Maintenance 1
Maintenance 1
LANDASAN TEORI
berkembang menjadi suatu sistem baru khas Jepang yang kemudian dikenal sebagai
seluruh pekerja yang bertujuan mencapai efektifitas pada seluruh sistem produksi
berkembang menjadi suatu sistem baru khas jepang yang dikenal sebagai sistem total
productive maintenance yang kita kenal seperti sekarang ini. Total productive
maintenance berkembang dari filosofi yang dibawa oleh Dr. W. Edward Deming
pemanfaatan data untuk melakukan kontrol kualitas dalam produksi, dan lambat
laun pendekatan pemanfaatan data juga dilakukan untuk melakukan kegiatan
oleh Seiichi Nakajima. Tidak lama kemudian, Nippondenso meraih pengakuan dan
dengan menulis berbagai buku dan artikel pada akhir tahun 80an dan terus
accident.
umumnya.
yang sangat esensial dan mendasar, karena merupakan dasar kesuksesan penerapan
total produtive maintenance itu sendiri. Setiap pekerja harus dapat bekerja secara
bersama-sama dan berpartisipasi aktif dalam segala masalah yang timbul dalam
lingkungan kerjanya. Juga, pekerja harus sadar akan pentingnya pemeliharaan dari
semua peralatan demi kelancaran proses produksi. Adapun rumusan mentalitas dasar
1. Pengendalian pemeliharaan
pada hal-hal penting walau jumlahnya sedikit, daripada kepada hal yang
hal yang tidak tampak menjadi tampak, salah satunya melalui penggunaan
analisis statistika.
mengenai hubungan antara atasan dan bawahan yang baik yang akan bermanfaat
a) Penentuan masalah
b) Pencapaian sasaran
c) Evaluasi hasil
Dalam hal ini, atasan harus dapat bersikap terbuka, adil dan objektif serta
d) Tindakan hukuman
productive maintenance untuk meraih kesuksesan dan berjalan sesuai dengan harapan
dan rencana yang telah ditentukan. Sinergis vertikal dan horizontal perlu dilakukan
untuk memudahkan semua orang dari semua tingkatan manajemen dapat dengan jelas
Top Rencana
Strategis
manajemen
Midlle Rencana
Kegiatan
manajemen
Low
Kelompok
Manajemen Pemeliharaan
2.3.1 Organisasi
total productive maintenance untuk saling terkait agar dapat sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan. Adapun uraian dari level tersebut adalah sebagai berikut :
Top manajemen
Middle manajemen
pimpinan kelompok dari kelompok kecil maintenance yang terdiri dari anak buahnya.
Demikian pula, dia juga merupakan salah satu anggota kelompok kecil maintenance
demikian terbentuk dari level paling bawah hingga level paling atas.
Total productive maintenance memiliki tujuan yang diuraikan dalam empat unsur
maintenance
Seperti telah diuraikan diatas, sistem manajemen dalam hal penerapan total
tersebut sangat diperlukan. Bentuk fisik dari kelompok kecil maintenance ini terdiri
dari beberapa pekerja dengan seorang pemimpin kelompok. Adapun elemen didalam
a) Posisi
langsung dengan struktrur organisasi perusahaan. Hal ini lebih memudahkan untuk
beroperasinya kelompok ini secara efektif, efisien dan berlangsung secara terus
menerus, masih memerlukan waktu perkembangan yang terdiri dari empat tahap
dibawah ini:
3. Membentuk kelompok
memiliki dasar program tersendiri yang terdiri dari tiga tahap yaitu :
2. Penyelesaian masalah
3. Kegiatan peningkatan
Pemeliharaan terencana melakukan penekanan pada aspek mesin. Dalam sistem ini
instruksi dibuat lebih rinci dibanding dalam sistem pemeliharaan rutin dan juga
Selama servis terencana itu dilakukan, instruksi-instruksi yang rinci harus diikuti
Sistem ini memberikan perhatian sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan mesin
perencanaan. Semakin pendek interval dan makin rinci penggantian yang dilakukan,
Untuk memperoleh hasil yang baik dari sistem ini, maka perencanaan harus
dilakukan secara menyeluruh dan pencatatan harus dilakukan terus menerus. Analisis
terhadap data yang terekam akan membantu dalam penjadwalan penggantian dan
dari sparepart dapat dihindari pada masa yang akan datang dengan cara pemilihan
berkaitan dengan pelatihan operator, penyediaan sparepart pada ruang sparepart, dan
tentunya kemempuan yang baik dari sparepart itu sendiri. Keuntungan dari sistem ini
hanya dapat diperoleh dengan cara pencatatan dan interpretasi kondisi yang benar.
maintenance adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan dengan interval tertentu yang
Terdapat tiga dasar utama dalam preventive maintenance seperti dibawah ini :
1. Membersihkan (inspeksi)
Pekerjaan ini adalah tugas yang harus dilakukan pada setiap mesin dan
debu dari sisa produksi dan membersihkan peralatan lain yang digunakan.
2. Memeriksa (inspeksi)
3. Memperbaiki (repair)
Pekerjaan memperbaiki bila terdapat kerusakan-kerusakan sehingga mesin
Berikut adalah kurva karakteristik umur pakai suatu peralatan yang berbentuk
Adapun penjelasan dari kurva bathtub hazard rate adalah sebagai berikut :
1. Wilayah Burn-in
Suatu wilayah dimana peralatan baru digunakan sehingga disebut juga fase
Merupakan fase umur pakai berguna (ta- tb). Fase kerusakan pada wilayah
ini relatif konstan. Dalam wilayah ini kerusakan tidak dapat diprediksi,
3. Wilayah Ware-out
Wilayah dimana umur ekonomis suatu peralalatan telah habis dan telah
Distribusi kerusakan adalah informasi dasar mengenai umur pakai suatu peralatan
digunakan jika laju kerusakan konstan terhadap waktu. Distribusi lognormal memiliki
kemiripan dengan distribusi weibull sehingga jika pada suatu kasus memiliki
distribusi weibull maka distribusi log normal juga dapat digunakan. Distribusi normal
weibull digunakan pada model yang mengalami laju kerusakan menaik maupun
median rank karena metode ini memberikan hasil yang lebih baik untuk distribusi
1 0.3
F ( ti )
n 0.4
1. Distribusi Eksponensial
Distribusi ini memiliki laju kerusakan yang tidak berubah dan konstan
xi ti
1
yi In
1 F (ti )
(i 0.3)
F ti
(n 0.4)
n
x .y
i 1
i i
Parameter : b n
2
x
i 1
i
i = 1,2,3…,n sedangkan
f (t ) e .t
F (t ) 1 e .t
Fungsi keandalan
R(t ) e .t
f (t )
t
R (t )
1
MTTF
2. Distribusi Lognormal
memiliki bentuk yang bervariasi. Tetapi yang sering terjadi, data yang
xi ln ti
yi zi 1 ( F (ti )
F (ti)
i 0.3
i 0.4
Untuk rumus microsoft excel 1 adalah Normsinv
n
n n
n. xi . y i xi . y i
b
i 1 i 1 i 1
n 2
2 n
n. xi xi
i 1 i 1
n n
yi
i 1
x
i 1
i
a b
n n
1
Parameter : s , dan
b
t med e s .a
dimana : ti = data kerusakan ke-i
i = 1,2,3…,n sedangkan
2
1 1 t
f (t ) e 2
ln
s.t 2 2.s t ned
1 t
F (t ) ln
s t med
Fungsi keandalan
1 t
f (t ) 1 ln
s t med
f (t )
f (t )
1 t
1 ln
s t med
3. Distribusi normal
metode kuadrat terkecil (least square method) yaitu : (Ebeling, hal 370)
xi ti
yi zi 1 ( F (ti )
F (ti)
i 0.3
i 0.4
Untuk rumus microsoft excel 1 adalah Normsinv
n
n n
n. xi . y i xi . y i
b
i 1 i 1 i 1
n 2
2 n
n. xi xi
i 1 i 1
n n
yi
i 1
x
i 1
i
a b
n n
a
Parameter : , dan
b
1
b
i = 1,2,3…,n sedangkan
1 1 t 2
f (t ) e 2
2 2
t
F (t )
Fungsi keandalan
t
R(t ) 1
MTTF
4. Distribusi weibull
xi ti
1
yi ln ln
1 F (ti )
F (ti)
i 0.3
i 0.4
Untuk rumus microsoft excel 1 adalah Normsinv
n
n n
n. xi . y i xi . y i
b
i 1 i 1 i 1
n 2
2 n
n. xi xi
i 1 i 1
n n
yi
i 1
x
i 1
i
a b
n n
a
b
Parameter : e
i = 1,2,3…,n sedangkan
1 t
t
f (t ) . e
t
F (t ) 1 e
Fungsi keandalan
t
f (t ) e
1
t
f (t )
1
MTTF .1
( x ) x 1x 1
Ukuran korelasi linear antara dua peubah yang paling banyak digunakan adalah
koefisien korelasi, index of fit atau koefisien korelasi (r). Hal ini menunjukan
hubungan linier yang kuat antara dua peubah acak xi dan yi. Pada distribusi
Distribusi eksponensial
xi ln .ti
ln 1
yi
1 F (ti )
Distribusi eksponensial
xi ln .ti
ln 1
yi ln
1 F (ti)
Distribusi normal
xi ti
xi ln .ti
dimana:
Semakin besar nilai r menandakan bahwa hubungan linear antara xi dan yi semakin
baik. Nilai r = 0 berarti antara xi dan yi tidak ada hubungan linear, namun bukan
berarti tidak memiliki hubungan sama sekali (Walpole, hal 370). Beberapa kriteria
bisa digunakan untuk mengidentifikasi index of fit. Diantaranya adalah memilih index
of fit terbaik, yaitu yang terbesar untuk menentukan jenis distribusi suatu data
n
n n
n. xi . y i xi . yi
r
i 1 i 1 i 1
n 2 n 2 n 2 n 2
n. xi xi n. y i yi
i 1 i 1 i 1 i 1
1. Buka lembar kerja baru (worksheet) dan masukan nilai variabel x pada
select.
4. Pilih Ok.
distribusi data yang telah dipilih benar-benar mewakili data. Pengujian kecocokan
distribusi yang digunakan adalah uji spesifik goodness of fit karena uji ini memiliki
probabilitas yang lebih besar dalam menolak suatu distribusi yang tidak sesuai
Goodness of fit terbagi menjadi dua yaitu general test dan specific test. General
test biasanya menggunakan chi square test dengan ukuran sampel yang relatif besar.
Sedangkan specific test, menggunakan least square test dengan ukuran data yang
sebagai berikut :
1. Masukan data time to failure (untuk MTTF) atau data downtime (untuk
5. Pilih Ok.
downtime per unit waktu dapat terminimasi. Model ini digunakan untuk mengetahui
minimasi downtime yang digunakan adalah age replacement model (Jardine, hal 94).
pengoperasian telah mencapai umum yang telah ditetapkan tp. Hal ini dilakukan jika
pada selang waktu tp tidak terjadi kerusakan. Apabila sebelum waktu tp, sistem tidak
pada saat tp dengan mengambil waktu acuan dari waktu beroperasinya sistem setelah
Total downtime per unit waktu untuk penggantian pencegahan pada saat tp
T p .R(tp ) 1 R(t p )
D (t p )
t p T p .R(tp ) M (tp) T f .1 R(tp )
dimana :
teratur agar dapat meminimasi downtime mesin akibat kerusakan yang terjadi secara
tiba-tiba. Konstruksi model interval waktu pemeriksaan optimal tersebut adalah :
1
= waktu rata-rata perbaikan
1
= waktu rata-rata pemeriksaan
i
Total donwtime per unit waktu merupakan fungsi dari frekuensi pemerikasaan (n) dan
( n) n
D (n)
i
dimana :
1
= berbanding terbalik dengan
1
i = berbanding terbalik dengan
i
k
( n)
n
( n) n
D (n)
i
Maka :
k k 1
' (n) dan D ' ( n)
n2 n . i
2
Dimana :
1 MTTR
(1 / ) jam ker ja / tahun
1
Nilai berbanding terbalik dengan
1
Nilai i berbanding terbalik dengan
i
Nilai k adalah nilai konstan dari jumlah kerusakan per satuan waktu, sehingga jumlah
k i
n
tingkat ketersediaan atau kesiapan mesin untuk beroperasi kembali setelah mesin
tersebut selesai diperbaiki. Tingkat ketersediaan berdasarkan waktu penggantian
dua kejadian yang saling bebas dan tidak saling mempengaruhi. Sehingga
berdasarkan teori peluang dua kejadian bebas, nilai peluang kejadian saling bebas
mengurangi kerusakan karena usia mesin yang sudah tua atau sudah saatnya
mengalami kerusakan (ware-out) dan mempunyai pengaruh yang besar dalam umur
1 t
R(T ) 1 ln
s t med
n
2
1 t
R(T ) 1 ln
s t med
1 t n.
R(t n.T ) 1 ln
s t med
dimana :
T = Age replacement
n = Jumlah penggantian ke-n
Objektivitas dari setiap kegiatan perawatan dan perbaikan dalam produksi adalah
efektifitas peralatan menjamin pada kelancaran produksi dan minimasi dalam biaya
perawatan dan perbaikan. Total preventive maintenance mengarah pada usaha untuk
alat dengan efektif. Sebuah mesin ataupun peralatan yang mengalami breakdown,
merupakan sasaran untuk dilakukan efektifitas, baik dengan jalan perbaikan maupun
Dua jenis kerugian yang ditimbulkan oleh breakdown adalah, time losses
dramatis dan tidak terduga. Breakdown jenis ini biasa terjadi dan
harus dikurangi sampai mencapai titik nol kejadian. Usaha ini memerlukan
Kerugian ini ditimbulkan akibat downtime dan cacat produksi. Oleh sebab
itu saat mesin atau peralatan telah diperbaiki ataupun mengalami kendala
cacat pada produk maka mesin atau peralatan tersebut harus di-adjust
kembali agar siap pada kondisi dan spesifikasi awalnya. Kegiatan demikian
pemakaian sementara atau saat mesin tidak jalan. Sebagai contoh : salah
satu sensor tidak dapt berfungsi dengan baik karena kotoran (debu),
dramatis lainnya.
6. Start-up losses
Merupakan yield losses yang terjadi selama tahap awal produksi dari saat
Sampai saat ini orang masih berpendapat bahwa antara kegiatan pemeliharaan
dengan kegiatan produksi merupakan dua kegiatan yang terpisah satu sama lain.
Pelaksanaan penempatan pekerja terbagi menjadi dua bagian yang terpisah sehingga
ada dua pihak yang bertanggung jawab terhadap efektifitas pemakaian mesin dengan
bertugas mengerjakan benda kerja dan mengawasi mutu prosesnya, tidak memikirkan
kondisi mesin yang digunakannya bahkan tidak tahu segi teknis dari mesin yang
dioperasikannya sehingga kondisi demikian akan membuat dan mempercepat
jawab juga sebagai pemelihara dalam batas-batas tertentu. Dengan cara ini
diharapkan pengoperasian mesin bisa sesuai dengan spesifikasi dan kondisi terbaik
performanya. Tanggung jawab operator mesin dalam bidang pemeliharaan ini dikenal
dekat dengan mesin maka dialah yang seharusnya mengetahui kondisi mesin dari
waktu ke waktu. Ia pun seharusnya menjadi yang paling dulu mengetahui apabila
Lubrikasi
benar kondisi mesin setiap saat sehingga bila terjadi sesuatu ke-abnormalan dapat
diketahui sesegera mungkin. Data yang ter-record dengan tepat dan cepat
tersebut.
Berpedoman pada sistem yang ada artinya operator senantiasa mentaati prosedur
pemeliharaan maupun pengoperasian mesin agar kondisi mesin tersebut bisa dijaga
dan dipertahankan.
yang memadai untuk melakukan antisipasi apabila terjadi gangguan pada mesin yang
Didalam total productive maintenance, seorang operator tidak cuma mampu untuk
memasukan benda kerja dan mengoperasikan mesin untuk memproses sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan, tetapi lebih dari itu ia juga harus memiliki
kewajiban memelihara msin yang dioperasikannya. Untuk itu ia juga harus menguasai
dihasilkan.
Sulit untuk disangkal bahwa operator memang seharusnya memikul tanggung jawab
dalam pemeliharaan mesin dalam batasan tertentu. Pemakaian mesin hanya efektif
bila kinerja pengoperasiannya tinggi dan ini tergantung juga pada keterampilan
operator. Kinerja pengoperasian tinggi akan menghasilkan hasil produksi yang tinggi
pula, namun demikian hasil produksinya tentu saja akan berkurang apabila mesin
yang dioperasikan berada pada kondisi offline dan menunggu atau sedang diperbaiki
1. Kegiatan pemeliharaan
corrective maintenance.
2. Kegiatan peningkatan
menyederhanakan pemeliharaan.
Disamping itu dari sisi operator pun memiliki kewajiban untuk menjaga kondisi dasar
kondisi mesin agar tetap berada pada spesifikasi dan performanya. Penurunan
performa mesin memang sering kali tanpa disadari. Untuk dapat mencegah atau
meminimalisir penurunan performa mesin dapat dilakukan cara seperti dibawah ini :
sejauh mana penurunan yang terjadi, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara :
kegiatan tersebut sengatlah penting. Tugas dari maintenance staff adalah membantu
dan membina serta berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada para operator
1. Pembersihan awal
5. Inspeksi mandiri
1. Pembersihan awal
sama dengan inspeksi”. Selama ini mereka memiliki pengertian bahwa kegiatan
kondisi abnormal. Pembersihan awal memanfaatkan panca indera yang ada pada
manusia untuk mengetahui dan mendeteksi kondisi kendur, masalah pada vibrasi,
keausan, defleksi, suara abnormal, terlalu panas dan kebocoran pelumasan.
keretakan) bisa dapat diketahui. Selain inspeksi, kesempatan ini juga digunakan
untuk mengamati dan membedakan antara ondisi normal dan kondisi abnormal,
dihilangkan. Bila tidak bisa dihilangkan, diusahakan untuk dikurangi dan bila
terhadap kondisi tersebut. Umumnya akan ditemui adanya mesin yang memilki
lokasi yang sulit untuk dibersihkan sehingga pembersihan memakan waktu lama
atau malah tidak dapat dijangkau sama sekali. Untuk ini diupayakan agar lokasi
alat pembersih yang dibuat khusus), namun demikian tidak semua kondisi bisa
ditingkatkan.
Mengapa dikerjakan
Dimana dikerjakan
Bagaimana mengerjakannya
Pada awalnya menyusun suatu standar merupak suatu hal yang tidak mudah bagi
improvement.
Pada tahap ini operator menerima instruksi dasar dalam bidang pelumasan,
komponen alat, pneumatik, hidrolik, sistem penggerak dan teknologi dasar lain
Pelatihan dasar
Penyeragaman pengetahuan
Menerapkan pengetahuan
kondisi mesin secara dini. Suatu kegiatan inspeksi tidak selamanya berhasil
Ketidakmampuan operator
Hal penting lain adalah interval inspeksi. Interval inspeksi bisa dalam harian,
mingguan atau bulanan. Penentuan inspeksi ini tidak mudah karena banyak
Cara yang paling tepat adalah berdasarkan pada pengalaman sebelumnya, karena
kegiatan inspeksi ini melibatkan dua pihak, yaitu bagian produksi dan
Penentuan waktu yang diperlukan untuk pekerjaan inspeksi tergantung pada jenis
pertimbangkan adalah :
Segi lain yang membetasi adalah alokasi waktu yang tersedia, sebab kegiatan
Disini disusun standar dasar yang merupakan gabungan antara standar yang telah
disusun pada tahap tiga dengan ditambah inspeksi total harian. Hasilnya
agar breakdown seperti ini tidak terulang lagi. Adapun pelaksanaannya dapat
ditingkatkan
Organisasi dan ketertiban kerja merupakan prinsip dasar perbaikan tempat kerja.
berhubungan dengan set standar dan berhubungan dengan operator. Tugas dari
penyederhanaan standar yang meliputi apa yang harus diorganisir dan apa yang
harus dikontrol.
Concern Unsur
Dies, Jig dan piranti Menjaga agar terorganisir dan mudah dalam
Alat perkakas dan Inventori alat perkakas dan alat pencegah cacat,
Bila semua tahapan sebelumnya sudah dilalui dengan sukses maka tahap terakhir
kepada operator dan pekerja lain yang terkait. Namun demikian harus dilakukan
dibandingkan dengan spesifikasi awalnya. Bila hal ini dibiarkan maka, kondisi mesin
akan semakin menurun dan penurunan ini umumnya tidak dirasakan oleh operator
hingga tiba saatnya mesin terpaksa diganti sebelum waktunya ataupun pergantian
komponen mesin tersebut. Hal ini justru merugikan dari sisi perusahaan, baik
Tiga hal utama yang mampu mempertahankan kondisi mesin agar tetap pada kondisi
1. Kebersihan
panca indera (mis: getaran abnormal mesin bisa dirasakan melalui sentuhan
Pelumasan
Standar kebersihan
2. Pelumasan
pengaruhnya tidak langsung pada mesin, pelumasan ini sering luput dari
yang tidak benar seperti misalnya: dies dan piranti pecah dan tombol alat
bantu salah fungsi. Dalam hal ini kelompok kecil maintenace bisa berperan
Pada mesin yang baru dipakai sering kali timbul masalah terutama pada saat uji
jalan sehingga sulit untuk menetapkan standar operasi normalnya. Mungkin saja pada
saat itu mesin dapat beroperasi dengan normal tetapi bagian pemeliharaan akan dibuat
pembersihan yang diluar kebiasaan. Oleh karena itu jika ingin membeli mesin perlu
diteliti dahulu apakah mesin yang akan dibeli tersebut sudah dilengkapi dengan
pemeliharaan pencegahan bagian pemeliharaan akan dibuat repot sepeti hal yang
dijelaskan diatas. Pelaksanaan maintenance prevention harus dilakukan pada waktu
mungkin. Maintenance prevention dilaksanakan pada mesin yang akan memasuki lini
Data yang dikumpulkan oleh departemen maintenance tidak bisa dipakai begitu
engineering bertanggung jawab pada waktu fabrikasi dan instalasi. Data pemeliharaan
catatan inspeksi dan sebagainya. Data-data ini tidak seluruhnya bisa dimengerti oleh
staff dari departemen production engineering dan untuk keperluan ini data harus
production engineering.
1. Motivasi
2. Peningkatan skill
3. Lingkungan kerja
Dalam konteks total productive maintenance, ketiga faktor diatas merupakan faktor-
dapat menghilangkan enam kerugian besar (six big losses), pertama kali yang harus
menyiapkan tempat kerja yang sesuai untuk kesuksesan penerapan total productive
salah satu ciri khas dari total productive maintenance. Sebelum diterapkan total
pekerjaan melalui pembagian kerja yang spesifik. Fungsi dan tanggung jawab para
sikap operator didasari atas pola pikir “ I operate – you fix “ atau sebaliknya “ I fix –
you operate, don’t touch anything” Cara berpikir yang demikian itu akan sangat
khususnya baik operator dan maintenance staff haruslah sepakat bahwa operator
mesin bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin yang dipakainya setiap hari.
Untuk dapat bertanggung jawab, maka para operator harus diberikan pengetahuan dan
pekerjaan itu mudah, selalu orang yang belum mempunyai pengalaman akan
tugas yang baru baginya, bila diharapkan karyawan tersebut sekses mengerjakan
pengetahuan, namun itu belum cukup, agar ia mampu mengerjakannya dengan baik
maintenance dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan baik itu dilakukan didalam
manager dapat meminta bantuan kepada satu atau lebih ahli total productive
maintenance dari luar untuk melakukan pemberian materi dan pelatihan di dalam
Dalam kesehariannya, seorang operator harus menjaga agar mesin dan peralatan
dibutuhkan suatu pelatihan untuk operator dengan tujuan agar operator dapat menjaga
apa yang disebut dengan kondisi dasar mesin. (Basic machine or equipment
condition)