Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Belakang Kehamilan dimulai dengan adanya pembuahan.


Pembuahan adalah bertemunya antara sperma dan intisel telur. Pertemuan ini biasanya
terjadi di tuba falopi. Sel sperma dan sel telur yang telah bersatu membelah diri sambil
terus berjalan disepanjang tuba falopi menuju uterus atau rahim untuk menetap pada
lapisan endometrium hingga berkembang menajdi janin (Yhossie, 2018). Kehamilan
merupakan suatu pertumbuhan janin intrauterin mulai sejak 280-300 hari dengan
perhitungan yang terbagi atas Trimester Pertama (0-12 minggu) perkembangan bayi
dalam kandungan akan menjadi salah satu hal yang menyenangkan dalam proses
kehamilan ini, karena hampir semua apa yang dilakukan akan berefek terhadap bayi
dalam kandungan.

Trimester kedua (13-28 minggu) memasuki trimester kedua ini, dunia luar sudah
menyadari bahwa jika kita akan menjadi seorang ibu, pada trimester ini ibu akan
kehilangan rasa mual, muntah dan lemas. Trimester ketiga (29-40 minggu) memasuki
trimester terakhir, dan mempersiapkan diri menanti kehamilan (Maulana, 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Midell (2000) melaporkan dari 127 wanita hamil dengan
usia kehamilan 8-12 minggu (n=37), 18-22 minggu (n=28), 25-28 minggu (n=24) dan
35-38 minggu (n=38) menyatakan bahwa sebagian wanita mengalami gangguan tidur
saat kehamilan, masalah yang timbul terbangun saat tengah malam, sulit tidur dan gejala
gangguan tidur, gangguan tidur yang umum selama kehamilan terjadi terutama diakhir
usia kehamilan.
Perubahan fisiologis normal selama kehamilan seperti peningkatan ukuran uterus
dan ketidaknyamanan fisik, serta peningkatan hormon progesteron berkontribusi pada
kualitas tidur yang buruk pada ibu hamil trimester III. Progesteron yang meningkat
mempunyai efek melemaskan otot, termasuk kandung kemih. Akibatnya, dalam tidur
pun bisa terganggu oleh dorongan untuk kencing di malam hari sehingga menyebabkan
kualitas tidur buruk. Rasa sakit dan ketidaknyamanan yang lebih tinggi selama
persalinan, tingkat kelahiran prematur yang lebih tinggi, kemungkinan kelahiran caesar
dan depresi pasca persalinan yang lebih tinggi.
Gangguan tidur, termasuk tidur pendek dan fragmentasi tidur, telah muncul sebagai
penentu utama kesehatan metabolik, berat badan independen, dan hal tersebut berisiko
diabetes gestasional (López et al., 2017). Salah satu cara untuk mengurangi gangguan
tidur atau menjaga kualitas tidur ibu hamil yaitu dengan melakukan latihan fisik seperti
yoga atau senam hamil. Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu sehat
untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persediaan
yang berperan dalam proses persalinan (Brayshaw, 2011). Metode nonfarmakologi
selanjutnya adalah aromaterapi.
Aromaterapi adalah merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi. Aromaterapi
adalah suatu metode proses penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan
aromaterapi tumbuhan murni yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa (Sharma, 2009). Kualitas tidur yang terganggu
dapat diatasi dengan nonfarmakologis dan salah satunya menggunakamn pemberian
aromatertapi.
Aromaterapi merupakan salah satu terapi penyembuhan yang melibatkan
pemakaian minyak atsiri murni yang disuling dari berbagai bagian tanaman, bunga,
maupun pohon yang masing-masing mengandung sifat terapi yang berlainan (Julianto,
2016). Berbagai macam cara dilakukan untuk mengatasi masalah kualitas tidur pada
seseorang, baik dengan terapi farmakologi maupun terapi non-farmakologi. Terapi
farmakologi misalnya dengan bantuan obat tidur atau obat penenang lainnya (Harmanto
& Subroto, 2007). Salah satu terapi nonfarmakologi yang bisa digunakan untuk
meningkatkan kualitas tidur adalah relaksasi. Aromaterapi merupakan salah satu bentuk
terapi relaksasi.

Aroma terapi adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan
bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih dan
enak yang disebut minyak isiri. Aroma terapi suatu cara perawatan tubuh dan
penyembuhan penyakit dengan minyak essensial (essensial oil). Beberapa minyak atsiri
yang umum digunakan dalam aromaterapi karena sifatnya yang serbaguna diantaranya
adalah Langon Kleri (Salvia Scarea), Eukalipus (Eucalyptus Globulus), Geranium
(Pelargonium Graveolens), Lavender (Lavendula Vera Officinals), Lemon (Citrus
Linonem), Pappermint (Mentha piperita), dari minyak-minyak tersebut, minyak
Lavender merupakan minyak essensial yang paling populer (Andria, 2014).

Penggunaan aromaterapi bunga lavender salah satunya dengan cara dihirup untuk
mendapatkan manfaat langsung ke dalam tubuh. Aromaterapi bunga lavender ini
mengandung linalool yang berfungsi sebagai efek sedatif sehingga ketika seseorang
menghirup aromaterapi bunga lavender maka aroma yang dikeluarkan menstimulasi
reseptor silia saraf olfactorius yang berada di epitel olfactory untuk meneruskan aroma
tersebut ke bulbusolfactorius melalui saraf olfactorius. Bulbusolfactorius berhubungan
dengan sistem limbik. Sistem limbik menerima semua informasi dari sistem
pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman.

Limbik merupakan suatu struektur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti
cincin yang terletak di bawah korteks serebri. Bagian terpenting dari sistem limbik yang
berhubungan dengan aroma adalah amygdala dan hippocampus. Amygdala merupakan
pusat emosi dan hippocampus yang berhubuengan dengan memori (termasuk terhadap
aroma yang dihasilkan bunga lavender) kemudian melalui hipotalamus sebagai pengatur
maka aroma tersebut dibawa kedalam bagian otak yang kecil tetapi signifikannya yaitu
nukleus raphe. Efek dari nukleus raphe yang terstimulasi yaitu terjadinya pelepasan
serotonin yang merupakan neurotransmitter yang mengatur permulaan untuk tidur
(Jordan, Farley and Grace, 2018).

Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit


Kemuning Kabupaten Lampung Utara, didapat jumlah ibu hamil dalam 1 tahun
sebannyak 811 ibu hamil pada tahun 2020, sedangkan pada bulan Januari 2021 sebanyak
65 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan, setelah dilakukan pengisian
kuisioner kualitas tidur terhadap 10 ibu hamil TM III didapat 8 ibu mengalami kualitas
tidur kurang baik, dengan skor <5, hal ini menunjukan bahwa terdapat masalah kualitas
tidur pada ibu hamil.

Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul


“pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III di
Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara Tahun 2021”
Rumusan Masalah Adakah pengaruh pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas
tidur ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten
Lampung Utara Tahun 2021? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahuan
pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III di Wilayah
Kerja Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara Tahun 2021.

Tujuan Khusus Untuk mengetahuan pengaruh kualitas tidur ibu hamil trimester III
sebelum diberi aroma terapi lavender di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kemuning
Kabupaten Lampung Utara Tahun 2021. Untuk mengetahuan pengaruh kualitas tidur ibu
hamil trimester III sebelum diberi aroma terapi lavender di Wilayah Kerja Puskesmas
Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara Tahun 2021 Untuk mengetahuan pengaruh
aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara Tahun 2021.

Manfaat Penelitian Bagi Responden Diharapkan dapat memberikan gambaran


kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara penggunaan aromateraphy lavender dan
dapat dikembangakan bagi dunia kebidanan sebagai terapi bagi ibu hamil yang
mengalami kesulitan tidur.. Bagi Bidan/ Puskesmas Pemberian aromatherapi dapat
direkomendasikan sebagai salah satu terapi alternatif bagi pasien dengan hambatan
kualitas tidur.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan setelah proposal disetujui.
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit
Kemuning Kabupaten Lampung Utara Tahun 2021
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian Pra
Eksperimental dengan pendekatan one group pretest – posttest design. (Notoatmodjo,
2018)
3.4 Subjek Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara sebanyak 62 ibu hamil.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara.
3.4.3 Teknik Sampling
Cara pengambilan sampeldalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarakan
karakteristik responden saat dilakukan penelitian yang berdasarkan pertimbangan
tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah ketahui sebelumnya. Teknik ini sangat cocok untuk mengadakan studi
kasus (Notoatmodjo, 2018).
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu yang mengalami kesulitan tidur dengan nilai skor PSQI< 5
b. Ibu tidak alergi aroma lavender seperti sesak, dan gatal bila terkena kulit
c. Ibu bersedia dijadikan responden
2. Kriterian Eksklusi
a. Ibu mengalami sakit/ sedang influenza dan gangguan penciuman
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu sifat yang diukur atau diamati yang nilainya bervariasi
antara satu objek lainnya dan terukur (Notoatmodjo, 2018). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
Variabel bebas (independen) yaitu aromateraphy lavender Variabel terikat (dependen)
yaitu kualitas tidur
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikutnya:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Definisi Cara Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Independen
:
Inhalasi Aromaterapi
Aromateraph lavender terlebih
y Lavender dahulu dilakukan
pelarutan minyak
esensial
berdasarkan
perbandingan
yang telah
ditetapkan
(konsentrasi 3%
yaitu 3 ml
aromaterapi
lavender
dilarutkan dengan
100 ml minyak
olive oil dan
memasukkan
minyak ke dalam
botol roll on.
Aromaterapi
diberikan selama
7 hari untuk
maintenance pada
ibu hamil.
Dependen:
(Dependen) Suatu keadaan Lembar Mengisi Skor 0-19 Interval
Kualitas dimana seseorang kusioner kuisioner
tidur mengalami (PSQI)
kesulitan untuk
tidur atau mudah
merasa ngantuk,
sehingga
berdampak pada
kualitas tidur
yang tepat.

3.6 Alat Ukur


Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2018).
Kuisioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dikembangkan pada tahun 1988 oleh
Buysse yang bertujuan untuk menyediakan indeks yang terstandard dan mudah
digunakan oleh klinisi maupun pasien untuk mengukur kualitas tidur. Kusioner PSQI
mengukur kualitas tidur dalam interval 1 bulan dan terdiri atas 19 pertanyaan yang
mengukur 7 komponen penilaian, yakni kualitas tidur subyektif (subjective sleep
quality), latensi tidur (sleep latency), durasi tidur (sleep duration), lama tidur efektif di
ranjang (habitual sleep efficiency), gangguan tidur (sleep disturbance), penggunaan
obat tidur (sleep medication), dan gangguan konsentrasi di waktu siang (daytime
dysfunction) (Robins, Wing et al. 1988).
3.7 Pengumpulan Data
1. Pretes
a) Dalam tahap ini, peneliti melakukan beberapa tahap pemilihan responden
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dan salah satunya mengukur kualitas
tidur ibu hamil dengan menggunakan kuisioner PSQI.
b) Selanjutnya peneliti menjelaskan maskut tujuan serta manfaat dari penelitian
ini kepada responden.
c) Kemudian peneliti menyerahkan surat inform consent/ surat persetujuan
menjadi responden, apabila responden bersedia, maka selanjutnya responden
dapat menandatangani surat persetujuan tersebut.
2. Intervensi
a) Prosedur kerja, Aromaterapi lavender terlebih dahulu dilakukan pelarutan
minyak esensial berdasarkan perbandingan yang telah ditetapkan (konsentrasi
3% yaitu 3 ml aromaterapi lavender dilarutkan dengan 100 ml minyak olive oil
dan memasukkan minyak ke dalam botol roll on.
b) Oleskan di kerah abju ataupun tangan dan dimulai saat ibu pada kondisi pre
sleep, 20 menit sebelum waktu biasa ibu memulai tidur dan kamar ditutup.
c) Aromaterapi diberikan selama 7 hari untuk maintenance pada ibu hamil.
Mengidentifikasi kualitas tidur Ibu hamil trimester III setelah pemberian
aromaterapi lavender pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh.
3. Postes
a) Dalam tahap ini peneliti melakukan pengukuran kualitas tidur ibu hamil pada
hari ke 7 dengan cara memberikan lembar kuisioner kualitas tidur PSQI.
b) Selanjutnya setelah kuisioner terisi dan telah dilakukan penelitian, maka
peneliti melakukan olah data untuk melakukan analisa data.
3.8 Pengolahan Data
Setelah lembar observasi dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan sistem
komputer melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau Peneliti
melakukan pemeriksaan lembar observasi apakah yang telah dikumpulkan sudah
lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
2. Processing
Data adalah jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk jawaban
dimasukkan ke dalam program atau software komputer.
3. Cleaning
Dilakukan pembersihan data atau pengecekan data yang sudah di-entry apakah
ada kesalahan atau tidak. Jika semua data dari setiap sumber telah dimasukkan,
perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan (Arikunto,
2010).

3.9 Analisa Data


Analisa data pada penelitian ini dengan memanfaatkan perangkat lunak komputer.
Adapun analisis yang dilakukan terbagi dua, yaitu:
3.9.1 Analisis Univariat
Setelah lembar observasi selesai dan terkumpul, kemudian data dianalisa sesuai
dengan bentuk data. Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi
frekuensi identitas responden (Arikunto, 2010).
3.9.2 Analisis Bivariat
Analisa data menggunakan uji eksperimen (t dependen), dan selanjutnya
dilakukan uji normalitas data di peroleh sig <0,05, maka teknik statistik
parametris yang digunakan untuk menguji komparatif sampel yang kedua datanya
berbentuk ratio atau interval adalah t-test

DAFTAR PUSTAKA
Ade Laura, D. (2015). Efektifitas Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur Ibu
Postpartum (Doctoral dissertation, Riau University).

Lestari (2019). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil
Trimester III.Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto, Jl. Raya Jabon Km.6 Mojokerto.

Lillehei, A. S. and Halcon, L. L. (2014) ‘A Systematic Review of the Effect of Inhaled


Essential Oils on Sleep’, 20(6), pp. 441–451. doi: 10.1089/acm.2013.0311.

Lillehei, A. S. et al. (2015) ‘Effect of Inhaled Lavender and Sleep Hygiene on Self-Reported
Sleep Issues : A Randomized Controlled Trial’, 21(7), pp. 430–438. doi:
10.1089/acm.2014.0327.

Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.

Nurgiwiati, Endeh. (2015). Terapi Alternatif & Komplementer Dalam Bidang Keperawatan.
Bogor: In Media.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental keperawatan edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.

Pudiastuti, R. D. (2012). Asuhan kebidanan pada hamil normal dan patologi. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Sari, D., & Leonard, D. (2018). Pengaruh Aroma Terapi Lavender terhadap kualitas tidur
lansia di wisma cinta kasih. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan, 3(1), 121-130.

Sarris, J., & Byrne, G. J. (2011). A systematic review of insomnia and complementary
medicine. Sleep medicine reviews, 15(2), 99-106.

Wulandari, A., & Susilo, Y. (2019). Cara Jitu Mengatasi Insomnia.

IPB, P. S. B. L., & Ulung, G. (2016). Sehat Alami dengan Herbal 250 Tanaman Herbal
Sebagai Obat+ 60 Resep Menu Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai