluruh detail yang disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk
mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
 Ketentuan – Ketentuan :
- Konstruksi harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SK SNI.
- Kontruksi harus dibuat sesuai dengan gambar untuk ukuran kayu
maupun cara penyambungannya.
- Sebelum perbaikan sambungan balok kayu yang akan disambung
harus dimatikan semua bidang kayu yang disambung secara teknis
dan rapi dimeni lebih dahulu.
- Semua ukuran kayu yang dipakai yang tercantum dalam gambar

G. Pagar Bangku Duduk


 Penjelasan Lingkup
Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu
baik, pekerja yang terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil
yang baik.
 Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan
seluruh detail yang disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk
mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
 Ketentuan – Ketentuan :
- Konstruksi harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SK SNI.
- Kontruksi harus dibuat sesuai dengan gambar untuk ukuran kayu
maupun cara penyambungannya.
- Sebelum perbaikan sambungan balok kayu yang akan disambung
harus dimatikan semua bidang kayu yang disambung secara teknis
dan rapi dimeni lebih dahulu.
- Semua ukuran kayu yang dipakai yang tercantum dalam gambar

H. Pengecatan
Pengecatan untuk menandakan bahwa disitu ada tambatan yang bisa digunakan untuk
tambat perahu. Standart warna yang dipakai harus sesuai dengan gambar kerja, karena
itu sudah di sahkan oleh Pemberi Tugas.

PEMBANGUNAN DERMAGA (21 x 5) M2

A. Pekerjaan Pasangan dan Beton


1. Pembuatan Buis Beton
Metode pelaksanaannya adalah merupakan pekerjaan yang sama dilakukan dalam
pengerjaan pasangan dan beton sehingga dalam pengerjaan buis beton memakai
adukan beton yang beragam dalam hal ini kami selaku pelaksana juga akan
melakukan pembuatan buis beton sesuai dengan permintaan dari pengawas atau
dari Dinas selaku pemegang kuasa.

2. Pasangan Batu Kali

2.1. Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa


tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan
batu kali.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang,
air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dll.
2.2. Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut :
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih
dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk
mendapatkan level pasangan batu kali.
2.3. Apabila proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan
mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan
kedalaman sudah sesuai rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu
kali. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan
menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu
kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak
mudah retak/patah dan berongga besar.
 Untuk mencegah rembesan air pada permukaan jalan/perkerasan, perlu
dipasang pipa drain hole PVC dia. 2” dengan dilapisi lapisan ijuk.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

3. Pekerjaan Beton (Kolom, Balok & Tangga)


 Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan
yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu
penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan
fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang
PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
 Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan. Kolom,
Balok dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.
 Ketentuan Pelaksana :
- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-
syarat penyimpangan bahan tersebut.
- Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
- Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
- Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
- Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.
- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat
kekerasannya.
- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
- Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
- Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
- Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus
sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal)
seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
- Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
- Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1
mm dan tidak bersepuh seng.
- Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam PPKI NI-5.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
 Pengecoran Beton
- Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.
1PC :  3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk
lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
- Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu
beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-
syarat PBI 1971
- Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan
Ready Mix pada K-225.
- Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara
manual.
- Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan,
perlatan serta tenaga kerja.
- Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana,
sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan
Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
- Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai
dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain
lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
- Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1 mm.
- Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat
dari laboratorium.
- Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat
bekesting atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak
bocor.
- Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan
dilaksanakan.
- Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau
multiplex.
- Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah
berumur minimal 14 (empat belas) hari.

B. Pekerjaan Kayu
1. Pancang kayu untuk dudukan pondasi
d. Setelah penggalian tanah untuk pondasi, dilaksanakan pemancangan kayu yang
berfungsi sebagai penahan tanah sekaligus memadatkannya sehingga pada saat
dibebani, tanah dasar tidak runtuh atau mengalami penurunan.
e. Kayu yang digunakan adalah kayu nani/tongke berdiameter 15-20 cm yang
dipancang menggunakan hammer dengan kedalaman pemancangan sesuai
gambar kerja.
f. Pekerjaan pemancangan kayu cerucuk ini dilaksanakan setelah pekerjaan
galiantanah betul-betul selesai.Sebelum pemancangan dilakukan dipastikan
seluruh bahan atau kayu cerucuk. Pekerjaan dilaksanakan untuk pengadaan dan
pemancanagan Tiang kayu pada Abutmen sesuai dengan gambar kerja.
Pemancangan dilakukan dengan posisi tegak, ditekan dengan alat
pancang sederhana, pemancangan dilaksanakan hingga mendapat tanah
keras, bila terdapat penyambungan maka dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan petunjuk direksi pekerjaan. Pemotongan tiang kayu bagian
atas dilakukan dengan menggunakan Gergaji hingga pada elevasi
tertentu

2. Lantai Papan
a. Pengadaan Kayu
Dalam proses pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus jeli dalam memilih bahan
yang sesuai dengan permintaan dari Konsultan, serta sesuai dengan gambar
yang telah resmi dari Pemberi Tugas. Dalam pemilihan kayu seharusnya ukuran
dan jenisnya tidak boleh lain dari/ atau yang sudah ditentukan oleh konsultan,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang
akan dilakukan dilapangan.

b. Pemasangan Kayu
Pemasangan lantai papan kayu seharusnya gambar yang sudah dijadikan
gambar kerja, jenis kayu yang dipakai seharus betul-betul sudah kering dan
lurus, karena tidak akan menimbulkan papan menjadi terbuka pada saat habis
pekerjaan.
C. Pagar Railing Kayu
 Penjelasan Lingkup
Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu
baik, pekerja yang terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil
yang baik.
 Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan
seluruh detail yang disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk
mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
 Ketentuan – Ketentuan :
- Konstruksi harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SK SNI.
- Kontruksi harus dibuat sesuai dengan gambar untuk ukuran kayu
maupun cara penyambungannya.
- Sebelum perbaikan sambungan balok kayu yang akan disambung
harus dimatikan semua bidang kayu yang disambung secara teknis
dan rapi dimeni lebih dahulu.
- Semua ukuran kayu yang dipakai yang tercantum dalam gambar

D. Pengecatan
Pengecatan untuk menandakan bahwa disitu ada tambatan yang bisa digunakan untuk
tambat perahu. Standart warna yang dipakai harus sesuai dengan gambar kerja, karena
itu sudah di sahkan oleh Pemberi Tugas.

PENUTUP
Demikian metodelogi ini disampaikan, sebagai bahan kelengkapan dokumen yang telah
disyaratkan dalam RKS dan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan pekerjaan,
terlampir dalam dokumen ini antara lain :
 Spesifikasi Teknik material yang dipergunakan.
 Brossure-Brossure.yang sesuai dengan bidang pekerjaan.
Semoga paparan/penjelasan pelaksanan ini bermanfaat untuk kita semua, atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai