DOSEN PEMBIMBING
HAMKA ST. MT.
DISUSUN OLEH:
KELAS SIPIL D
KELOMPOK 3
NIM : 218190134
NIM : 218190110
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“Rekayasa Perkerasan Jalan” dengan baik. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah rekayasa perkerasan jalan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Penulis menyadari dalam
penyusunan laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurang sempurnaan, maka kritik
dan saran yang konstruktif dari semua pihak, akan penulis terima dengan senang hati untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan serta dapat menjadi sumber inspirasi
untuk kedepan nantinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................................2
A. Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan...........................................................................................................2
B. Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan (flexible pavement)............................................................................4
a) Lapisan Permukaan ( Surface )................................................................................................................5
b) Lapisan pondasi Atas ( Base Course)......................................................................................................7
c) Lapis Pondasi Bawah (Sub-Base Course)...............................................................................................8
d) Lapisan tanah dasar (Subgrade)............................................................................................................10
C. Kontruksi Perkerasan Kaku.......................................................................................................................11
a) Jenis dan fungsi lapisan perkerasan kaku..............................................................................................12
D. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan......................................................................................................13
E. Jenis Pemeliharaan Jalan...........................................................................................................................13
BAB III...................................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.......................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis dan fungsi lapisan perkerasan?
2. Apa saja penyusun lapis perkerasan?
3. Apa saja fungsi dari masing-masing lapis perkerasan?
4. Apa sajakah penyebab dari kerusakan jalan tersebut?
5. Bagaimanakah alternatif penanganan dan pemeliharaan kerusakan
6. jalan yang terjadi pada perkerasan jalan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis dan fungsi lapisan perkerasan.
2. Untuk mengetahui penyusun lapis perkerasan.
3. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing lapis perkerasan
4. Untuk mengetahui penyebab kerusakan jalan.
5. Untuk mengetahui penanganan dan pemeliharaan kerusakan pada perkerasan jalan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai antara lain
adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja.
Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain adalah aspal, semen dan tanah liat.
Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah
pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan
manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan
untuk berlalu lalang disitu.
Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya, akan
memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan penumpang
akan memberikan pula sejumlah variasi. Dan hal itu harus didukung oleh perkerasan
jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan menentukan kelas jalan yang
bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima beban besar dibanding jalan
kelas 2.
Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda. Persyaratan
umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan yang selalu
rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup
lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai
cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut
tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta
iklim yang bersangkutan.
Sebagaimana telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah
lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat
baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri.
2
Berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan dapat
dibedakan atas :
beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasat dengan atau
tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh
pelat beton.
perkerasan lentur.
Perbedaan utama antara perkerasan kaku dan lentur diberikan pada tabel 2.1
di bawah ini.
3
B. Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan (flexible pavement)
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Aspal itu
sendiri adalah material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang
berbentuk padat sampai agak padat. Jika aspal dipanaskan sampai suatu
temperatur tertentu, aspal dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus
partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton. Jika temperatur mulai turun,
aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat termoplastis).
Sifat aspal berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh
sehingga daya adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini
dapat diatasi / dikurangi jika sifat-sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah-
menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan yang ada dibawahnya,
sehingga beban yang diterima oleh tanah dasar lebih kecil dari beban yang
diterima oleh lapisan permukaan dan lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.
4
a) Lapisan Permukaan ( Surface )
Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya. Lapisan yang
biasanya kita pijak, atau lapisan yang bersentuhan langsung dengan ban kendaraan.
1. Lapisan bersifat nonstruktural, berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air.
Aspal campuran panas (Hot Mix) dengan jenis A TB, A TS8, HRS, HRSS I
AC
Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis slurry seal, DGEM, OGEM
dan Macadam Emulsion
Burtu (laburan aspal satu lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam,
dengan tebal maksimum 2 cm
Burda (laburan aspal dua lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan
dengan tebal padat maksimum 3,5 cm
5
Latasir (lapis tipis aspal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan
dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat 1 – 2 cm
Buras (laburan aspal), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan
aspal taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch
Latasbum (lapis tipis asbuton murni), merupakan lapis penutup yang terdiri
dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan tertentu
yang dicampur secara dingin dengan tebal padat maksimum 1 cm
Lataston (lapis tipis aspal beton), dikenal dengan hot rolled sheet (HRS)
merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
bergradasi timpang, mineral pengisi (filler) dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Tebal padat antara 2,5 – 3,0 cm
6
b) Lapisan pondasi Atas ( Base Course)
Lapisan perkerasan yang terltak di antara lapis pondasi bawah dan lapis
permukaan dinakamakan lapis pondasi atas(base course). Karena terletak tepat di
bawah permukaan perkerasan, maka lapisan ini amenerima pembebanan yang berat
dan paling menderita akibat muatan, oleh karena itu material yang digunakan harus
berkualitas sangat tinggi dan pelaksanaan konstruksi harus dilakukan dengan
cermat. Secara umum base course mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban aroda dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya.
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Lapis pondasi kelas B terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah
atau batu pecah dengan berat jenis yang seragam dengan pasir, lanau
atau lempung dengan persyaratan di bawah ini :
7
ASTM Standard Persentase Berat Butir Lolos
Sieve
1,5” 100
1” 60 – 100
0,75 55 – 85
No. 4 35 – 60
No. 10 25 – 50
No. 40 15 – 30
No. 200 8 - 15
Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar
dinamakan lapis pondasi bawah (sub-base course) yang berfungsi sebagai :
8
2. Efisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif murah
dibandingkan dengan lapisan perkerasan di atasnya.
3. Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.
4. Lapisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancer. Hal ini sehubungan
dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar
dari pengaruh cuaca, atau lemahnyas daya dukung tanah dasar menahan roda-
roda alat berat.
6. Lapisan untuk mencegah partikel-parikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas. Untuk itu lapisan pondasi bawah haruslah memenuhi syarat filter
yaitu :
Dimana :
D15 : diameter nutir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 15%
D85 : diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 85%
9
d) Lapisan tanah dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya.
Menurut Spesifikasi, Tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan
jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu
yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR) Lapisan tanah dasar
dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan
yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain. Ditinjau
dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
o Lapisan tanah dasar, tanah galian.
o Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
o Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung pada
sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Dalam pedoman ini diperkenalkan
modulus resilien (MR) sebagai parameter tanah dasar yang digunakan dalam
perencanaan Modulus resilien (MR) tanah dasar juga dapat diperkirakan dari CBR
standar dan hasil atau nilai tes soil index. Korelasi Modulus Resilien dengan nilai
CBR (Heukelom & Klomp) berikut ini dapat digunakan untuk tanah berbutir halus
(fine-grained soil) dengan nilai CBR terendam 10 atau lebih kecil. MR (psi) =
1.500 x CBR
Persoalan tanah dasar yang sering ditemui antara lain :
10
C. Kontruksi Perkerasan Kaku
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa
juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton
sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal
beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
•
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian
terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini
berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal
lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
•
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang
menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal
perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan
dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas
struktural perkerasannya.
•
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainase, kendali terhadap kembang susut yang terjadi pada tanah
dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan
konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah:
• Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat beton
• Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa kostruksi
• Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen
• Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butirbutiran halus tanah
bersama air padadaerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan,
akibatlendutan atau gerakanvertikal plat beton karena beban lalulintas, setelah
adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat. Pemilihan penggunaan jenis
perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur yang sudah lama dikenal
dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan kerugiannya.
11
•
13
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas
5. Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri
atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa
juga tidak ada) di atas tanah dasar.
14
B. Saran
15
Daftar Pustaka
http://cremonagalerie.blogspot.com/2012/04/teknik-perkerasan-jalan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_jalan_raya_2.html
http://www.scribd.com/doc/91782999/perkerasan-kaku
16