BIDANG KEGIATAN:
PKM MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
RINGKASAN...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ..............................................................................................
B. Perumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Program............................................................................................
D. Luaran yang Diharapkan..............................................................................
E. Manfaat Kegiatan .........................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
A. GambaranUmum..........................................................................................
B. Analisis Peluang Pasar.................................................................................
C. Tingkat Persaingan........................................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Rencana Pelaksanaan...................................................................................
B. Promotion (promosi)....................................................................................
1. Publiksai dari mulut ke mulut.............................................................
2. Banner dan Brosur (Edukasi Market). ................................................
3. Internet................................................................................................
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Rencana Anggaran Biaya..........................................................................
B. Jadwal Kegiatan............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.........................................................................................
RINGKASAN
Angka kematian ibu dan balita di Indonesia masih tergolong tinggi dan
belum mencapai target pencapaian nasional. Angka kematian ibu di Indonesia
masih tergolong tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
jauh dari pencapaian target nasional yaitu sebanyak 102 per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan hasil survey demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kematian neonates pada tahun 2012 adalah
19 per 1000 kelahiran hidup. Cakupan pemberian ASI ekslusif juga belum
mencapai target nasional. Cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia pada
tahun 2013 sebanyak 42%, dan meningkat menjadi 65% di tahun 2016, akan
tetapi angka ini masih belum mencapai target Nasional pencapaian ASI eksklusif
adalah 80% (Kemenkes RI, 2016).
Masalah kesehatan pada balita yaitu seperti gizi kurang juga masih menjadi
masalah aktual di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi balita
dengan berat kurang (under weight) berdasarkan indikator BB/U adalah berjumlah
19,6% yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% balita dengan
gizi kurang. Hasil wawancara terhadap 5 ibu balita mengatakan bahwa sudah
memberikan makanan pendamping ASI sebelum anak berusia 6 bulan. Beberapa
ibu mengeluhkan tidak memberikan ASI ekslusif karena bekerja. Hasil skrining
status gizi balita di posyandu menunjukkan bahwa sebanyak 11 balita mengalami
gizi kurang.
Melihat kondisi ini dibutuhkan suatu upaya pengabdian masyarakat berupa
pembentukan kelompok pendukung ibu sebagai suatu strategi pemberdayaan
masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Bandar Lampung.
Kegiatan dilaksanakan beberapa tahap yang meliputi pembentukan
kelompok pendukung ibu dan penanggungjawabnya, pelatihan ibu dan kader
posyandu balita, pelatihan kader posyandu balita dan kunjungan keluarga dengan
ibu yang memiliki balita. Pelatihan diikuti oleh kader dan ibu hamil serta ibu yang
memiliki balita.
Hasilnya menunjukkan terbentuknya kelompok pendukung ibu yang
beranggotakan kader dan ibu hamil serta ibu dengan balita, terdapat peningkatan
pengetahuan ibu dan kader terkait kehamilan, persalinan, ASI ekslusif, stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat peningkatan keterampilan kader dalam
melakukan penyuluhan kesehatan pada ibu dengan balita. Terdapat peningkatan
motivasi ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif. Kegiatan kelompok ibu ini
diharapkan dapat berjalan secara rutin dan berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan
diharapkan dapat berjalan secara mandiri oleh masyarakat.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena
mengandung zat gizi yang sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi (Depkes, 2014). Tidak seperti susu formula, terkadang
beberapa zat yang terkandung didalamnya tidak bisa dicerna dengan baik oleh
usus bayi sehingga menimbulkan permasalahan bagi bayi tersebut. Organisasi
Kesehatan dunia.
(WHO) dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI secara
eksklusif semenjak bayi lahir sampai usia 6 bulan serta pemberian ASI terus-
menerus yang diiringi dengan asupan makanan komplementer sampai usianya
2 tahun atau lebih. Salah satu komponen ASI yang sudah tidak diragukan lagi
manfaatnya bagi bayi adalah zat anti kekebalan. Zat anti kekebalan ini sangat
berguna untuk daya tahan bayi agar tidak mudah terserang penyakit.
Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik
pemberian ASI masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia 2010 hanya 10% bayi yang memperoleh ASI pada hari
pertama, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak 73%, yang
diberikan ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai
5 bulan sebanyak 20% dan menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak
49% (WHO, 2010).
Sedangkan di Provinsi Lampung jumlah menyusui eksklusif pada usia
0-6 bulan meningkat dari 35% pada tahun 2013 dan 37% pada tahun 2014.
Peningkatan mengalami 2% pada rentang waktu 1 tahun, hal tersebut
menunjukan bahwa kesadaran pemberian ASI bagi balita sangatlah penting
(Profil Dinkes Lampung, 2014).
Banyak alasan yang diungkapkan ibu-ibu berkaitan dengan kurang
berhasilnya program ASI eksklusif ini. Diantaranya adalah ibu merasa bahwa
ASInya tidak cukup, ASI tidak keluar, ibu bekerja dan kesulitan menyusui.
Memang pada hari-hari pertama setelah melahirkan produksi ASI belum
maksimal bahkan bisa dikatakan sangat sedikit. Merasa ASI yang keluar
sedikit kebanyakan ibu menghentikan proses menyusui dan langsung
memberikan susu formula.
Padahal proses menghisap inilah yang penting untuk merangsang
produksi ASI. Selain hisapan bayi, terdapat beberapa teknik atau metode lain
untuk merangsang produksi ASI diantaranya adalah penggunaan cara-cara
herbal seperti mengkonsumsi daun katuk, marning dan sebagainya. Selain itu
juga terdapat teknik yang memiliki dasar stimulasi oksitosin melalui pijat
punggung untuk merangsang produksi ASI. Pijat punggung ini dilakukan
untuk merangsang reflek oksitosin atau reflek let down (WHO/UNICEF,
2011).
Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral,
intranasal, intra-muscular, maupun dengan pemijatan yang merangsang
keluarnya hormon oksitosin. Sebagaimana ditulis Lun, et al (2011) dalam
European Journal of Neuroscience, bahwa perawatan pemijatan berulang bisa
meningkatkan produksi hormon oksitosin. Efek dari pijat oksitosin itu sendiri
bisa dilihat reaksinya setelah 6-12 jam pemijatan (Lun, et al 2002). Pijat
oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus
ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis
untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin
keluar (Hamranani, 2010).
Melakukan pijat oksitosin pada saat memberikan perawatan kepada ibu
post partum. Baik untuk merangsang kontraksi uterus, mengatasi perdarahan,
maupun merangsang keluarnya ASI. Mereka lebih cenderung menggunakan
terapi breast care dan terapi farmakologi seperti oksitosin intra-muskular
(Hamranani, 2010). Jadi metode untuk mengatasi perdarahan dan
mempercepat involusi uterus melalui terapi nonfarmakologi seperti terapi
pijat oksitosin belum pernah diterapkan.
Berdasarkan fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah
kesehatan pada ibu dan anak merupakan permasalahan utama dan bersama
yang menjadi kepedulian negara, Pemerintah Kota Bandar Lampung
khususnya dan tenaga kesehatan khususnya perawat komunitas, sehingga
dibutuhkan suatu bentuk kepedulian bersama terhadap masalah ini.
Berdasarkan hal tersebut diperlukan pembentukan kelompok pendukung ibu
yang beranggotakan masyrakat itu sendiri, yang bertujuan untuk memberikan
dukungan sosial bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki balita untuk dapat
membantu meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada ibu dan anak
B. Perumusan Masalah
Ada beberapa perumusan masalah dalam kegiatan giant stunting ini :
1. Peningkatan kegiatan memberikan ASI oleh ibu yang didukung oleh
kelompok pendukung serta keluarga.
2. Kurangnya pengetahuan ibu masih rendah terkait gizi seimbang balita,
sikap yang kurang baik dalam pemenuhan gizi seimbang balita, serta
budaya yang kurang baik dalam pemenuhan gizi balita.
C. Tujuan Program
1. Membentuk kelompok pendukung pemberian ASI di Desa-desa yang
kurang melakukan ASI eksklusif.
2. Memberikan program peningkatan ASI eksklusif melalui peningkatan
pengetahuan masyarakat. .
E. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diharapkan dari pembentukan kelompok pendukung ibu
dalam pemberian ASI melalui pijat oksitosin :
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi klien agar dapat
mengetahui bagaimana cara meningkatkan produktivitas ASI dengan cara
melakukan pijat Oksitosin dengan dibatu keluarga.
BAB 2
GAMBARAN UMUM RENCANA KEGIATAN
A. Gambaran Umum
Kegiatan pembentukan dan pelatihan kelompok ibu di RW/ Desa, Kota
Bandar Lampung dimulai pada tanggal 09 Desember 2019 pada pukul 15.00-
18.00 WIB yang diikuti oleh kader posyandu ibu yang memiliki balita. Materi
pertemuan pertama ditujukan pada ibu-ibu anggota KP ibu. Materi terkait
kehamilan, persalinan, ASI, gizi balita, stimulasi tumbuh kembang balita pada
awal sesi diberikan dengan metode ceramah dan diskusi, pada tengah sesi
dilakukan demostrasi langsung. Demonstrasi yang dilakukan meliputi cara
menyusui dengan benar, cara memerah ASI, cara menyimpan ASI, cara
melakukan pijat oksitosin untuk stimulasi produksi ASI, dan cara pijat bayi
untuk stimulasi tumbuh kembang. Kegiatan diawali dengan pretest dan
diakhiri dengan posttest.
Di akhir sesi peserta diminta untuk mendemonstrasikan prosedur yang
telah diajarkan di sesi sebelumnya. Hasil evaluasi kegiatan pada pertemuan
pertama menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta
kegiatan dari sebelum diberikan penyuluhan kesehatan dibandingkan setelah
kegiatan.
Kegiatan pada tahap ke dua adalah diikuti oleh kader kesehatan
posyandu, Kegiatan diawali dengan pemberian materi yang sama dengan
materi yang diberikan kepada ibu hamil dan ibu balita ditambahkan dengan
materi mengenai pelaksanaan posyandu dan teknik penyuluhan kesehatan.
Kegiatan selanjutnya dilakukan dengan melakukan demonstrasi dan
roleplay pelaksanaan posyandu dan demonstrasi penyuluhan kesehatan.
Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah melihat kemampuan kader pada
saat pelaksanaan posyandu balita. Kegiatan pada tahap ketiga adalah dengan
mengevaluasi kemampuan kader dalam melakukan pendidikan kesehatan di
keluarga dengan balita. Hal ini dilakukan dengan cara mendampingi ibu balita
saat berkunjung dan memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dengan
balita yang mengalami gizi kurang.
Tahap keempat yaitu pembeuatan kontrak waktu pertemuan kader dan
anggota KP ibu pada bulan selanjutnya. Pelaksanaan pertemuan KP ibu
dilaksanakan tanggal 17 Desember 2019 di balai RW dengan materi tentang
deteksi gangguan tumbuh kembang balita.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
A. Rencana Pelaksanaan
A. Prosedur Pelaksanaan
Merangsang refleks oksitosin membantu pengeluaran ASI. Cara
merangsang refleks oksitosin bisa dilakukan dengan pijat oksitosin,dengan
langkah sebagai berikut
1. Bantu ibu secara psikologis :
a) Bangkitkan rasa percaya diri ibu
b) Cobalah mengurangi sumber – sumber nyeri dan kecemasanya
c) Bantu ibu membangun pikiran dan perasaan positif tentang bayinya.
Fikawati, Sandra. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Raja Grafindo: Jakarta.
Suherni, Hesty & Anita, 2009. Efektivitas metode ´SPEOS´ (Stimulasi Pijat
Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif) terhadap Pengeluaran ASI pada Ibu
Nifas di Wilayah Kabupaten Cirebon. Tesis. Depok. FIK.UI.
Vivian, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Salemba Medika: Jakarta
Selatan.
1. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap
2 Jenis kelamin
3 Program Studi
4 NPM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 No HP
2. RiwayatPendidikan
3. PengalamanOrganisasi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah kenristek dikti
Bandar Lampung, Desember 2019
Ketua Pelaksana
Biodata Anggota Pelaksana I
A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap
2 Jenis kelamin
3 Program Studi
4 NPM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 No HP
B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
Namainstitusi
Tahunmasuk -
lulus
C. PengalamanOrganisasi
- -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah kenristek dikti
Bandar Lampung, Desember 2019
Anggota
BiodataAnggotaPelaksana II
D. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap
2 Jenis kelamin
3 Program Studi
4 NPM
5 TempatdanTanggal Lahir
6 Email
7 No HP
E. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
Namainstitusi
Tahunmasuk -
lulus
F. PengalamanOrganisasi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah kenristek dikti
Bandar Lampung, Desember 2019
Anggota