Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, peradaban modern, demokratis,
makmur, adil dan bermoral dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat
secara adil dan merata. Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No.5
tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut
sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk
kepada sebuah pelayanan public.
Sejalan dengan telah diciptakannya UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
pelatihan dan pengembangan materi dasar diklatsar yang terbagi dalam 5 (lima) point
utama yang dikenal dengan sebutan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit
berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang
banyak sehingga potensial dalam menghasilkan sejumlah besar limbah (Depkes RI,
2006).
World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang dihasilkan
layanan kesehatan (rumah sakit) hampir 80% berupa limbah umum dan 20% berupa
limbah bahan berbahaya yang mungkin menular, beracun atau radioaktif. Sebesar 15%
dari limbah yang dihasilkan layanan kesehatan merupakan limbah infeksius atau
limbah jaringan tubuh, limbah benda tajam sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%,
dan limbah genotoksik dan radioaktif sebesar 1%. Negara maju menghasilkan 0,5 kg
limbah berbahaya per tempat tidur rumah sakit perhari.
Limbah rumah sakit yang tergolong berbahaya salah satunya adalah limbah
medis padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Lingkungan rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat

1
merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat sehingga dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk menghindari resiko dan gangguan
kesehatan maka perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit, salah
satunya dengan melaksanakan pengelolaan limbah sesuai persyaratan dan tata laksana
yang telah ditetapkan untuk melindungi pasien, keluarga pasien dan seluruh tenaga
kesehatan yang ada di lingkungan rumah sakit (Depkes RI, 2006). Sehingga penulis
tertarik untuk mengangkat Isu dengan judul laporan “Upaya Meningkatan
Pengetahuan Petugas Kesehatan Terhadap Pemilahan Sampah Medis Dan Non
Medis Melalui Edukasi Di Ruang UGD RSUD Muna Barat”.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengaktualisasi nilai ANEKA dengan baik sehingga dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) baik dalam melaksanakan tugas
jabatan maupun dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
b. Tujuan Khusus
Tujuan dari laporan aktualisasi ini adalah Meningkatnya pengetahuan tenaga
kesehatan terhadap pentinya pemilahan sampah medis dan non medis sehingah
terbebas dari penyatit yang akan ditimbulkan sampah medis di RSUD Muna
Barat pada umunnya dan khusus pada tenaga kesehatan yang ada di ruang UGD.
c. Manfaat
1. Manfaat Untuk Penulis
yaitu dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN serta
menguasai bidang dan tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dengan
baik.
2. Manfaat Untuk organisasi
yaitu meningkatnya pengetahuan petugas dalam memilah sampah medis dan
non medis, yang membantu tercapainya visi dan misi organisasi serta
meminimalis biaya yang akan ditimbulkan.
3. Manfaat Untuk Masyarakat
yaitu mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan terhindar dari bahaya yang
akan ditimbulkan dampak pencemaran limbah medis tersebut.

2
d. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
1. Ruang lingkup
Ruang lingkup akatualisasi ini adalah upaya peningkatan pengetahuan
petugas terhadap pemilahan sampah medis dan non medis melalaui
Edukasi di Ruang UGD RSUD Muna Barat dimana bertujuan agar tidak
tercampur antara sampah medis dan non medis, yang dapat menimbulkan
berbakai penyakit infeksi nosokomial.
2. Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi dan habituasi ini telah dilaksanakan di Ruang
UGD RSUD Muna Barat sebagai instansi tempat penulis diklat ditugaskan.
Waktu pelaksanaan aktualisasi yaitu mulai tanggal tanggal 8 November – 8
desember 2020.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
1. Profil Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat merupakan Rumah Sakit
Umum Daerah yang dibangun sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab
pemerintah daerah Kabupaten Muna Barat dalam menyediakan layanan kesehatan
yang layak bagi masyarakat Kabupaten Muna Barat dan sekitarnya. Rumah Sakit ini
diresmikan oleh Bapak Bupati Kabupatan Muna Barat La Ode M. Rajiun Tumada
pada tanggal 21 Maret 2019 dengan klasifikasi Tipe D, oleh Dinas Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Muna Barat dengan Surat Keputusan Nomor :
503/05/DPM – PTSP/I/2018, dan pada Tanggal 15 Januari 2018 memeroleh Izin
Operasional Tetap dari Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Muna Barat
Nomor : 503/06/DPM – PTSP/I/2018.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat terletak diwilayah hasil
pemerkaran baru yang terletak di Kompleks Perkantoran Bumi Praja Laworo, Desa
Lombujaya, Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat dengan luas area 79.000
m persegi. Tanda-tanda batas patok besi yang berdiri diatas batas dan memenuhi
syarat yang ditentukan dalam PMNA/KA BPN No.3 Tahun 1997 pasal 22 ayat 1.a,
batas-batas wilayah ditunjukkan oleh Drs. L.M Husain Tali, M.Pd dan disetujui
sebelah utara berbatasan dengan jalan, sebelah selatan berbatasan dengan tanah belum
terdaftar, sebelah timur berbatasan dengan jalan dan sebelah barat berbatasan dengan
tanah belum terdaftar.
Dalam proses perkembangannya dan berdasarkan tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan yang optimal maka RSUD kabupaten Muna Barat telah melalui proses
akreditasi tahap pertama dan menapatkan status Akreditasi Dasar dari Komisi
Nasional Akreditasi Rumah Sakit sesuai sertifikat KARS Nomor: KARS-
SERT/1408/XII/2019. Dibawah pimpinan Plt. Direktur dr. M. Syahril Fitrah, RSUD
Kabupaten Muna Barat terus berkomitmen mengembangkan pelayanan diantaranya
adalah Unit Pelayanan Radiologi Laboratorium TCM yang baru beroperasional tahun
2020 ini.

4
2. Struktur Organisasi

3. Ketenagaan
Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di RSUD Kabupaten Muna Barat per tahun
2019 sebanyak 167 orang yang terdiri dari 22 orang PNS, 42 orang CPNS, Tenaga
honorer dan tenaga lainnya 102 orang, dengan rincian seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Gambaran Tenaga Kesehatan RSUD Kabupaten Muna Barat Tahun 2019

SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH


1. Ahli /Spesialis
1. Spesialis Penyakit Dalam 1 Orang
2. Spesialis Kandungan 1 Orang
3. Spesialis Anak 1 Orang
4. Spesialis Bedah 0 Orang
5. Spesialis Anastesi 0 Orang
2. Dokter Umum
PNS 2 Orang
5
CPNS 4 Orang
Non PNS 0 Orang
3. Dokter Gigi
CPNS 2 Orang
Non PNS (Sarjana Kedokteran Gigi) 1 Orang
4. S2 Kesehatan Masyarakat
PNS 1 Orang
5. S1 Kesehatan Masyarakat
PNS 3 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 2 Orang
6. S1. Keperawatan + Profesi Ners
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH
PNS 4 Orang
CPNS 9 Orang
Sukarela 12 Orang
7. D4 Keperawatan
PNS 0 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 1 Orang
8. D3 Keperawatan
PNS 2 Orang
CPNS 4 Orang
Sukarela 20 Orang
9. SPK
PNS 1 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 0 Orang
10. D3 Kebidanan
PNS 3 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 27 Orang
11. D4 Kebidanan
PNS 2 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 3 Orang
12. Apoteker
PNS 1 Orang
CPNS 3 Orang
13. S1. Farmasi
PNS 0 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 3 Orang
14. Asisten Apoteker
PNS 0 Orang
6
CPNS 3 Orang
Sukarela 1 Orang
15. D3 Fisioterapi
PNS 0 Orang
CPNS 1
Sukarela 0 Orang
16. D3 Analis Kesehatan
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 2 Orang
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH
17. S-1 Kesehatan Lingkungan
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
18. D-3 Kesehatan Lingkungan
PNS 1 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 0 Orang
19. D4 Perekam Medis
PNS 0 Orang
CPNS 1 Orang
Sukarela 0 Orang
20. D3 Perekam Medis
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
21. D3 GIGI
CPNS 2 Orang
Sukarela 2 Orang
22. D4. Gizi
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
23. D3. Elektromedik
PNS 0 Orang
CPNS 1 Orang
Sukarela 2 Orang
24. D3 Radiologi
PNS 0 Orang
CPNS 3 Orang
Sukarela 0 Orang
25. SMA
Sukarela 28 Orang

7
Jumlah : 167 Orang

4. Sarana dan Prasarana


Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kab. Muna Barat, didukung dengan sarana dan prasarana penunjang seperti :

Gambaran Sarana dan Prasarana RSUD Kabupaten Muna


Tabel 2.2
Barat Tahun 2019
JUML
KET
NO Sarana Prasarana AH
1 Tanah 1 Aset
2 Gedung UGD 1 Unit
3 Gedung Rawat Jalan 1 Unit
4 Gedung Rawat Inap Kelas III 2 Unit
5 Gedung OK 1 Unit
6 Gedung Laboratorium & Farmasi 1 Unit
7 Gedung Gizi & Loundry 1 Unit
8 Radiologi ( Mobile X-Ray ) 1 Unit
Mesin Cetak X-Ray 1 Unit
9 Mobil Ambulans 3 Unit
10 Mobil Kendaraan Jenazah 1 Unit
11 Kendaraan Dinas Roda 4 (empat) 2 Unit
12 Kendaraan Dinas Roda 2 (dua) 23 Unit
13 Komputer 13 Unit
14 Laptop 12 Unit
15 Televisi 6 Unit
16 Alat – Alat Kesehatan UGD 1 Paket
Alat – Alat Kesehatan Rawat Inap Kelas
17 1 Paket
III
18 Alat – Alat Kesehatan Rawat Jalan 1 Paket
19 Sarana Air Bersih 2 Unit
20 Rumah Genset 1 Unit
21 Listrik 23.000 KVA
22 Genset 2.500 Watt 1 Unit
23 Selasar Penghubung 3 Paket
24 Instalasi Pengelolaan Air Limbah 1 Unit
27 Peralatan Jaringan Internet 1 Unit
28 Meubelair 1 Paket

8
5. Visi dan Misi Organisasi
 Visi
Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan profesional dalam upaya mewujudkan
masyarakat Muna Barat sehat sejahtera.
 Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan rujukan Rawat Inap Kelas III gratis bagi seluruh
masyarakat Kabupaten Muna Barat .
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada semua lapisan masyarakat
secara cepat, bermutu namun terjangkau dengan dilandasi etika profesi dan
ketulusan hati.

9
3) Membangun Sumber Daya Manusia dan meningkatkan fasilitas Rumah Sakit guna
mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang profesional
kepada masyarakat.
4) Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan prima.
5) Mewujudkan kesejahteraan karyawan Rumah Sakit.
Nilai Organisasi
Tata Nilai : “BERPIKIR CERDAS””
1. Bersih Lingkunganku
2. Elok Pandanganku
3. Rapi Ruanganku
4. Profesionalisme Orientasiku
5. Iman Dasarku
6. Komprehensif Sifatku
7. Ikhlas Hatiku
8. Responsif Tindakanku
9. Cepat Pelayananku
10. Efisien Biayaku
11. Ramah Sikapku
12. Disiplin Kerjaku
13. Akurat Dianogsaku
14. Sehat Tujuanku
6. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
RSUD Kabupaten Muna Barat mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakansecara serasi terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Berikut ini fungsi RSUD Kabupaten Muna Barat :
a. Pelayanan Medis
b. Pelayanan penunjang medis dan non medis
c. Pelayanan asuhan keperawatan
d. Pelayanan rujukan

10
e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
f. Pengelolaan administrasi dan keuangan

B. NILAI – NILAI DASAR ASN


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya sebagai
ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN maka
perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sering kali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Responsibiltas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok, atau instansi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanah.
Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, adapun indikator nilainya, yaitu :

a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example) .
b. Transparansi
Transparansi memiliki tujuan mendorong komunikasi yang lebih besar dan
kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan perlindungan
terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan.
c. Integritas

11
Integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hukum yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan atau stakeholders.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban
bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pemimpin pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,
ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan itu yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
h. Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya
harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
i. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
j. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.

12
(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
2. Nasionalisme
Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang
mnegandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap
seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015).

3. Etika
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.

13
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2015).

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;

14
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang dipersepsi individu terhadapt
produk atau jasa.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015).
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruption yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani Corruptio perbuatan yang tidak
baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama, material, mental, dan umum.
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Indikator yang ada pada nilai dasar
anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil
maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa
yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;

15
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

C. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-
tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional.
Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan
untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta
bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Manejemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-
asas manajemen ASN, antara lain
a) Kepastian hukum;
b) Profesionalitas;
c) Proporsionalitas;
d) Keterpaduan;
e) Delegasi;
f) Netralitas;
g) Akuntabilitas;
h) Efektif dan efisien;
i) Keterbukaan;
j) Non diskriminatif;
k) Persatuan;
l) Kesetaraan;
m) Keadilan;

16
n) Kesejahteraan
(Sumber : Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara, 2017).
2. Pelayanan Publik.
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan
dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah
perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan
harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena

17
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur
yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh
warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti
non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di
sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media
publik.
i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2017).

3. Whole Of Govemment
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:

18
a) Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak;
2) PDialog atau pertukaran informasi;
3) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b) Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Joint working, atau kolaborasi sementara;
2) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
3) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
c) Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
2) Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

(Sumber: Whole of Government, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara, 2017).

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Penetapan Isu dan Dampaknya
1. Identifikasi isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di RSUD
Kabupaten Muna Barat, setelah menemukan isu-isu tahap selanjutnya adalah
mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
19
penulis, dari hasil identifikasi isu tersebutakan menghasilkan isu yang layak dan
dijadikan rancangan aktualisasi. Beberpa isu berikut ditemukan oleh penulis dalam
menjalankan tugas dan fungsi sebagai sanitarian ahli pertama yang melaksanakan
pelayanan di rumah sakit daerah Kabupaten Muna barat.
Tabel 3.1 identifikasi isu berdasarkan uraian tugas yang masih bermasalah
No Uraian Tugas Yang Kondisi Kondisi yang / Di Rumusan Isu
. Belum Optimal Sekarang Harapka
n
1. Membuat media Belum Sampah Rendahnya
untuk peningkatan dilakuk medis dan kesadaran petugas
perilaku hidup an non medis tentang
bersih dan sehat pemisa dipisahkan pentingnya
pada individu han untuk pemilahan
dalam rangka sampah mengingatka sampah medis
melakukan upaya medis n sampah dan non medis
promotifedukasi
2. Melaksanakan dan non Tersedianya
Pemberian medis media
harus Rendahnya
di ruang UGD
pengetahuan
tentang perilaku hidup edukasi edukasi dan petugas kebersihan
bersih dan sehat dalam melalui pemberian edukasi tentang 6 langkah cuci
rangka upaya promotif sosialisasiatau dapat dijalankan tangan di Ruang UGD
penyuluhan secara konsisten Muna Barat.
kesehatan minimal 1 kali
jarang sebulan
dilakukan

20
3. Meningkatkan Masih Petugas Kurangnya
kepatuhan petugas adanya kesehatan kesadaran petugas
kesehatan untuk petugas dapat dengan baik kesehatan dalam
melakukan 6 langkah kesehatan menerapkan 6 melakukan 6 langkah
cuci tangan dan 5 yang belum langkah cuci cuci tangan dan 5
momen melaksanakan tangan dan 5 moment di ruang UGD
6 langkah momen RSUD Muna Barat
cuci tangan
dan 5 momen

2. Pemilihan Isu Prioritas


Pemilihan isu dilakukan dengan perhitungan penilaian kriteria dan skor isu yang ada
denagan mengunakan APKLyang kemudian akan direngking untuk mendapatkan skor
isu proritas yang ada di ruang UGD RSUD Muna Barat kemudian dianalisis
mengunakan metode APKL.
 Aktual : benar-benar terjadi yang sedang hangat di tengah masyarakat
 Problematic : isu memilih dimensi masalah yang komplesk sehinggah perlu
diocariakn solusinya.
 Kekhalayakan : isu menyangkut hanjat hidup banyak
 Layakan :masuk akal realistis, relevan untuk memeunculkan pemecahan
masalah.

21
Tabel 3.2 pemilihan isu prioritas

Isu terindentifikasi

A P K L
Kurangnya
pengetahuan petugas
1 terhadap pemilahan 5 4 5 5 19 1
sampah medis dan non
medis di ruang UGD
RSUD Muna Barat
Rendahnya pengetahuan
petugas kebersihan
2 tentang 6 langkah cuci 4 4 3 4 15 2
tangan di Rumah Sakit
Umum Muna Barat.
Kurangnya
kesadaran petugas
3 kesehatan dalam 3 3 3 3 12 3
melakukan 6
langkah cuci
tangan dan 5
moment di ruang
UGD RSUD Muna
Keterangan;
5 : Sangat tinggi
4 : Tinggi
3 : Sedang
2 : Rendah
1 : Sangat Rendah.

22
Berdsarakn pengamatan dilakukan dari tehnik APKL dilakukan peringkingan,
dimana rengking 1 merupakan nilai APKL terbesar dan rengking 3 merupakan nilai
total APKL terkecil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan tugas, maka
disimpulkan isu prioritas yang akan diselesaikan dalam aktualisasi ini adalah
Kurangnya pengetahuan Petugas Kesehatan terhadap pemilahan sampah medis dan
non medis di ruang UGD RSUD Muna Barat.
3. Analisa Dampak Isu
Analisa dampak isu adalah suatu kerugian yang dapat ditimbulkan apa bila isu
tidak segera ditangani/diselesaikan. Terkait dengan isu tentang. Kurangnya
pengetahuan Petugas Kesehatan terhadap pemilahan sampah medis dan non medis,
maka ada beberapa dampak yang mungkin terjadi apa bila isu tidak segera ditangani,
diantaranya:
a. Kuman-kuman dapat masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan penyakit .
b. Rawan terkena infeksi nosocomial.

23
Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar Terhadap
nilai Organisasi
Visi Misi
1 2 3 4 5 Organisasi
6 7

1. Kordinasi pada Menyiapkan Tersampaikannnyaya Dengan Sesuai dengan


pimpinan dalam konsep rancangan a. Akuntabilitas(Tanggung jawab) melakukan nilai
rancangan kegiatan
hal Direktur kegiatan yang akan saya akan melakukan konsultasi pelapor dengan organisasi
RSUD Muna aktualisasi kepada
dilakukan pada mentor dan Direktur Rumah atasan, memberikan Rumah
Barat dan pimpinan
Sakit Umum Daerah Kabupaten kontribusi terhadap Sakit yaitu:
mentor perihal
menyampaikan Muna Barat dengan penuh Misi Rumah Sakit
1. Bersih
rancangan tanggung jawab yaitu:
kegiatan yang b. Nasionalisme (Mufakat, Lingkunganku
akan dilakukan Musyawarah)
di RSUD 2. Elok
Saya akan berkonsultasi
Muna Barat Pandanganku
mengutamakan mufakat dalam
bermusyawarah, tidak 3. Rapi Ruanganku
memaksakan pendapat, bersifat
kekeluargaan dan mengutamakan 4. Profesionalisme
persatuan Orientasiku
c. Etika Publik (Sopan)
saya akan menggunakan Bahasa 5. Iman Dasarku
yang sopan 6. Komprehensif
d. Komitmen Mutu (Efisien)
Saya akan melakukan kegiatan Sifatku
dengan efektif dan efisien 7. Ikhlas Hatiku
e. Anti Korupsi(Jujur)Saya akan
melakukan dengan berani 8. Responsif
berkonsultasi pada mentor dan Tindakanku
Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten MUNA 9. Cepat
BARAT serta segala apa yang Pelayananku
menjadi kendala disampaikan
secara jujur, disusun secara 10. Efisien Biayaku
transparan dan 11. Ramah Sikapku
Mencatat Diperolehnya 12. Disiplin Kerjaku
masukan atau masukan atau saran dari 13. Akurat
saran dari pimpinan
pimpinan direktur Dianogsaku
sekaligus 14. Sehat Tujuanku
menyampaikan
rancangan
kegiatan
Meminta Diperolehnya a. Akuntabilitas;
persetujuan persetujuan tertulis Tanggung Jawab
b. Nasionalisme;
melaksanakan dari pimpinan
Musyawarah
kegiatan kepada c. Etika Publik; sopan
pimpinan d. Komitmen Mutu;
Efektif dan Efisien
e. Anti Korupsi;
Tanggung Jawab

2. Melakukan Menyiapkan Tersampaikannya a. Akuntabilitas; Dengan melakukan


kordinasi rancangan rancangan kegiatan kejelasan target konsultasi pada
kegiatan b. Nasionalisme;
dengan penanggung jawab Ruang
kepentingan bersama
penanggung c. Etika Publik; UGD, maka akan
jawab Ruang integritas tinggi menambah pengetahuan
d. Komitmen Mutu;
UGD atau penulis
inovasi
kepala e. Anti Korupsi;
Ruangan Tanggung Jawab
Menyiapkan surat Tersedianya surat a. Akuntabilitas;
Dukungan dukungan mentor tanggung jawab dan
transparan
b. Nasionalisme;
musyawarah
c. Etika Publik; cermat
d. Komitmen Mutu;
berorientasi mutu
e. Anti Korupsi; kerja
keras
Meminta dan Diperolehnya arahan a. Akuntabilitas;
mencatat arahan dan dukungan dar partisipatif
dan dukungan mentor b. Nasionalisme; tidak
memaksakan kehendak
c. Etika Publik; sopan
dan cermat
d. Komitmen Mutu;
Inovasi
e. Anti Korupsi;
tanggung jawab
3. Melakukan Mendesain leaflet Tersedianya desain a. Akuntabilitas; Dengan membuat leaflet
koordinasi dan Leaflet konsisten, kejelasan berdasarkan konsultasi
target
meminta dari koordinator Ruang
b. Nasionalisme;
persetujuan kepentingan bersama UGD RSUD Muna Barat:
dengan kepala c. Etika Publik; cermat akan Meningkatkan
d. Komitmen Mutu;
UGD dan SDM, sarana dan
Inovasi
petugas lainya. e. Anti Korupsi; prasarana
tanggung jawab
Mencetak leaflet Tercetaknya leaflet a. Akuntabilitas; medis serta non medis
tanggung jawab serta penunjang medis,
b. Nasionalisme;
agar tercipta kondisi
kerjasama
c. Etika Publik; cermat yang aman dan nyaman
d. Komitmen Mutu; bagi petugas, pasien dan
inovasi
keluarganya serta
e. Anti Korupsi;
sederhana masyarakat pada
umumnya.
Mencetak Banner Tercetaknya a. Akuntabilitas;
Banner tanggung jawab
b. Nasionalisme;
kerjasama
c. Etika Publik; cermat
d. Komitmen Mutu;
inovasi
e. Anti Korupsi;
sederhana
4. Melakukan Menyediakan Tersedianya media a. Akuntabilitas: Dengan melakukan
media Edukasi Edukasi berupa: tanggung jawab edukasi maka akan
Edukasi b. Nasionalisme:kepenti
banner dan leaflet meningkatkan kesehatan
ngan bersama
c. Etika Publik: cermat perorangan keluarga dan
d. Komitmen Mutu: serta lingkungannya
inovasi

21
e. Anti Korupsi: sesaui dengan misi
sederhana RSUD RSUD Muna
Barat
Melaksanakan pre Tersedianya a. Akuntabilitas;
Test kuesioner pre test tanggung jawab
b. Nasionalisme;
dan post test
persamaan derajat
c. Etika Publik; sopan
d. Komitmen Mutu;
efektif dan efisien
e. Anti Korupsi;
sederhana
Memasang banner Terpasangnya a. Akuntabilitas;
Banner mendahulukan
kepentingan publik
b. Nasionalisme;
kepentingan bersama
c. Etika Publik; cermat
d. Komitmen Mutu;
berorientasi mutu
e. Anti Korupsi; kerja
keras, mandiri
Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas;
Edukasi Edukasi tanggung jawab ,
menggunakan partisipatif
banner dan leaflet b. Nasionalisme;
persamaan derajat
c. Etika Publik; sopan
d. Komitmen Mutu;
efektif dan efisien
e. Anti Korupsi;
mandiri, disiplin, adil
5. Evaluasi Memberikan Terdapatnya a. Akuntabilitas; adil, Dengan melakukan
kegiatan kesempatan peserta edukasi transparan dan evaluasi maka akan
yang bertanya partisipatif.
Edukasi kepada peserta memberikan masukkan
b. Nasionalisme;
edukasi untuk persamaan derajat. yang bermanfaat bagi
bertanya terkait c. Etika Publik; sopan penulis dan sesuai
dan jujur.
materi Edukasi dengan misi RSUD
d. Komitmen Mutu;
efektif dan berorientasi Muna Barat
mutu.
e. Anti Korupsi; jujur
dan transparan
Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas;
evaluasi posttest evaluasi post test tanggung jawab.
setelah melakukan b. Nasionalisme;
setelah melakukan
Edukasi kepada persamaan derajat.
Edukasi peserta edukasi c. Etika Publik; sopan.
d. Komitmen Mutu;
efektif dan efisien
e. Anti Korupsi; mandiri
dan transparan.
6. Pelaporan Kumpulkan semua Terkumpulnya a. Akuntabilitas; Dengan melakukan
semua kegiatan dokumen yang di semua dokumen transparan pelaporan semua
b. Nasionalisme;
yang telah buat kegiatan yang telah
kerjasama
dilaksanakan c. Etika Publik; cermat dilaksanakan kepada
kepada Mentor d. Komitmen Mutu; mentor maka akan
berorientasi mutu dan
teliti
e. Anti Korupsi; mandiri
dan kerja keras
Kumpulkan semua Terkumpulnya a. Akuntabilitas;
dokumentasi semua dokumen transparan
b. Nasionalisme;
kegiatan
kerjasama
c. Etika Publik; cermat
dan tanggung jawab.
d. Komitmen Mutu;
berorientasi mutu dan
teliti.
e. Anti Korupsi; mandiri
dan kerja keras
Melaporkan semua Semua laporan a. Akuntabilitas; jujur
hasil kegiatan hasil kegiatan di dan penuh tanggung
laporkan dan jawab.
kepada mentor b. Nasionalisme;
dikonsultasikan

31
dengan mentor persamaan derajat.
c. Etika Publik; cermat
dan tanggung jawab.
d. Komitmen Mutu;
berorientasi mutu dan
teliti
e. Anti Korupsi; mandiri,
transparan dan kerja
keras.
Meminta surat Terlaksana dan a. Akuntabilitas:
rekomendasi tersedianya surat tanggung jawab dan
kejelasan
tentang edukasi rekomendasi
b. Nasionalisme: amanah
pemilahan smpah tentang edukasi dan kerjasama
di Ruang UGD pemilahan sampah c. Etika Publik :
Sopan santun
RSUD Muna diruang UGD
d. Komitmen Mutu :
Barat RSUD Mutu dan efektif
Muna Barat e. Anti Korupsi:
Tanggung jawab

Menyetujui Kendari, 4 November 2020


Coach Peserta

(Hj. Putri Mase, S.Ikom) (Wiwin Saputra, S.KM)


NIP. 19630225 198303 2 014 NIP. 19890114 201903 1006

32
PENUTUP

Dari penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi “Upaya Meningkatan


Pengetahuan Petugas Kesehatan Terhadap Pemilahan Sampah Medis Dan Non
Medis Melalui Edukasi Di Ruang UGD RSUD Muna Barat” dengan menerapkan nilai-
nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain:
1. Terlaksananya aktualisasi nilai-nilai konsepsi dasar (ANEKA) dan kedudukan serta
peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Tenaga Sanitarian ahli
Pertama di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat;
2. Meningkatnya pengetahuan petugas terhadap pemilahan sampah medis dan non
medis di ruang UGD RSUD Muna Barat.
Pelaksanaan aktualisasi “Upaya Meningkatan Pengetahuan Petugas Kesehatan
Terhadap Pemilahan Sampah Medis Dan Non Medis Melalui Edukasi Di Ruang
UGD RSUD Muna Barat” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN, maka langkah
optimalisasi penerapan berupa koordinasi,sosialisasi, simulasi, evaluasi serta edukasi
penerapan bukan hanya bermanfaat saat proses penyelesaian rancangan kegiatan
aktualisasi tetapi dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang panjang karena melihat
manfaat yang akan diperoleh oleh RSUD Kabupaten Muna Barat pada masa kini dan masa
yang akan datang.

33

Anda mungkin juga menyukai