Disusun Oleh:
Ayuli Serlia – 03311740000007
Dani Ilham Z – 03311740000070
Arsie Mielarich – 03311740000088
Kelas:
Sistem Informasi Perencanaan – A
Dosen Pengampu:
Cherie Bhekti Pribadi, ST., MT.
2020
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT sehingga penulisan laporan mata
kuliah Sistem Informasi Perencanaan yang berjudul “Laporan Hasil Peta Eksisting” untuk
kebutuhan aplikasi Sistem Informasi Perencanaan dapat diselesaikan.
Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Cherie Bekti Pribadi, ST., MT. selaku dosen pengampu sekaligus dosen responsi
mata kuliah Sistem Informasi Perencanaan
2. Teman-teman sekelas dalam mata kuliah Sistem Informasi Perencanaan serta teman-
teman angkatan 2017 yang telah memberi banyak referensi bagi penulis dalam
menyelesaikan laporan ini
3. Dan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan ini, tetapi penulis tetap
berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi kemajuan penulis,
penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran yang berguna. Terima
kasih.
i
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
DAFTAR ISI
ii
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
DAFTAR GAMBAR
iii
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
DAFTAR TABEL
iv
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Data dasar berupa data spasial ini dijadikan sebagai referensi dalam proses digitasi
wilayah studi untuk dapat dianalisis lebih lanjut. Hal ini dikarenakan analisis
menggunakan data vektor (hasil digitasi) akan lebih mudah dilakukan, dibandingkan jika
dilakukan analisis hanya bergantung pada data raster belaka. Data vektor hasil digitasi ini
selanjutnya dijadikan sebagai acuan data eksisting kondisi Kota Malang terkini yang akan
dibandingkan dengan data Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Kota Malang 2010-
2030 untuk mengalisis apakah arah penataan ruang yang ada sudah sesuai atau belum
dengan perencanaan yang telah dibuat oleh institusi yang berwenang. Hasil akhir dari
proses digitasi yang dilakukan adalah berupa Peta Eksisting Kelurahan Tunjungsekar,
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.
2
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
BAB II
STUDI LITERATUR
a. Optimalisasi (Optimalization)
Optimalisasi adalah prosedur untuk memilih opsi “yang palng cocok” dari
berbagai alternatif yang ada dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
semaksimal mungkin menurut proporsi atau sesuai dengan sumber daya yang langka.
b. Rencana (Plan)
Rencana mengacu kepada dokumen yang berasal dari suatu tindakan
perencanaan. Adapun pada dokumen tercantum sejumlah aspek berikut:
1. Analisis dinamis mengenai situasi dan kondisi
2. Penetapan tujuan, sasaran, atau target yang harus dicapai
3. Uraian tentang proyek dan program tindakan yang harus dijalankan untuk
mencapai tujuan/target dengan menyebutkan sarana yang digunakan,
tempat/lokasi, waktu, cara/metode, serta siapa pelaksananya (stakeholder).
c. Perencanaan (Planning)
Perencaan mengacu kepada suatu proses yang meliputi:
1. Perumusan tujuan
2. Inventarisasi, penelitian, dan survei
3. Penyusunan rencana
4. Evaluasi/penilaian unsur atau komponen proses perencanaan
5. Perumusan program pembangunan dan pengembangan
3
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
4
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
5
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
6
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
7
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
8
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Gambar 3 Peta Administrasi Kota Malang (Sumber: Kota Malang Dalam Angka
2020)
9
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Pada tahun 2019, Kota Malang memiliki 550 Rukun Warga (RW) dan 4.226
Rukun Tetangga (RT) sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 4 Data Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) Kota Malang
10
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
11
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
12
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Berdasarkan diagram terlampir, bahwa dengan luas wilayah Kota Malang seluas
110,06 km2 ini, penggunaan guna lahan terbesar adalah permukiman tertata yang
seluas kurang lebih 3.966,66 Ha atau 36% dari luas wilayah Kota Malang (luas total
permukiman seluas 4558,44 Ha). Penggunaan lahan kedua terbesar adalah untuk
pertanian tanah kering/tegalan seluas 2.654,17 Ha atau 24% dari luas wilayah
sedangkan kebutuhan akan lingkungan hijau atau ruang terbuka hijau baik berupa
hutan atau taman atau pedestrian hanya sebesar 15,67 Ha.
Sebagai lokasi amatan adalah ruang terbuka hijau publik yang ada di Kota
Malang. Luas ruang terbuka hijau di Kota Malang diperkirakan masih sekitar 28
persen dari luas kota. Selain itu, proporsi antara ruang terbuka hijau privat dan rung
terbuka hijau publik masih belum seimbang.
Sejak tahun 2012, Pemerintah Kota Malang gencar melakukan revitalisasi untuk
meningkatkan luasan ruang terbuka hijau publik dan pencegahan pengalihan lahan.
Pada tahun 2013 Dinas Kebersihan dan Pertamanan (sekarang telah berganti nama
menjadi Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman) berencana menambah titik
titik taman setelah melakukan pendataan ulang terhadap ruang terbuka hijau publik
yang ada.
Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun
2010-2030, pembagian kawasan di Kota Malang terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kawasan Lindung
- Kawasan Lindung Setempat
- Ruang Terbuka Hijau (RTH)
b. Kawasan Budidaya
- Kawasan Permukiman
13
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
14
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
c. Aspek Ekonomi
Salah satu pilar utama penopang ekonomi Kota Malang adalah sektor/kategori
perdagangan. Jumlah sarana perdagangan di Kota Malang sebanyak 17.047 unit
yang terdiri dari 26 unit pasar dan 17.021 toko/kios/warung. Jumlah pasar paling
banyak di Kecamatan Klojen yaitu sebanyak 14 unit dan paling sedikit di
Kecamatan Lowokwaru yaitu 1 unit. Adapun untuk rincian sarana perdagangan
Kota Malang dirangkumkan pada tabel berikut ini:
Tabel 9 Data Jenis Sarana Perdagangan Kota Malang
15
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Gambar 7 Realisasi Volume (kg) dan Nilai (US$) Ekspor Impor, 2019
2.2.6 Transportasi
Panjang jalan di Kota Malang 1.244,87 km yang terdiri dari 12,74 km jalan
negara, 10,94 km jalan provinsi, dan 1.221,29 jalan kota. Dari sepanjang jalan
tersebut dalam kondisi di aspal semua. Dari jalan yang menjadi kewenangan kota
Malang, 511,196 dalam kondisi baik, 560,173 kondisi sedang, 130,056 kondisi
rusah, dan 19,868 kondisi rusak berat. Jumlah kendaraan di Kota Malang selalu
meningkat setiap tahun, dengan jumlah paling banyak adalah sepeda motor 482.817
unit, mobil penumpang 98.392 unit, truk 20.685 unit, dan bus 1.082 unit.
16
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
2.2.7 Pariwisata
Di Kota Malang terdapat 1.444 unit restoran dan rumah makan dengan jumlah
paling banyak terdapat di Kecamatan Klojen yang berjumlah 686 buah. Untuk
mendukung sektor pariwisata, di Kota Malang terdapat 29 hotel bintang, 44 hotel
nonbintang, 10 guest house dan 17 wisma pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara selama tahun 2019 sebanyak 16.286 orang dan wisatawan domestik
sebanyak 5.170.523 orang. Kunjungan wisatawan paling banyak pada bulan
Desember dan paling sedikit pada bulan April.
17
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
2.2.7 Kebencanaan
Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD), jumlah kejadian bencana yang terjadi di Kota Malang memiliki
kecenderungan peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2015, BPDB mencatat ada
sebanyak 12 bencana. Pada tahun 2016, jumlah tersebut meningkat menjadi 101
kejadian. Sedang pada tahun 2017, terdapat 192 kejadian. Dan di tahun 2018, jumlah
itu meningkat kembali menjadi 222. Sedangkan pada tahun 2019, setidaknya hingga
bulan April, tercatat terjadi 82 kejadian. Catatan kejadian bencana pada tahun 2015
dan 2016 masih cenderung sedikit juga lantaran data belum terekam secara
sistematis akibat Pusdalops PB belum terbentuk. Adapun rincian kejadian bencana
yang terjadi di Kota Malang mencakup:
- Kebakaran
- Tanah longsor
- Banjir
- Angin kencang
- Cuaca ekstrem
- Pohon tumbang
- dsb
18
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
19
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
c. Kecamatan Sukun
20
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
e. Kecamatan Kedungkandang
21
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
22
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
tata ruang yang ikut melibatkan aspek sanitasi serta aspek IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) dengan tujuan mencapai akses sanitasi layak dengan
persentase 100% untuk seluruh penduduk Kota Malang.
2.3.3 Subsektor Permasalahan Genangan di Wilayah Kota
Pada subsektor permasalahan genangan di wilayah kota, berdasarkan data
Barenlitbang Kota Malang pula, terdapat total 27 titik genangan air yang tersebar di
wilayah Kota Malang sepanjang tahun 2017. Penyebab dari permasalahan ini pun
cenderung beragam, mulai dari kapasitas saluran yang tidak memadai, terjadinya
sedimentasi, dimensi saluran, serta semakin berkurangnya ruang terbuka selaku
wilayah resapan air. Hingga tahun 2019, tercatat bahwa Pemerintah Kota Malang
masih kerap kali mendapat keluhan masyarakat terkait permasalahan genangan air
yang muncul di berbagai lokasi, terutama ketika musim penghujan tiba.
23
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
bangunan ataupun ditanami tiang listrik yang tidak sesuai ketentuan yang dilakukan
di atas drainase.
24
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Salah satu faktor yang menyebabkan pemanfaatan PSU ini belum berjalan
dengan maksimal adalah belum diserahkannya PSU kepada Pemerintah Daerah
sebagaimana yang telah ditentukan. Selain itu, permasalahan ini juga dipicu oleh
tidak tertibnya penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum oleh pihak ketiga
kepada Pemerintah Daerah akibat belum jelasnya mekanisme penyerahan PSU. Oleh
sebab itu, diperlukan peraturan yang secara tegas mengatur aspek ini melalui
Peraturan Wali Kota sebagai solusi penyelesaian masalah.
Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi adalah pada proses pembangunan
PSU juga kerap kali tidak melibatkan pengawasan (monitoring) dengan baik dan
pada saat butuh pemeliharaan juga sering kali memunculkan masalah lantaran belum
diserahkan oleh pihak pengembang kepada pihak Pemerintah Daerah. Hal ini
berakibat pada tertundanya pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui PSU yang
dibangun. Dengan terbitnya Peraturan Wali Kota terkait penyerahan PSU kepada
Pemerintah Daerah Kota Malang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan
ini dan dijadikan pula sebagai salah satu landasan dalam proses perencanaan tata
ruang Kota Malang.
25
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
BAB III
METODOLOGI
26
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
27
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
28
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
BAB IV
HASIL
Berdasarkan peta yang telah dibuat, kenampakan alam dan buatan yang ditampilkan pada peta
ini mencakup:
1. Bangunan
2. Pemukiman
3. Sawah
4. Lahan terbuka
5. Jalan lokal
6. Jalan lingkungan
7. Jalan setapak
8. Sungai
9. Batas kelurahan
29
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Informasi luasan lahan dari wilayah Kelurahan Tunjungsekar berdasarkan hasil digitasi yang
tercantum pada bagian Attribute Table adalah sebagai berikut:
a. Luas Wilayah Pemukiman
Luas total wilayah pemukiman adalah 1.395.974,869273 m2 .
30
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
31
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Berdasarkan tabel yang telah disusun, berikut merupakan persentase penggunaan lahan wilayah
Kelurahan Tunjungsekar dengan persentase pemanfaatan lahan sebagai wilayah pemukiman
mencapai angka tertinggi, yakni 77%, disusul oleh area persawahan (17%), dan lahan terbuka
(6%).
6%
17%
77%
32
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Gambar 31 Peta Pembagian Sub BWP dan Blok Untuk BWP Malang Utara
Berdasarkan peta di atas, wilayah Kelurahan Tunjungsekar termasuk pada Sub BWP 5 yang
juga merupakan wilayah prioritas dalam rencana penataan ruang selain Sub BWP 1. Adapun aspek
yang menjadi prioritas penanganan untuk wilayah Kelurahan Tunjungsekar adalah sebagai berikut:
a. Penataan kawasan secara lebih rinci dengan penyusunan RTBL (Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan);
b. Peningkatan aksesibilitas;
c. Penataan intensitas bangunan;
d. Penyediaan RTH koridor jalan; dan 5
e. Penyediaan perdagangan dan jasa.
33
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
34
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
35
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
36
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
37
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
- Zona Perkantoran
1. Sub Zona Perkantoran Pemerintah
Rencana sub zona perkantoran pemerintah meliputi:
Sub zona perkantoran pemerintah berupa kantor kecamatan, kantor
kelurahan dan kantor dinas yang tersebar di tiap Sub BWP; dan
Sub zona perkantoran pemerintah yang sudah ada dipertahankan
keberadaannya.
2. Sub Zona Perkantoran Swasta
Rencana sub zona perkantoran swasta meliputi:
Sub zona perkantoran yang sudah ada berupa bank yang terdapat di
Sub BWP I blok I-E, Sub BWP III blok III-E dan Sub BWP IV
blok IV-C dan kantor radio di Sub BWP III blok III-B; dan
Sub zona perkantoran swasta berupa kantor konsultan, kantor
notaris dikembangkan menyatu dengan kawasan perumahan dan
kawasan perdagangan tersebar di tiap Sub BWP.
- Zona Industri
1. Sub Zona Industri Kecil
Rencana sub zona industri kecil meliputi:
Sub zona industri kecil yang sudah ada terdapadi Sub BWP I blok
I-H dan Sub BWP III blok III-G; dan
Sub zona industri kecil yang sudah ada dipertahankan
keberadaannya dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan
38
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
39
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
Sub zona peribadatan berupa gereja yang sudah ada terdapat di Sub
BWP III blok III-F dan Sub BWP IV blok IV-F.
Sub zona peribadatan berupa vihara yang sudah ada terdapat di Sub
BWP IV blok IV-E.
Sub zona peribadatan berupa masjid, langgar/musholla dan gereja
dikembangankan di tiap Sub BWP terutama perumahan baru sesuai
dengan daya dukung penduduknya.
40
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
41
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
42
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
43
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
44
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2012. Analisis Tata Ruang Pembangunan Edisi Pertama. Yogyakarta.
Anggreni, Pipit. 2019. Banyak Sarana Prasarana Permukiman Bermasalah, Barenlitbang
Akan Pertegas dengan Peraturan Wali Kota. Malang: Malang Times.
https://www.malangtimes.com/baca/39984/20190526/135000/banyak-sarana-prasana-
permukiman-yang-bermasalah-barenlitbang-akan-pertegas-dengan-peraturan-wali-kota.
(Diakses pada 26 Oktober 2020 Pukul 23.20 WIB)
Anonim. Sistem Informasi Titik Jalan Rawan Genangan Air di Kota Malang. Malang:
Departemen Geodesi ITN. http://geodesiitn.weebly.com/drainase-kota-malang.html. (Diakses
pada 26 Oktober 2020 Pukul 23.15 WIB)
Arlina, Rizka. 2011. IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH DALAM UPAYA
PEMBANGUNAN DAERAH PERKOTAAN (STUDI PADA KECAMATAN
KEDUNGKANDANG KOTA MALANG). Malang: Universitas Brawijaya
Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2020. Kota Malang Dalam Angka 2020. Malang: Badan
Pusat Statistik Kota Malang.
DPUPRPKP Kota Malang. 2017. DPUPR, PEMBUANGAN SANITASI DI KOTA MALANG
KEBANYAKAN BERUJUNG DI SUNGAI. https://dpuprpkp.malangkota.go.id/dpupr-
pembuangan-sanitasi-kota-malang-kebanyakan-berujung-sungai/. (Diakses pada 26 Oktober
2020 Pukul 23.05 WIB)
Mungkasa, Oswar. 2020. Perencanaan Tata Ruang Sebuah Pengantar. Jakarta: Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Pemerintah Kota Malang. 2011. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang. Malang: Pemerintah Kota Malang.
Putri, Bella Ayu Kurnia. 2019. Respon Pemkot Malang Terkait Keluhan Genangan Air di Jalan
Bunga Cokelat dan Pisang Kipas. https://suryamalang.tribunnews.com/2019/11/28/respon-
pemkot-malang-terkait-keluhan-genangan-air-di-jalan-bunga-cokelat-dan-pisang-kipas.
(Diakses pada 26 Oktober 2020 Pukul 23.14 WIB)
Ratri, Nurlayla. 2018. Barenlitbang Kota Malang Petakan Enam Masalah Besar Metropolitan,
Apa Saja?. Malang: Malang Times.
https://www.malangtimes.com/baca/26975/20180426/150348/barenlitbang-kota-malang-
petakan-enam-masalah-besar-metropolitan-apa-saja. (Diakses pada 26 Oktober Pukul 23.00
WIB)
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Jakarta: Republik Indonesia.
Sasongko, Ibnu, dkk. 2018. Konsep Penanganan Sanitasi Permukiman Kumuh di Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang. Semarang: Biro Penerbit Planologi Universitas Diponegoro.
45
SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
46