KASUS INDIVIDU
DEPRESIF SEDANG
Disusun oleh :
18511002
PROGRAM PASCASARJANA
YOGYAKARTA
2020
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul
I. IDENTITAS
A. Identitas Klien
Nama : SM
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Bantul
B. Identitas Keluarga
C. Genogram
Simbol Genogram
Legenda Hubungan Emosional
2 Putus Hubungan
1 Kacau
2 Kekerasan
?
Laki- Perempuan Keguguran KematianIndividu 1 Penyiksaan Emosional
laki
1 Bermasalah / Konflik
A. Keluhan
sesak, gangguan tidur, tidak nafsu makan. Klien dirujuk ke poli psikologi
Banguntapan II.
B. Riwayat Keluhan
satunya konflik dengan kedua orang tuanya dan SK karena kurang setuju
Selain itu, klien merasa tidak percaya diri karena suaminya selalu
menyalahkan apa yang dilakukan oleh klien. Tahun 2015 bulan April klien
Desember 2017 klien merasa dicibir oleh tetangganya karena klien janda
beranak tiga. Sehingga membuat klien resah dan menjadi kurang tenang.
Selain itu, karena klien sedih kehilangan pekerjaan sebagai guru TK.
Karena ada pria yang mendekatinya, namun klien menolak pria tersebut
dan pria tersebut marah dan mengadu domba kepala sekolah dengan
menjelekan klien.
pertama klien menggunakan gunting yang berada dikamar dan yang kedua
bulan Mei 2018. Hasil dari konsultasi teman klien menyarankan agar
bercerai karena hal tersebut membuat klien sakit. Pada bulan maret sampai
Juli 2019, suami klien meninggalkan rumah klien merasa tertekan, frustasi
dengan sikap US. Selain itu, klien menarik diri dari teman-teman dan
tahun menikah.
Klien dirawat karena sakit stres pada bulan November 2019 selama
3 hari 3 malam. Dokter menyatakan bahwa dirinya sakit karena stres berat
kesulitan tidur dan bangun tengah malam. Klien juga mengalami mual
kesulitan bekerja.
III. ANAMNESA
A. Riwayat Perkembangan
pelatihan penggunaan toilet oleh RH. Klien dapat memahami peran atau
jenis kelamin yang berbeda. Klien kurang dapat berpikir secara logis pada
kenyataan.
B. Riwayat Kesehatan
ke dokter karena sakit fisik dan harus diopname. Klien juga berkonsultasi
dengan teman yang berprofesi psikolog via online beberapa kali. tetapi
C. Riwayat Pendidikan
“Nonformal”
menikah.
D. Riwayat Keluarga
Klien dibesarkan oleh kedua orang tuanya dengan pola asuh yang
dengan symptom gangguan tidur dan tidak adanya nafsu makan, kesulitan
dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, adanya penarikan diri dari lingkungan.
V. TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
perasaan tidak ada harapan lagi. Senada dengan Atkinson (dalam, 2009)
depresi sebagai gangguan mood yang dicirikan taka da harapan dan patah
yaitu,
1. Faktor Genetik
2. Faktor Psikososial
3. Faktor Kepribadian
mengalami depresi.
VI. ASESMEN
A. Rancangan
Assessment Keterangan
Wawancara Wawancara dilakukan dengan teknik tidak terstruktur,
karena untuk memberikan kesempatan untuk
menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi dan
dapat mengungkapkan perasaan dengan terbuka. Selain
itu, memberikan rasa nyaman dan tidak membebani
dengan banyak pertanyaan yang telah disiapkan oleh
praktikan. Selain itu, dilengkapi oleh Observasi.
Observasi Observasi yang digunakan yakni partisipan, guna
bermaksud untuk mengamati perilaku klien sehari-hari
dengan keikutsertaan praktikan dalam kegiatan yang
dilakukan klien. Sehingga, tanpa menimbulkan
kecurigaan bahwa klien sedang diamati. Ada kondisi
dimana akan dilakukan Observasi ketika wawancara.
Tes Psikologi
A. Grafis Diberikan guna mengungkapkan kepribadian klien
B. WARTEGG Guna mendukung alat tes grafis
deskripsikan/menggambarkan kepribadian klien dengan
aspek imajinasi, emosi, intelektual dan aktivitas.
C. SSCT Bertujuan untuk mengetahui hubungan interpersonal
klien dan mengetahui respon terhadap lawan jenis.
D. SPM SPM guna untuk mengukur kemampuan pemahaman
dalam penalaran.
C. Hasil
1. Observasi
a) Penampilan Fisik
pucat. Namun, rumah klien tercium bau tidak enak. Klien sering
b) Perilaku Umum
murung.
c) Saat Wawancara
d) Tes Psikologi
berbunyi suara.
2. Wawancara
a. Autoanamnesa
tua klien menikah berasal dari ayah yang berselingkuh dengan ibu
Klien tidak tahu kabar anak DD dan istri pertamanya. Klien hanya
Anak-anak klien yang membela ketika klien disakiti oleh DX. Hal
harus mandiri dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Sehingga
dirinya sendiri dan sulit untuk melakukan sesuatu. Pada saat itu
masyarakat.
dengan US. Karena sebagai istri yang baik dan sholeha harus
istri yang baik dan taat kepada suami harus berada dirumah dan
Selain itu, klien juga mendapati konflik dengan mantan istri US.
dengan keras, klien binggung dengan apa yang terjadi. Mantan istri
pada US agar dapat tegas dan memilih antara klien dengan mantan
tidak berharap memiliki anak karena usia yang telah beranjak tua.
kembali kerumah.
depresi. Klien sering mengalami sakit kepala dan dada klien terasa
sakit.
menikah.
dan pencemburu.
muda lagi. Klien sangat kecewa dengan sikap dari US. Klien
cemas jika kehilangan US. Klien merasa dirinya tidak cantik dan
b. Allowanamnesa
Baru empat bulan yang lalu MN keluar dari rumah klien. Ketika
mengusirnya.
karena tidak ada yang menjadi saksi atau undangan dari pernikahan
masing-masing orang.
pelayan.
c. Ibu RT (RT)
klien tidak mau bercerai dengan DX. Klien marah pada suami RT
a. GRAFIS
jenis lebih pintar dan otoritas sosial yang lebih besar. Sehingga
ii. BAUM
iii. HTP
yang baik. Klien dapat mengontrol diri dengan baik dan dapat
b. WARTEGG
rumit dan memiliki perasaan tidak aman. Klien juga memiliki tingkat
pemahaman yang rendah dan tidak teliti terhadap sesuatu. Hal tersebut
dengan baik sehingga kontrol emosi yang buruk. Selain itu, tidak
ialah ketika ayah klien pergi kondangan dan klien tidak ingin berpisah
Hal tersebut berefek pada klien, klien merasa tidak berhasil dalam
kuatkan dan hal tersebut yang membuat klien sakit. Klien memiliki
d. SPM
rata.
e. BDI
depresi sedang dengan skor sebesar 23. Faktor afektif memiliki skor
kognitif dengan simtom yang diungkap rasa gagal (senseof failure), rasa
disetujui oleh kakaknya dan kedua orang tuanya, dengan alasan DX pria
yang tidak baik. Namun, klien tetap yakin dalam pendiriannya untuk
menikah dengan DX. Klien merupakan individu yang tertutup, dan mudah
DX.
satu sama lain. Sehingga klien sering mendapatkan bully dari tetangga dan
Klien didekati oleh seorang pria berstatus duda dan sering main
kerumah klien. Klien merasa nyaman dengan pria tersebut yang menjadi
suaminya saat ini. Klien dipergoki warga sekitar oleh US dan dinikahkan
secara paksa. US menuntut banyak hal yang membuat klien tidak dapat
istri harus berada dirumah dan melayani suami dengan baik. Setelah
sebagai suami. Hal tersebut membuat klien tertekan, dan tidak berdaya
Yang didukung oleh kontrol emosi yang buruk dan juga mudah
lebih terarah pada dirinya sendiri. Selain itu, klien menilai sesuatu dari sudut
tersebut dikarenakan ragu-ragu dan kurang adanya rasa percaya diri. Selain
itu karena ketidakstabilan emosi membuat diri klien tidak tegas. Disisi lain,
klien kurang dapat berkomunikasi dengan baik. Sehingga klien kesulitan atau
klien mampu mandiri dan tidak bergaul dengan teman-temannya (“Jika saya
ingin dihargai maka saya harus mempercayai keinginan saya agar di cintai
US tidak kembali mantan istrinya) “Suami saya akan percaya, bila saya
menurut dengan suami”. Hal tersebut diterima dan disetujui oleh klien
terwujudnya harapan klien, seperti harus mandiri dan tidak dapat bergaul
terdiri dari diri ideal (ideal self), yaitu persepsi individu tentang dirinya
menghadapi US, merasa dirinya tidak berharga dimata US dan labil dalam
suami meskipun tidak merasa berharga. Rogers (Schultz, 2009), real self
Condition of Worth
Klien hanya merasa dirinya berharga ketika suami
mendengarkan keinginannya.
Real self
Ideal self Tidak berharga dimata US
Menjadi seseorang yang tegas Tidak berdaya menghadapi US
dalam memutuskan sesuatu.
Menjadi istri sholeha Labil dalam memustuskan suatu
Menghargai dirinya sendiri. permasalahan.
Perilaku menyimpang
dan sulit mengambil keputusan, mencoba
bunuh diri dengan pisau, sedih, tidak percaya
diri, tidak berdaya dan tertekan
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI RAHASIA
Kasus Individu Depresi Sedang
Puskesmas Banguntapan II Bantul
X. DIAGNOSIS
1. Tabel Prognosis
Tabel 7. Prognosis
Kelebihan
Kelemahan
3. Kesimpulan
XI. INTERVENSI
A. Latar Belakang
serta rasa tanggung jawab terhadap diri. Menurut Rogers, faktor yang
dengan gejala ringan hingga sedang dari onset baru-baru ini, tetapi
meluas ke orang dengan gejala sedang hingga berat dengan durasi yang
lebih lama.
B. Tahapan Intervensi
1. Building rapport.
3. Penjajakan masalah.
terbuka.
membahagiakan keluarga.
masalah-masalahnya.
6. Terminasi.
bersalah. masalah-
masalahnya.
Terminasi Menanyakan perasaan klien 6 Diskusi Mengungkapkan 15 Rumah
sebelum dan sesudah terapi. perasaaanya saat ini Januari klien
atau setelah terapi 2020
dilaksanakan.
C. Pelaksanaan Intervensi
Sesi 1
Sesi 2
Sebelum Klien terlihat bingung, ragu dengan apa yang akan dilakukan
dan tidak mau berkomitmen.
Kegiatan Diskusi
Sesi 3
Kegiatan Diskusi
Sesi 4
Sesudah Klien merasa beban dari dirinya sudah hilang dan perasaannya
lebih ringan. Klien merasa tenang dan dihargai.
Kegiatan Diskusi
Sesi 5
Kegiatan Diskusi
Sesi 6
Sebelum Klien merasa bingung yang harus dilakukan, merasa putus asa dan
tidak dapat menerima kondisi yang terjadi.
15
10 12
5 7
0
BDI
menyatakan dirinya merasa lebih baik dari sebelumnya dan lega setelah
menceritakan semua permasalahan yang ada dalam hidup klien. Selain itu, klien
merasa dirinya di hargai dan di dengarkan. Klien juga merasa percaya diri dan
mengambil keputusan dengan hati-hati. Selain itu, klien merasa dirinya dapa
A. EVALUASI INTERVENSI
Dalam terapi ini kesulitan yang dialami oleh praktikan ialah klien
tersebut. Selain itu, kepribadian yang dimiliki oleh klien menjadi suatu
hambatan dalam intervensi ini. Karena klien memiliki emosi yang tidak
B. REKOMENDASI
1. Keluarga
2. Puskesmas
klien.
3. Psikolog
Follow up
Setelah dilakukanya terapi klien terlihat lebih tenang, segar dan lebih
dapat memutusakan suatu permasalahan dengan tegas. Klien dapat bekerja dengan
optimal dan memiliki tujuan hidup yakni membesarkan anak terakhirnya hingga
lulus SMA. Klien menerima dirinya sendiri, lebih menghargai dirinya sendiri dan
dimilikinya. Klien terlihat ramah dengan tetangga yang ada disekitar rumahnya.
Klien dapat memilah suatu permasalahan yang dianggapnya penting dan mencari
solusinya. Klien dan anak-anak klien berhubungan dengan baik. Klien melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Hartono & Soedarmadji Boy. 2012. Psikologi konseling (Edisi Revisi). Jakarta:
3184
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.809
California: Wadsworth.
LAMPIRAN
2. SSCT
3. SPM
4. WARTEGG
5. BDI
7. Jurnal
A. GRAFIS
1. Interpretasi DAP
Kesan Umum
Kesimpulan
Klien merupakan seorang yang kaku, namun cenderung terbuka.
Sehingga memiliki emosi yang datar, hal tersebut disebabkan kontrol diri
yang baik. Dalam lingkungan sosialnya klien dapat menyesuaian diri yang
peka terhadap kritik. Klien memiliki ketakutan, rasa tidak aman dan berada
dalam tidak pasti dalam kontak sosial. Sehingga tertekan muncul perasaan
tidak mampu dan kurang aktif. Hal tersebut menyebabkan klien memiliki
2. Interpretasi BAUM
Kesan Umum
Kurang dapat
menentukan sikap. Tidak
ada kepastian dalam
menghadapi lingkungan.
Dahan : terputus- Tidak mempunyai
putus kestabilan
Sifat ragu-ragu
Kurang baik daya
abstraknya dalam
konsentrasi
Batang : Batang Cenderung statis, lebih
membengkak. bersifat praktis, primitif,
rigid.
Batang terpisah Cenderung diplomatis
didalam mahkota Mudah mengingat
dengan disertai perasaan orang lain
tampak mahkota yang Kurang memperhatikan
terpisah-pisah maksud sebetulnya
Tendensi ragu-ragu di
dalam menghadapi
realita.
Akar tuggal Primitif
Stem basis kiri dan Hambatan di dalam
kekanan lebar perkembangan.
Kesukaran belajar. Pelan
tapi pasti.
7 Perspektif Perspektif gambar Wajar
dari depan
8 Logika gambar Relevan dengan Normal
pohon yang digambar
10 Kelengkapan Pohon digambar Fungsi kognitif bekerja
gambar lengkap dan tidak ada dengan baik
penambahan atribut-
atribut tidak penting
11 Tekanan Tekanan pada batang Menitikberatkan pada
ego.
Kesimpulan
sebenarnya.
3. Interpretasi HTP
Kesan Umum
Klien menggambar satu rumah, satu pohon dan seorang laki-laki.
terlihat hidup, dengan kesan rumah terlihat tertutup. Pohon pada gambar
terlihat kokoh dengan batang yang besar. Pada rumah terlihat dua pintu rumah
yang tertutup. Manusia yang digambarkan oleh klien terlihat seorang laki-laki
Kesimpulan
perasaannya. Hubungan klien dengan orang tuanya terlihat jauh dengan kedua
bahwa ibu sosok pelindung yang baik. Klien dapat mengontrol diri dengan
baik dan dapat berperan dengan baik. Berbeda dengan sosok ayah
B. WARTEG
Nama : US
Usia : 45 tahun
Pendidikan : SMA
PROFILE
ANALISIS PROFILE
Emosi : Seclusive
Imajinasi : Combina/creative
Intelectual. : Practical
Aktivitas : Controlled/dinamic
Kesimpulan
cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang/persepsi dirinya. Selain itu, klien
sangat sensitif sehingga mudah menjadi depresi. Hal tersebut ditandai imajinasi
akan dilakukan. Seperti menyukai akan hal-hal yang baru, percaya diri, antusias,
dalam waktu yang sama. Klien membuat perencanaan sebelum bertindak dan
dapat bertindak secara tegas dan kosisten. Namun, klien mudah dipengaruh
Selain itu, memiliki tingkah laku tampak konsisten dan tenang. Namun, akan
NON-SCORED CRITERIA.
S–D–R
Stimulus 1
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Insensibility Kompleks (sulit/rumit), penuh ketegangan, tidak merasa
aman.
Lepas Insensibility Keterbatasan, kekakuan, hambatan.
Kecil Insensibility Keserampangan, tingkat pemahaman rendah, penolakan
terhadap hal-hal yang dianggap remeh.
Stimulus 2
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Insensibility Kompleks (sulit/rumit), penuh ketegangan, tidak merasa
aman.
Garis lengkung Insensibility Kekakuan, kekerasan, over intelektualitas, permusuhan.
Lepas Insensibility Keterbatasan, kekakuan, hambatan.
Stimulus 3
Mekanis Insensibility Sikap rewel yang tak realistik, tendensi emosional atau
estetik yang berlebihan, kelemahan.
Kompleks Insensibility Intelektual rendah, kurang dinamis, kurang aktifitas.
Garis lurus Insensibility Predominasi ketidaksadaran, kontrol yang tidak baik,
inkonsisten
Orientasi Insensibility Asertivitas diri lemah, keseganan, ketenangan,
hambatan.
Stimulus 4
Mekanis Insensibility Sikap rewel yang tak realistik, tendensi emosional atau
estetik yang berlebihan, kelemahan.
Sederhana Afinity Sikap yang alami dan rileks, mengutamakan akal sehat.
Statis Insensibility Sensibilitas yang berlebihan, ketidakstabilan.
Stimulus 5
Mekanis Afinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta.
Kompleks Afinity Kemampuan untuk mengorganisasikan dan membangun
(konstruktif). Intelegensi dalam taraf analisis sintesis.
Dapat memusatkan perhatian. Kejujuran dan efisien.
Garis lurus Afinity Lebih dominan fungsi intelektual dan kemauannya kuat.
Tegas, sangat tekun (kompulsif).
Orientasi Afinity Dorongan vital kuat, memiliki rasa percaya diri, ulet.
Dinamis Insensibility Kesunyian, kesederhanaan, penghindaran konflik.
Stimulus 6
Mekanis Afinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta. .
Kompleks Afinity Kemampuan konstruktif dan organisasional. Inteligensi
analisis-sintesis, ketajaman dan perhatian. Kejujuran
dan efesiensi.
Garis lurus Afinity Lebih dominan fungsi intelektual dan kemauannya kuat.
Tegas, sangat tekun (kompulsif).
Stimulus 7
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Kompleks Insensibility Intelektual rendah, kurang dinamis, kurang aktifitas.
Garis lengkung Insensibility Kaku, penuh ketegangan, terlalu mengutamakan
intelektualitas (suka bermusuhan).
Kecil Insensibility Santai, tingkat pemahaman rendah, penolakan terhadap
hal-hal yang dianngap remeh.
Stimulus 8
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang menjauhi
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Afinity Sikap yang alami dan rileks, mengutamakan akal sehat.
Garis lengkung Afinity Lembut, fleksibel, selalu mengaitkan dnegan kehidupan,
menyenangkan dapat menunjukkan afeksi.
Besar Afinity Keterbukaan, ketiadaan keterbatasan, kehangatan,
kelembutan, kesantaian.
KESIMPULAN S-D-R
merasa tidak aman. Klien juga memiliki tingkat pemahaman yang rendah dan
tidak teliti terhadap sesuatu. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kepedulian
terhadap hal-hal yang dianggap tidak penting menurut dirinya. Klien memiliki
sikap yang kaku dan memiliki kelemahan emosional yang berlebihan terhadap
sesuatu. Kurang adanya energi dan semangat sehingga kurang dalam beraktivitas.
Klien memiliki asertivitas diri yang lemah dan kontrol emosi yang buruk. Selain
perasaan/afeksinya.
I. LAIN-LAIN
Urutan Menggambar.
Tingkat kesenangan
Tingkat Kesulitan
cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang/persepsi dirinya. Selain itu, klien
untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut ditandai oleh
dapat bertindak secara tegas dan kosisten. Namun, klien mudah dipengaruh
Disisi lain, klien memiliki sikap yang konkrit dalam menganalisa sesuatu
hal yang sifat khusus menjadi umum. Klien terlihat tenang, datar dan teratur.
Disisi lain, klien merupakan seorang yang penuh dengan ketegangan, rumit dan
merasa tidak aman. Klien juga memiliki tingkat pemahaman yang rendah dan
tidak teliti terhadap sesuatu. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kepedulian
memiliki sikap yang kaku dan memiliki kelemahan emosional yang berlebihan
aktivitas yang akan dilakukan. Seperti akan melakukan hal-hal yang baru,
aktivitas dalam waktu yang sama sehingga kurang adanya energi dan semangat
dalam beraktivitas. Klien memiliki asertivitas diri yang lemah dan kontrol emosi
yang buruk. Selain itu, tidak konsisten terhadap sesuatu hal. Klien memiliki
sedang dengan skor sebesar 23. Faktor afektif memiliki skor sebesar 2 (A, D, J,
K), faktor motivasional skor sebesar 6 (B, I, L, M, O), faktor kognitif skor sebesar
U). Skor terbesar pada faktor kognitif dengan simtom yang diungkap rasa gagal
Klien merasa sedih, dan merasa bosan untuk sebagian besar waktu. Klien
merasa baru sedikit mencapai sesuatu yang berharga/berarti. Jika klien meninjau
kembali hidupnya, yang dapat klien lihat hanya banyak kegagalan. Klien merasa
sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi pada dirinya. Klien merasa kecewa
mendorong dirinya dengan sangat keras untuk melakukan sesuatu. Klien bangun
pagi dengan rasa lelah. Klien lebih mudah lelah dan jika mengerjakan sesuatu.
Verbatim Intervensi
Keterangan
P: Praktikan, K: Klien
Sesi 1
P Selamat Siang bu, apa kabar hari ini ?
K Selamat Siang mba, ya seperti ini lah mba.
P Apa ibu masih ingat dengan saya ?
K Haha.. masih dong mba…
P Perlu perkenalan lagi bu ?
K Tidak usah mba..haha…
P Yang jelas tujuan saya mendampingi ibu untuk menurunkan depresi yang
ibu alami
K Iya mba terimakasih
P Apa saja kegiatan ibu hari ini ?
K Saya bekerja seperti biasa terus pulang, istirahat. Kalau tidak enak badan
tidak memasak. Tapi biasanya pulang aku masak buat anak.
P Kalau boleh tahu hobi ibu apa ?
K Saya suka karokean mba, walaupun suara saya jelek dengan teman-teman
sedih saya berkurang.
P Ibu suka lagu apa ?
K Biasa mba temen-temen ya ada yang suka dangdut dan lagu 90 an jaman
dulu. Tapi ya aku nggak nyanyi banyak mbak, ikut-ikut aja..
P Oh seperti itu, lalu perasaan ibu saat ini seperti apa ?
K Lumayan mba karena saya kan pergi sama teman-teman ada hiburan
sedikit. Namun ya seperti itu, setelah pulang kumat lagi pusing kepala
sakit. Maaf mba kemarin saya batalin karena saya mual dan muntah jadi
saya pilih pergi sama teman agar ada hiburan.
P Iya bu tidak apa-apa..
Sesi 2
P Sebelumnya terimakasih atas kesediaan waktunya untuk bertemu.
K Iya mba sama-sama
P Baik, sebelum saya sudah melakukan asesmen dan langkah selanjutnya
ialah memberikan intervensi/terapi. Dalam terapi ini ada beberapa sesi
selama pelaksanaan ibu diharapkan dapat kooperatif. Selain itu, saya akan
menjamin kerahasiaan permasalahan yang ibu alami. Kegiatan yang kita
lakukan ialah diskusi yang tujuannya ialah menurunkan depresi yang ibu
alami. Dalam diskusi saya akan didampingi oleh saya dan tidak ada efek
samping dari terapi person center. Yang jelas data yang telah di berikan
akan aman dan menjaga rahasia ibu.
K Kira-kira berapa kali ya mbak ? Soalnya saya bingung dengan waktunya
karena suami aku nggak jelas. Kadang dia tiba-tiba mau ketemu atau
datang kerumah kadang pergi. Tapi aku usahakan supaya bisa mengikuti
terapinya mbak.
P Sesinya 6 kali namun dilakukan hanya 5 hari saja. Setelah pulang bekerja
tidak apa-apa nanti saya tunggu. Jika ibu tidak segera melakukan terapi,
kondisi ibu akan seperti apa ? Apa ibu tidak sayang dengan diri ibu ? apa
ibu tidak lelah dengan permasalahan yang ada ?
K Memang aku harus ngapain aja mba ?
P Terapi ini hanya seperti diskusi namun, saya akan memandu ibu dan
bertanya sesuatu nanti.
K Ok deh mba. Aku luangkan waktu ya mba karena sebetulnya aku butuh
mba juga. Aku pengin cepat sembuh dan masalahnya selesai
P Hari ini cukup sekian dari saya. Besok saya kembali untuk sesi
berikutnya. Saya pamit ya bu..
K Baik mba terimakasih ya..
P Ibu perbanyak istirahat, semoga lekas sembuh
K Iya mbak..
P Wassalamualaykum
K Walaykumussalam
Sesi 3
P Assalamualaykum, bagaimana keadaan ibu saat ini ?
K Walaykumussalam, sangat sedih mba, ya seperti ini lah..
P Mengapa begitu sedih ?
K Ya mba suami aku pergi meninggalkan aku berkali-kalijika ada
pertengkaran kecil. Selain itu, kebutuhan jasmani dan rohani aku tidak
terpenuhi. Aku berharap ingin seperti orang lain memiliki keluarga yang
bahagia dan memiliki suami yang memahami aku. Namun, kenyataannya
berbeda dengan harapanku. Aku itu bingung mbak, sebetulnya aku ingin
lepas dari semua ini. Aku merasa dipermainkan dan nggak dihargai.
Suamiku juga mempermainkan mantan istrinya. Aku bingung mba harus
bagaimana, jika aku memutuskan berpisah nanti bagaimana omongan
tetangga. Sebetulnya kelakuan suamiku sulit aku terima dan aku maafkan.
Terkadang aku berdoa agar suamiku itu jera meskipun sakit. Karena
perbuatannya mempermainkan pernikahan, selain itu kelakuannya sulit
dimaafkan. Dia pulang kerumah mantan istrinya dan membawa semua isi
pakaian. Belum lagi mantan istrinya pernah datang kerumah menerror aku
dan membuat malu didepan tetangga. Suamiku sangat pencemburu
dengan teman-temanku dan mantan suamiku. Banyak sekali masalah mba,
terlebih dengan anakku yang pertama. Namun, itu tidak begitu
mengganggu anak pertamaku menikah dengan wanita yang salah. Dia
lupa denganku dan ketika menikah aku tidak di undang ke pernikahannya,
karena calon menantuku memfitnah aku. Padahal calonnya orang miskin
tetapi sombong dan tidak ada aturannya. Anak pertamaku membela calon
istrinya terus menerus. Anak ke dua aku juga pernah seperti ibu membela
istrinya namun, perlahan dia sadar dan memilihku. Adiknya berkata kakak
akan menyesal memperlakukan aku seperti itu. Entah bagaimana aku kan
ibunya.
P Masalah mana yang paling membuat ibu sangat sedih ?
K Masalah dengan suami saya mba. Karena aku tidak mau gagal lagi dan
dihina oleh tetangga. Disisi lain aku merasa sedih dan berharap memiliki
suami yang mengerti aku seperti teman-temanku dapat memenuhi
kebutuhan lahir dan batin. Selain itu, dapat terbuka jika ada masalah dan
aku berharap tidak berpisah/gagal seperti yang pertama hingga aku tua
nanti. Yang paling penting suami aku tidak terlalu mengekangku/terlalu
posesif. Karena aku tidak diizinkan untuk pergi bersama teman/bergaul.
Aku butuh kasih sayang dan cinta suami, tidak dia begitu saja pergi jika
ada masalah. Suamiku tidak memberiku uang setiap harinya, aku bekerja
dan memenuhi kebutuhan sendiri. Suamiku kekanak-kanakan dan
seenaknya, selain itu memfitnah dan menjelekkanku dengan tetangga.
Tega membiarkanku berbulan-bulan tidak ditemui. Dia kembali kerumah
mantan istrinya dengan alasan anak. 2 minggu yang lalu aku juga
mengikuti kemauan suamiku untuk kos dengannya. Aku memenuhi
kebutuhan biologis ketika dia memintanya, namun setelah itu dia
meninggalkanku kembali. Aku kaget dengan sikap suamiku mba, sangat
kekanak-kanakan. Belum istrinya datang marah-marah dirumahku
beberapa kali. Sedih, kecewa dan aku sulit mengambil keputusan tegas.
Suami menggugat cerai aku, sulit rasanya menerima, suami ku berpikir
jika aku bercerai dengannya akan menghapus yang telah terjadi dan
kembali menikah. Aku tidak tahu yang dia inginkan, hanya permainkan
hati perempuan. Padahal aku tidak menuntut membeli/menginginkan
seperti wanita diluar sana yang banyak maunya. Aku ingin ketenangan
dan perbaiki hidup. Hanya cucuku yang dapat menghiburku dan anak
terakhirku harapan terbesarku. Sulit rasanya percaya dengan laki-laki
kembali, entah hidupku seperti apa nanti. Karena aku berkali-kali
mencoba bunuh diri respon suamiku tetap membohongiku dengan istri
pertamanya. Ketika aku berteman/bergaul dengan teman-teman dia tidak
mengizinkanku.
P Saya mengerti apa yang ibu rasakan saat itu. Lalu dimana suami ibu saat
ini ?
K Dia belum kembali mba. Maaf mba saya kira hari cukup, saya sudah
sedikit lega mencurahkan semuanya. Terimakasih karena saya ingin
istirahat.
P Oh ya bu terimakasih..
K Maaf ya mba, karena jika aku ingat itu kepalaku pusing lagi namun, tidak
sesak seperti sebelumnya. Perasaan aku sudah sedikit plong/lega karena
menceritakan unek-unek di hati. Makasih ya mba mety.
P Iya bu, sebaiknya ibu istirahat. Saya pamit selamat sore.
K Sore mba
Sesi 4
P Selamat sore bu…
K Sore mba… maaf mba tadi saya istirahat baru bisa nemuin mba.
P Ndak papa bu.. Ibu gimana kabarnya hari ini?
K Alhamdulillah mba lumayan mba daripada kemarin.
P Sesi ke empat ini perihal ada tidak bu keinginan dari dahulu hingga saat
ini yang belum teralisasi?
K Aku ingin punya keluarga yang harmonis seperti orang-orang lainnya.
Dengan imam yang baik, keluarga yang tenang, pasangan hidup yang
mengerti aku. Aku belum bahagiakan anak bungsuku mba.
P Ada tidak perasaan bersalah dari ibu belum terwujudnya hal tersebut?
Apa saja ?
K Jelas ada mba, kadang aku bingung mba salah aku apa ya kok seperti ini.
Kesalahan dari atau orang lain, aku mikir terus salahku apa ke suamiku?
Masa aku harus gagal kedua kalinya. Jelas sih talak sudah dilontarkan
disaksikan RT secara agama sah. Tapi secara hukum belum, aku suka
mikir pernikahan pertama aku gagal karena KDRT dan sekarang yang
kedua seperti ini. Aku salah apa dan dimana letak kesalahanku aku selalu
menurut semua kata suamiku. Saat ini aku hanya bisa membahagiakan
orang disekitarku terutama anak bungsuku. Kalau aku mati bunuh diri
siapa yang akan mengurus, suamiku enak bisa nikah lagi. Anakku siapa
yang membiayai, aku berharap bisa membahagiakan anakku yang bungsu
agar dia bisa jadi orang. Setidaknya selesai SMA saja dan cari kerja sudah
cukup. Aku selalu mencari tau letak kesalahan ketika suami ku marah.
Contohnya seperti mantan istrinya, aku minta ketegasan agar dia ndak
gangguin hubungan kami dan dia memilih aku di hadapan dia. Dia
memang pernah melakukan itu tapi ujungnya dia marah sama aku karena
dia beralasan anak dengan mantan istrinya. Aku kembali menyalahkan
diri sendiri, karena aku suamiku marah. Contoh kecilnya mba gambar
profil whatapss aku ganti di hp dia, dia marah dan pergi dari rumah.
Karena apa mantan istrinya marah sama suamiku, cemburu. Aku merasa
gagal untuk kedua kalinya, belum omongan tetangga dan teman-teman.
Aku merasa tidak berdaya mengatasi urusan rumah tanggaku sendiri. Aku
sudah gagal sebagai istri dan ibu, aku belum membahagiakan anak
terakhirku yang menjadi harapanku. Dari awal aku menikah dengan suami
pertama, keluarga kurang setuju terutama kakakku hingga ribut besar dan
sampai sekarang hubungan kami tidak seperti sebelum menikah. Aku
memaksa karena cinta dengan mantan suamiku. Sekarang kedua kali aku
merasa gagal, banyak harapan dan banyak penyesalan seperti tidak
mendengarkan keluarga. Banyak kejadian yang sulit dilupakan terutama
rasa ketakutan seperti di cekik dan perasaan bersalah pada diri sendiri.
P Saya tahu apa yang ibu saya pasti berat menerima ini semua. Tapi ibu
harus tahu bahwa ada banyak orang diluar sana yang lebih besar
masalahnya disbanding ibu. Contoh kecilnya seperti tidak ada uang untuk
Sesi 5
P Selamat sore bu, ini ada buah buat ibu supaya segar
K Oh iya mba terimakasih… Mba gimana kabarnya ?
P Alhamdulillah sehat… pertemuan kali ini membahas mengenai solusi dari
permasalah ibu ya.
K Oh iya nanti aku dibantu ya mba, seperti apa sesinya. Sebelumnya aku
ambil minuman sebentar mba.
P Ndak usah bu, repotin..
K Ndak mba sekalian aku yo mau minum mba..
P Oh iya bu silahkan…
K Silahkan mba diminum.. Seadanya ya..
P Terimakasih bu… Bisa dimulai sekarang sesinya ?
K Bisa mba.. gimana ?
P Seperti biasa bu diskusi…
K Oh ya mba silahkan…
P Dari permasalahan yang ibu miliki yang paling mengganggu ibu ?
K Iya mba sangat mengganggu ya… Mengenai suamiku mba.. Kelakuan
suamiku bikin sakit kepala, mengganggu kegiatan sehari-hari dan nggak
ada gairah, pusing, mual, stres.
P Jadi ibu tau tidak yang menjadi stressor ibu menjadi sakit ?
K Stressor itu apa mba ?
P Yang menjadi pemicu/pencetus ibu menjadi sakit.
K Iya mba suami ku… Lalu bagaimana mba…
P Saya yakin ibu memiliki solusi yang terbaik untuk ibu sendiri.
K Oh begitu ya mba… Tapi aku bingung gimana caranya..
P Kita mulai perlahan bu, sau persatu…
K Iya mba..
P Sekarang apa yang ibu akan lakukan setelah ibu tahu bahwa suami ibu
yang membuat ibu sakit ?
K Jujur sih mba aku saat ini lebih ingin sendiri ya.. Aku lebih suka
menghindar mba dari suami…
P Lalu apa sudah di coba bu ?
K Sudah mba kemarin aku ndak angkat teleponnya. Pas suamiku ambil baju
dirumah aku ndak pulang kerumah, setelah suamiku pulang aku baru
pulang kerumah.
P Baik, apa itu berhasil membuat depresi ibu menurun ?
K Ya setidaknya aku ada waktu untuk sendiri dulu mba. Cukup untuk
mengistirahatkan hati.
Sesi 6
P Selamat sore bu, gimana sehat ?
K Alhamdulillah mba sehat…
P Wah.. Alhamdulillah
K Iya mba terimakasih mba
P Lalu gimana perasaanya setelah terapi ?
K Aku plong lega dan nggak sedih lagi karena aku udah cerita sama mba
mety. Aku juga sudah menikah lagi kemarin. Jika suamiku seperti itu lagi
aku nggak kaget lagi mba. Tapi aku masih butuh mba mety kalau mau
curhat boleh kan ya mba.. Terimakasih ya mba sudah didampingi dan jag
lost contact ya mba..
P Iya boleh bu.. iya bu tidak..
K Nanti kapan-kapan main kerumah mba…
P Iya bu inshaAllah…
LAMPIRAN ASSESSMENT
SPM
GRAFIS
1. DAP
2. BAUM
3. HTP
WARTEGG
SSCT
BDI
1. PRE
2. POST
3. FOLLOW UP
A. Latar belakang
oleh kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, maka akan diberikan
berupa terapi person center dimana membantu klien untuk menerima diri dan
tersebut dapat diterapkan pada semua orang, baik yang normal, neurotik,
sebagai penerimaan diri dan kenyataan, serta rasa tanggung jawab terhadap
masa yang akan datang adalah self-insight (wawasan diri). (Roger, 1987,
untuk klien dengan masalah kesehatan mental yang umum, seperti kecemasan
dan depresi. Efektivitas tidak terbatas pada individu dengan gejala ringan
hingga sedang dari onset baru-baru ini, tetapi meluas ke orang dengan gejala
B. Tujuan
C. Sasaran
paling akurat memprediksi perilaku di masa yang akan datang adalah self-
Tujuan :
Sasaran :
permasalahannya.
Kegiatan :
Tahapan :
Sesi II :
Kegiatan : Diskusi
Tahapan :
intervensi
Kegiatan : Diskusi
Tahapan :
Tujuan :
Sasaran :
membahagiakan keluarga.
Kegiatan : Diskusi
Tahapan :
orang lain.
bersalahnya.
masalah-masalahnya
Kegiatan : Diskusi
Tahapan :
Sesi VI : Terminasi
masalahnya.
Kegiatan : Diskusi
Tahapan :
Jurnal