Anda di halaman 1dari 6

RESUME

ILMU KESEHATAN ANAK

ELDAWATI
NIM 2015302240
KELAS 19 D NON REGULER/ PJJ
TAHUN 2020/2021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKIT TINGGI
TAHUN 2020/2021
A. Faktor Yang Mempengaruhi Dari Luar Adaptasi Bayi Baru Lahir
1. Pengalaman anterpartum ibu dan bayi baru lahir.
2. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir.
3. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan ekstrauterin.
4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan tepat
pada saat terjadi.

B. Deteksi Dini Pertumbuhan Dan Perkembangan


1. Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Dari parameter-parameter ini dapat dibuat
kesimpulan status gizi seorang anak, apakah gizi lebih, gizi baik atau gizi kurang
berdasarkan standar pertumbuhan dari World Health Organization(WHO) untuk
selanjutnya dilakukan intervensi lebih lanjut.
2. Aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar
sperti duduk, berdiri, dsb.
b. Gerak halus atau motorik halus adala aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti
perintah, dsb.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah
dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,
dsb.

C. Tahapan Perkembangan Yang Mudah Diperiksa Orang Tua


1. Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.
2. Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
3. Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.
4. Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
5. Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian
sendiri.
6. Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
7. Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan.

D. Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu


Salah satu fokus kegiatan di posyandu adalah pemantauan pertumbuhan balita.
Pemantauan pertumbuhan balita merupakan merupakan serangakaian berat badan menurut
tinggi atau panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan pertumbuhan adalah
pegukuran berat badan menurut umur (BB/U) setiap bulan di posyandu, Taman Bermain,
Pos PAUD, Taman Penitipan Anak dan Taman Kanakkanak. Selain pemantauan melalui
penimbangan, pertumbuhan balita juga dipantau melalui tindakan atau kegitan lainnya.
Seperti dilakukan kunjungan rumah jika balita tidak melakukan penimbangan, pemberian
PMT pemulihan, serta adanya rujukan jika ditemukan balita yang bermasalah. Balita
bermasalah yang dimaksudkan adalah ditemukannya balita BGM selama dua kali
penimbangan berturut-turut. Adapun alur pemantauan pertumbuhan balita di posyandu,
yaitu: pertama adalah pendaftaran balita yang datang. Kedua adalah penimbangan balita.
Ketiga, penilaian hasil penimbangan. Keempat, konseling atau penyuluhan atau rujukan bagi
balita BGM, sakit dan tidak naik selama 2 kali berturut-turut ke faskes satu yaitu puskesmas.
Kelima, pelayanan gizi oleh petugas (Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, 2011).

E. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat
gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga
mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama
di ranjang ibu.
Manfaat rawat gabung sebagai berikut :
1. Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui.
Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah
memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan
ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat
menyusui/menyusu on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI
yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih lama, dan lebih besar kemungkinannya
menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak melakukan rawat gabung.
2. Memungkinkan proses bonding
Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin
banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap
memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga menurunkan hormon stres pada ibu
dan bayi.
3. Menurunkan biaya
Pihak rumah sakit dapat menekan biaya karena tidak perlu membangun dan
memelihara ruang bayi sehat, tidak perlu mengeluarkan gaji untuk petugas ruang bayi
sehat, juga biaya yang harus dikeluarkan bila bayi menjadi sakit dapat dikurangi. Turn
over lebih cepat.
4. Peralatan minimal
Bila dilakukan bedding-in maka akan mengurangi pembelian boks bayi. Tidak
memerlukan botol susu.
5. Tidak ada tambahan tenaga
Tidak perlu menambah tenaga untuk ruang bayi sehat, karena untuk rawat gabung
dapat memanfaatkan tenaga yang sudah ada di ruang nifas.
6. Menurunkan infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya memungkinkan bayi
terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap
kumankuman berbahaya. Kolostrum yang mengandung banyak antibodi, yang segera
didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit infeksi.
7. Keuntungan untuk bayi
Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan,
lebih banyak tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badannya lebih cepat naik.
Ikterus lebih jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus
menerus dengan kulit ibunya.
8. Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri
Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu untuk
melatih ketrampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak
canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.

Kriteria rawat gabung adalah sebagai berikut :


a. Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat
b. Nilai APGAR menit ke 5 lebih dari 7
c. Keadaan stabil
d. Berat badan lahir >2500-4000 gram
e. Umur kehamilan 37-42 minggu
f. Tak ada faktor risiko
g. Ibu sehat

F. Perumbuhan dan Perkembangan


1. Definisi pertumbuhan
Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.
2. Definisi perkembangan
Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.
3. Tahapan tumbuh kembang anak
a. Masa prenatal
b. Masa bayi
c. Masa balita
d. Pra sekolah
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
a. Pola asuh orang tua
b. Lingkungan disekitar
c. Nutrisi dan gizi yang diberikan
d. Permainan dan tontonan yang mendidik
e. Rekreasi untuk mengenal dunia luas
5. Kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
a. Kebutuhan fisik nutrisi, cairan dan personal hygiene.
b. Kebutuhan kesehatan dasar meliputi pakaian, perumahan dan sanitasi lingkungan
yang baik.
c. Kebutuhan psikososial meliputi rasa aman, kasih sayang, harga diri, rasa memiliki,
kebutuhan mendapat pengalaman dan kebutuhan stimulasi.

G. Nutrisi Pada Bayi


1. Masalah gizi pada bayi
a. Alergi
b. Obesitas
c. Karies gigi
d. Diare
e. Gangguan akibat kekurangan yodium
f. Stunting
g. Gizi kurang/buruk
2. Faktor yang mempengaruhi asupan makanan balita
a. Lingkungan dan keluarga adalah merupakan factor yang sangat penting
dalam kebiasaan makan anak balita.
b. Media masa baik elektronik maupun cetak juga berdampak besar pada asupan makan
anak.
c. Teman sebaya sangat besar pengaruhnya terhadap kebiasaan makan anak,
kesenangan makan yang dilakukan seorang teman akan saling mempengaruhi
diantara mereka.
d. Kondisi yang tidak bisa diabaikan dalam melihat asupan makan balita adalah kondisi
kesehatan dan penyakit yang dialami oleh anak.
3. Prinsip pemberian makanan balita
a. Jadwal makan baik itu makan utama maupun snack harus diberikan secara teratur
dan terencana.
b. Lingkungan diusahakan bersifat netral, tidak ada paksaan atau hukuman pada si anak
meskipun anak hanya makan 1-2 suap saja.
c. Seorang ibu atau pengasuh harus mampu menciptakan pola makan yang baik untuk
si anak.
d. Pemberian asi wajib 6 bulan pada bayi dan pemberian mp-asi pada bayi diatas 6
bulan.

Anda mungkin juga menyukai