Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KE- 11

PENDEKATAN DALAM KONSELING


“KONSELING RASIONAL EMOTIF (KOREM)”
Dosen Pembina: Lisa Putriani, M.Pd, Kons

DISUSUN OLEH:
NAMA : FARHAN MUHTADI
NIM : 18006259

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Konsep Tentang Tingkah Laku
Asumsi Dasar Tentang Manusia
Manusia 1. Manusia dipandang sebagai Tujuan dan Teknik Konseling
makhluk yang rasional dan
Manusia memiliki sumber- juga tidak rasional Tujuan: Umum dan khusus.
sumber yang tak terhingga bagi 2. Pikiran, perasaan, dan Teknik: Konseling kognitif,
aktualisasi potensi-potensi tindakan manusia adalah konseling emotif evokatif,
merupakan suatu proses yang
dirinya dan bisa mengubah satu konseling behavioural.
ketentuan-ketentuan pribadi dan 3. Individu bersifat unik dan
memiliki potensi untuk
masyarakat
memahami keterbatasannya.

KONSELING RASIONAL
EMOTIF (KOREM)
Teori A-B-C-D-E
1. Antecedent event (A) yaitu
segenap peristiwa luar yang
dialami atau memapar individu. Cara Menganalisis Masalah
2. Belief (B) yaitu keyakinan, Perkembangan Tingkah Laku
Klien
pandangan, nilai, atau verbalisasi Salah Suai
Teori Kepribadian Konselor perlu memperlihatkan
diri individu terhadap suatu Tingkah laku bermasalah
1. Perkembangan dan menunjukkan kepada klien
peristiwa. adalah merupakan tingkah laku
kepribadian bahwa masalah atau kesulitan
3. Emotional consequence (C) yang didasarkan pada cara
2. Mekanisme tingkah yang dihadapinya sangat
berpikir yang irrasional.
merupakan konsekuensi laku berhubungan dengan
emosional keyakinannya yang irasional.
KONSELING RASIONAL EMOTIF (KOREM)
A. Asumsi Dasar Tentang Manusia
Rasional emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia
sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan
sadar akan objek-objek yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat
dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan yang berarti
manusia bebas berpikir, bernafas dan berkehendak.
Manusia memliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri,
berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang
lain, serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Akan tetapi, manusia juga
memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri,
menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan
secara tak berkesudahan, takhayul, intoleransi, profeksionisme, dan mencela
diri, serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri.
Terapi emotif rasional menegaskan bahwa manusia memiliki sumber-
sumber yang tak terhingga bagi aktualisasi potensi-potensi dirinya dan bisa
mengubah ketentuan-ketentuan pribadi dan masyarakat. Manusia dilahirkan
dengan kecenderungan untuk mendesakkan pemenuhan keinginan-keinginan,
tuntutan-tuntutan, hasrat-hasrat, dan kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya.
Jika tidak segara mencapai apa yang diinginkannya, manusia mempersalahkan
dirinya sendiri ataupun orang lain.

B. Konsep Tentang Tingkah Laku Manusia


Beberapa pandangan tentang hakikat manusia yang diajukan oleh Albert
Ellis, yang mewarnai teori Rational Emotive ialah sebagai berikut:
1. Manusia dipandang sebagai makhluk yang rasional dan juga tidak rasional.
Pada hakikatnya manusia itu memiliki kecendrungan untuk berpikir yang
rasional atau logis, disamping itu juga ia memiliki kecendrungan untuk
berpikir tidak rasional atau tidak logis. Kedua kecendrungan yang dimiliki
oleh manusia ini akan tampak jelas dan tergambar dalam bentuk tingkah
lakunya yang nyata. Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa apabila
sesorang telah berpikir rasional atau logis yang dapat diterima dengan akal
sehat, maka orang itu akan bertingkah laku rasional dan logis pula. Tetapi
sebaliknya apabila seseorang itu berpikir yang tidak rasional atau tidak
bisa diterima akal sehat maka ia menunjukkan tingkah laku yang tidak
rasional. Pola berpikir semacam inilah oleh Ellis yang disebut sebagai
penyebab bahwa seseorang itu mengalami gangguan emosional.
2. Pikiran, perasaan, dan tindakan manusia adalah merupakan suatu proses
yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. RET memandang
bahwa manusia itu tidak akan bisa lepas dari perasaan dan perbuatannya.
Perasaan seseorang senantiasa melibatkan pikiran dan tindakannya.
Tindakan selalu melibatkan pikiran dan perasaan seseorang.
3. Individu bersifat unik dan memiliki potensi untuk memahami
keterbatasannya, serta potensi mengubah pandangan dasar dannilai-nilai
yang diterimanya secara tidak kritis. Individu itu dilahirkan dengan
membawa potensi-potensi tertentu, ia memiliki berbagai kelebihan dan
kekurangannya serta keterbatasannya yang bersifat unik. RET memandang
bahwa individu itu memilikipotensi untuk memahami kelebihan-kelebihan
dan keterbatasan-keterbatasannya itu. Namun, di sela-sela kelebihan dan
keterbatasan itu individu harus memiliki potensi untuk berpandangan yang
rasional dan realistik, agar individu itu mampu melakukan adaptasi diri
dengan baik.

C. Teori Kepribadian
1. Perkembangan kepribadian :
a. Manusia tercipta dengan :
1) Dorongan yang kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan
diri.
2) Kemampuan untuk self-destructive (SD), hedonis buta, dan
menolak aktualisasi diri
b. Individu sangat mudah dipengaruhi orang lain (suggestible). Keadaan
seperti ini terlebih – lebih lagi terjadi pada masa anak-anak.
2. Mekanisme tingkah laku:
a. Berkenaan dengan suatu kejadian atau peristiwa (A) yang diikuti
oleh perasaan tidak enak (P) individu memiliki dua kemungkinan (B) :
berpikir rasional atau tidak rasional.
b. Ciri-ciri irrasional belief  (iB) :
1) Tidak dapat dibuktikan 
2) Menimbulkan perasaan tidak enak ( seperti kecemasan ) yang
sebenarnya tidak perlu.
3) Menghalangi individu kembali ke kejadian awal (A) dan
mengubahnya.

D. Teori A-B-C-D-E
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji
dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun
tingkah laku individu, yaitu  Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional
consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep
atau teori ABC.
1. Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau
memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian,
tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan
bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan
antecendent event bagi seseorang.
2. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu
terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu
keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak
rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan
cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan
kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan
keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal,
emosional, dan keran itu tidak produktif.
3. Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai
akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan
emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi
emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh
beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB
maupun yang iB.
Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini.
Seorang terapis harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional
itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis
positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.
Sebagai contoh, “orang depresi merasa sedih dan kesepian karena dia
keliru berpikir bahwa dirinya tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal,
penampilan orang depresi sama saja dengan orang yang tidak mengalami
depresi. Jadi, Tugas seorang terapis bukanlah menyerang perasaan sedih dan
kesepian yang dialami orang depresi, melainkan menyerang keyakinan mereka
yang negatif terhadap diri sendiri.
Walaupun tidak terlalu penting bagi seorang terapis mengetahui titik
utama keyakinan-keyakinan irasional tadi, namun dia harus mengerti bahwa
keyakinan tersebut adalah hasil “pengondisian filosofis”, yaitu kebiasaan-
kebiasaan yang muncul secara otomatis, persis seperti kebiasaan kita yang
langsung mengangkat dan menjawab telepon setelah mendengarnya berdering.

E. Perkembangan Kepribadian Salah Suai


Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku
bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir
yang irrasional.
Ciri-ciri berpikir irasional : (a) tidak dapat dibuktikan; (b) menimbulkan
perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya
tidak perlu; (c) menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan
sehari-hari yang efektif.
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional : (a) individu
tidak berpikir jelas tentangg saat ini dan yang akan dating, antara kenyatan dan
imajinasi; (b) individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain;
(c) orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang
diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Indikator keyakinan irasional : (a) manusia hidup dalam masyarakat adalah
untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang
dikerjakan; (b) banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik,
merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan
dihukum; (c) kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai
malapetaka, bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak
mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya; (d) lebih mudah untuk
menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk
mengahadapi dan menanganinya; (e) penderitaan emosional dari seseorang
muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai
kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional
tersebut; (f) pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap
kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada
saat sekarang; (g) untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan
untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan
supranatural; dan (h) nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain
terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat
penerimaan oleh orang lain terhadap individu.

F. Tujuan dan Teknik Konseling


Tujuan konseling menurut pendekatan RET sebagai berikut:
1. Tujuan utama
a. Memperbaiki dan merobah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan
serta pandanga-pandangan klien yang irasional dan illogic menjadi
rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri
b. Menghilangkan gannguan emosional yang merusak diri sendiri seperti
rasa benci, akut, rasa bersaloah, berdosa, cemas, was-was, marah,
sebagai konsekuensi dari cara berpikir dan sitem keyakinan yang
keliru
2. Tujuan khusus
Menurut Geral Corey (1986), dimana di tumbuhkan pada diri klien
hal-hal sebagai berikut:
a. Minat diri (self-interest), konseling memberikan kemungkinan kepada
klien untuk menata kembali persepsinya sendiri terhadap dirinya
b. Minat social (social-interest), manusia jarang memilih hidup sendiri
dan mereka suka hidup secara efektif dengan orang lain dalam
kelompok
c. Arahan diri (self-direktion), mengarahkan dirinya sendiri
d. Toleransi, membangkitkan rasa toleransi terhadaporang lain
e. Fleksibelitas, fleksibel dalam ide-idenya
f. Penerimaan dari ketidak tentuan (acceptance of uncertainty), bersedia
menerima kenyataan bahwa di dunia ini segala sesuatu mungkin terjadi
g. Komitmen, individu yang sehat mempunyai kapasitas untuk amat
terpikat dengan sesuatu diluar dirinya
h. Berpikir ilmiah (scientific thingking), membawa klien berpikir rasional
i. Penerimaan diri (self-acceptance), klien menerima keadaan diri sendiri
j. Mengambil resiko (risk-taking), emosi yang sehat cenderung untuk
menjadi petualang
k. Menerima kenyataan dan tidak khayalan (nonutopianism), matang dan
sehat emosinya menerima kenyataan
Dalam menyelenggarakan konseling konselor lebih bernuansa ototitatif
dengan menggunakan teknik-teknik yang bersifat langsung, persuasive,
sugestif, aktif, logis seperti pemberian nasehant, terapi kepustakaan,
pelaksanaan prinsip-prinsip belajar, konfrontasi langsung. Tiga pola dasar :
kognitif, emotif, behavoristik.
a. Konseling kognitif : memperlihatkan kepada klien bahwa dia haruslah
meninggalkan sikapnya yang feksionistik apabila dia ingin lebih bahagia
dan lepas dari kecemasannya.
b. Konseling emotif evokatif : mengubah sistim nilai klien. Berbagai teknink
digunakan untuk menyadarkan klien antara yang benar dan salah seperti
memberikan contoh.
c. Konseling behavioral : mengembangkan pola piker dan bertingkah laku
yang baru segera setelah klien menyadari kesalahan-kesalahannya.
Menurut Sayekti : (1993 : 17) ada 7 teknink dalam konseling rasioanal
emotif, yaitu :
a. Teknik assertive training yaitu melatih klien untuk secara terus menerus
menyesuaikan dirinya dengan pola pikiran/perilaku yang diinginkan.
b. Teknik sosiadrama untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang
menekan klien.
c. Teknik self modeling digunakan dengan meminta klien untuk berjanji atau
mengadakan komitmen dengan konselor.
d. Teknik imitasi untuk menirukan secara terus menerus suatu model
perilaku tertentu.
e. Teknik behavioristik mengembangkan pembelajaran baru.
f. Teknik counter conditioning untuk mengulangi perilaku-perilaku.
g. Teknik kognitif untuk melawan sistim keyakinan irrasional.

G. Cara Menganalisis Masalah Klien dengan Model Korem


Langkah-langkah konseling RET (Taufik, 2016: 221), yaitu:
1. Konselor perlu memperlihatkan dan menunjukkan kepada klien bahwa
masalah atau kesulitan yang dihadapinya sangat berhubungan dengan
keyakinannya yang irasional
2. Konselor menunjukkan kepada klien bahwa berfikir illogic sebenarnya
adalah sumbergangguan dari kepribadiannya
3. Konselor mencoba mengarahkan klien untuk cara berfikir dan
membebaskannya dari ide-ide yang irrasional
4. Dalam proses konseling, konselor menantang klien untuk mengembangkan
filosofi kehidupannya yang rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Taufik. 2016. Pendekatan dalam Konseling. Padang: UNP.
Prayitno. 2005. Konseling Pancawaskita. Padang: FIP UNP.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008.Pengantar Pelaksanaan Program Bk di Sekolah. Jakarta
:Rineka Cipta.
Winkel. 2007. Bimbingan dan Konseling di Instituti Pendidikan. Yogyakarta: Media Abad.
PERTANYAAN
1. Rasional emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia….
a. Dengan cara emotif
b. Sebagaimana adanya
c. Yang sudah ditetapkan
d. Dengan cara berperilaku positif
2. Ciri-ciri berfikir irasional…
a. Tidak dapat dibuktikan
b. Menimbulkan perasaan tidak enak
c. Menghalangi individu untuk berkembang
d. Semua benar
3. Sebutkan langkah-langkah RET?
Jawab:
a. Konselor perlu memperlihatkan dan menunjukkan kepada klien bahwa
masalah atau kesulitan yang dihadapinya sangat berhubungan dengan
keyakinannya yang irasional
b. Konselor menunjukkan kepada klien bahwa berfikir illogic sebenarnya
adalah sumbergangguan dari kepribadiannya
c. Konselor mencoba mengarahkan klien untuk cara berfikir dan
membebaskannya dari ide-ide yang irrasional
d. Dalam proses konseling, konselor menantang klien untuk
mengembangkan filosofi kehidupannya yang rasional.
4. Sebutkan tujuan utama dari konseling RET?
Jawab:
a. Memperbaiki dan merobah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan
serta pandanga-pandangan klien yang irasional dan illogic menjadi
rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri
b. Menghilangkan gannguan emosional yang merusak diri sendiri seperti
rasa benci, akut, rasa bersaloah, berdosa, cemas, was-was, marah,
sebagai konsekuensi dari cara berpikir dan sitem keyakinan yang
keliru

Anda mungkin juga menyukai

  • PDKT 2
    PDKT 2
    Dokumen8 halaman
    PDKT 2
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 8 Kelompok 4
    Tugas 8 Kelompok 4
    Dokumen7 halaman
    Tugas 8 Kelompok 4
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • PDKT 1
    PDKT 1
    Dokumen8 halaman
    PDKT 1
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Slta Tugas 7
    Slta Tugas 7
    Dokumen3 halaman
    Slta Tugas 7
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 13
    Tugas 13
    Dokumen7 halaman
    Tugas 13
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 9
    Tugas 9
    Dokumen8 halaman
    Tugas 9
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 10
    Tugas 10
    Dokumen7 halaman
    Tugas 10
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 8
    Tugas 8
    Dokumen7 halaman
    Tugas 8
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Kesmen 4
    Kesmen 4
    Dokumen4 halaman
    Kesmen 4
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Pemahaman Materi 1 TI
    Pemahaman Materi 1 TI
    Dokumen1 halaman
    Pemahaman Materi 1 TI
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Kesmen 5
    Kesmen 5
    Dokumen6 halaman
    Kesmen 5
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Teklab 3 Farhan
    Teklab 3 Farhan
    Dokumen6 halaman
    Teklab 3 Farhan
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Kesmen 2
    Kesmen 2
    Dokumen5 halaman
    Kesmen 2
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • PDKT 10
    PDKT 10
    Dokumen10 halaman
    PDKT 10
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • 14
    14
    Dokumen10 halaman
    14
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat