DISUSUN OLEH
MIRA ARYUNI 184210569
ULFI TRIDAYANTI 174210149
DENNY REZEKI S 174210209
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala hidayah dan inayah-Nya,
penyusunan makalah islam dan keilmuan yang berjudul ilmu pengetahuan,
kebudayaan dan peradaban ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman tentang ilmu pengetahuan, kebudayaan dan peradaban
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis sangat
mengharapkan saran konstruktif demi kebaikan makalah yang akan datang. Akhir
kata penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Kelompok 13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih biasa kita kenal singkatannya
yaitu IPTEK. Hal ini merupakan yang paling pesat perkembangannya yang kita
rasakan selama ini. Setiap detiknya ilmu ini terus mengalami perkembangan-
perkembangan yang signifikan. IPTEK memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
kehidupan manusia pada saat sekarang ini.
Mempelajari ilmu teknologi saat ini telah menjadi sesuatu yang wajib bagi
beberapa orang. Sebab kemajuan teknologi saat ini menjadi salah satu syarat
menggunakan alat-alat dalam membantu menyelesaikan pekerjaan, tugas-tugas
sekolah maupun kuliah. Hal ini memang didasari oleh manfaat menuntut ilmu bagi
kehidupan yang sangat berguna, bukan hanya di waktu sekarang tetapi hingga waktu
yang akan datang.
Munculnya teknologi-teknologi terkini merupakan peran penting dari
ilmuwan-ilmuwan yang terus menerus melakukan penelitian dan percobaan serta
pengembangan terhadap suatu produk teknologi yang bermanfaat bagi semua orang.
Ilmu berkaitan juga erat dengan perkembangan kebudayaan pada suatu bangsa yang
akhirnya berujung menjadi ciri khas peradaban pada masa itu.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan peradaban?
2. Apa saja manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi?
3. Apa hubungan ilmu pengetahuan dengan kebudayaan ?
4. Apa perbedaan antara kebudayaan dan peradaban ?
5. Apa hubungan antara kebudayaan dan peradaban ?
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dari ilmu pengetahuan, kebudayaan dan peradaban
2. Mengetahui manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Mengetahui hubungan ilmu pengetahuan dan peradaban
4. Mengetahui hubungan antara kebudayaan dan peradaban
PEMBAHASAN
Ilmu pengetahuan dan nilai merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Persoalan yang kemudian timbul adalah ilmu-ilmu itu berkembang
dengan pesat apakah bebas nilai atau justru tidak bebas nilai. Bebas nilai yang
dimaksudkan artinya tuntutan terhadap setiap kegiatan ilmiah agar didasarkan pada
hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan menolak campur tangan
faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri
(Ardiansyah, 2011). Paling tidak ada tiga faktor sebagai indikator bahwa ilmu
pengetahuan itu bebas nilai, yaitu sebagai berikut :
1. Ilmu harus bebas dari berbagai pengandaian, yakni bebas dari pengaruh
eksternal seperti politis, ideologi, agama, budaya, dan unsur kemasyarakatan lainnya.
2. Perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu pengetahuan terjamin.
Kebebasan itu menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.
3. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis itu sendiri bersifat universal.
Syed Naquib al-Attas menyatakan bahwa ilmu pengetahuan modern tidak
bebas nilai, ia netral sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan,
kebudayaan, dan filsafat. Oleh karena itu umat Islam perlu mengislamisasikan ilmu.
Akar filsafat pendidikan Islam seperti pernyataan al-Attas tersebut bahwa ilmu bebas
nilai mengindikasikan adanya aksiologi, yakni pertimbangan nilai dalam ilmu
pengetahuan. Ilmu apapun namanya, jika ia diletakkan dalam wadah yang islami,
maka ilmu tersebut adalah “ilmu Islam” dan di luar itu tidak islami. Sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari sejarah perkembangan filsafat
ilmu, sehingga muncullah ilmuan yang digolongkan sebagai filosof dimana mereka
meyakini adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat ilmu. Filsafat
ilmu yang dimaksud di sini adalah sistem kebenaran ilmu sebagai hasil dari berfikir
radikal, sistematis dan universal. Oleh karena itu, filsafat ilmu hadir sebagai upaya
menata kembali peran dan fungsi Iptek sesuai dengan tujuannya, yakni memfokuskan
diri terhadap kebahagian umat manusia. Ilmu pengetahuan yang merupakan produk
kegiatan berpikir manusia adalah wahana untuk meningkatkan kualitas hidupnya
dengan jalan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Proses penerapan itulah
yang menghasilkan peralatan-peralatan dan berbagai sarana hidup seperti kapak dan
batu di zaman dahulu hingga peralatan komputer di zaman sekarang ini, serta alat-alat
yang lebih canggih (mutakhir) lagi untuk masa-masa mendatang.
Meskipun demikian, pada hakikatnya upaya manusia dalam memperoleh
pengetahuan tetap didasarkan pada tiga masalah pokok, yakni apa yang ingin
diketahui, bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan, dan bagaimana nilai
pengetahuan itu. Ilmu pengetahuan harus terbuka pada konteksnya dan agamalah
yang menjadi konteksnya itu. Agama mengarahkan ilmu pengetahuan pada tujuan
hakikinya, yakni memahami realitas alam dan memahami eksistensi Allah agar
manusia menjadi sadar akan hakikat penciptaan dirinya dan tidak mengarahkan ilmu
pengetahuan ke arah duniawi semata. Solusi yang diberikan alquran terhadap ilmu
pengetahuan yang terikat nilai adalah dengan cara mengembalikan ilmu pengetahuan
pada jalur yang semestinya sehingga menjadi berkah dan rahmat kepada manusia dan
alam bukan sebaliknya membawa mudharat.
Sedangkan Tokoh sosiologi Weber, menyatakan bahwa ilmu harus bebas nilai,
tetapi ilmu-ilmu sosial harus menjadi nilai-nilai yang relevan. Nilai-nilai itu harus
diimplikasikan oleh bagian-bagian praktis ilmu sosial jika praktik itu mengandung
tujuan atau rasional. Tanpa keinginan melayani kepentingan segelintir orang, budaya,
maka ilmuwan sosial tidak beralasan mengajarkan atau menuliskan itu semua. Suatu
sikap moral yang sedemikian itu tidak mempunyai hubungan objektivitas ilmiah.
Kehati-hatian Weber dalam memutuskan apakah ilmu bebas nilai atau tidak, bisa
dipahami mengingat di satu pihak objektivitas merupakan ciri mutlak ilmu
pengetahuan, sedang di pihak lain subjek yang mengembangkan ilmu dihadapkan
pada nilai-nilai yang ikut menentukan pemilihan atas masalah dan kesimpulan yang
dibuatnya.
Tokoh lain Habermas berpendirian teori sebagai produk ilmiah tidak pernah
bebas nilai. Pendirian diwarisi dari pandangan Husserl yang melihat fakta atau objek
alam diperlukan oleh ilmu pengetahuan sebagai kenyataan yang sudah jadi. Hebermas
menegaskan lebih lanjut bahwa ilmu pengetahuan alam terbentuk berdasarkan
kepentingan teknis. Ilmu pengetahuan alam tidaklah netral, karena isinya tidak lepas
sama sekali dari kepentingan praktis kendati dengan cara yang berbeda.
Kepentingannya adalah memelihara serta memperluas bidang saling pengertian antar
manusia dan perbaikan komunikasi. Setiap kegiatan teoritis yang melibatkan pola
subjek-subjek selalu mengandung kepentingan tertentu. Kepentingan itu bekerja pada
tiga bidang, yaitu pekerjaan, bahasa dan otoritas. Pekerjaan merupakan kepentingan
ilmu pengetahuan alam, bahasa merupakan kepentingan ilmu sejarah dan
hermeneutika, sedang otoritas merupakan kepentingan ilmu sosial.
Oleh karena itu, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan
harus murni dikembangkan sesuai dengan pertimbangan ilmiah. Karena ilmu
pengetahuan yang bebas nilai bertujuan agar ilmu pengetahuan dapat mencapai
kebenaran ilmiah yang objektif dan rasional. Tidak dibenarkan bila suatu ilmu
pengetahuan hanya berlaku bagi kepentingan suatu pihak tertentu. Jika demikian
maka ilmu pengetahuan tidaklah bersifat universal.
Saran
Dikarenakan ilmu pengetahuan sangat berkaitan dengan pengembangan
kebudayaan dan peradaban, kita sebagai manusia hendaknya memperhatikan nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat maupun agama. Sehingga pengembangan ilmu
pengetahuan tidak bertentangan dengan nilai namun tetap mendukung kemajuan
perkembangan kebudayaan dan peradaban.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, MA. 2011. Pengertian dan Konsep Sistem Nilai melalui http://kabar-
pendidikan.blogspot.com/2011/04/pengertian-dan-konsep-sistem-nilai.html diakses
pada 28 November 2018
http://helfinarayya.blogspot.com/2012/02/agent-of-change.html diakses 28 November
2018
https://mildsend.wordpress.com/tag/pengertian-profesionalisme/ diakses 28
November 2018
Huntington, Samuel P. (2004). The Clas Of Civization and the Remaking Of Worl
Order. Terjemahan M. Sadat Ismail Benturan antar Peradaban dan masa Depan
Politik Dunia Yogyakarta : Penerbit Kalam.
Kaswadi. 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Gramedia: Jakarta
Qolil. 2015. Penjelasan Etika Profesi dan Profesionalisme. melalui
https://qolilwicaksono12.wordpress.com/2015/10/29/penjelasan-etika-profesi-dan-
profesionalisme/ diakses pada 28 November 2018
Widyosiswoyo. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Ghalia Indonesia: Jakarta
Wignjosoebroto, S. 1999. Profesi Profesionalisme dan Etika Profesi. Media Notariat,
PP INI, 2001.
Zainuddin, A. 2016. Sistem Nilai Ilmu Pengetahuan melalui
http://kumpulanmakalah.com/2015/11/sistem-nilai-ilmu-pengetahuan.html diakses
28 November 2018