Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian fikih siasah


Fikih siasah adalah aspek ajaran Islam yang mengatur sistem kekuasan dan pemerintahan.
Politiksendiri artinya segala urusan dan tindakan (kebijakan,siasat, dan sebagiannya)
mengenai pemerintahan suatu Negara, dan kebijakan suatu Negara terhadap Negara lain.
2. Prinsip system politik islam
- Prinsip-prinsip Dasar Siasah dalam negeri
Menurut sitem politik Islam dalam penyelenggaraan suatu Negara perlu adanya
prinsip prinsip dasar yang harus diperhatikan,diantaranya :
1. Musyawarah
2. Pembahasan bersama,
3. Tujuan bersama,
4. Pembahasandiarahkan untuk penyelesaian masalah,
5. Persamaan (Al-Musa’awah),
6. Kebebasan atau kemerdakaan,
7. Perlindungan terhadap jiwa, raga, dan harta masyarakat
- Prinsip-prinsip Dasar Siasah luar negeri
Menurut Ali Anwar, ada beberapa prinsip politik luar negeri dalam Islam,yakni: (Ali
Anwar, 2002:195).
1. Saling menghormati fakta-fakta dan traktat-traktat(Q.s. 8: 58; 9: 4,7: 16: 91; 17:
34)
2. Kehormatan dan integrasinasional (Q.s. 16:92)
3. Keadilan universal (internasional) (Q.s. 5: 8)
4. Menjaga perdamaian abadi; (Q.s. 5: 61)
5. Menjaga kenetralan Negara-negaralain(Q.s. 4 : 89,90) Larangan terhadap
eksploitasi para imperialis (Q.s.6:92)
6. Memberikan perlindungan dan dukungan kepadaorang-orang Islam yang hidup di
negara lain (Q.s. 8: 72)
7. Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaannetral(Q.s. 60: 8,9)
8. Kehormatan dalam hubungan internasional (Q.s.55:60),Persamaan keadilan
untuk para penyerang(Q.s.2:95; 16: 126; 42: 40).
\\\

3. Prinsip-prinsip kepemimpinan islam


Prinsip-prinsip atau nilai-nilai tersebut antara lain : prinsip Tauhid, As-syura
(bermusyawarah), Al-'adalah (berkeadilan), Hurriyah Ma'a Mas'uliyah (kebebasan
disertai tanggungjawab), Kepastian Hukum, Jaminan Haq al Ibad (HAM) dan lain
sebagainya.
4.
5. Konsep masyarakat madani

Ciri mendasar dari masyarakat madani yang dibangun Nabi Muhammad antara lain :
1. Egalitarianisme
2. Penghargaan kepada orang berdasarkan prestas (bukan kesukuan, keturunan, ras,
dan sebagainya)
3. Keterbukaan partisipasi seluruh anggota (masyakat aktif )
4. Penegakan hukum dan keadilan
5. Toleransi dan pluralisme
6. Musyawarah

6. Melaksanakan perintah allah


Memelihara hubungan dengan Allah dimulai dengan melaksanakan tugas perhambaan
dengan melaksanakan ibadah secara sungguh-sungguh(khusyu)dan ikhlas.Seorang hamba
yang bertaqwa adalah orang yang menghambakan dirinya kepada Allah SWT dan selalu
menjaga hubungan dengan Allah terus menerusakan menjadi kendali dirinya sehingga
dapat menghindar dari kejahatan dan kemungkaran dan membuatnya konsisten terhadap
aturan-aturan Allah. Karena inti dari taqwa itu adalah melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangannya.
7. Memelihara hubungan dengan AllahSWT juga dilakukan dengan menjauhi perbuatan
yang dilarang Allah, yaitu perbuatan dosa dan kemungkaran.
Melaksanakan perintah dan menjauhi laranganAllah pada dasarnya adalah bentuk-bentuk
prilaku yang lahir dari pengendalian diri atau mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam
dirinya.
8. Hak Memperoleh Keadilan
Islam tidak membedakan rasa keadilan itu diberikan. Orang Islam harus adil walaupun
sesama non Islam. Keadilan yang diperintahkan Islam kepada penganutnya tidak
dibatasi kepada warga negaranya sendiri, tetapi pada sesama umat manusia.
9. Menurut ajaran Islam, dengan melaksanakan kedua hubungan itu hidup manusia akan
sejahtera baik di dunia maupun di akhirat kelak. Untuk mencapai tujuan kesejahteraan
dimaksud, di dalam Islam selain dari kewajiban zakat, masih disyari’atkan
untukmemberikan shadaqah, infaq, hibah, dan wakaf kepada pihak- pihak yang
memerlukan.
Lembaga-lembaga tersebut dimaksud untuk menjembatani dan memperdekat hubungan
sesame manusia, terutama hubungan antara kelompok masyarakat yang kuat dengan
kelompok masyarakat yang lemah;antara yang kaya dengan yang miskin.
10. Kesehatan dalam ajaran Islam selalu menekankan agar setiap orang memakan
makanan yang baik dan halal sebagaimana Firman Allah yang artinya : “wahai sekalian
manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.[1] Qs
al Baqoroh ayat 181 Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-
baik yang Kami rezekikan kepadamu.[1] QS al Maidah ayat 88
11. Eksistensi dan Martabat Manusia sebagai hamba dan kholifah
Al-Qur’an menggambarkan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan, sebagai Khalifah-
Nya di muka bumi, serta sebagai makhluk yang semi-samawi,yang dalm dirinya
ditanamkan sifat mengakui Tuhan, bebas, terpercaya, rasa tanggung jawab terhadap
dirinya maupun alam semesta, serta dikaruniai keunggulan atas alam semesta, langit dan
bumi. Manusia dibekali dengan kecenderungan ke arah kebaikan maupun
kejahatan.Kemajuan dan manusia dimulai dari kelemahan dan ketidak mampuan, yang
kemudian bergerak kearah kekuatan, tetapi hal itu tidak menghapuskan kegelisahan,
kecuali manusia dekat dengan Tuhan dan mengingat-Nya. Kapasitas manusia tidak
terbatas, baik dalam kemampuan belajar maupun dalam menerapkan ilmu. Manusia
mempunyai keluhuran dan martabat naluriah. Motivasi dan pendorong manusia, dalam
banyak hal tidak bersifat kebendaan. Manusia dapat secara leluasa memanfaatkan rahmat
dan karunia yang dilimpahkan kepada dirinya ,namun pada saat yang sama, manusia
harus menunaikan kewajiban kepadaTuhan.
12. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menaggung,memikul jawab, menaggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan
menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatanya yang disengaja atau pun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
13. Tanggung jawab tehadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
Dengan demikian bisa memecahkan masalahnya sendiri. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan
sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia
berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik
yang sengaja maupun yang tidak.
Contoh :
Pada saat kita masih kecil kita bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter yang dapat
menyembuhkan orang banyak. Cita-cita yang kita gantungkan itu tidak akan tercapai
tanpa usaha apapun. Maka tanggung jawab kita disini adalah belajar dengan tekun agar
cita-cita yang kita gantungkan tersebut dapat tercapai.
14. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk social. Dengan demikina manusia disini merupakan
anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat lainnya agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
Contoh :
Tanggung jawab kita sebagai masyarakat adalah menjaga lingkungan masyarakat agar
tetap tenang dan damai. Maksudnya disini adalah kita jangan membuat onar dilingkungan
tersebut dengan tidak membuat masalah yang meresahan warga sekitar seperti mabuk-
mabukkan dan lain sebagainya. Serta tidak saling bermusuhan dengan tetangga. Jadi jika
tanggung jawab ini kita emban dan kita laksanakan dengan baik, maka lingkungan
masyarakat akan tenang.
15.
Uraian
1. Pengertian taqwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi wiqayah yang berarti takut, menjaga, memelihara
dan melindungi. Secara etimologis dapat diartikan sikap memelihara keimanan
yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran islam secara utuh dan konsisten
(istiqamah).

Dalam Surat Al-Baqarah : 177 menjelaskan karakteristik taqwa yang secara umum dapat
dikelompokkan kedalam lima kategori indikator ketaqwaan.

Pertama, iman kepada Allah, para malaikat, kitab kitab, dan para nabi. Dengan kata lain
memelihara fitrah iman.
Kedua, mengeluarkan harta kepada kerabat yang dikasihinya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, orang-orang yang terputus diperjalanan, orang-orang yang meminta dana,
orang-orang yang tidak memiliki kemampuan memenuhi kewajiban memerdekakan
budak, indikator kedua ini dapat dikatakan mencintai sesama umat manusia yang
diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.
Ketiga yaitu mendirikan shalat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain memelihara
ibadah formal.
Keempat yaitu menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri.
Kelima yaitu sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata
lain memiliki semangat perjuangan. Taqwa yang ditujukan dalam ayat diatas dengan
lima indikator pada dasarnya dapat di dasarikan dalam dua kecenderungan sikap yaitu :
a. Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah SWT.
b. Sikap konsisten memelihara hubungan secara horizontal, yakni cinta dan kasih
sayang kepada sesama umat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan
kebaikan.

2. Fungsi hadist terhadap Al-Quran

Fungsi hadis terhadap Al Quran dapat dikelompokkan sebagai berikut:


 Menjelaskan ayat-ayat Al Quran yang bersifat umum. Contohnya, dalam Al Quran
terdapat ayat tentang shalat. Ayat tersebut dijelaskan oleh hadis sebagai
berikut : “Shalatlah kamu sebagaimana aku shalat”.
 Memperkuat pernyataan yang ada dalam Al Quran. Contohnya, dalam Al Quran ada
ayat sebagai berikut : “Barangsiapa di antara kamu yang melihat bulan maka
berpuasalah”. Ayat tersebut diperkuat olah hadis Rasulullah sebagai
berikut : “Berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihat bulan”.
 Menerangkan maksud dan tujuan ayat. Contohnya, dalam Surah At Taubah [9] ayat
34 dikatakan : “Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, kemudian tidak
membelanjakannya di jalan Allah, gembirakanlah mereka degan azab yang pedih.”
Ayat tersebut dijelaskan oleh hadis berikut :“Allah tidak mewajibkan zakat
melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati.”.
 Menerapkan hukum atau aturan yang tidak disebutkan secara zahir dalam Al Quran.

3. Pengertian ihsan
Ihsan (Arab: ‫" ;احسان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah
Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya,
maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan
kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan
kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya. (Majmu
fatawa (3/216-219) ; Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin).

4. Masjid sebagai pusat peradaban, fungsi masjid


Menurut ajaran islam, masjid memiliki dua fungsi yang utama, yaitu
a. Sebagai pusat ibadah ritual.
b. Berfungsi sebagai pusat ibadah sosial.

Dari kedua fungsi tersebut titik sentralnya bahwa fungsi utama masjid adalah sebagai
pusat pembinaan umat Islam.
5. Kesehatan tubuh
Kesehatan dalam ajaran Islam selalu menekankan agar setiap orang memakan
makanan yang baik dan halal sebagaimana Firman Allah yang artinya : “wahai sekalian
manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. [1] Qs
al Baqoroh ayat 181 Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-
baik yang Kami rezekikan kepadamu. [1] QS al Maidah ayat 88.

Anda mungkin juga menyukai