Anda di halaman 1dari 1

Perbedaan antara badan hukum publik dengan badan hukum perdata, terletak padabagaimana cara

pendiriannya badan hukum tersebut, seperti yang diatur di dalam Pasal 1653 KUHPerdata ada tiga
macam, yakni :
1. badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum (Pemerintah atau Negara).
2. badan hukum yang diakui oleh kekuasaan umum.
3. badan hukum yang diperkenankan dan yang didirikandengan tujuan tertentu yang tidak
bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan (badan hukum dengan konstruksi
keperdataan).

Untuk membedakan kedua jenis badan hukum tersebut, dicari kriteria keduanya yaitu pada badan
hukum perdata ialah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan, sedangkanpada badan hukum
publik ialah badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum. Di kalangan sarjana Jerman, mereka
berpendapat bahwa perbedaan antara badan hukumpublik dan badan hukum perdata terletak pada,
apakah badan hukum tersebut mempunyai kekuasaan sebagai penguasa? Dan badan hukum itu
dianggap mempunyai kekuasaan sebagai penguasa, yaitu jika badan hukum tersebut dapat mengambil
keputusan-keputusan dan membuat peraturan-peraturan yang mengikat orang lain yang tidak
tergabung dalam badan hukum tersebut (wewenang).
Tetapi, menurut de heersende’ leer, kriteria yang ada di Indonesia tidak mempergunakan kriteria dari
Jerman. Di Indonesia yang dipergunakan adalah :
1. yang berdasarkan terjadinya.
2. lapangan pekerjaan dari badan hukum itu, yaitu apakah lapangan pekerjaan itu untuk
kepentingan umum atau tidak. Jika untuk kepentingan umum, maka badan hukum itu adalah
badan hukum publik, tapi jika untuk Perseorangan adalah badan hukum perdata.

Menurut Soenawar Soekowati di Indonesia untuk menentukan perbedaan antara badan hukum publik
dan badan hukum perdata, dapat digunakan dari gabungan pendapat dari de heersende’ leer dan para
sarjana Jerman, untuk saling melengkapi serta ketentuan dalam Pasal 1653 KUHPerdata. Soenawar
Soekowati beranggapan bahwa badan hukum yang didirikan dengan konstruksi hukum publik, belum
tentu merupakan badan hukum publik dan juga belum tentu mempunyai wewenang publik. Sebaliknya
juga, badan hukum yang didirikan oleh orang-orang swasta, namun dalam stelsel hukum tertentu badan
tersebut mempunyai kewenangan publik. Jadi untuk dapat memecahkan masalah tersebut, dalam
stelsel hukum Indonesia dapat digunakan kriteria, yaitu :
1. dilihat dari cara pendiriannya atau terjadinya, artinya badan hukum itu diadakan dengan konstruksi
hukum publik yaitu didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturan
lainnya, juga meliputi kiteria berikut ;
2. lingkungan kerjanya, yaitu apakah dalam melaksanakan tugasnya badan hukum itu pada umumnya
dengan publik atau umum melakukan perbuatan-perbuatan hukum perdata, artinya bertindak
dengan kedudukan yang sama dengan publik atau tidak. Jika tidak, maka badan hukum itu
merupakan badan hukum publik ; demikian pula dengan kriteria.
3. Mengenai wewenangnya, yaitu apakah badan hukum yang didirikan oleh penguasa itu diberi
wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan atau peraturan yang mengikat umum. Jika ada
wewenang publik, maka ia adalah badan hukum publik

Anda mungkin juga menyukai