Anda di halaman 1dari 12

Format Tugas Laporan Tutorial

I. Nama : Misra Laila


Nim : 17171078
Kelompok :4
Tutor : dr. Farid Bastian, MKM
Skenario ke- :3
Blok : 20

II. Seven Jumps

Langkah I : Identifikasi Istilah


1. primary survey
2. Vulnus laceratum
3. hematom periorbital dextra
4. multiple vulnus scissum
5.vulnus excoriatum
6. Vulnus Excoriasi
7. bulnus pucctum

Jawaban:

1.Penanganan awal dalam Primary Survey membantu mengidentifikasi keadaan-keadaan yang


mengancam nyawa, yang terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
A : Airway, pemeliharaan airway dengan proteksi servikal B : Breathing, pernapasan dengan ventilasi
C : Circulation, kontrol perdarahan
D : Disability, status neurologis
E : Exposure/Environmental control, membuka seluruh baju penderita, tetapi cegah hipotermia

2.vulnus laceratum adalah luka yang terjadi akibat trauma oleh benda yang tidak tajam, misalnya
tepi meja, terkena bagian dari kendaraan bermotor dan sebagainya, tapi tidak rata

3.Hematoma periorbital dextra , biasa disebut mata hitam , adalah memar di sekitar mata sebelah
kanan yang biasanya karena cedera pada wajah dan bukan pada mata. Nama tersebut mengacu
pada warna memar. Yang disebut mata hitam adalah hasil dari penumpukan darah dan cairan di
jaringan areolar yang lepas setelah terjadi pukulan di kepala. Darah ini mengalir bebas di bawah kulit
kepala menghasilkan pembengkakan umum di atas kubah tengkorak tetapi tidak dapat masuk ke
daerah oksiptial atau pelipis karena tulang melekat pada otot Occipitofrontalis .

4. Luka tajam (vulnus scissum), Luka berupa garis yang tidak teratur dan jaringan kulit disekitar luka
ikut mengalami kerusakan, atau disebabkan oleh alat tajam seperti pisau atau kaca.
5.vulnus excoriatum : Luka Lecet (Abrasi atau Ekskoriasis) Yaitu luka yang mengenai lapisan kulit
paling atas (epidermis) yang disebabkan oleh gesekan kulit dengan permukaan yang kasar.

6.Vulnus Excoriasi atau di singkat “VE” adalah luka yang di akibatkan terjadi gesekan dengan benda
keras. Cara mengidentifikasikan Vulnus Excoriasi adalah luka yang memiliki Panjang dan Lebar,
Berbeda dengan “VL” yang memiliki kedalaman luka.

7. Vulnus Punctum (Luka Tusuk)


Vulnus Punctum atau di singkat “VP” adalah luka akibat tusukan benda tajam, yang mengakibatkan
luka sempit dan dalam.
Langkah II : Identifikasi Masalah

1. bagaimana mekanisme terjadinnya multiple vulnus pada pasien di sk ? dan identifikasi luka pada
pasien mana ygbluka tertutup/ terbuka
2. tindakan awal yg tepat pada vulnus? apa yg terjadi bila luka dibiarkan saja?
3. interpretasikan pemeriksaan vital dan fisik!
4. bagaimana proses penyembuhan luka?
5. apakah ada perbedaan tatalaksana vulnus terbuka dan tertutup?
Jawaban:

1. Mekanisme Terjadinya Luka

Luka insisi (Incised Vulnus), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misalnya yang terjadi
akibat pembedahan.

Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat
(ligasi). Luka memar (Contusion Vulnus), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.

Luka lecet (Abraded Vulnus), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya
dengan benda yang tidak tajam. Luka tusuk (Punctured Vulnus), terjadi akibat adanya benda, seperti
peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.

Luka gores (Lacerated Vulnus), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
Luka tembus (Penetrating Vulnus), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian
awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.

2. Tindakan yg akan diberikan yaitu

a.Menghentikan perdarahan

Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan.

•Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat (< 10 menit) dengan
menggunakan manset •sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri.

•Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.

b.Mencegah infeksi

Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan infeksi luka. Sebagian
besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku,
kotoran, jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.

•Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan antiseptik. Air
dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.
Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing dan bersihkan jaringan
yang mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.

•Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati. Namun demikian,
beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu:Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini
biasanya telah terinfeksi).Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus disayat/dilebarkan
untuk membunuh bakteri anaerob.

•Profilaksis tetanus

Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif bila diberikan sebelum 24 jam
luka.Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah waktunya.

c.Menutup luka

Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama, •luka dapat benar-benar
ditutup/dijahit (penutupan luka primer).

•Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor atau terdapat benda asing,
atau luka akibat gigitan binatang.

•Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan menggunakan kasa lembap.

•Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup ringan dengan kasa lembap.
Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, •luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka
primer yang tertunda). Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan sendirinya.

d.Infeksi luka

Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan mengeluarkan nanah.

3. interpretasi
tersangka penusukan
vital sign
1. Td : 90/60
2. dn: 100x/ menit
3. pernafasan :26 x/menit
4. suhu : 36.9 derjat
pemeriksaan fisik
1. vulnus laceratum: 10 cm pd dahi dan 5 cm pd pelipis
2. vulnus excoriatum
3. vulnus scissum
4. hematom periorbital
syeh ali
pemeriksaan vital
Td : 110/60 mmHg
Dn: 94 kali
suhu : 36,6 derjat
rr : 24 kali
pemeriksaan fisik di jumpai
1. Vulnus punctum pdh lengan tangan kanan

4. Ada beberapa fase penyembuhan luka dimana Tubuh mempunyai pelindung dalam menahan
perubahan lingkungan yaitu kulit. Apabila faktor dari luar tidak mampu ditahan oleh pelindung
tersebut maka terjadilah luka. Dalam merespon luka tersebut, tubuh memiliki fungsi fisiologis
penyembuhan luka. Proses penyembuhan ini terdiri dari fase awal, intermediate dan fase lanjut.
Masing – masing fase memiliki proses biologis dan peranan sel yang berbeda. Pada fase awal, terjadi
hemostasis dimana pembuluh darah yang terputus pada luka akan dihentikan dengan terjadinya
reaksi vasokonstriksi untuk memulihkan aliran darah serta inflamasi untuk membuang jaringan rusak
dan mencegah infeksi bakteri. Pada fase intermediate, terjadi proliferasi sel mesenkim, epitelialisasi
dan angiogenesis. Selain itu terjadi pula kontraksi luka dan sintesis kolagen pada fase ini. Sedangkan
untuk fase akhir, terjadi pembentukan luka / remodelling.

5.tatalaksana luka tertutup dan terbuka sangat berbeda, prinsip tatalaksana luka terbuka adalah
melakukan pembersihan luka terlebih dahulu sebelum dilakukan pembalutan karena resiko infeksi
pada luka terbuka sangat besar.

sementara prinsip tatalaksana luka tertutup adalah menggunakan kompres pendingin yg bertujuan
untuk mengontrol rasa sakit dan mencegah peradangan seminimal mungkin
Langkah IV : Strukturisasi
Langkah V : Learning Objective

1.Jelaskan jenis-jenis vulnus


2.Manifestasi vulnus berdasarkan jenis vulnus
3.Pemeriksaan fisik vulnus
4.Pemeriksaan Penunjang vulnus
5.Diagnosis vulnus
6.Penatalaksaan berdasarkan jenis-jenis vulnus
7.Komplikasi vulnus

Jawaban:

1.Secara garis besar luka dapat digolongkan menjadi :


1. Luka terbuka
Yaitu luka yang terpapar oleh udara karena adanya kerusakan pada kulit tanpa atau disertai
kerusakan jaringan di bawahnya. Luka terbuka merupakan jenis luka yang banyak dijumpai. Jenis-
jenis luka terbuka antara lain :
a. Luka Lecet (Abrasi atau Ekskoriasis)
Yaitu luka yang mengenai lapisan kulit paling atas (epidermis) yang disebabkan oleh gesekan kulit
dengan permukaan yang kasar.
b. Luka Insisi atau Luka Iris/Sayat (Vulnus scissum)
Yaitu luka yang terjadi karena teriris oleh benda yang tajam dan rata seperti silet atau pisau. Tepi
luka tampak teratur. Misalnya luka operasi.
c. Luka Robek (Laserasi atau Vulnus laceratum)
Yaitu luka yang disebabkan oleh benturan keras dengan benda tumpul. Tepi luka biasanya tidak
teratur.
d. Luka Tusuk (Vulnus punctum)
Yaitu luka yang disebabkan oleh benda runcing yang menusuk kulit, misalnya jarum atau paku.
e. Luka karena Gigitan (Vulnus morsum)
Yaitu luka yang terjadi akibat gigitan hewan atau manusia. Bentuk luka
tergantung dari bentuk dan susunan gigi yang menggigit. f. Luka Tembak
Yaitu luka karena peluru dari tembakan senjata api.
g. Luka Bakar (combustio)
Yaitu luka yang terjadi karena kontak dengan api atau benda panas
lainnya, zat kimia, terkena radiasi, aliran listrik atau petir.
2. Luka Tertutup
Yaitu cedera pada jaringan di mana kulit masih utuh atau tidak mengalami
luka. Misalnya :
a. Luka Memar (Contusio)
Merupakan cedera pada jaringan dan menyebabkan kerusakan kapiler sehingga darah merembes ke
jaringan sekitarnya. Biasanya disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul.
b. Hematoma
Adalah pengumpulan darah setempat (biasanya menggumpal) di dalam organ atau jaringan akibat
pecahnya dinding pembuluh darah.7,23
Berdasarkan lamanya penyembuhan, luka dapat digolongkan menjadi : a. Luka Akut
Yaitu luka yang baru terjadi yang dapat sembuh sesuai dengan lama fase penyembuhan yang normal
(waktu penyembuhan luka dapat diperkirakan). Contoh : luka lecet, luka robek, luka operasi tanpa
komplikasi.
b. Luka Kronik
Yaitu luka yang telah berlangsung lama karena mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan
yang normal atau luka yang sering kambuh (waktu penyembuhan luka tidak dapat diperkirakan).
Contoh : ulkus.

2.Manufestasi Klinis

1. Grade I

Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3-7 dan tidak ada
jaringan parut.

2. Grade II

Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema subkutan, luka merah, basah dan
mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi infeksi.

3. Grade III

Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputih- putihan dan hitam keabu-
abuan, tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skin graff.

3.Pemeriksaan Fisik

Jnspeksi: adanya kerusakan jaringan didaerah trauma, ada perdarahan, edema sekitar area trauma,


melepuh, kulit warna kemerahan sampai kehitaman.
Palpasi: nyeri tekan, atau anestesi.

4.Pemeriksaan Penunjang

1. Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan


dengan perpindahan cairan. Menurutnya Hematokrit dan sel darah merah terjadi sehubungan
dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh darah.

2. Leukosit akan meningkat sebagai respon inflamasi


3. Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cidera inhalasi

4. Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cidera jaringan,

hipokalemia terjadi bila diuresis.

5. Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan

6. Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan

7. EKG : Tanda iskemik miokardial dapat terjadi pada luka bakar

8. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar

selanjutnya.

5.Diagnosis

1.Gejala Lokal

•Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris. Intensitas atau derajat rasa nyeri berbeda-
beda tergantung pada berat/luas kerusakan ujung-ujung saraf , etiologi dan lokasi luka.

•Perdarahan, hebatnya perdarahan tergantung pada lokasi luka, jenis pembuluh darah yang rusak.

•Diastase yaitu luka yang menganga atau tepinya saling melebar

•Gangguan fungsi, fungsi anggota badan akan terganggu baik oleh karena rasa nyeri atau kerusakan
tendon.

2.Gejala umum
•Gejala/tanda umum pada perlukaan dapat terjadi akibat penyulit/ komplikasi yang terjadi
seperti syokakibat nyeri dan atau perdarahan yang hebat.

6.

1.Pertama dilakukan anestesi setempat atau umum, tergantung berat dan letak luka, serta keadaan
penderita, luka dan sekitar luka dibersihkan dengan antiseptik. Bahan yang dapat dipakai adalah
larutan yodium povidon 1% dan larutan klorheksidin ½%, larutan yodium 3% atau alkohol 70%
hanya digunakan untuk membersih kulit disekitar luka.

2.Kemudian daerah disekitar lapangan kerja ditutup dengan kain steril dan secara steril dilakukan
kembali pembersihan luka dari kontaminasi secara mekanis, misalnya pembuangan jaringan mati
dengan gunting atau pisau dan dibersihkan dengan bilasan, atau guyuran NaCl.

3.Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka ditutup dengan bahan yang dapat
mencegah lengketnya kasa, misalnya kasa yang mengandung vaselin ditambah dengan kasa penyerap
dan dibalut dengan pembalut elastis.

7.Komplikasi

1.Penyulit dini seperti : hematoma, seroma, infeksi

2.Penyulit lanjut seperti : keloid dan parut hipertrofik dan kontraktur


DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan RepubIik Indonesia. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Kemenkes RI;
2013

2. Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi. Talas
(Colocasia esculenta (L.) Schott). Jakarta: Kemenristek; 2012.
3. Wadankar GD, Malode SN, Sarambekar SL. Traditionally used medicinal plants for wound healing
in the washim district, maharashtra. IJPRIF. 2011; 3(4):2080-4.
4. Wijaya BA, Citraningtyas G, Wehantouw F. Potensi ekstrak etanol tangkai daun talas (Colocasia
esculenta
2014; [L]) sebagai alternatif obat luka pada kulit kelinci (Oryctolagus cuniculus). Pharmacon.

3(3):211-9.
5. Lazarus GS, Cooper DM, Knighton DR. Definitions and guidelines for assessment of wounds and
evaluation of healing. Arch Dermatol. 1994; 130(4):489-93.
6. Satyo AC, Criminales K. Aspek medikolegal
luka pada forensik klinik. Majalah Kedokteran Nusantara. 2006; 39(4):430-2.
7. Orsted HL, Keast D, Forest L, Françoise M. Basic principles of wound healing. Wound Care Canada.
2004; 9(2):4-9.
8. Hampton S. Wound assessment. Prof Nurse. 1997; 12:5-7.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2009.
10. Prasetyono TOH. General concept of wound healing, revised. Med J Indones.2009; 18:206-14.
Rubrik Penilaian Tutorial Online

2 1 0
Langkah I-IV seven jumps Langkah I-IV seven jumps Tidak membahas pokok
searah, sesuai pokok bahasan keluar dari pokok bahasan bahasan
tapi masih sesuai tema
Langkah V: Seluruh LO Langkah V; hanya memenuhi Langkah V; tidak mengenai LO
terpenuhi disertai 2-3 LO sama sekali
penambahan LO sesuai pokok
bahasan
Seluruh hasil sintesis valid, Hasil sintesis ada yang valid Seluruh sintesis tidak valid
sesuai referensi ada yang tidak atau tidak menyebutkan
referensi
Seluruh pembahasan sintesis Sebagian pembahasan Pembahasan sama sekali
sesuai LO sintesis sesuai LO tidak sesuai LO
Pembahasan sintesis tidak Dijumpai plagiat sebagian Plagiat total
plagiat dengan teman kelompok

Penilaian Tutorial : total poin x 10


Nilai :

Anda mungkin juga menyukai