Anda di halaman 1dari 15

RESUME

MATERI : HAKIKAT PENELITIAN


DOSEN
Khairul Abbas SH, S.Kep, M.KM

ELDAWATI
NIM 2015302240
KELAS 19 D NON REGULER/ PJJ
TAHUN 2020/2021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKIT TINGGI
TAHUN 2020/2021
BAB I
KONSEP DASAR PENELITIAN

A. Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, berkat adanya pemanfaatan metode ilmiah oleh para pakar
pendidikan, ilmu pendidikan mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Namun
keadaan seperti itu tampaknya belum diikuti oleh para pelaksana pendidikan seperti guru.
Walaupun dalam kegiatan sehari-harinya guru sering dihadapkan pada banyak masalah, lalu
merumuskan masalah tersebut dengan caranya sendiri dan mengatasinya dengan cara sendiri
pula, namun mereka belum terbiasa menuangkan buah pikirannya itu ke dalam bentuk
tulisan, sehingga orang lain akan sulit mempelajari atau meniru cara-cara yang telah
ditemukannya itu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan belum terbiasanya guru menulis
karya tulis atau melakukan penelitian pada bidang pekerjaan yang ditekuninya. Faktor
tersebut diantaranya adalah bahwa kemampuan guru dalam meneliti dan menulis masih
rendah. Padahal, informasi yang diperoleh dari hasil penelitian berguna sebagai dasar yang
logis dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi tentu tidak semua keputusan yang diambil
harus berdasarkan pada hasil penelitian.

B. Pengertian Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh


pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian
terdiri atas fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat
memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Kegiatan ilmiah tersebut bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang benar (yang
bersifat relatif) sebagai penyempurnaan pengetahuan sebelumnya telah dilaksanakan oleh
para peneliti dan ilmuwan dalam bidang ilmunya masing-masing. Secara akumulatif hasil
penelitian memberikan sumbangan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam berbagai bidang. Di samping itu, hasil penelitian juga telah memungkinkan
manusia dapat lebih baik memecahkan masalah-masalah praktis yang dihadapi dalam
hidupnya.
Untuk memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui berbagai sumber sekunder. Cara-cara memperoleh
pengetahuan di antaranya melalui cara pengalaman pribadi, penalaran deduktif, dan
penalaran induktif. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan penalaran
deduktif– induktif. Penalaran deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke
hal-hal yang khusus. Sedangkan penalaran induktif adalah pencarian pengetahuan yang
dimulai dengan observasi terhadap hal-hal yang khusus (fakta kongkrit), dari kajian atas
fakta kongkrit ini diperoleh kesimpulan umum. Dengan demikian penalaran deduktif–
induktif, yaitu kegiatan berpikir ulang- alik antara penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan metodologi penelitian, Yang
dimaksud metodologi penelitian adalah kajian tentang metode-metode tertentu yang
digunakan dalam penelitian. Metode diartikan sebagai suatu cara berpikir dan cara
melaksanakan hasil berpikir untuk melakukan sesuatu pekerjaan secara baik dan benar. Cara
melaksanakan hasil berpikir untuk melakukan suatu pekerjaan secara benar dan baik disebut
teknik. Dengan demikian dalam istilah metode terkandung istilah teknik. Sehingga
metodologi penelitian merupakan kajian tentang cara berpikir dan teknik untuk mengerjakan
penelitian secara benar dan baik.

C. Jenis Penelitian

1. Berdasarkan pengukuran dan analisis data penelitian


a. Penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan
dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini
adalah penelitian eksperimen dan survey.
b. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal
dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Penelitian yang sering dilakukan
dengan cara ini contohnya adalah studi kasus dan penelitian sejarah.
2. Berdasarkan tingkat kedalaman analisis data penelitian
a. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang analisis datanya hanya sampai pada
deskripsi variabel satu demi satu. Deskripsi berarti pemerian secara sistematik dan
faktual tentang sifat-sifat tertentu populasi tertentu.
b. Penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang analisis datanya sampai pada
menentukan hubungan variabel dengan variabel lainnya.
3. Berdasarkan penggunaan sampel atau populasi
a. Penelitian sensus, yaitu penelitian yang datanya berasal dari semua subjek dalam
populasi, tidak hanya dari sampel.
b. Penelitian sampel (inferensial), yaitu penelitian yang datanya berasall dari sampel
dan kesimpulannya diberlakukan bagi seluruh populasii yang diwakili oleh sampel
penelitian itu.
4. Berdasarkan rancangan penelitian
a. Penelitian eksperimental, yaitu penelitian yang subjeknya diberii perlakuan
(treatment) kemudian diukur akibat dari perlakuan tersebut pada diri subjek
penelitian.
b. Penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang subjeknya tidak dikenai
perlakuan, tetapi diukur sifat-sifatnya (variabel) tertentu. Contoh penelitian ini
adalah penelitian survei dan penelitian studi kasus.
5. Berdasarkan permasalahannya
a. Penelitian historis, yaitu membuat rekonstruksi masa lampau secara sitematis.
b. Penelitian deskriptif, yaitu melukiskan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta tertentu.
c. Penelitian perkembangan, yaitu meneliti pola-pola dan urutan-urutan
pertumbuhan/perubahan sebagai fungsi waktu.
d. Penelitian lapangan dan studi kasus, yaitu mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi dengan lingkungan suatu unit sosial
(individu, kelompok, lembaga).
e. Penelitian korelasional, yaitu menyelidiki sampai sejauh mana hubungan antara
faktor yang satu dengan faktor yang lainnya.
f. Penelitian kausal komperatif, yaitu menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-
akibat.
g. Penelitian eksperimental, yaitu menyelidiki kemungkinan saling berhubungan
sebab-akibat dengan cara memberi perlakuan tertentu pada satu kelompok dan
membandingkannya dengan satu atau lebih kelompok kontrol.
h. Penelitian tindakan kelas, yaitu mengembangkan keterampilan – keterampilan baru,
metode baru, atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dalam kelas.

D. Tahapan Penelitian

1. Menentukan adanya suatu objek penelitian atau masalah


Pertama ditentukan suatu objek penelitian atau permasalahan. Pada saat ini sudah
dapat ditentukan arah kegiatan dan metodologi pemecahanyang berkaitan dengan
permasalahan.
2. Membatasi masalah
Suatu permasalahan mungkin menjadi bagian dari permasalahan yang luas. Sebabitu
perlu ditetapkan lebih dahulu batas-batas permasalahan yang menurutkemampuan dapat
diselesaikan. Pembatasan permasalahan perlu dilakukan agar pokok persoalan
sebenarnya tidak kabur.
3. Mengumpulkan data
Karena penelitian itu adalah upaya pemahaman atau penelaahan terkendali,
maka bahan informasi yang diperlukan bukan diperoleh dengan coba-coba, sehingga
bahan atau data yang akan dikemukakan sudah ditentukan terlebih dahulu. Dengan
demikian kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dijalankan dengan efektif dan
efisien.
4. Mengolah data dan mengambil kesimpulan
Bila data yang dikumpulkan sudah merupakan data kuantitatif maka mengolahdata
dilakukan dengan analisis statistik tertentu. Analisis statistik ini sangatmenentukan mutu
atau taraf kepercayaan akan hasil penelitian itu. Penafsiran hasil penelitian melalui
analisis statistik itu dapat dinyatakan dengan angka-angka.
5. Meluruskan dan melaporkan hasil penelitian
Karena ilmu pengetahuan adalah milik umum, objektif dan terbuka, demikian
jugahalnya akan hasil penelitian. Supaya hasil itu menjadi milik masyarakat
haruslahdipublikasikan. Publikasi hasil penelitian biasanya ditulis dalam laporan
hasil penelitian.
6. Mengajukan implikasi-implikasi
Dari kesimpulan hasil penelitian dikemukakan implikasi-implikasi atau akibat-akibat
penting bila kesimpulan itu digunakan untuk memecahkan persoalan serupa yang
dihadapi. Rekomendasi diajukan bagi mereka yang akan menggunakan hasil itu dalam
praktik.

E. Prinsip Penelitian

1. Menemukan Penelitian berusaha mendapatkan sesuatu yang baru untuk mengisi


kekosongan. Banyak masalah-masalah yang belum diteliti di dunia ini. Peneliti dapat
mengangkat masalah terbaru untuk penelitiannya.
2. Mengembangkan Menggali lebih dalam apa yang sudah ada.
3. Menguji kebenaran.
4. Menguji kebenaran ini dilakukan jika apa yang sudah dan masih diragukan
kebenarannya.
BAB II
PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan
secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa
Yunani hypo  yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang
kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat tersebut,
maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya.
Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis
telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.

B. Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua
variabel penelitian.
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai dugaan/jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel
penelitian.

C. Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik


Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun hipotesis
untuk hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan sehari-hari.
Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu
hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang baik,
yaitu:
1. Harus menyatakan hubungan
2. Harus sesuai dengan fakta
3. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
4. Harus dapat diuji
5. Harus sederhana
6. Harus bisa menerangkan fakta
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan dengan
hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah verifikasi dalam
penelitian.
BAB III
DESAIN PENELITIAN

A. Pengertian Desain Penelitian


yaitu strategi yang dipilih oleh peneliti untuk sepenuhnya mengintegrasikan komponen
penelitian dengan cara yang logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa
yang ada di pusat penelitian.

B. Jenis Desain Penelitian


1. Desain penelitian non-eksperimental
a. Desain penelitian deskriptif, dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan atau
menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis, dan akurat.
b. Desain penelitian korelasional, tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendetksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
c. Desain penelitian kausal-komparatif, penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk
membandingkan variable bebas dari beberapa kelompok subjek yang mendapat
pengaruh yang berbeda dari variabel bebas.
d. Desain penelitian tindakan, penelitian tindakan atau action research merupakan
penelitian yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara
pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
dunia kerja atau dunia actual yang lain.
2. Desain penelitian eksperimental
a. Desain penelitian pra-eksperimental.
b. Desain penelitian eksperimental semu.
c. Desain penelitian eksperimental sungguhan.

C. Perumusan Masalah
1. Apa permasalahan utama sehingga perlu dilakukan penelitian?
2. Apakah tujuan dilaksanakannya penelitian?
3. Apakah datanya dapat diperoleh?
4. Apakah mampu untuk melakukan penelitian dilihat dari biaya, tenaga, waktu dan latar
belakang teori?
5. Apakah dapat mempeoleh ijin penelitian?
6. Berapa banyak informasi yang sudah diperoleh?
7. Apakah masih perlu dilakukan studi pendahuluan?

D. Tinjauan Teoritis
1. Teori-teori apa yang dapat mendukung penelitian?
2. Dari mana dapat diperoleh teori-teori pendukung penelitian?
3. Apakah sudah ada penelitian terdahulu yang relevan?
4. Bagaimana bentuk kerangka pemikiran penelitian?
E. Perumusan Hipotesis
1. Apakah penelitian memerlukan hipotesis?
2. Apa dasar yang digunakan untuk merumuskan hipotesis?
3. Bagaimana bentuk hipotesis yang akan dirumuskan?

F. Desain Penelitian
1. Bagaimana desain perumusan masalahnya?
2. Bagaimana desain landasan teoritisnya?
3. Bagaimana desain perumusan hipotesisnya?
4. Bagaimana skala pengukurannya?
5. Berapa jumlah sampel yang diperlukan?
6. Bagaimana teknik pengambilan sampel?
7. Instrumen apa yang akan digunakan dalam penelitian?

G. Variabel dan Sumber Data


1. Variabel apa saja yang akan diteliti?
2. Dari mana data akan diperoleh?

H. Pengumpulan Data
1. Data apa saja yang harus dikumpulkan?
2. Bagaimana instrumen untuk mengumpulkan data?
3. Siapa yang akan mengumpulkan data?
4. Berapa biaya untuk mengumpulkan data?
5. Berapa tenaga yang diperlukan untuk mengumpulkan data?
6. Bagaimana prosedur yang harus dipenuhi untuk mengumpulkan data?

I. Skala Pengukuran
a. Skala Nominal
Adalah skala yang hanya mendasarkan pada pengelompokan atau pengkategorian
peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan notasi angka hal itu sama sekali tidak
menunjukkan perbedaan kuantitatif melainkan hanya menunjukkan perbedaan kualitatif.
b. Skala Ordinal
Adalah pengukuran di mana skala yang dipergunakan disusun berdasarkan atas
jenjang dalam atribut tertentu sehingga penyusunannya disusun secara terurut dari yang
rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri tertentu, namun antara urutan (ranking)
yang satu dengan yang lainnya tidak mempunyai jarak yang sama.
c. Skala Interval
Adalah skala pengukuran di mana jarak satu tingkat dengan tingkat lainnya sama,
oleh karena itu skala interval dapat juga disebut skala unit yang sama (equal unit scale).
d. Skala Ratio
Merupakan skala pengukuran yang mempunyai nilai NOL MUTLAK dan
mempunyai jarak yang sama. Skala interval yang benar-benar memiliki nilai nol mutlak
disebut skala rasio, dengan demikian skala rasio menunjukkan jenis pengukuran yang
sangat jelas dan akurat (precise).

J. Metode Sampling
a. Probability Sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah mengetahui
besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan, dan peneliti
bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama
untuk dijadikan sampel. Adapun jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :
- Simple random sampling
Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode penarikan
dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota
populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.
- Proportionate stratified random sampling
Margono (2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berstrata.
- Disproportionate stratified random sampling
Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
- Area sampling
Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127),
teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.

b. Nonprobability Sampling
Non-Probability sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak memperhatikan
banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari Nonprobability Sampling
juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil dari uji yang dilakukan pada
sampling tidak memiliki hubungan dengan populasi. Tujuan penggunaan teknik
sampling ini lebih banyak melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada random
sampling atau probability Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi
pada populasi yang diujikan.
- Sampling sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut.
- Quota sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan.
- Sampling accidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2001: 60).
- Purposive sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
- Sampling jenuih
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
- Snowbal sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
BAB IV
ETIKA PENELITIAN KESEHATAN

A. Pengertian

1. Etika adalah cabang ilmu filsafat moral yang mencoba mencari jawaban guna
menentukan dan mempertahankan secara rasional teori yang berlaku secara umum
tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk sebagai suatu perangkat prinsip moral
yang dapat dipakai sebagai pedoman bagi tindakan manusia.
2. Penelitian kesehatan adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan menurut metode yang
sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yang baru,
membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori
atau suatu proses gejala alam dan atau sosial di bidang kesehatan, dan dilanjutkan
dengan menguji penerapannya untuk tujuan praktis di bidang kesehatan.

B. Prinsip Etik Penelitian

1. Respect for person


Menghormati harkat martabat manusia sebagai pribadi yang mempunyai kebebasan
berkehendak atau memilih dan bertanggung jawab terhadap keputusannya sendiri.
a. Manusia yang mampu menalar pilihan pribadinya harus diperlakukan untuk
mengambil keputusan mandiri (self determination).
b. Yang tidak atau kurang mampu perlu diberi perlindungan terhadap kerugian atau
penyalahgunaan (harm and abuse).
2. Beneficence and nonmaleficence
Prinsip berbuat baik dan tidak merugikan, berkewajibaban untuk membantu orang
lain dengan mengupayakan manfaat maksimal dan kerugian minimal.
4 syarat yang harus dimiliki peneliti :
a. resiko penelitian harus wajar dibanding dengan manfaat yang diperoleh.
b. desain penelitian harus memenuhi persyaratan ilmiah.
c. para peneliti mampu melaksanakan penelitian dan menjaga kesejahteraan obyek
penelitian.
d. melarang peneliti untuk memperlakukan obyek penelitian sarana dan memberikan
perlindungan terhadap penyalahgunaan peneliti.
3. Justice
Obyek penelitian berhak menerima perlakuan yang benar dan layak serta manfaat
yang seimbang. Peneliti tidak boleh mengambil kesempatan dan keuntungan dari
ketidakmampuan masyarakat yang rentan.

C. Prosedur Penilaian Etik


1. Pembenaran etik dan keabsahan ilmiah penelitian kesehatan yang mengikutsertakan
manusia dibenarkan bila terdapat kemungkinan cara-cara baru yang akan
menguntungkan kesehatan masyarakat.
2. Komisi etik penelitian
Semua protokol penelitian yg mengikutsertakan manusia harus diajukan untuk dinilai
kebaikan ilmiahnya dan kepantasan etiknya oleh komisi ilmiah dan KEPK. Kedua
komisi harus independen dari tim penelitian.
3. Penilaian etik penelitian dengan sponsor eksternal
Harus mengajukan protokol ilmiah di negara asalnya dan dilampirkan pada protokol
penelitian yang diajukan kepada komisi ilmiah dan KEPK di Indonesia. Pejabat
kesehatan, KEPK dan lembaga menjamin bahwa penelitian yang diusulkan sesuai
dengan kebutuhan, memenuhi standar etik dan tidak bertentangan dengan norma yang
berlaku di masyarakat Indonesia.
4. Persetujuan sesudah penjelasan (PSP) perorangan (Individual Informed Concent).
Harus memperoleh PSP secara sukarela dari calon subyek penelitian.
5. Memperoleh PSP : informasi untuk calon subyek penelitian
Harus memberikan informasi yang cukup dan dapat dipahami oleh calon subyek
penelitian.
6. Memperoleh PSP : kewajiban sponsor dan peneliti
Tidak melakukan penipuan, meminta PSP setelah subyek penelitian cukup memahami
fakta dan akibat pengikutsertaannya.
7. Perangsang
Subyek mendapat kompensasi untuk kehilangan penghasilannya, biaya perjalanan dan
pengeluaran lain berkaitan dengan keikutsertaannya dalam penelitian.
8. Manfaat dan resiko
Manfaat dan resiko harus seimbang secara wajar dan diupayakan resiko sekecil
mungkin.
BAB IV
INSTRUMEN PENELITIAN

1. Pengertian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian.

2. Jenis Data

a. Berdasarkan sifat data


- Data Diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli.
- Data Kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada
pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya.
b. Berdasarkan sumbernya
- Data Internal adalah data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut.
- Data Eksternal adalah data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu
organisasi.
c. Berdasarkan cara memperolehnya
- Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi
secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang
bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
- Data Sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-
studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.
d. Berdasarkan waktu pengumpulannya
- Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a
point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut.
- Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut.
e. Menurut sifatnya
- Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.
- Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.

3. Instrumen Penelitian
a. Kuesioner atau angket
Angket atau kuesioner pada umumnya digunakan sebagai instrumen penelitian survei
atau riset yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuesioner bisa terdiri atas dua
pertanyaan; pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka. Kuesioner dengan pertanyaan
tertutup memberi opsi responden untuk memilih jawaban yang sudah tertulis dalam
kuesioner. Pertanyaan terbuka memberi kesempatan pembaca untuk menuliskan
jawabannya sendiri.
b. Panduan wawancara
Penelitian yang melibatkan wawancara sebagai teknik pengumpulan data umumnya
membutuhkan panduan wawancara atau istilah Inggrisnya interview guide. Interview
guide disusun sebelum peneliti turun lapangan dan bertemu langsung narasumber.
c. Buku catatan atau buku harian
Peneliti sebaiknya memiliki buku catatan penelitian atau buku harian untuk
menuliskan apa yang menarik dan berhubungan dengan fokus penelitian. Proses
penelitian berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Pada kurun waktu itu, sering kali ide
atau peristiwa terjadi diluar dugaan atau diluar kendali peneliti. Buku catatan berguna
untuk mendokumentasikan momentum penting yang kita tidak tahu datangnya.
d. Alat rekam
Alat rekam bisa terdiri dari kamera, video, atau perekam suara. Sebagai instrumen
penelitian, alat rekam mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data. Misalnya,
ketika wawancara, peneliti bisa mendapatkan narasi detail melalui transkrip apabila
wawancara direkam. Tentu saja, etika penelitian tetap harus diperhatikan dengan cara
meminta ijin terlebih dahulu sebelum mulai merekam.
e. Buku tes
Buku tes bisa digunakan sebagai instrumen penelitian, terutama riset yang bersifat
eksperimen. Eksperimen banyak menggunakan buku tes karena mampu merekam data
eksperimen yang dibutuhkan.
f. Peneliti
Instrumen penelitian terakhir yang bisa saya paparkan disini adalah peneliti itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai