FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG 2020 1. Nama lain dari Parkinson Paralysis Agitans / Shaking palsy 2. Gejala yang sering timbul sebelum gejala parkinson muncul Hilangnya kemampuan indera penciuman atau anosmia lalu konstipasi, anemia, gangguan tidur dan anxietas yang dapat muncul beberapa tahun sebelum gejala lain. 3. Pull test / retropulsive test merupakan tes khusus yang bertujuan untuk memeriksa gejala instabilitas postural. Tes ini mengevaluasi kemampuan pasien untuk menjaga keseimbangan badan pada saat bahu pasien ditarik ke belakang. Penilaian lain dari tes ini yaitu jumlah langkah yang diperlukan pasien dalam menyeimbangkan badannya. Prosedur pull test / retropulsive test: 1. Pasien berdiri dengan nyaman dengan mata terbuka (kaki dibuka seluas bahu, tidak terlalu lebar maupun sempit) 2. Pemeriksa berdiri di belakang pasien 3. Pasien diminta untuk mempertahankan posisinya untuk tetap seimbang dan tidak jatuh, dan memberitahukan bahwa pemeriksa akan menangkap pasien apabila jatuh 4. Pemeriksa menarik bahu pasien secara tiba-tiba waktu yang relatif singkat (dengan kekuatan yang cukup) dan dinilai apakah pasien dapat mengembalikan keseimbangannya atau ke posisi semula 5. Pasien tidak boleh mengetahui ketika pemeriksa hendak menarik bahu pasien Scoring: 0 : dapat mengembalikan keseimbangannya secara spontan (memerlukan 1 sampai 2 langkah) 1 : 3 langkah atau lebih ke belakang namun masih dapat mengembalikan keseimbangannya 2 : retropulsi, membutuhkan bantuan agar tidak jatuh 3 : sangat tidak stabil, cenderung kehilangan keseimbangan secara spontan 4 : tidak bisa berdiri tanpa bantuan / didampingi 4. Resting tremor terjadi ketika pasien parkinson istirahat atau pada keadaan diam (tidak bergerak). Tremor tersebut dapat menghilang ketika pasien bergerak dan ketika pasien dalam keadaan deep sleep atau ketika fase REM. Namun, ketika fase non REM, tremor masih dapat muncul sehingga membuat pasien terbangun dari tidurnya. 5. Bradyphrenia merupakan salah satu istilah yang berarti keterlambatan berpikir / slowness in thinking. Contoh gejalanya yaitu pasien merespon pertanyaan dengan lambat, biasanya masih dapat memberikan jawaban yang tepat namun diberi waktu yang cukup. Penyebabnya yaitu adanya disfungsi dari dopaminergic signalling selain di basal ganglia, disfungsi tersebut dapat terjadi di pre-frontal cortex cerebri.