PERTEMUAN 4
TRANSAKSI YANG TERJADI DI PEMERINTAH
(AKUNTANSI PENDAPATAN DAN AKUNTANSI BIAYA/BEBAN)
Disusun oleh:
1. Sekar Wahyu Utami
2. Siti Aslamah Hidayatudiniyah
3. Tiara Rinayu Sunsatyasih
a) Definisi Pendapatan
Pendapatan : kenaikan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menambah ekuitas.
b) Klasifikasi Pendapatan
Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah pusat berdasarkan jenis
pendapatan:
a. Pendapatan perpajakan
Contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, BPHTB, pendapatan cukai, pendapatan bea
masuk, pendapatan pajak ekspor, pendapatan pajak lainnya.
b. Pendapatan bukan pajak
Contoh: Pendapatan sumber daya alam, Pendapatan bagian pemerintah atas
laba, Pendapatan negara bukan pajak lainnya.
c. Pendapatan hibah
Klasifikasi sumber pendapatan untuk pemerintah daerah menurut asal dan jenis
pendapatan:
a. Pendapatan asli daerah
Seperti: Pendapatan pajak daerah, Pendapatan retribusi daerah, Pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, Pendapatan asli daerah lainnya
b. Pendapatan transfer
Pengukuran pendapatan LO diukur sebesar nilai bruto dan jumlah tersebut tidak
boleh dikompensasikan dengan beban-beban yang ada.
Untuk pendapatan perpajakan diukur dengan nilai nominal yaitu nilai aliran
masuk yang telah diterima oleh pemerintah.
Pendapatan hibah dalam bentuk kas dicatat sebesar nilai kas yang diterima atau
jika dalam bentuk barang dicatat sebesar nilai nominal hibah.
e. Belanja subsidi
Belanja subsidi adalah pengeluaran atau alokasi anggaran dari n pemerintah
daerah kepada BUMN/BUMD atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi dan
mengimpor barang serta menyediakan jasa untuk dijual dan diserahkan dalam
rangka memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat dijangkau
masyarakat.
f. Belanja hibah
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa,
bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya.
Belanja Hibah antara lain: Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat, Belanja Hibah
kepada Pemerintah Daerah Lainnya, Belanja Hibah kepada Perusahaan Daerah,
Belanja Hibah kepada Pemerintah Desa, Belanja Hibah kepada Masyarakat,
Belanja Hibah kepada Organisasi Kemasyarakatan dan Belanja Hibah untuk
Satuan Pendidikan Dasar.
g. Belanja bantuan sosial
Pengeluaran pemerintah daerah berupa uang atau barang serta jasa yang
diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya
resiko sosial.
Belanja Bantuan Sosial mencakup antara lain: Belanja Bantuan Sosial kepada
Organisasi Sosial Kemasyarakatan dan Belanja Bantuan Sosial kepada Masyarakat.
h. Belanja lain-lain
Pengeluaran untuk keperluan mendesak dan keadaan darurat seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial, wabah penyakit dan pengeluaran
tidak terduga lainnya.
Beban: penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban.
Beban (berbasis akrual) diklasifikasikan menurut jenis beban meliputi:
a. Beban pegawai
b. Beban barang dan jasa
c. Beban bunga
d. Beban subsidi
e. Beban hibah
f. Beban bantuan sosial
Beban penyusutan, untuk mencatat penyusutan akan aset tetap yang dimiliki
pemerintah daerah. Beban penyusutan mencakup: Beban Penyusutan
Peralatan dan Mesin, Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan, Beban
Penyusutan Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya,
dan Beban Penyusutan Aset Lainnya.
Beban penurunan nilai piutang, untuk mencatat beban cadangan yang harus
dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang terkait ketertagihan
piutang.
2. Pengakuan dan Pengukuran Belanja dan Beban
Belanja (berbasis kas) diakui ketita terjadi pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pengeluaran dari Kas Negara atau
pengesahan oleh bendahara umum pemerintah dan diukur berdasarkan azas bruto.
Beban (berbasis akrual) diakui pada saat terjadinya:
a. Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, terjadi saat ada penurunan nilai
aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/ atau berlalunya waktu.
Contohnya: Penyusutan aset tetap, Amortisasi aset tidak berwujud , dan
Penyisihan piutang
b. Terjadinya konsumsi aset, terjadi saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang
tidak didahului timbulnya kewajiban dan atau terjadi konsumsi/pemakaian aset
non kas dalam rangka kegiatan operasional pemerintah
Contohnya: Pengeluaran kas untuk pembayaran gaji pegawai, Pengeluaran kas
untuk pembayaran biaya perjalanan dinas, Pengeluaran kas untuk pembayaran
hibah, Pengeluaran kas untuk pembayaran subsidi, Konsumsi/pemakaian aset
berupa persediaan alat tulis kantor untuk kegiatan operasioanl pemerintah
c. Timbulnya kewajiban, terjadi saat peralihan hak dari pihak lain kepada
pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah.
Contohnya: diterimanya tagihan rekening telepon dan rekening listrik
Pengukuran beban (berbasis akrual) diukur pada nilai nominal berdasarkan
dokumen sumber.
1. Beban pegawai, dicatat sebesar nominal yang terdapat dalam dokumen
sumber seperti daftar gaji, dan seterusnya.
2. Beban barang dan jasa, dicatat sebesar nilai persediaan yang habis/dipakai
untuk kegiatan operasional pemerintah. Sedangkan beban jasa dicatat sebesar
nilai nominal tagihan dalam dokumen tagihan.
3. Beban bunga, diukur sebesar nilai persentase bunga dikalikan dengan pokok
pinjaman seiring dengan berjalannya waktu, sebagaimana tertuang dalam
naskah perjanjian pinjaman.
4. Beban subsidi
5. Beban hibah
6. Beban bantuan sosial
7. Beban lain-lain/ tak terduga
8. Beban transfer
3. Pencatatan Transaksi Belanja dan Beban
Jurnal pencatatan beban untuk menghasilkan Laporan Operasional (LO) dan Neraca
sebagai berikut:
Beban XXX
Kas/Utang XXX
Untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang berbasis kas, dibuat
jurnal realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Belanja XXX
Akun Transitoris XXX
4. Penyajian dan Pengungkapan Belanja dan Beban
Akun beban disajikan dalam Laporan Operasional pemerintah yang berbasis akrual.
Penjelasan lebih lanjut mengenai rincian beban dan informasi lainnya yang bersifat
material diungkapkan dalam CALK.
-Ir. Soekarno-