Anda di halaman 1dari 41

1

Materi 9. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis
Rerata dan Variansi

MA2082 Biostatistika

Dr. Utriweni Mukhaiyar

Program Studi Matematika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB
2

Pengertian

• Hipotesis adalah suatu anggapan yang


mungkin benar atau tidak mengenai satu
populasi atau lebih yang perlu diuji
kebenarannya

1. Hipotesis nol (H0) ; pernyataan yang mengandung


tanda kesamaan (=, ≤ , atau ≥)
2. Hipotesis tandingan (H1) ; tandingan hipotesis H0,
mengandung tanda  , >, atau <.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 2
3

Galat (error)
H0 benar H0 salah
P(menolak H0 | H0 benar)
H0 ditolak = galat tipe I = α
keputusan tepat

P(tidak menolak H0 | H0
H0 tidak
keputusan tepat salah)
ditolak = galat tipe II = β

yang dimanfaatkan
dalam pokok
bahasan ini

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 3
4
Skema Umum Uji Hipotesis
•Hipotesis yang ingin diuji
•Memuat suatu kesamaan (=, ≤ atau ≥)
•Dapat berupa
H0 - hasil penelitian sebelumnya
- informasi dari buku atau
Hipotesis - hasil percobaan orang lain
Statistik
•Hipotesis yang ingin dibuktikan
H1 •Disebut juga hipotesis alternatif
??? •Memuat suatu perbedaan (≠, > atau <)

mungkin terjadi
Keputusan Kesalahan

H0 ditolak H0 tidak ditolak Tipe I Tipe II


Menolak H0 padahal Menerima H0 padahal
H0 benar H0 salah
P(tipe I) = α P(tipe I) = β
Kesimpulan Kesimpulan
= tingkat signifikansi
H1 benar Tidak cukup
bukti untuk
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB menolak H0 4
Statistik Uji dan Titik Kritis
• Statistik uji digunakan untuk menguji hipotesis statistik
yang telah dirumuskan. Notasinya berpadanan dengan
jenis distribusi yang digunakan.
• Titik kritis membatasi daerah penolakan dan penerimaan
H0. Diperoleh dari tabel statistik yang bersangkutan.
• H0 ditolak jika nilai statistik uji jatuh di daerah kritis.

daerah kritis daerah daerah kritis


penerimaan H0 daerah daerah
= /2 = /2 penerimaan H0 kritis
1- 1-
0
titik titik titik
kritis kritis kritis
diperoleh dari
tabel statistik 5
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB
6

Uji Rataan Satu Populasi


uji dua arah

1. H0 :  = 0 vs H1 :   0
2. H0 :  ≤ 0 vs H1 :  > 0
3. H0 :  ≥ 0 vs H1 :  < 0
uji satu arah

0 adalah suatu konstanta yang diketahui

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 6
Statistik Uji untuk Rataan
Satu Populasi
1. Kasus σ2 diketahui

X − 0
Z= ~ N(0,1) Tabel Z (normal baku)
/ n

2. Kasus σ2 tidak diketahui


X − 0
T= ~ t(n-1) Tabel t
s/ n
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 7
8
Daerah Kritis Uji Rataan
Satu Populasi

σ2 diketahui σ2 tidak diketahui


Statistik uji : Z T
H0 :  = 0 vs H1 :   0 Z < - Z1-α/2 atau Z > Z1-α/2 T < - Tα/2 atau T > Tα/2
H0 :  ≤ 0 vs H1 :  > 0 Z > Z1-α T > Tα
H0 :  ≥ 0 vs H1 :  < 0 Z < - Z1-α T < - Tα

titik kritis dengan


derajat kebebasan n - 1

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 8
9

Uji Rataan Dua Populasi


uji dua arah

1. H0 : 1 - 2 = 0 vs H1 : 1 - 2  0
2. H0 : 1 - 2 ≤ 0 vs H1 : 1 - 2 > 0
3. H0 : 1 - 2 ≥ 0 vs H1 : 1 - 2 < 0

uji satu arah

0 adalah suatu konstanta yang diketahui

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 9
Statistik Uji untuk Rataan
Dua Populasi
1. Kasus σ12 dan σ22 diketahui

ZH =
( X
1 − X2 ) − μ0
σ12 σ 22
+
n1 n 2
2. Kasus σ12 dan σ22 tidak diketahui dan σ12 ≠ σ22

TH =
( X 1 − X2 ) − μ0
S12 S22
+
n1 n 2
3. Kasus σ12 dan σ22 tidak diketahui dan σ12 = σ22

TH =
( X 1 − X2 ) − μ0
dengan
(n
S2p = 1
− 1)S2
1 + (n 2 − 1)S2
2

1 1 n1 + n 2 − 2
Sp +
n1 n 2
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 10
11
Daerah Kritis Uji Rataan
Dua Populasi

σ12, σ22
σ12, σ22 tidak diketahui
diketahui
Statistik uji : Z T
σ1 2 = σ2 2 σ1 2 ≠ σ2 2
2
 S12 S22 
 + 
 n1 n 2 
Derajat Kebebasan n1 + n 2 - 2 v=
1  S12 
2
1  S22 
2

  +  
(n1 − 1)  n1  (n 2 − 1)  n 2 

H0 : 1 - 2 = 0 vs Z < - Zα/2 atau Z T < - Tα/2 atau T > T < - Tα/2 atau
H1 : 1 - 2  0 > Zα/2 Tα/2 T > Tα/2
H0 : 1 - 2 ≤ 0 vs
Z > Zα T > Tα T > Tα
H1 : 1 - 2 > 0
H0 : 1 - 2 ≥ 0 vs
Z < - Zα T < - Tα T < - Tα
H1 : 1 - 2 < 0
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 11
Uji untuk Rataan Berpasangan

1. H0 : d = 0 vs H1 : d  0
2. H0 : d ≤ 0 vs H1 : d > 0
3. H0 : d ≥ 0 vs H1 : d < 0
• Statistik uji menyerupai statistik untuk kasus
satu populasi dengan variansi tidak diketahui.
D − μ0
T= ;
Sd / n

Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 12


13

Contoh 1
Berdasarkan 100 laporan kejadian hujan (dengan
lama kejadian hujan sama) di daerah “SH” yang
diamati secara acak, diperoleh bahwa rata-rata
tingkat curah hujan adalah adalah 71,8 mm
dengan simpangan baku 8,9 mm. Berdasarkan
literatur diduga bahwa rata-rata tingkat curah
hujan di daerah tersebut lebih dari 70 mm.
a. Nyatakan dugaan tersebut dalam
pernyataan hipotesis statistik
b. Untuk tingkat signifikansi 5% , benarkah
pernyataan literatur tersebut?
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 13
14

Solusi
Diketahui
Ditanya:  0 = 70, X = 71.8, s = 8.9,  = 0, 05
a. Hipotesis statistik
b. Kesimpulan uji hipotesis
Jawab:
Parameter yang akan diuji : μ
a. Rumusan hipotesis:
H0: μ ≤ 70
H1: μ > 70
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 14
15

• b. α = 5%=0.05, maka titik kritis t0.05,(99) = 1.645


x −  0 71,8 − 70
t= = = 2, 02
s 8,9
n 100

• Karena t > t0.05,(99) , maka t berada pada daerah penolakan


sehingga keputusannya H0 ditolak.
• Jadi sampel yang ada mendukung pernyataan literatur tersebut,
yaitu bahwa rata-rata tingkat curah hujan di daerah “SH” lebih
dari 70 mm.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 15
16

Contoh 1-modifikasi 1
Berdasarkan 100 laporan kejadian hujan (dengan
lama kejadian hujan sama) di daerah “SH” yang
diamati secara acak, diperoleh bahwa rata-rata
tingkat curah hujan adalah adalah 71,8 mm
dengan simpangan baku 8,9 mm. Berdasarkan
literatur diduga bahwa rata-rata tingkat curah
hujan di daerah tersebut tidak lebih dari 70
mm.
a. Nyatakan dugaan tersebut dalam
pernyataan hipotesis statistik
Rumusan hipotesis akan sama dengan Contoh 1.
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 16
17

Contoh 1-modifikasi 2
Berdasarkan 100 laporan kejadian hujan (dengan lama
kejadian hujan sama) di daerah “SH” yang diamati
secara acak, diperoleh bahwa rata-rata tingkat curah
hujan adalah adalah 71,8 mm dengan simpangan baku
8,9 mm. Berdasarkan literatur diduga bahwa rata-rata
tingkat curah hujan di daerah tersebut tidak kurang
dari 70 mm.
a. Nyatakan dugaan tersebut dalam pernyataan
hipotesis statistik
Rumusan hipotesis akan berbeda dengan Contoh 1,
menjadi:
H0: μ  70
H1: μ < 70
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 17
18

Contoh 2
Suatu percobaan dilakukan untuk membandingkan efektifitas dua jenis
pupuk dengan kandungan yang berbeda pada pertumbuhan sejenis
kecambah. Dua belas kecambah diberikan Pupuk I, sedangkan sepuluh
kecambah lainnya diberikan Pupuk II. Pertambahan tinggi kecambah (dalam
mm) diukur setiap minggunya.
Kecambah dengan Pupuk I memberikan rata-rata pertambahan tinggi
sebesar 85 mm dengan simpangan baku sampel 4 mm, sedangkan
kecambah dengan Pupuk II memberikan rata-rata sebesar 81 mm dengan
simpangan baku sampel 5 mm.
Dapatkah disimpulkan, pada taraf keberartian 5%, bahwa rata-rata
pertambahan tinggi kecambah menggunakan Pupuk I melampaui rata-rata
pertambahan tinggi kecambah Pupuk II lebih dari dua satuan? Anggaplah
kedua populasi berdistribusi hampir normal dengan variansi yang sama.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 18
19

Solusi
Misalkan μ1 dan μ2 masing-masing menyatakan rata-rata populasi
pertambahan tinggi kecambah dengan Pupuk I dan II.
Variansi populasi kedua pertambahan tinggi tersebut tidak diketahui,
yang diketahui adalah variansi sampel.
Diasumsikan variansi kedua populasi adalah sama. Rumusan hipotesis
yang diuji adalah:
H0 : μ1 - μ2  2
H1 : μ1 - μ2 > 2

EDUNEX ITB
19
20

• Tingkat keberartian, α = 0.05 x1 = 85, s1 = 4, n1 = 12


x2 = 81, s2 = 5, n2 = 10

• Kita gunakan statistik uji untuk variansi kedua populasi tak diketahui tapi dianggap sama, yaitu

tH =
( x1 − x2 ) − μ0
1 1
sp +
n1 n2
• dengan
(n1 − 1 )s12 + (n2 − 1 )s22 (11)(16) + (9)(25)
sp = = = 4.478
n1 + n2 − 2 12 + 10 − 2

• Maka diperoleh : ( x1 − x2 ) − μ0 (85 − 81) − 2


tH = = = 1.04
1 1 4.478 (1/12) + (1/10)
sp +
n1 n2 EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 20
21

• Statistik uji t berdistribusi t-student dengan derajat kebebasan n1+n2-2 = 12 +10


- 2= 20, sehingga titik kritisnya adalah t0.05,20 = 1.725.
• Karena t < 1.725, maka H0 tidak ditolak. Tidak dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pertambahan tinggi kecambah dengan Pupuk I melampaui rata-rata pertambahan
tinggi dengan Pupuk II lebih dari 2 satuan.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 21
22

Contoh 2 – modifikasi 1
Suatu percobaan dilakukan untuk membandingkan efektifitas dua jenis pupuk
dengan kandungan yang berbeda pada pertumbuhan sejenis kecambah. Dua belas
kecambah diberikan Pupuk I, sedangkan sepuluh kecambah lainnya diberikan Pupuk
II. Pertambahan tinggi kecambah (dalam mm) diukur setiap minggunya.
Kecambah dengan Pupuk I memberikan rata-rata pertambahan tinggi sebesar 85
mm dengan simpangan baku sampel 4 mm, sedangkan kecambah dengan Pupuk II
memberikan rata-rata sebesar 81 mm dengan simpangan baku sampel 5 mm.
Dapatkah disimpulkan, pada taraf keberartian 5%, bahwa rata-rata pertambahan
tinggi kecambah menggunakan Pupuk I melampaui rata-rata pertambahan
tinggi menggunakan Pupuk UU sebesar dua satuan? Anggaplah kedua populasi
berdistribusi hampir normal dengan variansi yang sama.

Rumusan hipotesis menjadi :


H0 : μ1 - μ2 = 2
H1 : μ1 - μ2  2

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 22
23

Contoh 3 (data berpasangan)


• Pada tahun 1976, J.A. Weson memeriksa pengaruh obat
succinylcholine terhadap kadar peredaran hormon androgen
dalam darah. Sampel darah dari rusa liar yang hidup bebas
diambil melalui urat nadi leher segera setelah succinylcholine
disuntikkan pada otot rusa. Rusa kemudian diambil lagi
darahnya kira-kira 30 menit setelah suntikan dan kemudian
rusa tersebut dilepaskan. Kadar androgen pada waktu
ditangkap dan 30 menit kemudian diukur dalam nanogram per
ml (ng/ml) untuk 15 rusa. Data terdapat pada tabel berikut
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 23
24

No. Kadar androgen (ng/ml) sesaat Kadar androgen (ng/ml) 30 Selisih (di)
setelah disuntik menit setelah disuntik
1 2.76 7.02 4.26
2 5.18 3.10 -2.08
3 2.68 5.44 2.76
4 3.05 3.99 0.94
5 4.10 5.21 1.11
6 7.05 10.26 3.21
7 6.60 13.91 7.31
8 4.79 18.53 13.74
9 7.39 7.91 0.52
10 7.30 4.85 -2.45
11 11.78 11.10 -0.68
12 3.90 3.74 -0.16
13 26.00 94.03 68.03
14 67.48 94.03 26.55
15 17.04 41.70 24.66
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 24
25

Anggap populasi androden sesaat setelah suntikan


dan 30 menit kemudian berdistribusi normal. Ujilah,
pada tingkat keberartian 5%, apakah konsentrasi
androgen berubah setelah ditunggu 30 menit.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 25
26

Solusi
Ini adalah data berpasangan karena masing-masing unit
percobaan (rusa) memperoleh dua kali pengukuran

Misalkan μ1 dan μ2 masing-masing menyatakan rata-rata konsentrasi androgen


sesaat setelah suntikan dan 30 menit kemudian. Rumusan hipotesis yang diuji
adalah

H0 : μ1 = μ2 atau μD = μ1 - μ2 = 0
H1 : μ1 ≠ μ2 atau μD = μ1 - μ2 ≠ 0
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 5% = 0.05
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 26
27

• Rata-rata sampel dan variansi sampel untuk selisih ( di ) adalah,


d = 9.848 dan s d = 18.474
• Statistik uji yang digunakan adalah,
d − d0
t=
sd / n
• Dalam hal ini,
9.848 − 0
t= = 2.06
18.474 / 15

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 27
28

• Statistik uji t berdistribusi t-student dengan derajat kebebasan n


– 1 = 15 – 1 = 14. Pada tingkat keberartian 0.05, H0 ditolak jika
t < - t0.025,14 = -2.145 atau t > t0.025,14 = 2.145.
• Karena nilai t = 2.06, maka nilai t tidak berada pada daerah
penolakan. Dengan demikian, H0 tidak ditolak. Kendati
demikian, nilai t = 2.06 mendekati nilai t0.025,14 = 2.145. Jadi
perbedaan rata-rata kadar peredaran androgen bisa diabaikan.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 28
29

Uji Hipotesis Tentang Variansi Satu Populasi


• Bentuk hipotesis nol dan tandingannya untuk kasus variansi satu
populasi adalah
1. H 0 :  =  2 2
0 vs H1 :   
2 2
0

2. H 0 :  2   02 vs H1 :  2   02
3. H 0 :  2   02 vs H1 :  2   02

• Dengan 02 menyatakan suatu konstanta mengenai variansi yang


diketahui.
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 29
30

• Statistisk uji yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis di atas adalah :

(n − 1) s 2
2 =
 02

• Jika H0 benar, maka statistik uji tersebut berdistribusi khi-kuadrat dengan


derajat kebebasan n-1.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 30
31

• Untuk hipotesis H 0 :  2 =  02 vs H1 :  2   02 , tolak


H0 pada tingkat keberartian α jika :
2  2  atau  2   2
1− ,( n −1) ,( n −1)
2 2

H 0 :  2 =  02 vs H1 :  2   02
• Untuk hipotesis , tolak
H0 pada tingkat keberartian α jika nilai dari tabel
distribusi chi-square
 2  12− ,( n −1) dengan derajat
kebebasan n - 1

H 0 :  2 =  02 vs H1 :  2   02
• Untuk hipotesis , tolak
H0 pada tingkat keberartian α jika
 2  2 ,( n−1)
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 31
32

Uji Hipotesis Tentang Variansi Dua Populasi


• Bentuk hipotesis nol dan tandingannya untuk uji hipotesis
mengenai variansi dua populasi adalah,
1. H 0 :  12 =  22 vs H1 :  12   22
2. H 0 :  =  vs H1 :   
2
1
2
2
2
1
2
2

3. H 0 :  12 =  22 vs H1 :  12   22

• Dengan σ12 dan σ22 masing-masing adalah variansi populasi ke-


1 dan variansi populasi ke-2
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 32
33

• Statistisk uji yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis di atas adalah,

s12
F= 2
s2
• Jika H0 benar, statistik uji tersebut berdistribusi Fisher dengan derajat
kebebasan,
v1 = n1 – 1 dan v2 = n2 – 2

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 33
34
Untuk hipotesis H 0 :  1 =  2 vs H1 :  1   2 , tolak H0 pada tingkat keberartian α jika :
2 2 2 2

F f  atau F  f 
1− ,( v1 , v2 ) ,( v1 , v2 )
2 2

Untuk hipotesis H 0 :  1 =  2 vs H1 :  12   22 , tolak H0 pada tingkat keberartian α jika :


2 2

F  f1− ,( v1 ,v2 )

Untuk hipotesis H 0 :  1 =  2 vs H1 :  1   2 , tolak H0 pada tingkat keberartian α jika :


2 2 2 2

F  f ,( v1 ,v2 )
f ,( v1 ,v2 ) , f1− ,( v1 ,v2 ) , f / 2,( v1 ,v2 ) , dan f1− / 2,( v1 ,v2 ) adalah nilai-nilai
dari tabel distribusi Fisher dengan derajat kebebasan v1 dan v2

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 34
35

Contoh 4
• Suatu ahli Biologi menyatakan bahwa umur seekor mencit yang
yang terkena kanker tertentu berdistribusi hampir normal
dengan simpangan baku 0.9 tahun. Bila sampel acak 10 ekor
mencit yang memiliki kondisi yang samat menghasilkan
simpangan baku 1.2 tahun, apakah Anda setuju bahwa σ > 0.9
tahun? Gunakan taraf keberartian 5%!

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 35
36

Solusi
H0 : σ2 = 0.81
H1 : σ2 > 0.81
α = 0.05
Diketahui simpangan baku sampel, s = 1.2
Statistik uji
(n − 1) s 2 (9)(1.44)
2 = = = 16
 02 0.81

Titik kritis adalah  2 ,n −1 =  20.05,9 = 16.919

Karena  2   2 0.05,9 , maka H0 tidak ditolak.

Simpulkan bahwa simpangan baku umur mencit yang berpenyakit kanker tersebut tidak melebihi 0.9

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 36
37

Contoh 5

• Dalam pengujian kefektifan dua jenis pupuk di


Contoh 2, dianggap bahwa kedua variansi yang
tidak diketahui sama besarnya. Ujilah anggapan
ini! Gunakan taraf keberartian 0.10.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 37
38

Solusi
• Misalkan σ12 dan σ22 adalah variansi populasi
dari masing-masing keausan bahan 1 dan bahan
2. rumusan hipotesis yang akan diuji adalah
H0: σ12 = σ22
H1: σ12 ≠ σ22
α = 0.10

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 38
39

Statistik uji f = s12/ s22 = 16 / 25 = 0.64


H0 ditolak dengan tingkat keberartian α jika
f  f  atau f  f 
1− ,( v1 , v2 ) ,( v1 , v2 )
2 2

α = 0.10, v1 = n1 – 1 = 12 – 1 = 11 , dan v2 = n2 – 1 = 10 – 1 = 9.
Maka
f  = f 0.95,(11.9) = 0.34 dan f = f 0.05,(11.9) = 3.11
1− ,( v1 , v2 ) ,( v1 , v2 )
2 2

Karena f   f  f , maka jangan tolak H0.


1− ,( v1 , v2 ) ,( v1 , v2 )
2 2
Simpulkan bahwa tidak cukup kenyataan untuk menyatakan bahwa
variansinya berbeda.
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 39
40

Referensi
• Devore, J.L. and Peck, R., Statistics – The Exploration and
Analysis of Data, USA: Duxbury Press, 1997.
• Pasaribu, U.S., 2007, Catatan Kuliah Biostatistika.
• Wild, C.J. and Seber, G.A.F., Chance Encounters – A first
Course in Data Analysis and Inference, USA: John
Wiley&Sons,Inc., 2000.
• Walpole, Ronald E. Dan Myers, Raymond H., Ilmu Peluang
dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan, Edisi 4, Bandung:
Penerbit ITB, 1995.
• Walpole, Ronald E. et.al., Probability & Statistics for Enginerrs
& Scientists, Eight edition, New Jersey : Pearson Prentice
Hall, 2007.
EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB 40
41

Referensi
 Kaps, M. and Lamberson. W.R., 2004, Biostatistics for Animal Science ,
Oxfordshire: Cabi Publishing
 Rosner, Bernard., 2016, Fundamental of Biostatistics 8th ed., Boston:
Cencage Learning
 Walpole, R.E., et.al, 2012, Probability & Statistics for Engineers &
Scientists, 9th Ed., Boston: Prentice Hall.

EDUNEX ITB
Copyright 2020 © U. Mukhaiyar, KK Statistika, FMIPA – ITB

Anda mungkin juga menyukai