Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ika Yulianingsih

Kelas : 3B

NPM : 036119033

RANGKUMAN BAHAN AJAR 5

POPULASI TUMBUHAN

Populasi berasal dari bahasa latin yang berarti rakyat atau penduduk. Dalam ilmu
ekologi, populasi berarti sekelompok individu yang sejenis atau sama speciesnya. Sedangkan
suatu populasi tumbuhan adalah suatu kelompok individu dari jenis tumbuh – tumbuhan yang
sama dan menempati suatu habitat tertentu.

Setiap organisme saling berhubungan baik organisme yang sejenis maupun dengan
organisme yang tidak sejenis dalam suatu habitat. Gabungan dari berbagai organisme besar
maupun kecil yang hidup disebut komunitas biotik. Masing-masing kelopok kecil dalam
komunitas biotik dinamakan populasi.

Karakteristik Populasi Tumbuhan

Pada umumnya yang menjadi cirri – cirri suatu populasi adalah hal – hal yang
berhubungan dengan timbulnya tumbuhan baru dari biji / laju perkembangbiakan ( kelahiran
untuk hewan ), laju perkecambahan, laju kematian, jenis kelamin atau system reproduksi,
struktur umur, sebaran individu dan sebagainya. Suatu populasi tumbuhan pada umumnya
mempunyai cirri – cirri sebagai berikut :

1. Kerapatan populasi 4. Pertumbuhan populasi, imigrasi dan


2. Natalitas ( laju perkecambahan ) emigrasi
3. Mortalitas ( laju kematian ) 5. Persebaran umur
6. Fluktuasi populasi

Penggolongan individu atau jenis dalam populasi berdasarkan sifat biologi


atau tanda – tanda kelompok yang khas dapat dilakukan dengan du acara, yaitu:
menurut hubungan evolusi (hubungan kekeluargaan melalui nenek moyang atau
penggolongan secara taksonomi) dan menurut hubungan saling mempengaruhi antara
organisme di dalam komunitas. Karakteristik populasi diuraikan sebagai berikut :
1. Densitas Populasi
Densitas populasi atau disebut juga kerapatan/kepadatan populasi adalah besarnya
populasi dalam suatu unit ruang, yang pada umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu
– individu dalam setiap unit luas atau volume. Istilah kerapatan lazim untuk dentitas
tumbuhan dan hewan, sedangkan istilah kepadatan lazim untuk dentitas manusia.
2. Natalitas Populasi
Natalitas atau angka kelahiran yaitu reproduksi individu baru dari suatu populasi.
Istilah natalitas memiliki arti yang luas meliputi produksi individu – individu baru
organisme yang terjadi baik karena dilahirkan, ditetaskan, ditumbuhkan, ataupun karena
pembelahan sel. Natalitas dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan berbagai cara
sebagai berikut :

1. Angka kelahiran
Nn
B= keterangan :
t B = kelahiran
Nn = jumlah individu baru yang
dilahirkan t = waktu

2. Angka kelahiran spesifik


ΔNn
b= keterangan :
N Δt b = kelahiran spesifik
ΔNn = jumlah individu baru dalam populasi
N = populasi ( jumlah individu baru dalam populasi )
Δt = waktu
Factor – factor yang mempengaruhi natalitas populasi antara lain :

1) Perbandingan jenis kelamin dan kebiasaan kawin


2) Umur perkembangbiakan maksimum
3) Umur perkembangbiakan minimum
4) Jumlah sarang per tahun ( untuk binatang ) dan jumlah pasangan usia subur per tahun
( untuk manusia ).
5) Jumlah anak per sarang atau jumlah telur per sarang ( untuk binatang ) dan jumlah
anak tiap pasangan usia subur untuk manusia.
6) Densitas populasi itu sendiri.

3. Mortalitas Populasi
Mortalitas ( angka kematian ), yaitu jumlah individu yang mati dalam populasi
untuk suatu periode waktu tertentu. Mortalitas merupakan karakteristik untuk populasi
bukan karakteristik individu karena individu hanya mati satu kali, sedangkan populasi
memiliki kematian dalam periode waktu tertentu.

Laju kematian dapat dinyatakan dengan formulasi sebagai berikut :

D
d= keterangan :
t d = kematian
D = jumlah total kematian dalam
populasi t = waktu
Factor – factor yang mempengaruhi mortalitas dapat dikelompokan ke dalam
empat golongan sebagai berikut :
1) Factor – factor yang mematikan, secara langsung dapat mematikan atau mengurangi
populasi, misalnya predasi, pemburuan, penyakit, kelaparan dan kecelakaan.
2) Factor – factor kesejahteraan, berhubungan dengan kualitas lingkungan hidup,
misalnya kualitas makanan, minuman, kualitas udara, pelindung dan kualitas ruang
atau tempat hidup.
3) Factor – factor berpengaruh, mempengaruhi keadaan kualitas dan kuantitas makanan,
minuman ( air ), udara, pelindung, dan ruang atau tempat hidup. Contoh : kegiatan
manusia berupa usaha pengeringan daerah, pembakaran hutan, penebangan hutan,
penggalian tambang, penggembalaan liar.
4) Kematian karena umur yang telah tua.

4. Laju Kenaikan Populasi

Perbedaan antara natalitas dengan mortalitas akan menentukan laju kenaikan


populasi yang dirumuskan sebagai berikut :
ΔN
r.N =
Δt
N=b-d
Keterangan :
N = populasi
r = laju kenaikan populasi = laju kenaikan alami t = waktu
d = laju kematian b =laju kelahiran
5. Penyebaran Umur
Penyebaran umur merupakan salah satu karakteristik populasi yang
mempengaruhi mortalitas dan natalitas. Menurut Bodenheimer ( 1958 ), populasi dapat
dibagi ke dalam tiga kelas umur yaitu :
a. Prareproduktif, yaitu populasi yang sebagian besar anggotanya adalah individu –
individu berumur muda.
b. Reproduktif, yaitu populasi yang sebagian besar anggotanya individu – individu
berumur sama dengan umur rata – rata populasi.
c. Pascareproduktif, yaitu populasi yang sebagian besar anggotanya adalah individu –
individu berumur tua.

6. Distribusi/Penyebaran Intern
Individu – individu yang ada di dalam populasi mengalami penyebaran di dalam
habitatnya mengikuti salah satu di antara tiga pola penyebaran yang disebut pola
distribusi intern. Cirri – cirri dan sebab terjadinya pola distribusi intern, yaitu:
a. Distribusi acak
Distribusi acak terjadi jika apabila kondisi lingkungan seragam, tidak ada kompetisi
yang kuat antar individu anggota populasi, dan masing – masing individu tidak
memiliki kecenderungan untuk memisahkan diri.
b. Distribusi seragam
Distribusi seragam terjadi apabila kondisi lingkungan cukup seragam di seluruh area
dan ada kompetisi yang kuat antar individu anggota populasi. Kompetisi yang kuat
antar individu anggota populasi akan mendorong terjadinya pembagian ruang yang
sama.
c. Distribusi bergerombol
Distribusi bergerombol pada suatu populasi merupakan distribusi yang umum terjadi
di alam, baik bagi tumbuhan maupun bagi hewan. Distribusi bergerombol terjadi
karena berbagai sebab antara lain sebagai berikut :
 Kondisi lingkungan jarang yang seragam.
 Pola reproduksi dari suatu individu – individu anggota populasi.
 Perilaku hewan yang cenderung membentuk kesatuan atau membentuk koloni
Distribusi bergerombol dapat meningkatkan kompetisi di dalam meraih unsur
hara, makanan, ruang dan cahaya. akan tetapi, pengaruh yang merugikan dari kompetisi
itu ternyata seringkali dikompensasi dengan sesuatu yang menguntungkan. Agregasi atau
penggerombolan individu – individu organisme anggota populasi terjadi akibat beberapa
hal, antara lain :
a. Menanggapi adanya perubahan cuaca harian atau musiman.
b. Menanggapi perbedaan kondisi habitat setempat.
c. Sebagai akibat dari proses reproduksi.
d. Sebagai akibat daya tarik social

7. Dispersi Anggota Populasi


Dispersi atau perluasan anggota populasi adalah gerakan individu anggota populasi atau
anak – anaknya atau bakal kehidupan lainnya ( buah, biji, spora, larva, dan sebagainya )
ke dalam atau ke luar daerah populasi. Dispersi individu anggota populasi dapat terjadi
melalui tiga bentuk, yaitu :
1) Emigrasi, yaitu gerakan individu – individu anggota populasi atau anak – anaknya
atau bakal kehidupan lainnya ke luar batas daerah populasi, sehingga menyebabkan
densitas populasi berkurang.
2) Imigrasi, yaitu gerakan individu – individu anggota populasi atau anak – anaknya atau
bakal kehidupan lainnya ke dalam batas – batas daerah populasi, sehingga
menyebabkan densitas populasi bertambah.
3) Migrasi, yaitu gerakan individu – individu anggota populasi atau anak – anaknya atau
bakal kehidupan lainnya ke dalam dan ke luar batas daerah populasi, sehingga
menyebabkan densitas populasi berubah – ubah setiap saat.

8. Isolasi dan Teritorialitas


Isolasi yaitu pengucilan individu anggota populasi oleh yang lainnya dalam suatu
populasi. Isolasi terjadi karena adanya persaingan antara individu – individu yang berbeda
jenis terhadap sumber daya alam yang persediaannya sedikit. Adanya isolasi tersebut
akan menyebabkan individu atau kelompok jenis masing – masing akan membatasi
kegiatan mereka pada suatu daerah tertentu dan berusaha ingin mempertahankan daerah
tersebut.
Upaya individu atau kelompok species di dalam mempertahankan daerahnya
dinamakan teritorialitas. Adapun wilayah atau daerah yang dipertahankan oleh individu –
individu itu disebut daerah teritori yang merupakan seluruh atau sebagian dari daerah
tempat organisme hidup secara normal.

Anda mungkin juga menyukai