Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR IBU HAMIL

TRIMESTER III DI DESA NGROWO DAN DESA SALEN KECAMATAN BANGSAL


KABUPATEN MOJOKERTO

The Effect of Lavender Aromatherapy on Sleep Quality of Third Trimester Pregnant Women at Ngrowo
and Salen Villages Mojokerto Regency

Maisaro1, Indah Lestari2, Catur Prasastia Lukita Dewi3


1
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2
Dosen STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
3
Dosen STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRAK

Semakin tua usia kehamilan maka akan terjadi perubahan psikologis diantaranya kekhawatiran ibu
bila bersalin prematur, anaknya cacat, dan diperparah dengan kondisi fisik ibu diantaranya posisi tidur yang
tidak nyaman, gerakan janin di malam hari yang dapat menyebabkan kualitas tidur ibu terganggu. Kualitas
tidur yang tidak terpenuhi dapat diperbaiki dengan aromaterapi, dalam penelitian ini peneliti memilih
aromaterapi lavender. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh aromaterapi lavender terhadap
kualitas tidur ibu hamil trimester III. Desain penelitian ini adalah pre eksperimental dengan pendekatan
pretest-post test one group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di Desa
Ngrowo dan Desa Salen Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto pada tanggal 6-27 Maret 2019 sebanyak
19 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling didapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi sebanyak 15 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan Pittsburg Sleep Quality Index
(PSQI) yang memiliki komponen kualtias tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur,
gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi pada siang hari. Penelitian ini menggunakan
aromaterapi semprot dengan durasi semprot tiap 10 menit selama 7 hari. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan
bahwa pvalue=0,000 atau ≤α 0,05 yang artinya bahwa kualitas tidur dapat diperbaiki dengan aromaterapi
lavender dimana 12 dari 15 (80%) responden terjadi perbaikan kualitas tidur. Lavender mempunyai
kandungan minyak atsiri yang mempunyai efek memperpanjang durasi tidur. Linalool dan linalil asetat
dalam minyak lavender akan merangsang pelepasan serotonin yang merupakan neurotransmitter yang
mengatur permulaan untuk tidur.

Kata Kunci: aromaterapi lavender, kualitas tidur, ibu hamil trimester III

ABSTRACT

The older the gestational age, there would be psychological changes, including the concern of the
mother if premature labor, her child was disabled, and aggravated by mother’s physic conditions including
an uncomfortable sleeping position, fetal movements at night which could cause the quality of mother's sleep
disturbed. Poor sleep quality could be overcome with aromatherapy, one of which was lavender. The
purpose of this study was to determine the effect of lavender aromatherapy on the sleep quality of third
trimester pregnant women. The design of this study was pre-experimental with pretest-post test one group
design approach. The population in this study were all third trimester pregnant women in Ngrowo Village
and Salen Village, Bangsal Subdistrict, Mojokerto Regency, on March 6-27th 2019 as many as 19 people who
were taken by purposive sampling technique with 15 people meeting the inclusion and exclusion criteria..
The sampling technique of this study was purposive sampling. Samples that met the inclusion and exclusion
criteria were 15 people. The instrument of this study used the Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) which
has a component of subjective sleep quality, sleep latency, sleep duration, efficiency of sleep habits, sleep
disorders, use of sleeping pills, and dysfunction during the day. This study used aromatherapy spray with a
duration of spray every 10 minutes for 7 days. The Wilcoxon test results suggested that pvalue = 0,000 or ≤α
0.05, which meant that the quality of sleep could be improved with lavender aromatherapy where 12 of 15
(80%) respondents improved sleep quality. Lavender had essential oils which had effect to extend sleep
duration. Linalool and linalil acetate in lavender oil would stimulate serotonin release which was a
neurotransmitter that regulated the beginning of sleep.

Keywords: lavender aromatherapy, sleep quality, third trimester pregnant women

PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu hal yang 52% ibu hamil trimester III mengalami kualitas
sangat diimpikan oleh pasangan suami istri, tidur buruk. Hasil penelitian Atika (2013)
namun di dalam suatu kehamilan ada kondisi menunjukkan bahwa terdapat 70% ibu hamil
dimana ibu mengalami perubahan fisik dan trimester III mengalami kualitas tidur yang buruk.
psikologis yang pesat terutama pada saat trimester Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
ke III. Ibu hamil mengalami kekhawatiran proses pada tanggal 27 Desember 2018 di Desa Ngrowo
persalinan, posisi tidur yang tidak nyaman, dan Desa Salen Kecamatan Bangsal Kabupaten
gerakan janin di malam hari membuat ibu Mojokerto pada 6 ibu hamil trimester III dengan
mengalami insomnia dan gangguan tidur cara wawancara menunjukkan 6 (100%) orang ibu
mencapai puncaknya pada trimester ini (Prasadja, mengalami gangguan tidur diantaranya yaitu tidak
2009). Ibu merasa khawatir bahwa bayinya lahir bisa memulai tidur lebih awal dikarenanakan 2
sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu (33%) orang ibu merasa takut kelahirannya; 3
meningkatkan kewaspadaannya timbulnya tanda (50%) orang ibu khawatir bayinya; 1 (17%) orang
dan gejala terjadinya persalinan, takut rasa sakit ibu sering terbangun terlalu dini, ibu khawatir
dan bahaya fisik yang timbul pada saat bayinya lahir sewaktu-waktu karena menurut
melahirkan, khawatir keselamatannya, khawatir perkiraan bidan bayinya lahir dalam waktu dekat.
bayi dilahirkan dalam keadaan tidak normal, 2 (33%) orang ibu sering menguap ketika di
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan wawancara dan 3 (50%) orang ibu terlihat ada
kekhawatirannya, hal ini dapat menyebabkan lingkar hitam di area mata.
kualitas tidur ibu buruk (Sulistyawati, 2013). Banyak faktor yang menyebabkan
Kualitas tidur yang buruk berdampak pada buruknya kualitas tidur pada ibu hamil. Perubahan
obesitas ibu, hipertensi/preeklampsia kehamilan, fisiologis normal selama kehamilan seperti
diabtetes gestasional, dan hambatan pertumbuhan peningkatan ukuran uterus dan ketidaknyamanan
janin intrauteri (Zaky, 2015). fisik, serta peningkatan hormon progesteron
Menurut Dement et al (2017) 40% wanita berkontribusi pada kualitas tidur yang buruk pada
hamil mengeluhkan masalah kualitas tidur pada ibu hamil trimester III. Progesteron yang
trimester I dan II, dan meningkat menjadi 57% meningkat mempunyai efek melemaskan otot,
pada trimester III . Menurut Jamalzehi et al termasuk kandung kemih. Akibatnya, dalam tidur
(2017) 25% dari ibu hamil mengeluhkan pun bisa terganggu oleh dorongan untuk kencing
gangguan tidur pada trimester pertama dan lebih di malam hari sehingga menyebabkan kualitas
meningkat hampir 75% memasuki trimester III. tidur buruk (Jordan et al., 2018). Rasa sakit dan
Hasil penelitian Agustina et al (2018) di RSUD ketidaknyamanan yang lebih tinggi selama
Idaman Banjarbaru 70% ibu hamil trimester III persalinan, tingkat kelahiran prematur yang lebih
memiliki kualitas tidur buruk, didapatkan tanda tinggi, kemungkinan kelahiran caesar dan depresi
dari responden yang memiliki kualitas tidur buruk pascapersalinan yang lebih tinggi. Gangguan
antara lain lingkar hitam disekitar mata, sering tidur, termasuk tidur pendek dan fragmentasi
menguap ketika mengisi kuesioner penelitian dan tidur, telah muncul sebagai penentu utama
tampak lelah. Hasil penelitian Sukorini (2017) di kesehatan metabolik, berat badan independen, dan
Wilayah Kerja Puskesmas Gading Kota Surabaya, itu adalah terlibat dalam kontrol glukosa yang
buruk dan kemungkinan diabetes gestasional. 2015). Lavender merupakan aromaterapi yang
Gangguan tidur, termasuk kualitas tidur yang paling dianjurkan bagi ibu hamil karena efeknya
buruk, berdampak buruk pada implantasi plasenta yang menenangkan (Andriana, 2011).
yang mengarah ke hipertensi gestasional/ Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti
preeklampsia (Zaky, 2015). tertarik untuk meneliti tentang pengaruh
Kualitas tidur yang buruk dapat diatasi aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur pada
dengan aromaterapi, salah satunya adalah ibu hamil trimester III di Desa Ngrowo dan Desa
lavender. Penggunaan aromaterapi bunga lavender Salen Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
salah satunya dengan cara inhalasi untuk
mendapatkan manfaat langsung kedalam tubuh. METODE PENELITIAN
Aromaterapi bunga lavender ini mengandung Penelitian ini menggunakan rancangan
linalool yang berfungsi sebagai efek sedatif penelitian analitik eksperimental jenis pre
sehingga ketika seseorang menghirup aromaterapi eksperimental dengan pendekatan pretest-post test
bunga lavender maka aroma yang dikeluarkan one group design. Populasi dalam penelitian ini
menstimulasi reseptor silia saraf olfactorius yang adalah semua ibu hamil trimester III di Desa
berada di epitel olfactory untuk meneruskan Ngrowo dan Desa Salen Kecamatan Bangsal
aroma tersebut ke bulbus olfactorius melalui saraf Kabupaten Mojokerto pada tanggal 6-27 Maret
olfactorius. Bulbus olfactorius berhubungan 2019 yang berjumlah 19 orang. Tekhnik
dengan sistem limbik. Sistem limbik menerima pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
semua informasi dari sistem pendengaran, sistem non probability sampling jenis purposive
penglihatan, dan sistem penciuman. Limbik sampling. Sampel yang digunakan dalam
adalah struktur bagian dalam dari otak yang penelitian ini adalah sebagian ibu hamil trimester
berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah III di Desa Ngrowo dan Desa Salen Kecamatan
korteks serebri. Bagian terpenting dari sistem Bangsal Kabupaten Mojokerto pada tanggal 6-27
limbik yang berhubungan dengan aroma adalah Maret 2019 yang berjumlah 15 orang yang
amygdala dan hippocampus. Amygdala memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, karena 2
merupakan pusat emosi dan hippocampus yang orang melahirkan, dan 2 orang tidak bersedia
berhubungan dengan memori (termasuk terhadap diteliti. Uji statistik yang digunakan adalah uji
aroma yang dihasilkan bunga lavender) kemudian Wilcoxon, serta diolah dengan menggunakan
melalui hipotalamus sebagai pengatur maka SPSS 20.0 for Windows.
aroma tersebut dibawa kedalam bagian otak yang
kecil tetapi signifikannya yaitu nukleus raphe.
Efek dari nukleus raphe yang terstimulasi yaitu
terjadinya pelepasan serotonin yang merupakan
neurotransmitter yang mengatur permulaan untuk
tidur (Ramadhan & Zettira, 2017).
Salah satu cara untuk mengatasi
berkurangnya kualitas tidur adalah dengan
aromaterapi. Aromaterapi merupakan salah satu
terapi penyembuhan yang melibatkan pemakaian
minyak atsiri murni yang disuling dari berbagai
bagian tanaman, bunga, maupun pohon yang
masing-masing mengandung sifat terapi yang
berlainan. Aromaterapi memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan (Julianto, 2016). Kelebihan
lavender adalah bahwa lavender memiliki bau
yang kuat dan harum sehingga banyak digunakan
sebagai aromaterapi. Lavender mempunyai
kandungan minyak atsiri yang mempunyai efek
memperpanjang durasi tidur (Supriyatna et al.,
HASIL PENELITIAN Karakteristik responden berdasarkan gangguan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden memulai tidur menunjukkan bahwa sebagian
Berdasarkan Data Umum di Desa besar (73,3%) responden mengalami gangguan
Ngrowo dan Desa Salen Kecamatan memulai tidur karena gerakan janin yaitu 11
Bangsal Kabupaten Mojokerto pada orang.
bulan Maret 2019
Data Umum F % Data Khusus
Umur 1. Kualitas Tidur Sebelum Diberi Aromaterapi
< 20 tahun 4 26,7 Lavender
20-35 tahun 11 73,3 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
> 35 tahun 0 0 Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester
Total 15 100,0 III Desa Ngrowo dan Desa Salen
Kebiasaan Olahraga Kecamatan Bangsal Kabupaten
Tidak pernah 13 86,7 Mojokerto pada bulan Maret 2019
Seminggu sekali 2 13,3 Kualitas Pretest Posttest
Seminggu 2-3 kali 0 0 tidur F % F %
Seminggu 4-6 kali 0 0 Baik 0 0 12 80,0
Setiap hari 0 0 Buruk 15 100,0 3 20,0
Total 15 100,0 Total 15 100,0 15 100,0
Kebiasaan Konsumsi Kopi Sumber: Data primer penelitian tahun 2019
Ya 5 33,3 Tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh
Tidak 10 66,7 (100%) responden mempunyai kualitas tidur
Total 15 100,0 buruk sebelum diberikan aromaterapi
Kebiasaan Sebelum Tidur lavender yaitu 15 orang, dan hampir seluruh
Mandi 0 0 (80%) responden mempunyai kualitas tidur
Minum susu 2 13,3 baik sesudah diberikan aromaterapi lavender
Membaca 3 20,0 yaitu 12 orang.
Cuci muka/wudhu 10 66,7 1.9
2
Total 15 100,0 Pretest
Gangguan Memulai Tidur 1.5 1.2 1.1 1.1 1.1
Nyeri 4 26,7 1 0.8 0.9 Posttest
Gerakan janin 11 73,3 0.60.6
Sesak nafas 0 0 0.5
0.1 0.1 00
Total 15 100,0 0.1
0
Sumber: Data primer tahun 2019 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

Gambar 1 Perbandingan Indikator Kualitas


Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
Tidur Sebelum dan Sesudah
besar (73,3%) responden berumur 20-35 tahun Diberikan Aromaterapi Lavender
yaitu 11 orang. Karakteristik responden
berdasarkan olahraga menunjukkan bahwa hampir Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat
seluruh (86,7%) responden tidak pernah perbedaan nilai indikator kualitas tidur sebelum
melakukan olahraga yaitu 13 orang. Karakteristik dan sesudah diberikan aromaterapi lavender
responden berdasarkan kebiasaan konsumsi kopi dimana 4 dari 7 indikator mengalami penurunan
menunjukkan bahwa sebagian besar (66,7%) skor.
responden tidak biasa mengkonsumsi kopi yaitu Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil
10 orang. Karakteristik responden berdasarkan nilai positif rank sebanyak 12 orang. Nilai pre dan
kebiasaan sebelum tidur menunjukkan bahwa post pemberian aromaterapi lavender dengan Z
sebagian besar (66,7%) responden mempunyai sebesar -3,464 dan ρ value = 0,001 atau kurang
kebiasaan cuci muka/wudhu yaitu 10 orang. dari α = 0,05 yang berarti bahwa H 0 ditolak dan
H1 diterima, artinya terdapat pengaruh gangguan tidur mencapai puncaknya pada
aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur ibu trimester ini (Prasadja, 2009). Hal ini sesuai
hamil trimester III di Desa Ngrowo dan Desa dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
Salen Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto. ibu mengalami insomnia sehingga kesulitan untuk
mengawali tidur yang membuat latensi tidur ibu
PEMBAHASAN memanjang yang menyebabkan tingginya skor
1. Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III K2. Adanya dorongan untuk kencing membuat
a. Sebelum Diberikan Aromaterapi Lavender ibu mengalami gangguan tidur tertutama di malam
Tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh hari, selain itu juga disebabkan karena kecemasan
(100%) responden mempunyai kualitas tidur dan posisi yang tidak nyaman yang membuat skor
buruk sebelum diberikan aromaterapi lavender K5 menjadi tinggi. Gangguan tidur di malam hari
yaitu 15 orang. Salah satu kondisi yang akan membawa dampak pada aktivitas ibu di
menyebabkan gangguan tidur pada wanita hamil siang hari yang menyebabkan ibu merasa
adalah perubahan fisik dan emosi selama mengantuk dan tidak bisa menyelesaikan
kehamilan. Perubahan fisik yang terjadi seperti aktivitasnya yang membuat skor K7 menjadi
meningkatnya frekuensi buang air kecil, tinggi.
pembesaran uterus, nyeri punggung dan Gangguan tidur ibu hamil disebabkan
pergerakan janin. Sedangkan perubahan emosi karena faktor psikologis seperti rasa takut,
meliputi kecemasan, rasa takut dan depresi. Rasa kecemasan, dan depresi. Ibu merasa khawatir
tidak nyaman selama kehamilan dan kecemasan bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini
menghadapi persalinan menyebabkan gangguan menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya
tidur pada wanita hamil (Bobak, 2012). Setelah akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya
perut besar, bayi sering menendang di malam hari persalinan, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan
(Kurnia, 2012). Sesuai dengan teori di atas bahwa keselamatannya, khawatir bayi akan dilahirkan
wanita hamil mengalami gangguan tidur, terutama dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
pada ibu hamil trimester III, sehingga kualitas mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya,
tidur responden buruk. Hal ini disebabkan pada hal ini dapat menyebabkan kualitas tidur ibu
kehamilan trimester III ibu mulai memikirkan buruk (Sulistyawati, 2013). Sesuai dengan teori
tentang persalinan, timbul perasaan cemas dan tersebut, maka ibu hamil trimester III mempunyai
takut menghadapi persalinan sehingga kualitas tidur yang buruk, karena kehamilan
mengganggu tidurnya, sering terbangun di malam trimester III sangat dekat dengan persalinan
hari ditambah lagi dengan perut yang semakin dimana proses persalinan merupakan peristiwa
membesar sehingga ibu kesulitan mendapatkan dahsyat dalam kehidupan seorang ibu karena akan
posisi yang nyaman untuk tidur. Selain itu juga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa,
dipengaruhi oleh faktor lain seperti lingkungann mempertaruhkan nyawa, kekhawatiran akan
dan kelelahan. kondisi bayi dan dirinya saat melahirkan akan
Skor tertinggi komponen kualitas tidur menimbulkan tekanan psikologis dalam diri ibu
sebelum diberikan aromaterapi adalah K2 (latensi sehingga membuat ibu kesulitan untuk tidur.
tidur), K5 (gangguan tidur), dan K7 (disfungsi Gangguan tidur ibu hamil juga
pada siang hari). Kadar hormon progesteron disebabkan karena faktor fisik. Perubahan
sangat tinggi yang merangsang kantuk, sehingga fisiologis normal selama kehamilan seperti
ibu bisa tidur 8-10 jam/hari, namun tahapannya peningkatan ukuran uterus dan ketidaknyamanan
berkurang. Progesteron juga mempunyai efek fisik, serta peningkatan hormon progesteron
melemaskan otot, termasuk kandung kemih, berkontribusi pada kualitas tidur yang buruk pada
akibatnya, dalam tidur pun bisa terganggu oleh ibu hamil trimester III. Progesteron yang
dorongan untuk kencing di malam hari. Ibu hamil meningkat mempunyai efek melemaskan otot,
mengalami kekhawatiran proses persalinan, posisi termasuk kandung kemih. Akibatnya, dalam tidur
tidur yang tidak nyaman, gerakan janin di malam pun bisa terganggu oleh dorongan untuk kencing
hari, membuat ibu mengalami insomnia dan di malam hari sehingga menyebabkan kualitas
tidur buruk (Jordan et al., 2018). Faktor fisik (Rafknowledge, 2009). Responden yang terbiasa
merupakan kondisi fisiologis yang dialami oleh mengkonsumsi kopi menyimpan kafein dalam
ibu karena efek hormonal, sehingga kondisi ini tubuhnya dimana kafein ini bekerja melawan
sulit untuk diatasi karena memang adaptasi tubuh irama sirkadian tubuh untuk memberikan efek
ibu dalam menghadapi kehamilan, sering kencing terjaga dan membuat ibu tidak mengantuk, hal ini
di malam hari akan membuat ibu terbangun, dapat membuat ibu sulit untuk mengawali tidur
pembesaran uterus akan membuat ibu kesulitan sehingga jam tidur lebih pendek dan mudah
menentukan posisi yang nyaman untuk tidur, terbangun di malam hari.
gerakan janin membuat ibu terganggu saat tidur, Hasil penelitian pada tabel 1
dan nyeri punggung akibat pembesaran uterus pun menunjukkan bahwa sebagian besar (66,7%)
akan membuat tidur ibu terganggua yang responden mempunyai kebiasaan cuci
menyebabkan kualitas tidur ibu buruk. muka/wudhu yaitu 10 orang. Hasil tabulasi silang
Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 100% responden (3
menunjukkan bahwa hampir seluruh (86,7%) orang) yang tidak mengalami peningkatan kualitas
responden tidak pernah melakukan olahraga yaitu tidur adalah responden yang mempunyai
13 orang. Hasil tabulasi silang menunjukkan kebiasaan membaca sebelum tidur. Hal-hal yang
bahwa dari 100% responden (3 orang) yang tidak dapat dilakukan untuk menjaga kualitas tidur
mengalami peningkatan kualitas tidur tidak adalah dengan yang menjaga aktivitas fisik di
pernah melakukan olahraga. Olahraga adalah siang hari, menjaga jadwal tidur tetap teratur,
karunia, merupakan cara efektif untuk apabila tidak dapat tidur setelah 30 menit maka
meningkatkan kualitas tidur dan mempertinggi sebaiknya bangun dan melakukan aktivitas ringan
pengeluaran hormon pertumbuhan nokturnal, juga seperti mendengarkan musik atau membaca
bisa merangsang konsolidasi memori lewat majalah sampai merasa kantuk, menghindari jam
pengaruhnya pada sintesis protein. Olahraga juga yang berdetak keras atau menyala di dekat tempat
amat membantu bagi Anda untuk meredakan tidur, dan membiasakan diri bangun pagi
dengkuran dan keluhan tidur apnea obstruktif (Rafknowledge, 2009). Sesuai pendapat di atas,
(Rafknowledge, 2009). Responden yang tidak membaca lebih baik dilakukan apabila ibu tidak
pernah melakukan olahraga selama kehamilan dapat tertidur lebih dari 30 menit, sehingga jika
terutama pada trimester III tidak mengalami ibu sudah dalam keadaan mengantuk tetapi
stimulasi hormonal yang sifatnya nokturnal melakukan aktivitas membaca sebelum tidur,
(bekerja di malam hari) seperti serotonin yang membuat ibu lebih lama untuk jatuh tertidur
menyebabkan relaksasi dan memberikan efek karena otak sedang bekerja untuk menyimpan
ketenangan sehingga kerja linalool dalam otak informasi dari buku yang baca, dan tertidur
bersinergi dengan olahraga dalam merangsang apabila otak telah lelah digunakan untuk
hormon yang dapat memberikan efek relaksasi menyimpan informasi dalam bacaan, hal ini
pada tubuh. memperpanjang durasi ibu memulai tidur.
Hasil penelitian pada tabel 1 Hasil penelitian pada tabel 1
menunjukkan bahwa sebagian besar (66,7%) menunjukkan bahwa sebagian besar (73,3%)
responden tidak biasa mengkonsumsi kopi yaitu responden mengalami gangguan memulai tidur
10 orang. Hasil tabulasi silang menunjukkan karena gerakan janin yaitu 11 orang. Hasil
bahwa dari 100% responden (3 orang) yang tidak tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 66,7%
mengalami peningkatan kualitas tidur adalah responden (2 orang) yang tidak mengalami
responden yang mempunyai kebiasaan minum peningkatan kualitas tidur adalah responden yang
kopi. Meminum kopi berkafein, membuat mengalami gangguan akibat gerak janin. Masalah
seseorang terjaga dan menghilangkan rasa kantuk. tidur pada ibu hamil trimester III disebabkan
Namun, cara ini tidak baik digunakan dalam karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus
jangka waktu yang relatif panjang. Sebaiknya, yang membesar, pergerakan janin dan karena
bagi orang-orang yang ingin mendapatkan tidur adanya kekhawatiran dan kecemasan (Prasadja,
yang higienis di malam hari, sebaiknya mereka 2009). Gerakan janin yang aktif terutama
menghindarkan diri untuk meminum kopi menjelang persalinan membuat ibu merasakan
ketidaknyamanan saat istirahat terutama saat tidur, Penelitian ini menggunakan metode semprotan
karena dengan perut yang membesar dan janin dengan konsentrasi minyak lavender yang rendah
yang terus bergerak membuat ibu kesulitan sehingga hanya memberikan pengaruh yang kecil
mendapatkan posisi yang nyaman untuk tidur terhadap kualitas tidur ibu dimana untuk
sehingga tidur ibu menjadi tidak nyenyak, dan komponen K2, K5, dan K7 tetap menjadi
membuat ibu sering terbangun, hal ini dapat komponen dengan skor tertinggi meskipun sudah
menyebabkan ibu mengalami gangguan di siang diberikan aromaterapi lavender, namun untuk K2
hari, seperti mengantuk saat melakukan aktivitas dan K5 sudah mengalami penurunan skor yang
sehingga membuat kualitas tidur ibu buruk. cukup signifikan sehingga dapat memperbaiki
b. Sesudah Diberikan Sromaterapi Lavender kualitas tidur ibu hamil. K7 tidak mengalami
Tabel 2 menunjukkan hampir seluruh perubahan karena selain masih mengalami
(80%) responden mempunyai kualitas tidur baik gangguan tidur meskipun intensitasnya tidak
sesudah diberikan aromaterapi lavender yaitu 12 sering, maka juga akan memberikan pengaruh
orang. Aromaterapi merupakan salah satu terapi pada aktivitas ibu di siang hari, selain itu akibat
penyembuhan yang melibatkan pemakaian pengaruh hormon progesteron juga menyebabkan
minyak atsiri murni yang disuling dari berbagai ibu sering merasa mengantuk yang menyebabkan
bagian tanaman, bunga, maupun pohon yang ibu tidak dapat menyelesaikan aktivitas di siang
masing-masing mengandung sifat terapi yang hari sehingga K7 tetap.
berlainan. Aromaterapi memiliki banyak manfaat 2. Efektivitas Aromaterapi Lavender Dalam
untuk kesehatan (Bangun, 2010). Lavender Meningkatkan Kualitas Tidur Ibu Hamil
memiliki bau yang kuat dan harum sehingga Trimester III
banyak digunakan sebagai aromaterapi. Lavender Aromaterapi lavender efektif dalam
mempunyai kandungan minyak atsiri yang meningkatkan kualitas tidur ibu hamil trimester III
mempunyai efek memperpanjang durasi tidur di Desa Ngrowo dan Desa Salen Kecamatan
(Supriyatna dkk, 2015). Responden mengalami Bangsal Kabupaten Mojokerto. Aromaterapi
peningkatan kualitas tidur setelah diberikan bunga lavender ini mengandung linalool yang
aromaterapi lavender. Sesudah diberikan berfungsi sebagai efek sedatif sehingga ketika
aromaterapi lavender, bangun di tengah malam seseorang menghirup aromaterapi bunga lavender
berkurang frekuensinya, tidak bermimpi buruk maka aroma yang dikeluarkan menstimulasi
karena merasa tidur nyaman dan tenang, reseptor silia saraf olfactorius yang berada di
responden merasa lebih rileks sebelum tidur epitel olfactory untuk meneruskan aroma tersebut
sehingga pada saat tidur tidak merasakan adanya ke bulbus olfactorius melalui saraf olfactorius.
gangguan dan dapat tidur nyenyak, meskipun ada Bulbus olfactorius berhubungan dengan sistem
beberapa responden yang masih sering terbangun limbik. Sistem limbik menerima semua informasi
di malam hari karena bersarnya ukuran uterus dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan
yang menekan kandung kemih sehingga sistem penciuman. Limbik adalah struktur bagian
merangsang ibu untuk berkemih. dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin
Skor tertinggi komponen kualitas tidur yang terletak di bawah korteks serebri. Bagian
sesudah diberikan aromaterapi adalah K2 (latensi terpenting dari sistem limbik yang berhubungan
tidur), K5 (gangguan tidur), dan K7 (disfungsi dengan aroma adalah amygdala dan hippocampus.
pada siang hari). Larutan standar aromaterapi Amygdala merupakan pusat emosi dan
yang sesuai dengan wanita hamil adalah larutan hippocampus yang berhubungan dengan memori
dengan kadar 3% (Kemenkes RI, 2014). Manfaat (termasuk terhadap aroma yang dihasilkan bunga
lebih besar dapat diperoleh apabila aromaterapi lavender) kemudian melalui hipotalamus sebagai
diberikan dengan media kertas tissu yang pengatur maka aroma tersebut dibawa kedalam
diletakkan di atas bantal, dibalik kemeja, blouse bagian otak yang kecil tetapi signifikannya yaitu
atau pakaian tidur sehingga efeknya bisa nukleus raphe. Efek dari nukleus raphe yang
berlangsung terus karena panas tubuh membuat terstimulasi yaitu terjadinya pelepasan serotonin
molekul-molekul minyak esensial menjadi uap yang merupakan neurotransmitter yang mengatur
yang melayang mencapai hidung (Price, 1997).
permulaan untuk tidur (Ramadhan & Zettira, akibat kurang dapat menemukan posisi yang
2017). nyaman untuk tidur, hal ini terjadi karena desakan
Hal ini didukung oleh hasil penelitian janin yang membuat tulang belakang ibu
Afshar (2019) tentang Lavender Fragrance mengalami lordosis dan mengakibatkan nyeri
Essential Oil and the Quality of Sleep (Minyak pada punggung ibu. Hal ini dapat disebabkan
Wangi Essensial Lavender dan Kualitas Tidur) karena banyak faktor lain yang mempengaruhi
menunjukkan bahwa setelah responden diberikan hasil aromaterapi terutama kondisi lingkungan,
4 tetes minyak wangi essensial lavender pada bola seperti ukuran kamar yang terlalu luas sehingga
kapas dalam wadah dan dihirup oleh responden dengan aromaterapi konsentrasi rendah, tidak
dengan 10 kali nafas dalam, dan kemudian memberikan efek pada ibu. Faktor fisik ibu yang
meletakkan wadah tersebut di sebelah bantal, mengalami kelelahan, gerakan janin yang sangat
terjadi peningkatan durasi dan kualitas tidur. aktif terutama di malam hari, akan mengganggu
Responden mengalami peningkatan tidur ibu sehingga pemberian aromaterapi tidak
kualitas tidur setelah diberikan aromaterapi memberikan efek.
lavender. Sesudah diberikan aromaterapi lavender, Dampak yang diberikan aromaterapi
jam tidur responden di malam hari bertambah, lavender tampak pada komponen K1 (kualitas
bangun di tengah malam berkurang frekuensinya, tidur subyektif), K2 (latensi tidur), dan K5
tidak bermimpi buruk karena merasa tidur nyaman (gangguan tidur), sedangkan komponen lain
dan tenang, responden merasa lebih rileks cenderung tetap. Penurunan (selisih) skor
sebelum tidur sehingga pada saat tidur tidak komponen kualitas tidur yang paling signifikan
merasakan adanya gangguan dan dapat tidur adalah K5 (0,8 poin), K1 (0,7 poin), dan K2 (0,3
nyenyak, meskipun ada beberapa responden yang poin). Kemampuan minyak atsiri lavender yaitu
masih sering terbangun di malam hari karena linalool dan linalyl acetate untuk berinteraksi
bersarnya ukuran uterus yang menekan kandung dengan target neurofarmakologis telah diuji.
kemih sehingga merangsang ibu untuk berkemih. Minyak esensial lavender yang terstandarisasi
Menurut peneliti, sebagian besar responden sebagai ansiolitik kuat akibat kerja dari
mengalami peningkatan kualitas tidur disebabkan monoterpen utamanya yaitu linalool dan linalyl
karena aromaterapi lavender memberikan efek asetat yang bersifat serotonergik dan terlibat
relaksasi dan tenang yang bekerja langsung pada dalam efek menenangkan saraf dan mengatur
sistem limbic di otak sehingga menimbulkan permulaan tidur (López et al, 2017). Minyak atsiri
kenyamanan pada ibu hamil yang menjadikan dalam aromaterapi lavender memberikan efek
tidur ibu hamil lebih lama dan tidak mudah menenangkan sehingga mengurangi terjadinya
terganggu sehingga ibu hamil dapat tidur lebih gangguan tidur di malam hari, karena kecemasan
nyenyak. Aromaterapi lebih efektif apabila dan kehawatiran ibu berkurang sehingga terjadi
diberikan dengan cara dihirup dalam bola kapas penurunan skor yang drastis pada komponen
yang diletakkan di dekat hidung ibu dengan jarak gangguan tidur. Permulaan tidur merupakan
tidak lebih dari 20 cm karena kandungan linalil komponen K2 sehingga aromaterapi ini bekerja
asetat dan linalool yang masuk ke dalam sistem sesuai dengan fungsinya, dimana sesudah
pernafasan dan bekerja di otak juga lebih banyak. diberikan aromaterapi lavender, ibu hamil lebih
Responden yang tidak mengalami mudah untuk mengawali tidur dibandingkan
perubahan kualitas tidur sebanyak 3 orang sebelumnya. Ibu yang lebih mudah mengawali
disebabkan karena 2 orang jatuh tertidur 16-30 tidur dan berkurangnya gangguan tidur di malam
menit, tidak bisa tertidur lebih dari 30 menit 1-2 hari akan merasakan kualitas tidurnya lebih baik
kali seminggu, durasi tidurnya 6-7 jam, 1 orang sehingga komponen K1 juga mengalami
efisiensi tidurnya 75-84%, merasa cuaca terlalu penurunan skor.
dingin karena saat penelitian dilakukan sedang Komponen K3 tidak mengalami
berada pada musim pancaroba dimana suhu pada penurunan skor disebabkan karena ibu sudah
malam hari umumnya rendah, 1-2 kali seminggu terbiasa tidur selama 7 jam di malam hari
terbangun karena alasan lain yaitu akibat nyeri sehingga dengan aromaterapi lavender konsentrasi
dan gerakan janin sehingga merasa kesulitan tidur rendah, hal ini sangat sulit dirubah. K4 (efisiensi
tidur) ibu cenderung tetap karena dari sebelum 4. Bagi Tempat Penelitian
diberikan aromaterapi lavender, efisiensi tidur ibu Diharapkan untuk meningkatkan
sudah baik yaitu > 85%, hal ini disebabkan karena pelayanan kebidanan terhadap ibu hamil,
perbandingan latensi dengan durasi tidur yang bekerja sama dengan fasilitas kesehatan
baik. K6 (penggunaan obat tidur) juga tidak tingkat di bawahnya (pustu, ponkesdes,
mengalami perubahan karena dari awal tidak ada posyandu) dalam memberikan penyuluhan
ibu yang menggunakan obat tidur. K7 (disfungsi kepada ibu hamil yang mengalami masalah
pada siang hari) juga tidak mengalami perubahan kesehatan terutama kualitas tidur.
karena secara fisiologis akibat pengaruh kadar
hormon progesteron sangat tinggi yang DAFTAR PUSTAKA
merangsang kantuk, membuat ibu sering
mengantuk di siang hari yang dapat menyebabkan Agustina, R., Astika, E., & Wardani, H. W.
ibu tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dan (2018). Primigravida Trimester Iii.
aktivitas di siang hari. Kehamilan, 6, 1–10.
Andriana, E. (2011). Mencerdaskan Anak Sejak
KESIMPULAN Dalam Kandungan.
Aromaterapi lavender efektif dalam Atika, A. F. (2013). Back massage.
meningkatkan kualitas tidur ibu hamil trimester III Dewi, V., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan
di Desa Ngrowo dan Desa Salen Kecamatan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Bangsal Kabupaten Mojokerto. Lavender Medika.
mempunyai kandungan minyak atsiri yang Jordan, R., Farley, C. ., & Grace, K. . (2018).
mempunyai efek memperpanjang durasi tidur. Prenatal and Postnatal Care: A Woman
Linalool dan linalil asetat dalam minyak lavender Centered Approach. Ne York: Wiley
akan merangsang pelepasan serotonin yang Blackwell.
merupakan neurotransmitter yang mengatur Julianto. (2016). Minyak Atsiri Bunga Indonesia.
permulaan untuk tidur. Yogyakarta: Deepublish.
Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri
SARAN Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8
1. Bagi Ibu Hamil Trimester III Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Diharapkan ibu hamil trimester III SPA.
untuk memberikan aromaterapi lavender Kurnia, A. D., Wardhani, V., & Rusca, K. T.
sebagai pilihan alternatif jika ada dalam (2009). Lavender Aromatherapy Improve
hambatan tidur, mengganjal punggung dengan Quality of Sleep in Eldery People
bantal kecil agar lebih nyaman saat tidur, Aromaterapi Bunga Lavender Memperbaiki
mencuci muka atau wudhu sebelum tidur, Kualitas Tidur pada Lansia, (5), 5–8.
minum susu sebelum tidur, mengurangi López, V., Nielsen, B., Solas, M., Ramírez, M. J.,
konsumsi kopi dan minuman lain yang & Jäger, A. K. (2017). Exploring
mengandung kafein, mempersiapkan pharmacological mechanisms of lavender
lingkungan yang baik sebelum tidur (Lavandula angustifolia) essential oil on
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan) central nervous system targets. Frontiers in
Memberikan informasi dan edukasi Pharmacology, 8(MAY), 1–8.
pada ibu hamil trimester III secara periodik https://doi.org/10.3389/fphar.2017.00280
tentang cara meningkatkan kualitas tidur Prasadja, A. (2009). Ayo Bangun! (Mizan, Ed.).
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Yogyakarta.
Memberikan aromaterapi dengan Price, L., & Price, S. (1997). Aromaterapi bagi
konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 10% agar profesi kesehatan. jakarta: EGC.
didapatkan efektivitas yang lebih Rafknowledge. (2009). Insomnia dan Gangguan
Tidur Lainnya. jakarta: PT Elex. Media
Komputindo.
Ramadhan, M. R., & Zettira, O. Z. (2017).
Aromaterapi Bunga Lavender ( Lavandula
angustifolia ) dalam Menurunkan Risiko
Insomnia Lavender Flower ( Lavandula
angustifolia ) Aromatherapy in Lowering the
Risk of Insomnia, 6, 60–63.
Sulistyawati, A. (2013). Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Supriyatna, Febriyanti, R. M., Dewanto, Wijaya,
I., & Ferdiansyah, F. (2015). Fitoterapi
Sistem Organ : Pandangan Dunia Barat
Terhadap Obat Herbal Global. Yogyakarta:
Deepublish.
Zaky, N. H. (2015). The Relationship between
Quality of Sleep during Pregnancy and Birth
Outcome among Primiparae, 4(5), 90–101.
https://doi.org/10.9790/1959-045190101

Anda mungkin juga menyukai