Anda di halaman 1dari 114

LAPORAN

PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI

KASUS INDIVIDU

PEMINATAN PSIKOLOGI KLINIS

DEPRESIF SEDANG

Disusun oleh :

METY TRI NUR NUZULAWATI

18511002

MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA

YOGYAKARTA

2020
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

I. IDENTITAS

A. Identitas Klien

Nama : SM

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Bantul, 12 April 1975

Usia : 45 tahun

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Urutan Lahir : Anak ke-2 dari 2 bersaudara

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan swasta

Status pernikahan : Menikah

Alamat : Bantul

B. Identitas Keluarga

Tabel 1. Identitas Keluarga


Deskripsi Ayah Ibu Kakak
Nama DD RH SK
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki
TTL 20/05/1946 15/08/1947 15/02/1995
Alamat Bantul Banyumas Bantul
Usia - - 47 tahun
Suku Bangsa Jawa Jawa Jawa
Agama Islam Islam Islam
Pendidikan Terakhir SMA SMA SMA
Pekerjaan PNS Ibu rumah tangga Karyawan swasta

Mety Tri Nur Nuzulawati 2


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Deskripsi Mantan Suami Anak 1 Anak 2 Anak 3


Suami
Nama DX US TU MN OP
Jenis Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Kelamin
TTL 19/08/1969 25/05/1968 15/02/1995 16/10/1996 15/04/2004
Alamat Bantul Kalimantan Bantul Bantul Bantul
Usia 50 tahun 51 tahun 24 tahun 23 tahun 15 tahun
Suku Jawa Dayak Jawa Jawa Jawa
Bangsa
Agama Islam Islam Islam Islam Islam
Pendidikan S1 SMA SMA SMA SMP
Terakhir
Pekerjaan PNS Supir Karyawan Karyawan Siswa
swasta swasta

C. Genogram

Simbol Genogram
Legenda Hubungan Emosional
2 Putus Hubungan
1 Kacau
2 Kekerasan
?
Laki- Perempuan Keguguran KematianIndividu 1 Penyiksaan Emosional
laki
1 Bermasalah / Konflik

Klien memiliki hubungan buruk dengan DX, DX melakukan


KDRT kepada klien. Klien memutuskan bercerai dengan DX dan
menikah dengan US. Namun, hubungan keduanya kacau dan bermasalah
hingga penyiksaan secara emosional. US melakukan KDRT dengan

Mety Tri Nur Nuzulawati ?


3
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

mantan istrinya. Hubungan dengan anak pertama klien jauh dan


bermusuhan.

II. KELUHAN DAN RIWAYAT KELUHAN

A. Keluhan

Klien datang dengan ke puskesmas Banguntapan II sendiri, klien

mengalami beberapa keluhan seperti sakit kepala, mual, muntah, dada

sesak, gangguan tidur, tidak nafsu makan. Klien dirujuk ke poli psikologi

Banguntapan II.

B. Riwayat Keluhan

Pada bulan april 1994 klien memiliki banyak permasalahan salah

satunya konflik dengan kedua orang tuanya dan SK karena kurang setuju

akan pernikahan klien. Klien menikah dengan DX pada tahun September

1994 hingga April 2015, selama klien menikah dengan DX klien

merasakan KDRT. Klien merasa gelisah setiap harinya dan tertekan.

Selain itu, klien merasa tidak percaya diri karena suaminya selalu

menyalahkan apa yang dilakukan oleh klien. Tahun 2015 bulan April klien

memutuskan bercerai dengan DX. Klien merasakan tenang dengan

perceraian tersebut. Namun, selama tahun 2016 bulan Januari hingga

Desember 2017 klien merasa dicibir oleh tetangganya karena klien janda

beranak tiga. Sehingga membuat klien resah dan menjadi kurang tenang.

Selain itu, karena klien sedih kehilangan pekerjaan sebagai guru TK.

Karena ada pria yang mendekatinya, namun klien menolak pria tersebut

dan pria tersebut marah dan mengadu domba kepala sekolah dengan

menjelekan klien.

Mety Tri Nur Nuzulawati 4


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Klien melakukan percobaan bunuh diri pada bulan April 2018,

pertama klien menggunakan gunting yang berada dikamar dan yang kedua

menggunakan pisau didapur. Hal tersebut dipicu karena cemburu dengan

mantan istrinya. Sahabat mantan istrinya selalu menghubungi US dan

mengirim foto mantan istrinya sehingga klien berselisih dengan suaminya.

Klien konsultasi dengan temannya yang berprofesi psikolog pada

bulan Mei 2018. Hasil dari konsultasi teman klien menyarankan agar

bercerai karena hal tersebut membuat klien sakit. Pada bulan maret sampai

Juli 2019, suami klien meninggalkan rumah klien merasa tertekan, frustasi

dengan sikap US. Selain itu, klien menarik diri dari teman-teman dan

lingkungannya, seperti tidak aktif dari kegiatan anggota puskesmas. Klien

merasa kecewa dengan suaminya karena berbeda perilaku setelah satu

tahun menikah.

Klien dirawat karena sakit stres pada bulan November 2019 selama

3 hari 3 malam. Dokter menyatakan bahwa dirinya sakit karena stres berat

yang dialaminya. Klien mengalami gangguan makan yang disebabkan oleh

asam lambung yang meningkat akibat stres. Klien hanya memperoleh

makan melalui cairan infus.

Bulan Desember 2019 klien mengalami gangguan tidur dengan

kesulitan tidur dan bangun tengah malam. Klien juga mengalami mual

hingga muntah dan sakit kepala. Hal tersebut mengakibatkan klien

kesulitan bekerja.

Tabel 2. Riwayat Keluhan


Tahun Perilaku

Mety Tri Nur Nuzulawati 5


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

1994 Konflik dengan kedua orang tua dan SK


September Gelisah, tidak percaya diri, tertekan karena DX melakukan
1994- April KDRT.
2015
Januari 2016- Resah, kurang tenang, terkadang tenang karena sudah
Desember 2017 berpisah dengan suami. Namun, marah karena di cibir
tetangga. Klien sedih kehilangan pekerjaan sebagai guru TK.
April 2018 Cemburu dan melakukan percobaan bunuh diri 2 kali
Mei 2018 Harga diri rendah konsultasi online ke teman psikolog 2 kali
Maret-Juli Menarik diri dari lingkungan dan merasa tertekan, frustasi
2019 dan kecewa dengan US.
November Gangguan makan dan masuk RSUD Banguntapan selama 3
2019 hari 3 malam, dokter menyatakan stres berat.
Desember Mual, muntah, gangguan tidur, sakit kepala dan kesulitan
2019 dalam bekerja.

III. ANAMNESA

A. Riwayat Perkembangan

Klien mendapatkan ASI selama 2 tahun dan klien diberikan

pelatihan penggunaan toilet oleh RH. Klien dapat memahami peran atau

jenis kelamin yang berbeda. Klien kurang dapat berpikir secara logis pada

kenyataan.

B. Riwayat Kesehatan

Klien sering mengalami kekambuhan beberapa kali diperiksakan

ke dokter karena sakit fisik dan harus diopname. Klien juga berkonsultasi

dengan teman yang berprofesi psikolog via online beberapa kali. tetapi

kurang adanya perubahan.

C. Riwayat Pendidikan

Klien mengikuti mendidikan formal hingga lulus SMA. Klien tidak

mengikuti les/pendidikan non formal. Klien pernah merasakan duduk

Gak pke spasi

“Nonformal”

Mety Tri Nur Nuzulawati 6


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

dibangku perkuliahan hingga semester 2, namun keluar memutuskan untuk

menikah.

D. Riwayat Keluarga

Klien dibesarkan oleh kedua orang tuanya dengan pola asuh yang

sama yakni membebaskan dan memanjakan klien.

IV. DUGAAN SEMENTARA

Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara serta riwayat

keluhan, maka dugaan sementara bahwa klien mengalami depresi sedang

dengan symptom gangguan tidur dan tidak adanya nafsu makan, kesulitan

dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, adanya penarikan diri dari lingkungan.

V. TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Rathus (dalam Lubis, 2009) menyatakan orang yang mengalami

depresi umumnya mengalami gangguan keadaan emosi, motivasi,

fungsional, dan gerakan tingkah laku serta kognisi. Sedangkan menurut

Lubis (2009), depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu

perasaan tidak ada harapan lagi. Senada dengan Atkinson (dalam, 2009)

depresi sebagai gangguan mood yang dicirikan taka da harapan dan patah

hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tidak mampu mengambil

keputusan memulai suatu kegiatan, tak mampu konsentrasi, tak punya

semangat hidup dan mencoba bunuh diri.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan depresi (Elvyra, 2010)

yaitu,

Mety Tri Nur Nuzulawati 7


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

1. Faktor Genetik

Genetik merupakan faktor penting dalam perkembangan gangguan

mood, tetapi jalur sangat komplek.

2. Faktor Psikososial

Peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa tertekan dapat

mencetuskan terjadinya depresi. Data yang paling mendukung

sehubungan dengan peristiwa kehidupan atau stressor lingkungan

yang sering berkaitan dengan depresi adalah kehilangan orang tua

sebelum usia 11 tahun dan kehilangan pasangan. Kehilangan

pekerjaan berisiko lebih besar disbandingkan yang bekerja.

kehilangan objek cinta pada masa perkembangan walaupun tidak

secara langsung dapat mencetuskan gangguan depresi.

3. Faktor Kepribadian

Semua orang, apapun pola kepribadiannya, dapat mengalami depresi

sesuai dengan situasinya. Riset menunjukkan bahwa pasien yang

mengalami stressor akibat tidak adanya kepercayaan diri lebih sering

mengalami depresi.

C. Terapi yang dapat dilakukakan untuk depresi :

American Psychiatric Association (2010) untuk gangguan depresi

ringan sampai sedang, beberapa psikoterapi yang mempunyai bukti

empiris bisa mengurangi tingkat keparahan depresi adalah terapi kognitif

perilaku, psikoterapi interpersonal, terapi psikodinamik, terapi pemecahan

masalah, baik yang dilakukan secara individual maupun kelompok.

Mety Tri Nur Nuzulawati 8


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

VI. ASESMEN

A. Rancangan

Prosedur pengambilan data akan dilakukan dengan metode

wawancara, observasi, dan menggunakan alat tes psikologi.

Assessment Keterangan
Wawancara Wawancara dilakukan dengan teknik tidak terstruktur,
karena untuk memberikan kesempatan untuk
menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi dan
dapat mengungkapkan perasaan dengan terbuka. Selain
itu, memberikan rasa nyaman dan tidak membebani
dengan banyak pertanyaan yang telah disiapkan oleh
praktikan. Selain itu, dilengkapi oleh Observasi.
Observasi Observasi yang digunakan yakni partisipan, guna
bermaksud untuk mengamati perilaku klien sehari-hari
dengan keikutsertaan praktikan dalam kegiatan yang
dilakukan klien. Sehingga, tanpa menimbulkan
kecurigaan bahwa klien sedang diamati. Ada kondisi
dimana akan dilakukan Observasi ketika wawancara.
Tes Psikologi
A. Grafis Diberikan guna mengungkapkan kepribadian klien
B. WARTEGG Guna mendukung alat tes grafis
deskripsikan/menggambarkan kepribadian klien dengan
aspek imajinasi, emosi, intelektual dan aktivitas.
C. SSCT Bertujuan untuk mengetahui hubungan interpersonal
klien dan mengetahui respon terhadap lawan jenis.
D. SPM SPM guna untuk mengukur kemampuan pemahaman
dalam penalaran.

B. Jadwal Pelaksanaan Assesmen

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Assesmen


No. Tanggal Kegiatan Tempat
1. 10 Desember 2019 Rapport dengan klien Rumah klien
2. 12 Desember 2019 Wawancara klien. Puskesmas
4. 13 Desember 2019 WARTEGG & SSCT Rumah klien
5. 14 Desember 2019 Wawancara klien Rumah klien
6. 15 Desember 2019 Grafis, SPM dan observasi Rumah klien
7. 16 Desember 2019 Wawancara TU Rumah TU
9. 18 Desember 2019 Wawancara Tetangga Rumah Tetangga
10. 20 Desember 2019 Wawancara Bu RT Rumah RT

C. Hasil

Mety Tri Nur Nuzulawati 9


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

1. Observasi

a) Penampilan Fisik

Klien terlihat bersih, cantik namun klien muka klien terlihat

pucat. Namun, rumah klien tercium bau tidak enak. Klien sering

memegang kepala dengan kedua tangannya. Klien tampak sedih

dan terlihat sangat lemas.

b) Perilaku Umum

Klien terlihat ramah dapat tersenyum dengan orang-orang

di lingkungan sekitarnya. Klien tidak terlihat bingung, sedih dan

murung ketika berada di luar rumah. Namun berbeda ketika

dirumah atau dihadapan praktikan klien terlihat sangat sedih dan

murung.

c) Saat Wawancara

Klien terlihat dapat berkomunikasi dengan baik namun, ada

beberapa jeda untuk berpikir dan menjawab kembali. Klien terlihat

cemas dan gelisah ketika handphonenya berbunyi. Mata terlihat

berkaca-kaca dan meneteskan air dari mata.

d) Tes Psikologi

Klien terlihat tidak fokus ketika mengerjakan tes

WARTEGG. Namun, ketika mengerjakan BDI klien terlihat

konsentrasi. Ketika mengerjakan Grafis, SPM dan SSCT klien

selalu menggerakkan pulpen atau pensil kearah meja hingga

berbunyi suara.

Mety Tri Nur Nuzulawati 10


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

e) Kesimpulan Hasil Observasi

Klien terlihat sedih dan murung ketika berada didalam rumah.

Kondisi fisik klien terlihat bersih, tetapi muka terlihat pucat.

Namun, kondisi rumah terlihat bau, dan kotor.

2. Wawancara

a. Autoanamnesa

Klien merupakan seorang wanita berusia 45 tahun dan

memiliki 3 orang anak laki-laki dari pernikahan pertamanya. Orang

tua klien menikah berasal dari ayah yang berselingkuh dengan ibu

klien. DD menikah dengan RH setelah bercerai dengan istri

pertamanya. DD lebih memilih RH daripada istri pertamanya.

Klien tidak tahu kabar anak DD dan istri pertamanya. Klien hanya

tahu DD dan istri pertamanya memiliki tiga orang anak.

Kedua orang tua klien telah meninggal, DD meninggal

pada tahun 2007 dan RH pada tahun 2006. Keduanya

membebaskan klien dalam memilih dan memutuskan sesuatu. Dari

keduanya klien lebih dekat dengan DD, DD lebih memanjakan

klien daripada RH. Anak pertamanya berusia 24 tahun dan anak

keduanya berusia 23 tahun. Sedangkan anak yang ketiga SMP

berusia 15 tahun. Hubungan klien dengan kedua anaknya TU dan

MN kurang baik, namun hubungan dengan OP baik. Klien juga

memiliki hubungan kurang baik dengan menantunya. Namun,

ketika cucu klien datang mengurangi rasa sakit klien. TU dan MN

Mety Tri Nur Nuzulawati 11


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

menyewa rumah dengan masing-masing istrinya. Harapan klien

sekarang hanya kepada OP. TU tidak menyetujui jika klien

kembali rujuk dengan US.

Klien menikah dengan DX pada tahun September 1994

hingga April 2015, selama klien menikah dengan DX klien

merasakan KDRT. Klien merasa gelisah setiap harinya dan

tertekan. Selain itu, klien merasa tidak percaya diri karena

suaminya selalu menyalahkan apa yang dilakukan oleh klien.

Anak-anak klien yang membela ketika klien disakiti oleh DX. Hal

tersebut memengaruhi OP yang menjadi tidak percaya diri. Tahun

2015 bulan April klien memutuskan bercerai dengan DX. Pada

awalnya, keluarga klien kurang setuju dengan pernikahan dengan

DX. Disisi lain, klien memaksakan kehendaknya ingin menikah

dengan DX hingga klien dengan SK dan kedua orang tuanya

bersiteru pada bulan april 1994.

Klien bertahan bertahun-tahun dengan alasan demi anak-

anaknya, karena anak-anaknya butuh biaya hidup dan sekolah.

Klien merasakan tenang dengan perceraian tersebut. Namun,

selama tahun 2016 bulan Januari hingga Desember 2017 klien

merasa dicibir oleh tetangganya karena klien janda beranak tiga.

Sehingga membuat klien resah dan menjadi kurang tenang. Klien

merasa tidak memiliki harga diri dimata tetangganya.

Mety Tri Nur Nuzulawati 12


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Klien sedih kehilangan pekerjaan sebagai guru TK. Karena

ada pria yang mendekatinya, namun klien menolak pria tersebut

dan pria tersebut marah dan mengadu domba kepala sekolah

dengan menceritakan keburukan klien.

Setelah bercerai klien dari DX dan kembali menjalin

hubungan kepernikahan dengan US yang berusia 51 tahun dan

telah menjalani bmenjalani hubungan/berpacarans selama 1 tahun

dan menikah hampir 1 tahun dengan klien. Klien sangat bahagia

ketika berpacara dengan suami keduanya hingga sulit tidur karena

memikirkan US. Selain itu, ketika menikah dengan US terpenuhi

kebutuhan seksualnya dan tidak menyandang predikat janda. Awal

pertama kali menikah selama beberapa bulan menjalani pernikahan

penuh dengan kebahagiaan. Namun, ditahun kedua klien merasa

dirinya tidak bahagia dan memiliki permasalahan yang sangat

besar. Awal bulan maret US memasang foto di aplikasi whatapps

berdua dengan klien. Namun tiba-tiba US menjadi bersikap aneh,

klien menyadari hal tersebut. Ada pesan whatapps dengan nama

yang disamarkan oleh US. Pada awalnya US tidak mengakui,

namun klien mengancam untuk bunuh diri. Pesan whatapps

tersebut dari teman perempuan sahabat dari mantan istri US.

Temannya selalu mengirimkan banyak foto mantan istrinya, klien

marah dan tidak terima dengan hal tersebut.

Mety Tri Nur Nuzulawati 13


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Klien melakukan percobaan bunuh diri pada bulan April

2018, pertama klien menggunakan gunting yang berada dikamar

dan yang kedua menggunakan pisau didapur. Hal tersebut dipicu

karena cemburu dengan mantan istrinya. Sahabat mantan istrinya

selalu menghubungi US dan mengirim foto mantan istrinya

sehingga klien berselisih dengan suaminya. US. Klien merasa

dirinya di bohongi oleh US dan tidak memiliki arti dimata US.

Klien merasa tidak berharga dibanding mantan istrinya karena

memiliki anak dari US.

Jika klien memiliki permasalahan dengan US, US pergi

menghilang dari rumah tanpa ada kabar dari US selama beberapa

bulan tidak menghubungi klien. US tidak menghubungi klien

selama hingga 3 bulan lamanya, dan klien tidak diberikan nafkah

batin dan lahir. Klien menikah lagi dengan harapan tidak

mengalami perceraian kembali. Klien merasa sedih dan frustasi

dengan perilaku yang dimiliki US. Semenjak menikah dengan US

klien kesulitan untuk pergi keluar rumah dan menutup kehidupan

sosial klien. US menuntut banyak hal kepada klien, seperti klien

harus mandiri dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Sehingga

klien memilih keluar sebagai kader posyandu di puskesmas untuk

daerah tempat tinggalnya. Klien merasa tidak dapat menjadi

dirinya sendiri dan sulit untuk melakukan sesuatu. Pada saat itu

klien merasa senang ketika menjadi kader puskesmas. Hal tersebut

Mety Tri Nur Nuzulawati 14


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

dikarena klien merasa dihargai orang lain, mendapat teman banyak

dan bangga pada dirinya membantu dan ikutserta dalam kegiatan

masyarakat.

Klien mencoba beberapa kali untuk bunuh diri, namun

tidak berhasil karena diketahui oleh US. Klien mencari tahu

mengenai US ketika meninggalkan rumah, US tinggal bersama

mantan istrinya dengan berdalih bahwa rumah yang ditempati

mantan istrinya adalah milik US. Setelah klien memergoki US,

klien kembali kerumah. Namun, ketika permasalahan itu datang

kembali US memutuskan untuk menyewa kamar (kost). US tidak

mengizinkan klien untuk datang ke kostnya dengan alasan anak US

akan datang ke kost atau tinggal bersama US. Namun, padanya

kenyataan tidak hanya anak US tetapi mantan istrinya setiap

malam satu minggu sekali datang ke kost US.

Sejak awal pernikahan US meminta klien untuk percaya

dengan US. Karena sebagai istri yang baik dan sholeha harus

percaya dengan US sebagai suaminya. Klien menyadari sebagai

istri yang baik dan taat kepada suami harus berada dirumah dan

tidak terlalu khawatir/percaya kepada suami. Tetapi klien juga

membutuh uang yang lebih untuk membiayai sekolah anak

terakhirnya. Karena yang diberikan oleh US tidak menentu bahkan

setelah pergi US tidak memberikan nafkah.

Mety Tri Nur Nuzulawati 15


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Pada bulan November 2019 US menyuruh klien menggugat

cerai, klien melaksanakan keinginan suami. Namun, klien berubah

pikiran ketika bertemu temannya dan menceritakan segala

permasalahannya akhir klien mencabut gugatan tersebut. US marah

dan menggunggat cerai klien, klien merasa sedih juga kecewa.

Selain itu, klien juga mendapati konflik dengan mantan istri US.

Mantan istri US datang kerumah klien dengan mengetuk pintu

dengan keras, klien binggung dengan apa yang terjadi. Mantan istri

US marah dengan US dengan menagih janji terhadap dirinya untuk

rujuk kembali. Klien tidak ikut campur dengan permasalahan

tersebut, namun hal tersebut membuat klien syok. Klien berharap

pada US agar dapat tegas dan memilih antara klien dengan mantan

istrinya. Klien menyatakan rasa sakit hatinya yang telah

dipermainkan oleh US, namun klien luluh dengan kata-kata yang

diberikan US kepadanya sehingga klien kembali tidak dapat

memutuskan dengan tegas dan tidak dapat berpisah dari US.

Klien pernah berharap memiliki anak dari US, tetapi karena

usianya yang sudah tidak muda lagi. Berbeda dengan US yang

tidak berharap memiliki anak karena usia yang telah beranjak tua.

Klien saat ini berada di proses perceraian secara hukum dimana

tinggal saatu langkah persidangan. Klien bingung dengan pola

pikir US yang meminta cerai dengan alasan bahwa hubungannya

tidak ingin dipenuhi noda hitam. US menuduh klien selingkuh

Mety Tri Nur Nuzulawati 16


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

dengan laki-laki lain, klien meminta bantuan dari ustad dari

pondok hitam untuk mencari suaminya. Pada saat suaminya pergi

klien meminta bantuan pada ustad tersebut, klien membayar jasa

ustad tersebut sebesar 3 juta rupiah dengan harapan US dapat

kembali kerumah.

Setelah bercerai US berniat menikahi klien kembali. US

tipe pribadi yang tempramen dan memiliki emosi yang

mengerikan. Jika memiliki permasalahan US pergi minum alkohol

hingga mabuk. Selain itu, US tidak segan memukul dengan mantan

istrinya, namun US tidak berani memukul klien. US juga suka

membesar-besarkan masalah seperti kasus aplikasi pada

handphone untuk mencari teman baru. US menyadap isi

handphone klien dengan bantuan teman yang bekerja sebagai

polisi. Klien menggunakan aplikasi tersebut hanya untuk

pelampiasan ketika US meninggalkan klien karena klien merasa

kesepian. Klien merasa tindakan suaminya telah mempermainkan

dirinya dan mantan istrinya. Hal tersebut membuat klien merasa

depresi. Klien sering mengalami sakit kepala dan dada klien terasa

sakit.

Klien konsultasi dengan temannya yang berprofesi psikolog

pada bulan Mei 2018. Hasil dari konsultasi teman klien

menyarankan agar bercerai karena hal tersebut membuat klien

sakit. Pada bulan maret sampai Juli 2019, suami klien

Mety Tri Nur Nuzulawati 17


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

meninggalkan rumah klien merasa tertekan, frustasi. Selain itu,

klien menarik diri dari teman-teman dan lingkungannya, seperti

tidak aktif dari kegiatan anggota puskesmas. Klien merasa kecewa

dengan suaminya karena berbeda perilaku setelah satu tahun

menikah.

Klien pernah bertindak tegas dengan menghindari US,

namun US berhasil meluluhkan hati klien. Klien merasa jika

bertemu dengan US tidak dapat bersikap tegas. Setelah beberapa

bulan US meninggalkan klien, klien berupaya mengalihkan

pikirannya dengan mendownload aplikasi hago. Namun, justru

membuat perselisihan dengan US. Tidak hanya itu, US selalu

memeriksa handphone klien. US memiliki karakter keras, dominan

dan pencemburu.

Klien dirawat karena sakit stres pada bulan November 2019

selama 3 hari 3 malam. Dokter menyatakan bahwa dirinya sakit

karena stres berat yang dialaminya. Klien mengalami gangguan

makan yang disebabkan oleh asam lambung yang meningkat akibat

stres. Klien hanya memperoleh makan melalui cairan infus.

Bulan Desember 2019 klien mengalami gangguan tidur

dengan kesulitan tidur dan bangun tengah malam. Klien juga

mengalami mual hingga muntah dan sakit kepala. Hal tersebut

mengakibatkan klien kesulitan bekerja.

Mety Tri Nur Nuzulawati 18


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Pada tanggal 13 Desember 2019 klien merasakan pusing dan

menurunkan nafsu makan, juga beberpa kali muntah sehingga klien

sulit melakukan kegiatan kesehariannya. Klien berharap hidup

tenang dan bahagia dengan US dengan usia yang sekarang tidak

muda lagi. Klien sangat kecewa dengan sikap dari US. Klien

memiliki harapan sangat besar dengan US, namun US selalu

membuat klien kecewa. US berkeinginan rujuk dengan klien dan

sebelum cerai US memiliki perjanjian dengan klien agar

hubungannya kembali bersih tanpa ada noda tinta, klien setuju

dengan keputusan dari US. Namun, pada kenyataanya US

meninggalkan klien tanpa sebab atau jika ada permasalah kecil

hingga saat ini hubungan keduanya tidak ada kejelasan.

Klien mengakui bahwa dirinya masih mencintai US, tetapi

kebutuhan yang klien inginkan tidak terpenuhi. Disisi lain, klien

merasa dipermainkan oleh US. Klien merasa dirinya berharga ketika

US mendengarkan keinginan dari klien. Klien merasa dirinya gagal

dalam pernikahan untuk kedua kalinya. Klien benar-benar takut dan

cemas jika kehilangan US. Klien merasa dirinya tidak cantik dan

sudah tua sehingga jika bercerai sulit mendapatkan pengganti US.

b. Allowanamnesa

1. Anak Klien (TU)

TU menyatakan bahwa klien sakit karena akibat yang

dilakukan sendiri. Klien telah membuat cerita yang tidak nyata,

Mety Tri Nur Nuzulawati 19


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

agar orang-orang menilai klien orang yang baik. Terkadang

menceritakan hal yang buruk mengenai orang lain. Klien suka

menyebarkan aib orang lain dan keluarganya. Anak-anaknya sulit

untuk menerima dan memaafkan klien. TU tidak ingin membahas

mengenai klien karena TU keinginan hidup lebih tenang tanpa ada

gangguan dari klien.

2. Tetangga Klien (SS)

Banyak sekali keributan di rumah klien terutama dengan

anak-anak, tetangganya dan US. Klien memiliki hubungan buruk

dengan anak-anaknya, terutama hubungan dengan TU dan MN.

Klien sering berseteru dengan kedua anaknya tersebut dan istri-istri

dari TU dan MN. MN hamil diluar nikah setelah usia kehamilan 4

bulan MN menikahi kekasihnya. Klien pernah membanting barang

sehingga mengenai kaki dari istri MN. Istri MN melakukan visum

dan melaporkan polisi, namun hingga kini tidak ada penangkapan.

Baru empat bulan yang lalu MN keluar dari rumah klien. Ketika

TU menikahi istrinya pada bulan November 2019, hanya ada ibu

tiri atau istri dari DX.

Hubungan klien dengan DX buruk, SS melihat klien keluar

dari rumahnya karena DX selingkuh dan menghamili wanita lain.

Klien meminta cerai dengan keluar dari rumah dan pergi ke

Banyumas tempat keluarganya. Klien pergi bersama seorang pria

dan aset-aset seperti sertifikat rumah di ambil oleh klien. Setelah

Mety Tri Nur Nuzulawati 20


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

DX menghampiri klien, klien memperlakukan DX dengan buruk

tidak membolehkan DX masuk kerumahnya dan langsung

mengusirnya.

SS menyatakan bahwa sebelum menikah dengan US, US

sering bermain kerumah klien hingga larut malam, sehingga

tetangga dan Pak RT mendatangi rumah klien. US dipaksa menikah

dengan klien, namun tetangga tidak mengetahui pernikahan mereka

karena tidak ada yang menjadi saksi atau undangan dari pernikahan

klien. Bulan yang lalu US bersama Pak RT datang kerumah klien

dan menyatakan keinginannya bercerai dengan klien.

Klien juga memiliki perselisihan dengan tetangga didaerah

rumahnya. Terkadang klien mendatangi rumah tetangga untuk

beradu mulut. Begitu juga sebaliknya terkadang tetangganya yang

datang. Permasalah yang terjadi karena kesalahpahaman dari

masing-masing orang.

Sebelum ada perceraian klien berkunjung kerumah

tetangganya dan aktif dalam kegiatan menjadi kader puskesmas.

Anak-anak klien juga terlihat ramah dan bermain dengan tetangga.

Namun, setelah perceraian klien hanya berada dirumah dan keluar

rumah hanya untuk bekerja. Klien menyatakan kepada tetangga

bahwa dirinya bekerja di rumah makan menjadi pramusaji atau

pelayan.

c. Ibu RT (RT)

Mety Tri Nur Nuzulawati 21


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

US datang kerumah RT dan mengajak suaminya datang

kerumah klien. US terlihat baik dan ramah, tujuan US datang dan

mengajak suami RT bertujuan untuk menceraikan klien. Namun,

klien tidak mau bercerai dengan DX. Klien marah pada suami RT

dan mengusirnya karena suami RT terlalu ikut campur dengan

urusan pribadi klien. Menurut RT suami RT tidak akan datang jika

US tidak memintanya untuk datang.

Klien berangkat bekerja pagi pukul 06:00 dan pulang larut

malam pukul 22:00. Kemungkinan ada beberapa tetangga yang

berpandangan buruk mengenai klien karena pekerjaannya yang

berangkat pagi pulang malam. Tidak ada kejelasan pekerjaanya

menurut tetangga sekitar. Klien berusia seperti RT, namun

tingkahnya dan dandanan/berpakaian seperti anak muda dan

keinginannya mewah. Klien pergi pagi dan pulang sangat malam

dengan dandanan yang menor. Semenjak US memutuskan bercerai

klien tidak keluar rumah semenjak kurang lebih sekitar 6 bulan

yang lalu. Semenjak klien menikah dengan US memutuskan keluar

dari anggota pengurus/kader posyandu di puskesmas.

II. Tes Psikologi

a. GRAFIS

i. DAP (Draw A Person)

Klien merupakan seorang yang kaku dan tertutup. Klien

memiliki emosi yang berlebihan dalam menghadapi suatu

Mety Tri Nur Nuzulawati 22


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

permasalahan, hal tersebut disebabkan kurang adanya kontrol

diri yang baik. Dalam lingkungan sosialnya klien dapat

menyesuaian diri yang cukup baik dan peka terhadap kritik.

Klien ingin menjadi pusat perhatian dan hanya berfokus pada

dirinya sendiri (egosentris). Hal tersebut dikarenakan klien

membutuhkan perhatian dari lingkungan.

Disisi lain, klien memiliki ketakutan, dan

ketidaknyamanan dalam situasi sosial. Sehingga muncul

perasaan tertekan yang menyebabkan dirinya kurang aktif

dalam kegiatan sosial. Hal tersebut berpengaruh terhadap

penilaian klien terhadap lawan jenis. Klien menganggap lawan

jenis lebih pintar dan otoritas sosial yang lebih besar. Sehingga

klien memiliki kecemasan terhadap kebutuhan seksualnya.

ii. BAUM

Klien dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi

lingkungan. Tetapi kaku dan tidak stabil dalam menghadapi

lingkungan. Klien memiliki hasrat/keinginan yang tinggi

mencapai sesuatu. Disisi lain, berhati-hati dalam mengutarakan

pedapatnya (diplomatis). Hal tersebut dikarenakan klien

mudah mengingat perasaan orang lain. Dalam memutuskan

masalah klien tampak ragu-ragu dan tidak tegas. Selain itu,

klien bertindak tanpa memikirkan dampak/konsekuensi yang

Mety Tri Nur Nuzulawati 23


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

akan terjadi. Yang didukung kurang adanya pemikiran yang

realistis sehingga kurang memperhatikan tujuan sebenarnya.

iii. HTP

Klien seorang yang tertutup, monoton dan mudah

tertekan. Hubungan klien dengan orang tuanya terlihat jauh

dengan kedua orang tuanya. Namun, klien dapat menerima

keduanya. Klien berpandangan bahwa ibu sosok pelindung

yang baik. Klien dapat mengontrol diri dengan baik dan dapat

berperan dengan baik. Berbeda dengan sosok ayah

menunjukkan sikap otoritas/menguasai, galak, kurang memberi

kesempatan. Sehingga dirinya tidak/kurang berperan dalam

keluarganya. Klien merasa dirinya kurang dipercaya, kurang

diperhatikan, kurang berharga.

b. WARTEGG

Klien memiliki perhatian lebih terarah pada dirinya sendiri.

Klien cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang/persepsi dirinya.

Selain itu, klien mudah tersinggung sehingga mudah menjadi depresi

dan berpengaruh dalam penyesuaian diri pada kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut ditandai oleh imajinasi yang berlebihan. Klien mudah

dipengaruh lingkungan sehingga dalam memutuskan sesuatu lebih

mengutamakan tindakan, tetapi tidak memikirkan konsekuensi yang

terjadi. Klien memiliki kemampuan memperbaiki suatu masalah

dengan menunjukkan perasaan/afeksinya. Disisi lain, klien memiliki

Mety Tri Nur Nuzulawati 24


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

perasaan berlebih yang akan menghambat perkembangannya.

Klien merupakan seorang yang penuh dengan ketegangan,

rumit dan memiliki perasaan tidak aman. Klien juga memiliki tingkat

pemahaman yang rendah dan tidak teliti terhadap sesuatu. Hal tersebut

dikarenakan tidak adanya kepedulian terhadap hal-hal yang dianggap

tidak penting/remeh menurut dirinya. Klien memiliki sikap yang kaku

tetapi emosional yang berlebihan terhadap sesuatu. Klien memiliki

berani, antusias, dan semangat/energi yang tinggi untuk melakukan

aktivitas yang akan dilakukan, seperti akan melakukan hal-hal yang

baru. Klien juga memungkinkan untuk melakukan bermacam-macam

aktivitas dalam satu waktu sehingga kurang adanya energi dan

semangat dalam beraktivitas. Klien kurang dapat berkomunikasi

dengan baik sehingga kontrol emosi yang buruk. Selain itu, tidak

konsisten terhadap sesuatu hal.

c. SSCT (Sach’s Sentence Completion Test)

Semasa kecil klien selalu bahagia karena kedua orang tuanya

sangat menyayanginya. Namun, momen paling penting bagi klien

ialah ketika ayah klien pergi kondangan dan klien tidak ingin berpisah

dengan ayahnya dan ketika tidur bersama ayahanya. Klien

berpandangan bahawa wanita tidak ada yang sempurna karena wanita

banyak kekurangan dan kelebihan dan rata-rata dari mereka tidak

dapat menjaga rahasia.

Mety Tri Nur Nuzulawati 25


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Klien berpendapat mengenai hubungan heteroseksual, tidak

menyukai karena ada perbedaan setelah menikah dan saat berpacaran.

Hal tersebut berefek pada klien, klien merasa tidak berhasil dalam

membina rumah tangga, kesetiaan, kasih sayang yang selalu di

kuatkan dan hal tersebut yang membuat klien sakit. Klien memiliki

kesalahan terbesar ialah memiliki suami yang mengkhianati dirinya

dan akan melakukan apapun untuk melupakan ketidakadilan yang

dirasakan. Meskipun, bertentangan dengan hati nurani klien.

Klien berharap dapat membuang rasa takutnya terhadap

trauma kehidupan dalam berumah tangga. Klien memiliki kelemahan

ketika orang yang menyakitinya meminta maaf dan berlaku baik

meskipun akan kembali dirasakan. Klien merasa tidak beruntung dan

hidupnya sengsara. Dalam kehidupan sosialnya klien memiliki

hubungan baik dengan teman sekerjanya, namun ada beberapa teman

yang tidak baik menurut dirinya.

d. SPM

Bedasarkan hasil tes yang telah dikerjakan oleh klien, klien

memiliki IQ skor sebesar 89. Yang dapat dikategorikan dibawah rata-

rata.

e. BDI

Tabel 4. Hasil Pre BDI


AITEM SKOR AITEM SKOR AITEM SKOR
A. 1 H. 2 O. 4
B. 0 I. 0 P. 1
C. 4 J. 0 Q. 3
D. 1 K. 0 R. 0
E. 0 L. 0 S. 0
F. 1 M. 2 T. 3
G. Nuzulawati
Mety Tri Nur 1 N. 0 U. 0 26
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Berdasarkan dari hasil BDI klien dapat dikategorisasikan dengan

depresi sedang dengan skor sebesar 23. Faktor afektif memiliki skor

sebesar 2 (A, D, J, K), faktor motivasional skor sebesar 6 (B, I, L, M, O),

faktor kognitif skor sebesar 8 (C, E, F, G, H, N) dan faktor fisik dan

vegetatif skor sebesar 7 (P, Q, R, S, T, U). Skor terbesar pada faktor

kognitif dengan simtom yang diungkap rasa gagal (senseof failure), rasa

bersalah (gullty feeling), pengharapan akan hukuman (expectation of

punishment), tidak suka terhadap diri sendiri (self dislike), penuduhan

pada diri sendiri (self accusation).

VII. INTEGRASI DATA

Sejak kecil klien di manjakan oleh kedua orang tuanya, sehingga

klien dibiarkan untuk bebas memilih. Pernikahan pertama klien tidak

disetujui oleh kakaknya dan kedua orang tuanya, dengan alasan DX pria

yang tidak baik. Namun, klien tetap yakin dalam pendiriannya untuk

menikah dengan DX. Klien merupakan individu yang tertutup, dan mudah

tertekan. Setelah menikah klien mengalami KDRT yang dilakukan oleh

DX oleh mantan suami. DX memukul dan mencekik leher klien hingga

klien memiliki luka lebam sehingga klien memutuskan bercerai dengan

DX.

Klien tinggal di daerah perkampungan yang rumahnya berdekatan

satu sama lain. Sehingga klien sering mendapatkan bully dari tetangga dan

beberapa teman-temannya, karena berstatus janda. Hujatan tersebut

menjadi beban amoral untuk klien.

Mety Tri Nur Nuzulawati 27


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Klien didekati oleh seorang pria berstatus duda dan sering main

kerumah klien. Klien merasa nyaman dengan pria tersebut yang menjadi

suaminya saat ini. Klien dipergoki warga sekitar oleh US dan dinikahkan

secara paksa. US menuntut banyak hal yang membuat klien tidak dapat

mengikuti keinginannya seperti, tidak diizinkan untuk bergaul dengan

teman-temannya dan keluar sebagai kader puskesmas. Selain itu, sebagai

istri harus berada dirumah dan melayani suami dengan baik. Setelah

menikah tiga bulan pernikahan klien ditinggalkan oleh US hingga

beberapa bulan tidak diberikan kebutuhannya batin dan finansial oleh US

sebagai suami. Hal tersebut membuat klien tertekan, dan tidak berdaya

hingga depresi yang didukung oleh pengalaman gagal dalam berumah

tangga/ bercerai dan KDRT.

VIII. EVALUASI KEPRIBADIAN

Klien memiliki tingkat pemahaman yang rendah dan tidak teliti

terhadap sesuatu. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kepedulian

terhadap hal-hal yang dianggap tidak penting/remeh menurut dirinya.

Klien seorang yang tertutup, monoton dan perhatian lebih terarah

pada dirinya sendiri. Sejak kecil klien dibebaskan dalam mengambil

keputusan oleh kedua orang tuanya. Sehingga klien cenderung melihat

sesuatu dari sudut pandang/persepsi dirinya yang mengakibatkan perasaan

berlebih terhadap sesuatu hal.

Yang didukung oleh kontrol emosi yang buruk dan juga mudah

dipengaruhi oleh lingkungan luar, sehingga klien bertindak/memutuskan

Mety Tri Nur Nuzulawati 28


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

sesuatu tanpa memikirkan dampak/konsekuensi yang akan terjadi.

Keputusan tersebut mudah berubah-ubah karena keragu-raguan dan

ketidakpercayaan diri klien. Hal tersebut juga dikarenakan ketidakstabilan

emosi dan tidak adanya sikap tegas.

Klien terbiasa dimanjakan oleh kedua orang tuanya, sehingga

berani dalam mengungkap pendapatnya. Akan tetapi klien kurang dapat

berkomunikasi dengan baik sehingga mudah tersinggung terhadap kritik

dan merasa tidak aman.

IX. DINAMIKA MASALAH

Klien merupakan seorang yang tertutup dan memiliki perhatiannya

lebih terarah pada dirinya sendiri. Selain itu, klien menilai sesuatu dari sudut

pandang dirinya. Sehingga menghasilkan perasaan yang berlebihan terhadap

suatu, terlihat dari klien menilai/memandang suatu permasalahan dengan

membesar-besarkan masalah yang berujung konflik. Karakter yang sensitif

menyebabkan mudah tersingung terhadap kritik, sehingga klien mudah

tertekan menjadi depresi. Didukung oleh pernyataan dari Lumongga (2016),

menyatakan bahwa seseorang yang seseorang dengan gaya memusatkan pada

dirinya sendiri (self focused), mudah terpengaruh, hipersensitif, memiliki

harga diri rendah mudah terkena risiko depresi.

Klien memutuskan suatu permasalahan tanpa memikirkan

konsekuensi yang akan terjadi. Keputusan tersebut mudah berubah-ubah, hal

tersebut dikarenakan ragu-ragu dan kurang adanya rasa percaya diri. Selain

itu karena ketidakstabilan emosi membuat diri klien tidak tegas. Disisi lain,

Mety Tri Nur Nuzulawati 29


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

klien kurang dapat berkomunikasi dengan baik. Sehingga klien kesulitan atau

hambatan dalam menyampaikan keinginannya yang terkadang berakhir pada

konflik dengan orang sekitar. Sifat-sifat kepribadian sebelum tidak normal

bisa ikut menyebabkan secara tidak langsung perkembangan depresi dengan

menciptakan lingkungan-lingkungan interpersonal (kurangnya dukungan

sosial, stres kehidupan) yang dapat menyebabkan depresi (Semiun, 2006).

Konflik berawal dari banyak tuntutan dari US kepada klien yaitu,

klien mampu mandiri dan tidak bergaul dengan teman-temannya (“Jika saya

ingin dihargai maka saya harus mempercayai keinginan saya agar di cintai

suami”). Suami menuntut klien percaya sepenuhnya kepada suaminya (jika

US tidak kembali mantan istrinya) “Suami saya akan percaya, bila saya

menurut dengan suami”. Hal tersebut diterima dan disetujui oleh klien

sehingga menjadi penghargaan positif bersyarat jika terpenuhi/conditional

positive regard. Rogers (Schultz, 2009), menyatakan penghargaan positif

bersyarat/conditional positive regard adalah persetujuan, cinta, atau

penerimaan yang diberikan hanya ketika seseorang mengekspresikan perilaku

dan sikap yang diinginkan.

Klien harus melakukan apa yang diinginkan/tuntutan dari US agar

terwujudnya harapan klien, seperti harus mandiri dan tidak dapat bergaul

dengan teman-temannya (“Saya berusaha menjadi wanita mandiri dan patuh

kepada suami”). Meskipun, US sering meninggalkan klien jika terjadi

perselisihan atau masalah kecil. Klien harus percaya sepenuhnya dikatakan

US (“Saya akan sepenuhnya mempercayai apapun yang dikatakan suami”).

Mety Tri Nur Nuzulawati 30


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Conditional positive self-regard yakni kondisi di mana klien memberikan diri

klien penerimaan dan persetujuan. Klien hanya merasa dirinya berharga

ketika suami mendengarkan keinginannya. Menurut Rogers (Schultz, 2009)

condition of worth ialah sebuah keyakinan bahwa klien layak mendapat

persetujuan hanya ketika klien mengekspresikan mereka yang membawa

ketidaksetujuan dari orang lain.

Disisi lain, klien berharap menjadi seseorang yang tegas dalam

memutuskan sesuatu, berharap (ideal self) menjadi seseorang yang tegas

dalam memutuskan sesuatu, menjadi istri sholeha dan menghargai dirinya

sendiri. Rogers (Purwanti, 2000) menyatakan diri mempunyai komponen,

terdiri dari diri ideal (ideal self), yaitu persepsi individu tentang dirinya

sebagaimana individu tersebut menginginkannya dan diri nyata (real self),

yaitu persepsi individu tentang dirinya atau persepsi diri sebagaimana

individu tersebut mengalaminya. Pada kenyataannya klien tidak berdaya

menghadapi US, merasa dirinya tidak berharga dimata US dan labil dalam

memustuskan suatu permasalahan. Tetapi klien tidak dapat berpisah dengan

suami meskipun tidak merasa berharga. Rogers (Schultz, 2009), real self

menyatakan bagaimana klien melihat diri sendirinya mencakup tubuh dan

kepribadian yang mepengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan

berperilaku di kehidupan. Klien rentan mengalami ketakutan/kecemasan bila

suami meninggalkan dirinya, merasa bersalah dan tidak berhasil. Sehingga

berdampak pada perilaku yang terganggu/terdistorsi. Seperti, klien merasa

Mety Tri Nur Nuzulawati 31


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

kebingungan, takut dalam bertindak dan sulit mengambil keputusan, mencoba

bunuh diri dengan pisau, sedih, tidak percaya diri.

Tabel Formulasi Masalah (Roger, 1959)

Conditional Positive Regard


US menuntut klien mampu mandiri dan tidak bergaul dengan teman-
temannya.
Suami menuntut klien percaya sepenuhnya kepada suaminya (jika US
tidak kembali mantan istrinya)
“Jika saya ingin dihargai maka saya harus mempercayai keinginan saya”
“Suami saya akan percaya, bila saya menurut dengan suami” .

Conditional Positive Self-Regard


Klien harus mandiri dan tidak dapat bergaul dengan teman-temannya.
Meskipun US sering meninggalkan klien jika terjadi perselisihan
atau masalah kecil.
Klien harus percaya sepenuhnya dikatakan US.
“Saya akan sepenuhnya mempercayai apapun yang dikatakan suami”.
“Saya berusaha menjadi wanita mandiri dan patuh kepada suami”

Condition of Worth
Klien hanya merasa dirinya berharga ketika suami
mendengarkan keinginannya.

Real self
Ideal self Tidak berharga dimata US
Menjadi seseorang yang tegas Tidak berdaya menghadapi US
dalam memutuskan sesuatu.
Menjadi istri sholeha Labil dalam memustuskan suatu
Menghargai dirinya sendiri. permasalahan.

Klien rentan mengalami ketakutan/kecemasan bila


suami meninggalkan dirinya, merasa bersalah dan
Mety Tri Nur Nuzulawati gagal 32

Perilaku menyimpang
dan sulit mengambil keputusan, mencoba
bunuh diri dengan pisau, sedih, tidak percaya
diri, tidak berdaya dan tertekan
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

X. DIAGNOSIS

Aksis I : F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Sedang

Tabel 5 Kriteria Aksis I


Pedoman Diagnostik Umum PPDGJ Kategori Kasus Memenuhi
III Ya Tidak
Gejala utama dari depresif:
- Afek depresif  Sedih, murung √
- Kehilangan minat dan  Klien terlihat sedih dan murung √
kegembiraan ketika bertemu dengan praktikan
- Berkurangnya energi yang  Klien lamban dalam bekerja dan √
manuju meningkatnya keadaan mudah lelah
mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah bekerja sedikit
saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
a. Konsentrasi dan perhatian
berkurang a. Klien merasa dirinya sulit √
b. Harga diri dan kepercaayaan diri berpikir/tumpul pikiranya.
berkurang b. Klien tidak percaya dirinya √
c. Gagasan tentang rasa bersalah mampu dan memandang
dan tidak berguna. dirinya rendah sebagai
d. Paandangan masa depan yang janda √
suram dan pesimis c. Dirinya menyalahkan atas
e. Gagasan atau perbuatan kegagalan dirinya sebagi
membahayakan diri atau bunuh istri √
diri d. Klien merasa akan
f. Tidur terganggu kegagalan dalam rumah
g. Nafsu makan berkurang tangganya. √
e. Klien dua kali melakukan
percobaan bunuh diri. √
f. Klien teerbangun ketika
tengah malam √
g. Klien merasa berat
badannya menurun.

Mety Tri Nur Nuzulawati 33


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Episode Depresif Sedang


1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 2. Klien memenuhi kriteria depresi √
dari 3 gejala depresif seperti pada ringan, yakni lebih dari 2
episode depresi ringan (F30.0) minggu klien menderita dan
2. Ditambah sekurang-kurangnya 3 mengalami gejala umum seperti,
(dan sebaiknya 4) dari gejala afek depresi, sedih, murung,
lainnya; hilangnya kegembiraan,
3. Lamanya seluruh episode 3. Klien merasa tidak berarti, √
berlangsung minimum sekitar 2 kurang, klien bangun di tengah
minggu malam.
4. Menghadapi kesulitan nyata untuk 4. Klien mengalami depresi
meneruskan kegiatan sosial, beberapa bulan. √
pekerjaan dan urusan rumah tangga. 5. Klien lamban dalam bekerja dan
ketika di kantor bandan terasa √
sakit dan muntah. Klien
menghindari kegiatan sosial.

Gangguan Afektif Bipolar, Episode


Kini Depresif Sedang.
1. Episode yang sekarang harus Dari hasil assessment terdapat √
memenuhi kriteria untuk episode simtom-simtom yang terpenuhi
depresif ringan (F32.0) ataupun depresi sedang.
sedang (F32.1)
2. Harus ada sekurang-kurangnya Klien merasa senang ketika √
satu episode afektif hipomanik, menjadi kader puskesmas. Hal
manik, atau campuran di masa tersebut dikarena klien merasa
lampau. dihargai orang lain, mendapat
teman banyak dan bangga pada
dirinya membantu dan ikutserta
dalam kegiatan masyarakat
(hipomanik).
Klien sangat bahagia ketika
berpacaran dengan suami keduanya
hingga sulit tidur karena
memikirkan US (manik). Selain itu,
ketika menikah dengan US
terpenuhi kebutuhan seksualnya
dan tidak menyandang predikat
janda.

Aksis II : Ciri Kepribadian Histrionik


Tabel 6. Kepribadian Histrionik
Pedoman Diagnostik Umum PPDGJ Kategori Kasus Memenuhi
III Ya Tidak
1. Ekspresi emosi yang Ketika suami mengangkat telepon √

Mety Tri Nur Nuzulawati 34


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

didramatisasikan sendiri, dari teman wanitanya klien


teatrikalitas dan dibesar-besarkan. mengambil pisau dan ingin
mengiris tangannya.
2. Bersifat sugestif, mudah Klien menilai bahwa suaminya √
dipengaruhi oleh orang lain atau kembali bersama mantan istri
keadaan pertamanya. Klien cekcok dengan
suami karena pendapat dari teman-
temannya.
3. Keadaan afek dangkal dan labil Ketika bertemu US klien tidak √
berdaya menerima keputusan cerai
yang diinginkan oleh US. Klien
ragu ketika akan menerima
keputusan cerai dari US.
4. Terus-menerus mencari kepuasan Klien memasang status whatapps √
(excitement), apresiasi oleh orang yang menyedihkan agar
lain, dan aktivitas dimana pasien diperhatikan banyak orang.
menjadi pusat perhatian.
5. Kegairahan yang tidak pantas Klien melakukan hubungan seksual √
dalam penampilan/perilaku dengan mantan suaminya yang
sudah bercerai sah secara agama.
Terlihat dari hasil tes psikologi
DAP yang menggambarkan jenis
kelamin berbeda, hal ini
menunjukkan bahwa klien memiliki
ketertarikan yang lebih terhadap
lawan jenis. Klien tidak
menggambarkan pinggang kebawah
menunjukkan kebutuhan seksual
tinggi.
6. Terlalu mementingkan daya tarik Klien selalu ingin terlihat cantik √
fisik dan elegan dengan berpakaian
seperti anak remaja.

Aksis III : Tidak Ada


Aksis IV
1. Masalah dengan “primary support group” (keluarga):
perlakuan suami.
2. Masalah psikososial & lingkungan lain: di cibir oleh tetangga.
Aksis V : GAF 60-51. Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
X. PROGNOSIS

1. Tabel Prognosis
Tabel 7. Prognosis

Mety Tri Nur Nuzulawati 35


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

No Kategori Keterangan Prognosis


Baik Buruk
1 Jenis Penyakit F 32. 1 Depresif sedang √
2 Riwayat Organik Tidak ada √
3 Usia (onset awal) 45 tahun √
4 Onset kronis Mengalami 7 kali kekambuhan √
5 Stresor Ditinggal suami dan cibiran √
tetangga
6 Riwayat Keluarga Tidak Ada √
7 Status Marital Menikah (suaminya yang menjadi √
stressor utama)
8 Kepribadian Kepribadian histerionik √
Premorbid
9 Kepatuhan Tidak patuh √
pengobatan
10 Respon terhadap Klien menunda untuk konsultasi √
pengobatan dan melakukan terapi.
11 Akses terhadap Dekat dari layanan akses kesehatan √
layanan kesehatan
12. Expressed emotionUS tidak menunjukkan kasih √
sayang dan tidak peduli dengan
keadaan klien.
13 Insight Klien menyadari bahwa dirinya √
sedang sakit.
14 Dukungan Keluarga Tidak ada √
15 Perilaku Coping Marah meluap-luap. √
Jumlah (Dubia at malam) 5 10

2. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan

a) Stressor jelas sehingga dapat dilakukan pencegahan.

b) Tidak adanya riwayat organik.

c) Akses untuk berobat mudah

d) Klien memiliki kesadaran bahwa dirinya sedang sakit.

Kelemahan

a) Keluarga tidak mendukung pengobatan klien.


b) Tidak patuh pada terapi.
c) Klien menghindar dari lingkungan.

Mety Tri Nur Nuzulawati 36


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

3. Kesimpulan

Berdasarkan hasil prognosis menunjukkan bahwa klien dalam keadaan

buruk yang memungkinkan mengalami kekambuhan. Klien memiliki

insight yang baik dan kurang adanya dukungan dan perhatian.

XI. INTERVENSI

A. Latar Belakang

Klien mengalami simtom-simtom depresi sedang yang

disebabkan oleh kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, maka

akan diberikan berupa terapi person center dimana membantu klien

untuk menerima diri dan kenyataan, serta memunculkan rasa tanggung

jawab terhadap dirinya.

Prinsip-prinsip psikoterapi dengan pendekatan eksistensial

humanistik tersebut dapat diterapkan pada semua orang, baik yang

normal, neurotik, maupun yang psikotik (Corey, 2010). Rogers

menggambarkan wawasan diri sebagai penerimaan diri dan kenyataan,

serta rasa tanggung jawab terhadap diri. Menurut Rogers, faktor yang

paling akurat memprediksi perilaku di masa yang akan datang adalah

self-insight (wawasan diri). (Roger, 1987, dalam Schultz, 2014).

Terapis memberikan mereka penerimaan positif tak bersyarat

dan tidak menghakimi perilaku mereka atau menasehati tentang cara

berperilaku. Semuanya berpusat pada klien, termasuk tanggung jawab

untuk mengubah perilaku dan mengevaluasi hubungan (Schultz, 2014).

Mety Tri Nur Nuzulawati 37


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Istiono (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Person

Centered Therapy efektif dalam menurunkan depresi. Didukung

penelitian yang dilakukan oleh Sa’ad (2014), mengatakan bahwa

temuan menunjukkan bahwa terapi Person Centered berhasil

meningkatkan konsep diri, mengurangi depresi dan meningkatkan

ketahanan remaja hamil di luar nikah.

Gibbard (2008) mengatakan bahwa Person Centered Therapy

efektif untuk klien dengan masalah kesehatan mental yang umum,

seperti kecemasan dan depresi. Efektivitas tidak terbatas pada individu

dengan gejala ringan hingga sedang dari onset baru-baru ini, tetapi

meluas ke orang dengan gejala sedang hingga berat dengan durasi yang

lebih lama.

B. Tahapan Intervensi

Istiono (2019) menyatakan bahwa person center therapy

memiliki beberapa tahapan sebagai berikut;

1. Building rapport.

Building rapport menjadi hal pertama yang perlu terjadi selama

sesi pertama. Hal tersebut penting karena mengembangkan

kepercayaan dalam hubungan. Selain itu mendapatkan pemahaman

tentang sudut pandang klien (Hidayat, 2018).

2. Menyampaikan sistematika proses terapi.

Mety Tri Nur Nuzulawati 38


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Praktikan mengajak klien untuk menetapkan tujuan bersama-sama,

agar klien memiliki komitmen selama pelaksanaan intervensi dan

menjelaskan kerahasiaan data selama proses terapi.

3. Penjajakan masalah.

Praktikan menyampaikan bahwa tidak ada paksaan bagi klien untuk

menceritakan sesuatu yang menjadi masalah bagi klien secara

terbuka.

4. Keterbukaan terhadap pengalaman

Klien secara mandiri mampu untuk terbuka terhadap

pengalamannya terkait perasaan bersalah dan perasaan belum bisa

membahagiakan keluarga.

5. Memilih dan menentukan sikap.

Klien mampu melakukan self-insight dalam menyelesaikan

masalah-masalahnya.

6. Terminasi.

Membandingkan kondisi serta ekspresi klien sebelum dilakukan

terapi dan sesudah diberikan terapi.

Mety Tri Nur Nuzulawati 39


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Tabel 8. Intervensi Person Centered Therapy


Treatmen Tahapan Tujuan Sesi Kegiatan Target Perilaku Waktu Tempat
t
Person Building rapport. Menciptakan suasana yang 1 Perkenalan dan Rasa saling percaya 8 Januari Rumah
Centered mendukung dalam pemberian diskusi ringan dan keterbukaan 2020 klien
Therapy bantuan. mengenai hobi klien dalam
mengungkapkan
permasalahannya.
Menyampaikan Memahami tujuan 2 Psikoedukasi Paham dengan 8 Januari Rumah
sistematika proses dilakukannya terapi. mengenai person sistematika proses 2020 klien
terapi centered therapy terapi
Penjajakan masalah. Mengungkapkan perasaannya 3 Diskusi Menceritakan 9 Januari Rumah
secara bebas dan terbuka sesuatu yang klien
terhadap masalah yang sedang menjadi masalah
dihadapinya baginya.
Keterbukaan Memperjelas kembali 4 Diskusi Klien secara mandiri 10 Rumah
terhadap pemahaman klien terhadap mampu untuk Januari klien
pengalaman. pengalaman yang berhubungan terbuka terhadap 2020
dengan masalah atau kondisi pengalamannya
dirinya. terkait perasaan
bersalah dan
perasaan belum bisa
membahagiakan
keluarga.
Memilih dan Mampu menemukan jawaban 5 Diskusi Klien mampu 13 Rumah
menentukan sikap dari dirinya sendiri untuk melakukan self- Januari klien
menyelesaikan masalahnya insight dalam 2020
terkait dengan perasaan menyelesaikan

Mety Tri Nur Nuzulawati 40


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

bersalah. masalah-
masalahnya.
Terminasi Menanyakan perasaan klien 6 Diskusi Mengungkapkan 15 Rumah
sebelum dan sesudah terapi. perasaaanya saat ini Januari klien
atau setelah terapi 2020
dilaksanakan.

Mety Tri Nur Nuzulawati 41


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

C. Pelaksanaan Intervensi

SESI I : Building raport


Tanggal  8 Januari 2020

Kegiatan  Perkenalan dan diskusi ringan (hobi, kegiatan yang


dilakukannya).

Target  Rasa saling percaya dan keterbukaan klien dalam


mengungkapkan permasalahannya.

Sesi 1

Sebelum  Menunda untuk bertemu dan klien terlihat ragu-ragu.

Proses Praktikan memperkenalkan diri dan berbincang apa kegiatan apa


saja yang dilakukan hari ini dan mengenai kesukaan klien. Klien
menceritakan mengenai hobi dan keluarganya. Klien
menjawabnya dengan dengan nada yang datar.

Sesudah Klien terlihat tenang dengan bersandar dikursi dan tersenyum.

SESI II : Menyampaikan sistematika proses terapi.


Tanggal  8 Januari 2020

Kegiatan  Psikoedukasi mengenai person centered therapy

Target  Paham dengan sistematika proses terapi

Sesi 2

Sebelum  Klien terlihat bingung, ragu dengan apa yang akan dilakukan
dan tidak mau berkomitmen.

Proses Praktikan mengajak klien untuk menetapkan tujuan bersama-


sama, agar klien memiliki komitmen selama pelaksanaan
intervensi dan menjelaskan kerahasiaan data selama proses
terapi. Selain itu, praktikan memberikan informasi mengenai
terapi yang akan dilaksanakan dan apa saja yang harus
dilakukan. Praktikan meyakin pada klien bahwa data yang
diambil akan dirahasiakan. Klien terlihat beberapa kali
mengangguk, berbertanya mengenai jadwal kapan dilakukan
dan apa saja yang akan dilakukan dengan terapi tersebut.

Sesudah Klien memahami mengenai terapi person centered dan sepakat


dengan akan diadakannya proses terapi ini.
SESI III : Penjajakan masalah.

Mety Tri Nur Nuzulawati 42


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Tanggal  9 Januari 2020

Kegiatan  Diskusi

Target  Menceritakan sesuatu yang menjadi masalah baginya.

Sesi 3

Sebelum  Klien terlihat sedih, kebingungan, sesak dada.

Proses Klien diminta menceritakan permasalahan yang ada dalam


hidupnya, terutama yang paling mengganggu dalam
kehidupannya. Dari beberapa cerita mengenai kehidupannya,
yang paling mengganggu dalam dan menjadi permasalahan
dalam kehidupannya adalah masalah rumah tangga yakni
hubungan dengan suaminya. Meskipun, banyak yang masalah
lainnya. Klien merasa bingung dengan tingkah laku/sikap US
yang berbeda ketika pacaran dengan setelah menikah. Klien
merasa dirinya tidak di hargai oleh US, klien ditinggal tanpa
kabar selama beberapa bulan. Klien memikirkan hal tersebut
hingga dirinya sakit. Klien merasa dirinya sebagai istri tidak
terpenuhi kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh US.
Selain itu, mantan istri US selalu mengganggu kehidupan rumah
tangga klien. Selain itu, anak-anak klien yang kurang peduli
dengan klien.

Sesudah Klien merasa lebih terlihat tenang.

Mety Tri Nur Nuzulawati 43


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

SESI IV: Keterbukaan terhadap pengalaman


Tanggal  10 Januari 2020

Kegiatan  Diskusi

Target  Klien secara mandiri mampu untuk terbuka terhadap


pengalamannya terkait perasaan bersalah dan perasaan belum
bisa membahagiakan keluarga.

Sesi 4

Sebelum  Klien merasa dirinya tidak berdaya dengan pengalaman masa


lalunya dan masa sekarang yang harus kehilangan suaminya dan
merasa dipermainkan laki-laki. Klien merasa bingung dan
khawatir dengan nasib anak yang terakhir jika terjadi sesuatu
pada dirinya. klien tidak yakin dan percaya dengan apa semua
yang dilakukan dirinya.

Proses Praktikan meminta klien menceritakan pengalaman yang terjadi


pada dirinya yang menyebabkan perasaan bersalah. Klien merasa
bersalah karena dirinya belum bisa membahagiakan anak
terakhirnya. Selain itu, klien merasa bersalah dengan dirinya
sendiri karena dirinya tidak tepat dalam memilih pasangan hidup
untuk kedua kalinya. Klien merasa bersalah tidak mendengarkan
pendapat dari keluarganya. Selain itu, klien menceritakan
kejadian-kejadian yang tidak dapat dilupakan yang membuat
klien ketakutan. Banyak penyeselan yang terjadi dalam hidupnya,
dan harapan-harapan yang belum terpenuhi oleh dirinya. Klien
terlihat meneteskan air mata dan terbata-bata dalam
mengungkapkan sesuatu.

Sesudah Klien merasa beban dari dirinya sudah hilang dan perasaannya
lebih ringan. Klien merasa tenang dan dihargai.

SESI V : Memilih dan menentukan sikap


Tanggal  13 Januari 2020

Mety Tri Nur Nuzulawati 44


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Kegiatan  Diskusi

Target  Klien mampu melakukan self-insight dalam menyelesaikan


masalah-masalahnya.

Sesi 5

Sebelum  Klien belum menyadari apa yang menjadi stressor/pemicu dirinya


menjadi depresi. Klien tidak menerima apa yang terjadi pada
dirinya. Klien tidak dapat menyelesaikan permasalahannya. Klien
menyalahkan diri sendiri.

Proses Klien diminta untuk memikirkan situasi/seseorang yang membuat


dirinya sedih hingga sakit. Klien diminta untuk memahami dan
menganalisa permasalah yang dihadapi. Klien diminta untuk
mencari jawaban/solusi dari dirinya sendiri untuk menyelesaikan
masalah-masalahnya. Klien menyadari bahwa suaminya yang
membuat dirinya sakit. Klien merasa kebutuhan-kebutuhan dirinya
tidak terpenuhi seperti, tidak diberikan nafkah batin dan jasmani.
Sehingga dirinya merasa tidak dihargai sebagai istri dan tidak
dipahami keinginannya.

Sesudah Klien menerima dan memahami perlakuan suaminya denngan


memahami ciri kepribadiannya. Klien merasa percaya diri dan
yakin kepada dirinya sendiri. Klien lebih berhati-hati dalam
memutuskan sesuatu.
SESI VI : Terminasi.
Tanggal  15 Januari 2020

Kegiatan  Diskusi

Target  Mengungkapkan perasaannya saat ini atau setelah terapi


dilaksanakan

Sesi 6

Sebelum  Klien merasa bingung yang harus dilakukan, merasa putus asa dan
tidak dapat menerima kondisi yang terjadi.

Proses Klien diminta untuk mengungkapkan perasaannya saat ini atau


setelah dilakukannya terapi. Klien terlihat tenang dan
tersenyum. Klien menyatakan bahwa hubungannya dirinya
dengan mantan suaminya lebih baik dari sebelumnya. Namun,
lebih memilih hidup sendiri dan mencari pria yang lebih baik.

Sesudah Klien mampu menerima diri dan kenyataan, serta dapat


bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Klien menyatakan dirinya

Mety Tri Nur Nuzulawati 45


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

lebih baik, perasaannya lega dan tenang, setelah menyelesaikan


permasalahannya sendiri. Klien menerima suami dengan apapun
yang terjadi dan klien menerima resiko apapun yang terjadi pada
dirinya.

Tabel 9. Hasil Intervensi

Beck Depression Inventory


25
23
20

15

10 12

5 7

0
BDI

Pre Post Follow Up

Diagram diatas menunjukkan bahwa menurunnya tingkat depresi yang dialami


oleh klien. Sebelum klien dilakukan intervensi klien merasa dirinya sesak nafas,
melakukan beberapa kali percobaan bunuh diri dan terlihat sedih. Setelah intervensi, klien
merasa lebih tenang, lega dan tegas. Hasil dari follow up klien terlihat dapat berkerja
dengan maksimal dan terlihat bahagia.

Setelah dilakukannya intervensi klien terlihat lebih tenang. Klien

menyatakan dirinya merasa lebih baik dari sebelumnya dan lega setelah

menceritakan semua permasalahan yang ada dalam hidup klien. Selain itu, klien

merasa dirinya di hargai dan di dengarkan. Klien juga merasa percaya diri dan

menerima pengalaman yang dalam kehidupannya. Klien dapat tegas dan

mengambil keputusan dengan hati-hati. Selain itu, klien merasa dirinya dapa

bekerja secara optimal.

A. EVALUASI INTERVENSI

Mety Tri Nur Nuzulawati 46


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Dalam terapi ini kesulitan yang dialami oleh praktikan ialah klien

harus lebih didorong untuk menemukan jawaban atas permasalahan

tersebut. Selain itu, kepribadian yang dimiliki oleh klien menjadi suatu

hambatan dalam intervensi ini. Karena klien memiliki emosi yang tidak

stabil sehingga jawaban yang diberikan kurang konsisten. Namun, dalam

hal ini praktikan dapat optimal dalam memberikan motivasi. Sehingga

klien dapat konsisten dan tegas dalam keputusannya.

Selama terapi berlangsung memiliki kekurangan dalam intervensi

ini ialah US mengetahui perihal kondisi klien dan mendukung adanya

intervensi ini. Namun, tidak berperan dalam intervensi yang dilakukan.

B. REKOMENDASI

1. Keluarga

Diharapkan kepada keluarganya terutama anak-anaknya dapat

memberikan dukungan berupa perhatian kepada klien.

2. Puskesmas

Diberikan psikoedukasi dan pendampingan secara khusus untuk anak

klien.

3. Psikolog

Diharapkan dapat dilakukannya konseling perkawinan

Follow up

Setelah dilakukanya terapi klien terlihat lebih tenang, segar dan lebih

stabil. Klien dapat menyelesaikan masalahya dengan berhati-hati. Klien terlihat

dapat memutusakan suatu permasalahan dengan tegas. Klien dapat bekerja dengan

Mety Tri Nur Nuzulawati 47


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

optimal dan memiliki tujuan hidup yakni membesarkan anak terakhirnya hingga

lulus SMA. Klien menerima dirinya sendiri, lebih menghargai dirinya sendiri dan

dapat mengontrol emosinya seperti, tidak membesar-besarkan suatu masalah yang

dimilikinya. Klien terlihat ramah dengan tetangga yang ada disekitar rumahnya.

Klien dapat memilah suatu permasalahan yang dianggapnya penting dan mencari

solusinya. Klien dan anak-anak klien berhubungan dengan baik. Klien melakukan

kegiatan positif seperti berkumpul dengan teman-temannya dan melakukan hobi.

DAFTAR PUSTAKA

Gibbard, I. 2008. A Five Year Evaluation of The Effectiveness of Person Centred

Counselling In Routine Clinical Practice In Primary Care. Counselling

and Psychotherapy Research. Primary Mental Health Team, Lancashire

Mety Tri Nur Nuzulawati 48


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Business Park, Leyland, UK, and 2 The University of Manchester,

Manchester, UK. h. 215-222. http://DOI:10.1080/14733140802305440

Hartono & Soedarmadji Boy. 2012. Psikologi konseling (Edisi Revisi). Jakarta:

Kharisma Putra Utama.

Hidayat, D. R. 2018. Konseling di Sekolah : Pendekatan-pendekatan

Kontemporer. Jakarta: Kencana.

Istiono, A. 2019. Person Centered Therapy Untuk Menurunkan Depresi Pada

Pasien Skizoafektif. Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya. ISSN: 2654-

3184

Lubis, L, N. 2016. Depresi: Tinjauan Psikologis. Jakarta : Kencana

Lumongga, N. 2016. Depresi: Tinjauan Psikologis. Jakarta : Kencana

Purwanti. 2000. Konsep Diri Perempuan Marginal. Jurnal Psikologi. No. 1, 48 –

59. ISSN : 0215 – 8884. Universitas Gadjah Mada.

Rogers, C. (1959). A theory of therapy, personality and interpersonal

relationships as developed in the client-centered framework. In (ed.) S.

Koch, Psychology: A study of a science. Vol. 3: Formulations of the

person and the social context. New York: McGraw Hill.

Sa’ad, F, M. 2014. The effectiveness of person-centered therapy and cognitive

psychology ad-din group counseling on self-concept, depression and resilience of

pregnant out-of-wedlock teenagers. Procedia - Social and Behavioral Sciences.

h. 927 – 932. The National Unversity of Malaysia, School of Psychology and

Human Development, Bangi and 43600, Malaysia.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.809

Mety Tri Nur Nuzulawati 49


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2009). Theories of Personality, Ninth Edition.

California: Wadsworth.

Semiun, Y. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Jakarta:


Gramedia.
Sundah, A. J. 2018. Psikologi Konseling. Jawa Timur: Seribu Bintang.

Mety Tri Nur Nuzulawati 50


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

LAMPIRAN

1. GRAFIS (DAP, BAUM, HTP)

2. SSCT

3. SPM

4. WARTEGG

5. BDI

6. Lembar Intervensi (Verbatim)

7. Jurnal

Mety Tri Nur Nuzulawati 51


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

A. GRAFIS
1. Interpretasi DAP

Kesan Umum

Didalam lembar kertas tes DAP klien menggambarkan seorang

laki-laki terlihat tegang, dan kaku. Klien menggambar tidak lengkap,

gambar terlihat kurang bagus.

No Ketentuan Deskripsi Interpretasi


1 Usia Di bawah usia klien  Penghayatan kehidupan
yang dibawah usianya.
2 Kualitas garis Patah dan tidak tetap  Ketakutan, merasa
tidak aman dan tidak
pasti.
3 Ukuran gambar Besar  Fantasi dan self esteem,
ciri-ciri manik, agresif
 Tendesi ekspansif
4 Penempatan Tengah  Memiliki adaptasi yang
gambar cukup baik
 Bersifat egosentris
 Insecure dan rigid
 Berusaha control secara
cermat
5 Urutan & Kepala, wajah, pundak  Normal
organisasi
gambar
6 Detail Alis : tebal  Wajar
Kepala : gambar jenis  Menganggap lawan
kelamin lain jenis lebih pintar dan
otoritas sosial yang
lebih besar.
Rambut : ditekankan  Terdapat kecemasan
akan kebutuhan seksual
Mata : tidak melihat  Emosi datar
 Hambatan dalam
membedakan sesuatu.
 Infantil
 Egosebtris
Mulut & bibir : mulut  Butuh perhatian
yang lekuk

Mety Tri Nur Nuzulawati 52


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Telinga : lebar  Peka terhadap kritik


Dagu : perluasan dagu  Adanya dorongan
agresif
Leher : gemuk dan  Kaku
besar  Penggabungan impulsif
Pundak : lebar dan  Wajar
besar  Merasa mampu
Lengan : tidak  Gangguan otak yang
digambar sama sekali berhubungan dengan
neurotik.
Tangan & jari : tangan  Perasaan tidak mampu
yang dihilangkan  Perasaan tidak pasti
dlam kontak sosial
Kaki : dihilangkan  Perasaan tidak mampu
 Kurang aktif
 Tertekan
 Sakit-sakitan

Kesimpulan
Klien merupakan seorang yang kaku, namun cenderung terbuka.

Sehingga memiliki emosi yang datar, hal tersebut disebabkan kontrol diri

yang baik. Dalam lingkungan sosialnya klien dapat menyesuaian diri yang

cukup baik. Klien tidak dapat membedakan dirinya dengan lingkungan

sekitar/objek lain (egosentris). Disisi lain, klien membutuhkan perhatian dan

peka terhadap kritik. Klien memiliki ketakutan, rasa tidak aman dan berada

dalam tidak pasti dalam kontak sosial. Sehingga tertekan muncul perasaan

tidak mampu dan kurang aktif. Hal tersebut menyebabkan klien memiliki

kecemasan terhadap kebutuhan seksualnya. Klien menganggap lawan jenis

lebih pintar dan otoritas sosial yang lebih besar.

Mety Tri Nur Nuzulawati 53


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

2. Interpretasi BAUM

Kesan Umum

Klien menggambar sebatang pohon yang kokoh dan sedang. Pohon

tersebut terlihat tumbuh subur menjulang keatas dan didukung dengan

daun-daun yang rimbun disertai akar.

No Ketentuan Deskripsi Interpretasi


1 Kualitas garis Tekanan garis lemah  Kemampuan kurang
 Adanya fleksibilitas
 Kurang adanya dorongan
untuk mencapai sesuatu
 Ragu-ragu
 Pengambilan keputusan
tidak tegas
 Labil
2 Ukuran gambar Gambar terlihat  Normal
sedang
3 Penempatan Cenderung ke atas  Hasrat yang tinggi
gambar
4 Urutan & Klien menggambar  Wajar/normal.
organisasi dengan urutan dan
gambar organisasi gambar
batang, dahan
dilanjutkan dengan
mahkota.
5 Simetri Simetris  Keseimbangan dalam
jiwannya, fleksibel
terhadap suatu keadaan.
6 Detail Bentuk mahkota yang  Vitalitas yang cukup
keriting  Dorongan yang cukup
 Cepat menyesuaikan diri
 Cenderung suka humor,
tetapi kadang kurang
realistis.
Dahan digambar  Adanya keinginan yang
seperti pipa yang masih dicapai. Dan
terbuka. keinginan berprestasi,
kerja sebanyak mungkin.

Mety Tri Nur Nuzulawati 54


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Kurang dapat
menentukan sikap. Tidak
ada kepastian dalam
menghadapi lingkungan.
Dahan : terputus-  Tidak mempunyai
putus kestabilan
 Sifat ragu-ragu
 Kurang baik daya
abstraknya dalam
konsentrasi
Batang : Batang  Cenderung statis, lebih
membengkak. bersifat praktis, primitif,
rigid.
Batang terpisah  Cenderung diplomatis
didalam mahkota  Mudah mengingat
dengan disertai perasaan orang lain
tampak mahkota yang  Kurang memperhatikan
terpisah-pisah maksud sebetulnya
 Tendensi ragu-ragu di
dalam menghadapi
realita.
Akar tuggal  Primitif
Stem basis kiri dan  Hambatan di dalam
kekanan lebar perkembangan.
Kesukaran belajar. Pelan
tapi pasti.
7 Perspektif Perspektif gambar  Wajar
dari depan
8 Logika gambar Relevan dengan  Normal
pohon yang digambar
10 Kelengkapan Pohon digambar  Fungsi kognitif bekerja
gambar lengkap dan tidak ada dengan baik
penambahan atribut-
atribut tidak penting
11 Tekanan Tekanan pada batang  Menitikberatkan pada
ego.

Kesimpulan

Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaan. Namun, kaku dan

tidak stabil dalam menghadapi lingkungan. Klien memiliki hasrat yang

tinggi dan berhati-hati dalam mengutarakan pedapatnya (diplomatis). Hal

Mety Tri Nur Nuzulawati 55


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

tersebut dikarenakan klien mudah mengingat perasaan orang lain. Disisi

lain, adanya keinginan yang masih dicapai. Namun, kurang adanya

dorongan untuk mencapai sesuatu. Ketika dalam pengambilan keputusan

klien ragu-ragu dan tidak tegas. Selain itu, klien bertindak/memutuskan

sesuatu tanpa memikirkan dampak/konsekuensi yang akan terjadi. Dalam

hal ini klien kurang realistis dan kurang memperhatikan maksud/tujuan

sebenarnya.

3. Interpretasi HTP

Kesan Umum
Klien menggambar satu rumah, satu pohon dan seorang laki-laki.

Ketiganya terletak berjauhan-jauhan, namun secara keseluruhan gambar

terlihat hidup, dengan kesan rumah terlihat tertutup. Pohon pada gambar

terlihat kokoh dengan batang yang besar. Pada rumah terlihat dua pintu rumah

yang tertutup. Manusia yang digambarkan oleh klien terlihat seorang laki-laki

yang tersenyum berdiri.

No Ketentuan Deskripsi Interpretasi


1 Proporsi gambar Klien menggambar dengan  Penyesuai diri baik.
proporsi yang besar.  Intelektual cukup
baik
 Emosi baik

2 Posisi gambar Letak ketiganya berjauhan  Penyesuaian diri


cukup baik
3 Komposisi Klien menempatkan diri  Klien terlihat jauh
gambar agak jauh dari pohon dan dengan kedua orang
rumah. tuanya.
4 Penyelesaian Seluruh gambar  Penerimaan dari ibu
gambar diselesaikan. dan ayah.
5 Detail  Rumah pintu tertutup  Kurang adanya
penerimaan dari ibu

Mety Tri Nur Nuzulawati 56


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

 Rumah besar  Fungsi ibu sebagai


pelindung yang baik.
 Rumah bagus  Ibu berperan dengan
baik. Persepsi anak
terhadap ibu baik.
 Orang pasif  Tertutup, monoton
dan tertekan
perasaannya.
 Orang kecil  Dirinya tidak/kurang
berperan dalam
keluarganya. Kurang
dipercaya, kurang
diperhatikan, kurang
berharga.
 Pohon besar  Ayah menunjukkan
sikap
otoritas/menguasai,
galak, kurang
memberi kesempatan.

Kesimpulan

Klien seorang yang tertutup, monoton dan mudah tertekan

perasaannya. Hubungan klien dengan orang tuanya terlihat jauh dengan kedua

orang tuanya. Namun, klien dapat menerima keduanya. Klien berpandangan

bahwa ibu sosok pelindung yang baik. Klien dapat mengontrol diri dengan

baik dan dapat berperan dengan baik. Berbeda dengan sosok ayah

menunjukkan sikap otoritas/menguasai, galak, kurang memberi kesempatan.

Sehingga dirinya tidak/kurang berperan dalam keluarganya. Klien merasa

dirinya kurang dipercaya, kurang diperhatikan, kurang berharga.

Mety Tri Nur Nuzulawati 57


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

B. WARTEG

Nama : US

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 45 tahun

Pendidikan : SMA

PROFILE

ANALISIS PROFILE

Emosi : Seclusive

Imajinasi : Combina/creative

Intelectual. : Practical

Aktivitas : Controlled/dinamic

Kesimpulan

Klien memiliki perhatian lebih terarah pada dirinya sendiri. Klien

cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang/persepsi dirinya. Selain itu, klien

sangat sensitif sehingga mudah menjadi depresi. Hal tersebut ditandai imajinasi

yang berlebihan yang menyebabkan hambatan untuk menyesuaikan diri dengan

kehidupan sehari-hari. Klien memiliki sikap yang konkrit dalam menganalisa

sesuatu hal yang sifat khusus menjadi umum,

Klien memiliki semangat tinggi/energi untuk melakukan aktivitas yang

akan dilakukan. Seperti menyukai akan hal-hal yang baru, percaya diri, antusias,

berani. Selain itu, klien memungkinkan melakukan bermacam-macam aktivitas

dalam waktu yang sama. Klien membuat perencanaan sebelum bertindak dan

Mety Tri Nur Nuzulawati 58


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

dapat bertindak secara tegas dan kosisten. Namun, klien mudah dipengaruh

lingkungan luar sehingga lebih mengutamakan tindakan dan tidak memikirkan

konsekuensi yang terjadi. Klien juga menyukai ketenangan dan keteraturan.

Selain itu, memiliki tingkah laku tampak konsisten dan tenang. Namun, akan

terhambat perkembangannya jika perasaannya berlebihan.

NON-SCORED CRITERIA.

S–D–R
Stimulus 1
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Insensibility Kompleks (sulit/rumit), penuh ketegangan, tidak merasa
aman.
Lepas Insensibility Keterbatasan, kekakuan, hambatan.
Kecil Insensibility Keserampangan, tingkat pemahaman rendah, penolakan
terhadap hal-hal yang dianggap remeh.

Stimulus 2
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Insensibility Kompleks (sulit/rumit), penuh ketegangan, tidak merasa
aman.
Garis lengkung Insensibility Kekakuan, kekerasan, over intelektualitas, permusuhan.
Lepas Insensibility Keterbatasan, kekakuan, hambatan.

Stimulus 3
Mekanis Insensibility Sikap rewel yang tak realistik, tendensi emosional atau
estetik yang berlebihan, kelemahan.
Kompleks Insensibility Intelektual rendah, kurang dinamis, kurang aktifitas.
Garis lurus Insensibility Predominasi ketidaksadaran, kontrol yang tidak baik,
inkonsisten
Orientasi Insensibility Asertivitas diri lemah, keseganan, ketenangan,
hambatan.

Stimulus 4
Mekanis Insensibility Sikap rewel yang tak realistik, tendensi emosional atau
estetik yang berlebihan, kelemahan.
Sederhana Afinity Sikap yang alami dan rileks, mengutamakan akal sehat.
Statis Insensibility Sensibilitas yang berlebihan, ketidakstabilan.

Mety Tri Nur Nuzulawati 59


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Stimulus 5
Mekanis Afinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta.
Kompleks Afinity Kemampuan untuk mengorganisasikan dan membangun
(konstruktif). Intelegensi dalam taraf analisis sintesis.
Dapat memusatkan perhatian. Kejujuran dan efisien.
Garis lurus Afinity Lebih dominan fungsi intelektual dan kemauannya kuat.
Tegas, sangat tekun (kompulsif).
Orientasi Afinity Dorongan vital kuat, memiliki rasa percaya diri, ulet.
Dinamis Insensibility Kesunyian, kesederhanaan, penghindaran konflik.

Stimulus 6
Mekanis Afinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta. .
Kompleks Afinity Kemampuan konstruktif dan organisasional. Inteligensi
analisis-sintesis, ketajaman dan perhatian. Kejujuran
dan efesiensi.
Garis lurus Afinity Lebih dominan fungsi intelektual dan kemauannya kuat.
Tegas, sangat tekun (kompulsif).

Stimulus 7
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Kompleks Insensibility Intelektual rendah, kurang dinamis, kurang aktifitas.
Garis lengkung Insensibility Kaku, penuh ketegangan, terlalu mengutamakan
intelektualitas (suka bermusuhan).
Kecil Insensibility Santai, tingkat pemahaman rendah, penolakan terhadap
hal-hal yang dianngap remeh.

Stimulus 8
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Afinity Sikap yang alami dan rileks, mengutamakan akal sehat.
Garis lengkung Afinity Lembut, fleksibel, selalu mengaitkan dnegan kehidupan,
menyenangkan dapat menunjukkan afeksi.
Besar Afinity Keterbukaan, ketiadaan keterbatasan, kehangatan,
kelembutan, kesantaian.

KESIMPULAN S-D-R

Mety Tri Nur Nuzulawati 60


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Klien merupakan seorang yang penuh dengan ketegangan, rumit dan

merasa tidak aman. Klien juga memiliki tingkat pemahaman yang rendah dan

tidak teliti terhadap sesuatu. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kepedulian

terhadap hal-hal yang dianggap tidak penting menurut dirinya. Klien memiliki

sikap yang kaku dan memiliki kelemahan emosional yang berlebihan terhadap

sesuatu. Kurang adanya energi dan semangat sehingga kurang dalam beraktivitas.

Klien memiliki asertivitas diri yang lemah dan kontrol emosi yang buruk. Selain

itu, tidak konsisten terhadap sesuatu hal. Klien memiliki kejujuran,

kesederhanaan, kelembutan, sikap keterbukaan dan fleksibel. Klien memiliki

kemampuan memperbaiki suatu masalah dan dapat menunjukkan

perasaan/afeksinya.

I. LAIN-LAIN

Urutan Menggambar.

 Stimulus 1 : (1) Wajah dengan tahi lalat

 Stimulus 2 : (2) Gapura

 Stimulus 3 : (3) Wajah dengan alis

 Stimulus 4 : (4) Papan catur

 Stimulus 5 : (5) TV diatas meja

 Stimulus 6 : (6) Langkah kaki dengan jejak

 Stimulus 7 : (7) Es krim

 Stimulus 8 : (8) Mata dengan alis

 waktu menggambar : 20 menit

Tingkat kesenangan

Mety Tri Nur Nuzulawati 61


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

 Yang paling disukai : stimulus 8

 Yang tidak disukai : stimulus 7

Tingkat Kesulitan

 paling sulit : stimulus 6

 paling mudah : stimulus 8

II. DINAMIKA PSIKOLOGIS

Klien memiliki perhatian lebih terarah pada dirinya sendiri. Klien

cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang/persepsi dirinya. Selain itu, klien

sangat sensitif sehingga mudah menjadi depresi dan menyebabkan hambatan

untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut ditandai oleh

imajinasi yang berlebihan. Klien membuat perencanaan sebelum bertindak dan

dapat bertindak secara tegas dan kosisten. Namun, klien mudah dipengaruh

lingkungan luar sehingga lebih mengutamakan tindakan dan tidak memikirkan

konsekuensi yang terjadi. Klien memiliki kemampuan memperbaiki suatu

masalah dan dapat menunjukkan perasaan/afeksinya. Namun, perasaan yang

berlebihan akan menghambat perkembangannya.

Disisi lain, klien memiliki sikap yang konkrit dalam menganalisa sesuatu

hal yang sifat khusus menjadi umum. Klien terlihat tenang, datar dan teratur.

Disisi lain, klien merupakan seorang yang penuh dengan ketegangan, rumit dan

merasa tidak aman. Klien juga memiliki tingkat pemahaman yang rendah dan

tidak teliti terhadap sesuatu. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kepedulian

terhadap hal-hal yang dianggap tidak penting/remeh menurut dirinya. Klien

Mety Tri Nur Nuzulawati 62


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

memiliki sikap yang kaku dan memiliki kelemahan emosional yang berlebihan

terhadap sesuatu. Klien memiliki semangat tinggi/energi untuk melakukan

aktivitas yang akan dilakukan. Seperti akan melakukan hal-hal yang baru,

antusias, berani. Klien juga memungkinkan untuk melakukan bermacam-macam

aktivitas dalam waktu yang sama sehingga kurang adanya energi dan semangat

dalam beraktivitas. Klien memiliki asertivitas diri yang lemah dan kontrol emosi

yang buruk. Selain itu, tidak konsisten terhadap sesuatu hal. Klien memiliki

kejujuran, kesederhanaan, kelembutan, sikap keterbukaan dan fleksibel.

Mety Tri Nur Nuzulawati 63


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

HASIL TES BDI


AITEM SKOR AITEM SKOR AITEM SKOR
A. 1 H. 2 O. 4
B. 0 I. 0 P. 1
C. 4 J. 0 Q. 3
D. 1 K. 0 R. 0
E. 0 L. 0 S. 0
F. 1 M. 2 T. 3
G. 1 N. 0 U. 0

Berdasarkan dari hasil BDI klien dapat dikategorisasikan dengan depresi

sedang dengan skor sebesar 23. Faktor afektif memiliki skor sebesar 2 (A, D, J,

K), faktor motivasional skor sebesar 6 (B, I, L, M, O), faktor kognitif skor sebesar

8 (C, E, F, G, H, N) dan faktor fisik dan vegetatif skor sebesar 7 (P, Q, R, S, T,

U). Skor terbesar pada faktor kognitif dengan simtom yang diungkap rasa gagal

(senseof failure), rasa bersalah (gullty feeling), pengharapan akan hukuman

(expectation of punishment), tidak suka terhadap diri sendiri (self dislike),

penuduhan pada diri sendiri (self accusation).

Klien merasa sedih, dan merasa bosan untuk sebagian besar waktu. Klien

merasa baru sedikit mencapai sesuatu yang berharga/berarti. Jika klien meninjau

kembali hidupnya, yang dapat klien lihat hanya banyak kegagalan. Klien merasa

sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi pada dirinya. Klien merasa kecewa

terhadap dirinya sendiri. Klien menyalahkan dirinya atas kesalahan-kesalahannya.

Klien tidak mempunyai pikiran apapun untuk menyakiti/melukai dirinya sendiri.

Klien mengalami banyak kesulitan dalam mengambil keputusan. Klien

memerlukan usaha tambahan untuk memulai sesuatu pekerjaan. klien harus

mendorong dirinya dengan sangat keras untuk melakukan sesuatu. Klien bangun

Mety Tri Nur Nuzulawati 64


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

pagi dengan rasa lelah. Klien lebih mudah lelah dan jika mengerjakan sesuatu.

Seluruh perhatian klien tersita oleh perhatiannya.

Mety Tri Nur Nuzulawati 65


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Verbatim Intervensi
Keterangan
P: Praktikan, K: Klien
Sesi 1
P Selamat Siang bu, apa kabar hari ini ?
K Selamat Siang mba, ya seperti ini lah mba.
P Apa ibu masih ingat dengan saya ?
K Haha.. masih dong mba…
P Perlu perkenalan lagi bu ?
K Tidak usah mba..haha…
P Yang jelas tujuan saya mendampingi ibu untuk menurunkan depresi yang
ibu alami
K Iya mba terimakasih
P Apa saja kegiatan ibu hari ini ?
K Saya bekerja seperti biasa terus pulang, istirahat. Kalau tidak enak badan
tidak memasak. Tapi biasanya pulang aku masak buat anak.
P Kalau boleh tahu hobi ibu apa ?
K Saya suka karokean mba, walaupun suara saya jelek dengan teman-teman
sedih saya berkurang.
P Ibu suka lagu apa ?
K Biasa mba temen-temen ya ada yang suka dangdut dan lagu 90 an jaman
dulu. Tapi ya aku nggak nyanyi banyak mbak, ikut-ikut aja..
P Oh seperti itu, lalu perasaan ibu saat ini seperti apa ?
K Lumayan mba karena saya kan pergi sama teman-teman ada hiburan
sedikit. Namun ya seperti itu, setelah pulang kumat lagi pusing kepala
sakit. Maaf mba kemarin saya batalin karena saya mual dan muntah jadi
saya pilih pergi sama teman agar ada hiburan.
P Iya bu tidak apa-apa..

Sesi 2
P Sebelumnya terimakasih atas kesediaan waktunya untuk bertemu.
K Iya mba sama-sama
P Baik, sebelum saya sudah melakukan asesmen dan langkah selanjutnya
ialah memberikan intervensi/terapi. Dalam terapi ini ada beberapa sesi
selama pelaksanaan ibu diharapkan dapat kooperatif. Selain itu, saya akan
menjamin kerahasiaan permasalahan yang ibu alami. Kegiatan yang kita
lakukan ialah diskusi yang tujuannya ialah menurunkan depresi yang ibu
alami. Dalam diskusi saya akan didampingi oleh saya dan tidak ada efek
samping dari terapi person center. Yang jelas data yang telah di berikan
akan aman dan menjaga rahasia ibu.
K Kira-kira berapa kali ya mbak ? Soalnya saya bingung dengan waktunya

Mety Tri Nur Nuzulawati 66


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

karena suami aku nggak jelas. Kadang dia tiba-tiba mau ketemu atau
datang kerumah kadang pergi. Tapi aku usahakan supaya bisa mengikuti
terapinya mbak.
P Sesinya 6 kali namun dilakukan hanya 5 hari saja. Setelah pulang bekerja
tidak apa-apa nanti saya tunggu. Jika ibu tidak segera melakukan terapi,
kondisi ibu akan seperti apa ? Apa ibu tidak sayang dengan diri ibu ? apa
ibu tidak lelah dengan permasalahan yang ada ?
K Memang aku harus ngapain aja mba ?
P Terapi ini hanya seperti diskusi namun, saya akan memandu ibu dan
bertanya sesuatu nanti.
K Ok deh mba. Aku luangkan waktu ya mba karena sebetulnya aku butuh
mba juga. Aku pengin cepat sembuh dan masalahnya selesai
P Hari ini cukup sekian dari saya. Besok saya kembali untuk sesi
berikutnya. Saya pamit ya bu..
K Baik mba terimakasih ya..
P Ibu perbanyak istirahat, semoga lekas sembuh
K Iya mbak..
P Wassalamualaykum
K Walaykumussalam

Sesi 3
P Assalamualaykum, bagaimana keadaan ibu saat ini ?
K Walaykumussalam, sangat sedih mba, ya seperti ini lah..
P Mengapa begitu sedih ?
K Ya mba suami aku pergi meninggalkan aku berkali-kalijika ada
pertengkaran kecil. Selain itu, kebutuhan jasmani dan rohani aku tidak
terpenuhi. Aku berharap ingin seperti orang lain memiliki keluarga yang
bahagia dan memiliki suami yang memahami aku. Namun, kenyataannya
berbeda dengan harapanku. Aku itu bingung mbak, sebetulnya aku ingin
lepas dari semua ini. Aku merasa dipermainkan dan nggak dihargai.
Suamiku juga mempermainkan mantan istrinya. Aku bingung mba harus
bagaimana, jika aku memutuskan berpisah nanti bagaimana omongan
tetangga. Sebetulnya kelakuan suamiku sulit aku terima dan aku maafkan.
Terkadang aku berdoa agar suamiku itu jera meskipun sakit. Karena
perbuatannya mempermainkan pernikahan, selain itu kelakuannya sulit
dimaafkan. Dia pulang kerumah mantan istrinya dan membawa semua isi
pakaian. Belum lagi mantan istrinya pernah datang kerumah menerror aku
dan membuat malu didepan tetangga. Suamiku sangat pencemburu
dengan teman-temanku dan mantan suamiku. Banyak sekali masalah mba,
terlebih dengan anakku yang pertama. Namun, itu tidak begitu
mengganggu anak pertamaku menikah dengan wanita yang salah. Dia
lupa denganku dan ketika menikah aku tidak di undang ke pernikahannya,
karena calon menantuku memfitnah aku. Padahal calonnya orang miskin
tetapi sombong dan tidak ada aturannya. Anak pertamaku membela calon

Mety Tri Nur Nuzulawati 67


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

istrinya terus menerus. Anak ke dua aku juga pernah seperti ibu membela
istrinya namun, perlahan dia sadar dan memilihku. Adiknya berkata kakak
akan menyesal memperlakukan aku seperti itu. Entah bagaimana aku kan
ibunya.
P Masalah mana yang paling membuat ibu sangat sedih ?
K Masalah dengan suami saya mba. Karena aku tidak mau gagal lagi dan
dihina oleh tetangga. Disisi lain aku merasa sedih dan berharap memiliki
suami yang mengerti aku seperti teman-temanku dapat memenuhi
kebutuhan lahir dan batin. Selain itu, dapat terbuka jika ada masalah dan
aku berharap tidak berpisah/gagal seperti yang pertama hingga aku tua
nanti. Yang paling penting suami aku tidak terlalu mengekangku/terlalu
posesif. Karena aku tidak diizinkan untuk pergi bersama teman/bergaul.
Aku butuh kasih sayang dan cinta suami, tidak dia begitu saja pergi jika
ada masalah. Suamiku tidak memberiku uang setiap harinya, aku bekerja
dan memenuhi kebutuhan sendiri. Suamiku kekanak-kanakan dan
seenaknya, selain itu memfitnah dan menjelekkanku dengan tetangga.
Tega membiarkanku berbulan-bulan tidak ditemui. Dia kembali kerumah
mantan istrinya dengan alasan anak. 2 minggu yang lalu aku juga
mengikuti kemauan suamiku untuk kos dengannya. Aku memenuhi
kebutuhan biologis ketika dia memintanya, namun setelah itu dia
meninggalkanku kembali. Aku kaget dengan sikap suamiku mba, sangat
kekanak-kanakan. Belum istrinya datang marah-marah dirumahku
beberapa kali. Sedih, kecewa dan aku sulit mengambil keputusan tegas.
Suami menggugat cerai aku, sulit rasanya menerima, suami ku berpikir
jika aku bercerai dengannya akan menghapus yang telah terjadi dan
kembali menikah. Aku tidak tahu yang dia inginkan, hanya permainkan
hati perempuan. Padahal aku tidak menuntut membeli/menginginkan
seperti wanita diluar sana yang banyak maunya. Aku ingin ketenangan
dan perbaiki hidup. Hanya cucuku yang dapat menghiburku dan anak
terakhirku harapan terbesarku. Sulit rasanya percaya dengan laki-laki
kembali, entah hidupku seperti apa nanti. Karena aku berkali-kali
mencoba bunuh diri respon suamiku tetap membohongiku dengan istri
pertamanya. Ketika aku berteman/bergaul dengan teman-teman dia tidak
mengizinkanku.
P Saya mengerti apa yang ibu rasakan saat itu. Lalu dimana suami ibu saat
ini ?
K Dia belum kembali mba. Maaf mba saya kira hari cukup, saya sudah
sedikit lega mencurahkan semuanya. Terimakasih karena saya ingin
istirahat.
P Oh ya bu terimakasih..
K Maaf ya mba, karena jika aku ingat itu kepalaku pusing lagi namun, tidak
sesak seperti sebelumnya. Perasaan aku sudah sedikit plong/lega karena
menceritakan unek-unek di hati. Makasih ya mba mety.
P Iya bu, sebaiknya ibu istirahat. Saya pamit selamat sore.
K Sore mba

Mety Tri Nur Nuzulawati 68


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Sesi 4
P Selamat sore bu…
K Sore mba… maaf mba tadi saya istirahat baru bisa nemuin mba.
P Ndak papa bu.. Ibu gimana kabarnya hari ini?
K Alhamdulillah mba lumayan mba daripada kemarin.
P Sesi ke empat ini perihal ada tidak bu keinginan dari dahulu hingga saat
ini yang belum teralisasi?
K Aku ingin punya keluarga yang harmonis seperti orang-orang lainnya.
Dengan imam yang baik, keluarga yang tenang, pasangan hidup yang
mengerti aku. Aku belum bahagiakan anak bungsuku mba.
P Ada tidak perasaan bersalah dari ibu belum terwujudnya hal tersebut?
Apa saja ?
K Jelas ada mba, kadang aku bingung mba salah aku apa ya kok seperti ini.
Kesalahan dari atau orang lain, aku mikir terus salahku apa ke suamiku?
Masa aku harus gagal kedua kalinya. Jelas sih talak sudah dilontarkan
disaksikan RT secara agama sah. Tapi secara hukum belum, aku suka
mikir pernikahan pertama aku gagal karena KDRT dan sekarang yang
kedua seperti ini. Aku salah apa dan dimana letak kesalahanku aku selalu
menurut semua kata suamiku. Saat ini aku hanya bisa membahagiakan
orang disekitarku terutama anak bungsuku. Kalau aku mati bunuh diri
siapa yang akan mengurus, suamiku enak bisa nikah lagi. Anakku siapa
yang membiayai, aku berharap bisa membahagiakan anakku yang bungsu
agar dia bisa jadi orang. Setidaknya selesai SMA saja dan cari kerja sudah
cukup. Aku selalu mencari tau letak kesalahan ketika suami ku marah.
Contohnya seperti mantan istrinya, aku minta ketegasan agar dia ndak
gangguin hubungan kami dan dia memilih aku di hadapan dia. Dia
memang pernah melakukan itu tapi ujungnya dia marah sama aku karena
dia beralasan anak dengan mantan istrinya. Aku kembali menyalahkan
diri sendiri, karena aku suamiku marah. Contoh kecilnya mba gambar
profil whatapss aku ganti di hp dia, dia marah dan pergi dari rumah.
Karena apa mantan istrinya marah sama suamiku, cemburu. Aku merasa
gagal untuk kedua kalinya, belum omongan tetangga dan teman-teman.
Aku merasa tidak berdaya mengatasi urusan rumah tanggaku sendiri. Aku
sudah gagal sebagai istri dan ibu, aku belum membahagiakan anak
terakhirku yang menjadi harapanku. Dari awal aku menikah dengan suami
pertama, keluarga kurang setuju terutama kakakku hingga ribut besar dan
sampai sekarang hubungan kami tidak seperti sebelum menikah. Aku
memaksa karena cinta dengan mantan suamiku. Sekarang kedua kali aku
merasa gagal, banyak harapan dan banyak penyesalan seperti tidak
mendengarkan keluarga. Banyak kejadian yang sulit dilupakan terutama
rasa ketakutan seperti di cekik dan perasaan bersalah pada diri sendiri.
P Saya tahu apa yang ibu saya pasti berat menerima ini semua. Tapi ibu
harus tahu bahwa ada banyak orang diluar sana yang lebih besar
masalahnya disbanding ibu. Contoh kecilnya seperti tidak ada uang untuk

Mety Tri Nur Nuzulawati 69


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

makan, atau permasalahan yang besar seperti pemerkosaan, sakit fisik


yang tidak kunjung sembuh. Baik bu, apa ada lagi yang ingin diceritakan?
K Iya mba, Ndak mba sudah..
P Terimakasih waktunya hari ini, selamat malam
K Malam mbak…

Sesi 5
P Selamat sore bu, ini ada buah buat ibu supaya segar
K Oh iya mba terimakasih… Mba gimana kabarnya ?
P Alhamdulillah sehat… pertemuan kali ini membahas mengenai solusi dari
permasalah ibu ya.
K Oh iya nanti aku dibantu ya mba, seperti apa sesinya. Sebelumnya aku
ambil minuman sebentar mba.
P Ndak usah bu, repotin..
K Ndak mba sekalian aku yo mau minum mba..
P Oh iya bu silahkan…
K Silahkan mba diminum.. Seadanya ya..
P Terimakasih bu… Bisa dimulai sekarang sesinya ?
K Bisa mba.. gimana ?
P Seperti biasa bu diskusi…
K Oh ya mba silahkan…
P Dari permasalahan yang ibu miliki yang paling mengganggu ibu ?
K Iya mba sangat mengganggu ya… Mengenai suamiku mba.. Kelakuan
suamiku bikin sakit kepala, mengganggu kegiatan sehari-hari dan nggak
ada gairah, pusing, mual, stres.
P Jadi ibu tau tidak yang menjadi stressor ibu menjadi sakit ?
K Stressor itu apa mba ?
P Yang menjadi pemicu/pencetus ibu menjadi sakit.
K Iya mba suami ku… Lalu bagaimana mba…
P Saya yakin ibu memiliki solusi yang terbaik untuk ibu sendiri.
K Oh begitu ya mba… Tapi aku bingung gimana caranya..
P Kita mulai perlahan bu, sau persatu…
K Iya mba..
P Sekarang apa yang ibu akan lakukan setelah ibu tahu bahwa suami ibu
yang membuat ibu sakit ?
K Jujur sih mba aku saat ini lebih ingin sendiri ya.. Aku lebih suka
menghindar mba dari suami…
P Lalu apa sudah di coba bu ?
K Sudah mba kemarin aku ndak angkat teleponnya. Pas suamiku ambil baju
dirumah aku ndak pulang kerumah, setelah suamiku pulang aku baru
pulang kerumah.
P Baik, apa itu berhasil membuat depresi ibu menurun ?
K Ya setidaknya aku ada waktu untuk sendiri dulu mba. Cukup untuk
mengistirahatkan hati.

Mety Tri Nur Nuzulawati 70


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

P Memang kalau ketemu apa yang akan terjadi bu ?


K Aku pasti luluh mba dan kembali lagi sama suamiku. Aku tipe orang yang
mudah memaafkan dan mudah dibujuk/rayu oleh suamiku.
P Lalu apa langkah selanjutnya yang ingin ibu lakukan, jika bertemu suami
ibu ?
K Aku berusaha cuek mba dengan suamiku.
P Sudah dicoba ?
K Ya mba itu sangat meringankan bebanku dan depresiku.
P Maksud cuek ibu seperti apa ?
K Cuek aku ya sekarang lebih fokus untuk bekerja, melakukan hal-hal
positif bergaul dengan teman-teman, memiliki teman baru
diaplikasi/sosmed, pergi karokean lakuin hobiku. Hampir dalam bulan ini
aku pergi karokean 2 kali. Ya uang habis buat seneng-seneng daripada
aku masuk ke rumah sakit beli obat mba. Iya kan ?
P Wah betul sekali bu, lalu hubungan dengan suami ibu bagaimana ?
K Aku tunggu sampai putusan siding mba, nanti aku mau menegaskan ingin
seperti apa. Soalnya aku bingung mba setiap aku mau kemana dan itupun
berbohong ya sudah dia akan marah besar mba. Aku seperti diikuti dia
kemana aku pergi dan jelasnya sih mba dia punya banyak kenalan tangan
kanan, ada yang polisi, grab, dan ikut grup jogja mbah apa ya lupa lah dia
sebagai pengurus. Kalaupun aku menikah lagi sesuai keinginan dia harus
ada perjanjian pra nikah.
P Apa ibu yakin dengan keputusan ibu ? Ibu masih muda dan cantik.
Awalnya saya nggak percaya ibu punya permasalahan seperti itu. Karena
ibu sangat cantik, putih dan baik hati. Pasti masih banyak yang mau
menerima ibu dan memperlakukan ibu dengan baik layaknya istri.
K Hehe… bisa aja mba.. Iya mba benar kata mba mety, sejujurnya aku juga
merasa aku pasti bisa dan dapat yang lebih baik mba.. Ya kembali lagi
mba.. Suamiku pernah mengancam bahwa aku tidak boleh dimiliki oleh
siapapun selain dia. Aku pernah dekat dengan seseprang ketika
ditinggalkan karena proses cerai yang lama. Akhirnya pria itu didatangi
suamiku dan suamiku marah mengajak duel. Setiap pria yang dekat
denganku pasti ditemui seperti itu. Akhirnya aku tidak enak dan tidak
nyaman mna. Aku memutuskan itu dan berhenti tidak dekat dengan
siapapun dulu.
P Apa ibu masih mencintai suami ibu ?
K Jujur aku masih cinta mba, makanya ini berat dan sulit bagiku untuk
mutusin. Seandainya mantan istri suamiku tidak ikut campur juga tidak
akan seperti ini. Selain itu, ketegasan dari aku mba itu yang sangat sulit.
Tapi ini pasti ku lakukan untuk kedepannya suapaya aku tidak
dipermainkan lagi.
P Ibu yakin dengan keputusan dan resiko jika memilih menikah lagi dengan
suami ibu ?
K Iya mba, mau tidak mau aku harus siap dan tegas setidaknya aku sudah
yakin karena aku masih cinta meskipun ya kebutuhanku beberapa nggak
terpenuhi. Setidaknya suamiku jadi pelengkap hidup saja dan terhindar

Mety Tri Nur Nuzulawati 71


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

dari omongan orang dan tetangga. Ya berat mba teman-temanku banyak


yang tidak setuju dengan suamiku karena banyak/sering menyakitiku. Ya
meskipun terkadang aku nggak diberi nafkah lahir. Aku bisa bekerja dan
menghasilkan uang untuk biaya hidupku dan anakku. Keputusan cerai
besok dan kemungkinan setelah surat keluar, besoknya aku akan menikah
dengan suamiku mba.
P Lalu apa ibu dapat memaafkan dan menerima kesalahan suami ibu ?
K Iya mba, betul aku sudah memaafkan suamiku apapun yang terjadi.
Mungkin aku kemarin hanya kaget belum bisa menerima kepribadiannya
dia. Karena berbeda jauh dari awal pacaran hingga menikah.
P Jadi ibu sudah memaafkan suami ibu ? Lalu apa ibu sudah memaafkan
diri ibu sendiri
K Apa yang dikatakan mba benar, aku udah menerima mba. Yaa.. Dengan
ini mba jawabannya menerima kejadian dalam hidupku. Benar kata mba
mety kemarin, masih banyak yang memiliki masalah lebih dari aku. Jadi
tidak hanya aku yang memiliki masalah didunia ini.

Sesi 6
P Selamat sore bu, gimana sehat ?
K Alhamdulillah mba sehat…
P Wah.. Alhamdulillah
K Iya mba terimakasih mba
P Lalu gimana perasaanya setelah terapi ?
K Aku plong lega dan nggak sedih lagi karena aku udah cerita sama mba
mety. Aku juga sudah menikah lagi kemarin. Jika suamiku seperti itu lagi
aku nggak kaget lagi mba. Tapi aku masih butuh mba mety kalau mau
curhat boleh kan ya mba.. Terimakasih ya mba sudah didampingi dan jag
lost contact ya mba..
P Iya boleh bu.. iya bu tidak..
K Nanti kapan-kapan main kerumah mba…
P Iya bu inshaAllah…

Mety Tri Nur Nuzulawati 72


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

LAMPIRAN ASSESSMENT

Mety Tri Nur Nuzulawati 73


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

SPM

Mety Tri Nur Nuzulawati 74


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

GRAFIS

Mety Tri Nur Nuzulawati 75


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

1. DAP

2. BAUM

Mety Tri Nur Nuzulawati 76


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

3. HTP

Mety Tri Nur Nuzulawati 77


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

WARTEGG

Mety Tri Nur Nuzulawati 78


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 79


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 80


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

SSCT

Mety Tri Nur Nuzulawati 81


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 82


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 83


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 84


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

BDI
1. PRE

Mety Tri Nur Nuzulawati 85


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 86


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

2. POST

Mety Tri Nur Nuzulawati 87


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 88


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 89


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

3. FOLLOW UP

Mety Tri Nur Nuzulawati 90


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 91


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 92


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

MODUL PERSON CENTER

A. Latar belakang

Klien mengalami simtom-simtom depresi sedang yang disebabkan

oleh kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, maka akan diberikan

berupa terapi person center dimana membantu klien untuk menerima diri dan

kenyataan, serta memunculkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya.

Prinsip-prinsip psikoterapi dengan pendekatan eksistensial humanistik

tersebut dapat diterapkan pada semua orang, baik yang normal, neurotik,

maupun yang psikotik (Corey, 2010). Rogers menggambarkan wawasan diri

sebagai penerimaan diri dan kenyataan, serta rasa tanggung jawab terhadap

diri. Menurut Rogers, faktor yang paling akurat memprediksi perilaku di

masa yang akan datang adalah self-insight (wawasan diri). (Roger, 1987,

dalam Schultz, 2014).

Terapis memberikan mereka penerimaan positif tak bersyarat dan

tidak menghakimi perilaku mereka atau menasehati tentang cara berperilaku.

Semuanya berpusat pada klien, termasuk tanggung jawab untuk mengubah

perilaku dan mengevaluasi hubungan (Schultz, 2014).

Istiono (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Person

Centered Therapy efektif dalam menurunkan depresi. Didukung penelitian

yang dilakukan oleh Sa’ad (2014), mengatakan bahwa temuan menunjukkan

bahwa terapi Person Centered berhasil meningkatkan konsep diri,

mengurangi depresi dan meningkatkan ketahanan remaja hamil di luar nikah.

Mety Tri Nur Nuzulawati 93


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Gibbard (2008) mengatakan bahwa Person Centered Therapy efektif

untuk klien dengan masalah kesehatan mental yang umum, seperti kecemasan

dan depresi. Efektivitas tidak terbatas pada individu dengan gejala ringan

hingga sedang dari onset baru-baru ini, tetapi meluas ke orang dengan gejala

sedang hingga berat dengan durasi yang lebih lama.

B. Tujuan

Menurunkan simtom-simtom depresi/mengurangi tingkat depresi.

C. Sasaran

Diharapkan klien mampu menerima diri dan kenyataan, serta

memunculkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya. Karena faktor yang

paling akurat memprediksi perilaku di masa yang akan datang adalah self-

insight (wawasan diri). Berikut adalah tahapan-tahapan terapi person

centered (Istiono, 2019);

Mety Tri Nur Nuzulawati 94


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Sesi 1 : Building Raport

Tujuan :

Menciptakan suasana yang mendukung dalam pemberian bantuan,

menumbuhkan keterbukaan klien dalam mengungkapkan

permasalahannya, serta menumbuhkan rasa saling percaya antara

peneliti dengan klien.

Sasaran :

Rasa saling percaya dan keterbukaan klien dalam mengungkapkan

permasalahannya.

Kegiatan :

Perkenalan dan diskusi

Tahapan :

1. Perkenalan (praktikan memperkenalkan diri kepada klien)

2. Diskusi mengenai hobi dan kegiatan yang dilakukan

Mety Tri Nur Nuzulawati 95


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Sesi II :

Tujuan : Memahami tujuan dilakukannya terapi.

Sasaran : Paham dengan sistematika proses terapi

Kegiatan : Diskusi

Tahapan :

1. Praktikan dan klien menetapkan tujuan bersama-sama

2. Praktikan meminta klien berkomitmen selama pelaksanaan

intervensi

3. Praktikan menjelaskan kerahasiaan data selama proses terapi.

Mety Tri Nur Nuzulawati 96


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Sesi III : Penjajakan masalah

Tujuan : Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara bebas dan

terbuka terhadap masalah yang sedang dihadapinya.

Sasaran : Klien menceritakan sesuatu yang menjadi masalah baginya.

Kegiatan : Diskusi

Tahapan :

1. Klien menceritakan semua permasalahan

2. Klien diminta untuk menceritakan masalah yang sangat

mengganggu bagi dirinya.

Mety Tri Nur Nuzulawati 97


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Sesi IV: Keterbukaan terhadap pengalaman

Tujuan :

Memperjelas kembali pemahaman klien terhadap pengalaman yang

berhubungan dengan masalah atau kondisi dirinya.

Sasaran :

Klien secara mandiri mampu untuk terbuka terhadap

pengalamannya terkait perasaan bersalah dan perasaan belum bisa

membahagiakan keluarga.

Kegiatan : Diskusi

Tahapan :

1. Klien menceritakan masa lalu/pengalaman yang tidak diketahui

orang lain.

2. Klien diminta untuk mengungkapkan perasaan-perasaan

bersalahnya.

Mety Tri Nur Nuzulawati 98


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Sesi V : Memilih dan menentukan sikap

Tujuan : Mampu menemukan jawaban dari dirinya sendiri untuk

menyelesaikan masalahnya terkait dengan perasaan bersalah.

Sasaran : Klien mampu melakukan self-insight dalam menyelesaikan

masalah-masalahnya

Kegiatan : Diskusi

Tahapan :

1. Mendorong klien agar menemukan solusi dari permasalahan

2. Memberikan motivasi dan pujian

3. Menerapkan sikap yang ditentukan oleh klien

Mety Tri Nur Nuzulawati 99


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Sesi VI : Terminasi

Tujuan : Mampu menemukan jawaban dari dirinya sendiri untuk

menyelesaikan masalahnya terkait dengan perasaan bersalah.

Sasaran: Klien mampu melakukan self-insight dalam menyelesaikan


masalah-

masalahnya.

Kegiatan : Diskusi

Tahapan :

1. Praktikan bertanya dan memberikan kesempatan kepada klien

untuk mengatakan dan mengungkapkan perasaaanya saat ini atau

setelah terapi dilaksanakan.

2. Praktikan membandingkan kondisi serta ekspresi klien sebelum

dilakukan terapi dan sesudah diberikan terapi.

Mety Tri Nur Nuzulawati 100


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Jurnal

Mety Tri Nur Nuzulawati 101


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 102


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 103


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 104


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 105


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 106


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 107


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 108


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 109


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 110


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 111


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 112


PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul

Mety Tri Nur Nuzulawati 113

Anda mungkin juga menyukai