PRASYARAT
1. Anatomi sistem reproduksi wanita
• Vagina
o Panjang: 7-9cm
o Letak: cavitas pelvis, inferior dari uterus
o Fungsi: menghubungkan antara serviks uterus sampai dengan vestibulum
vagina, berperan dalam kopulasi
o Relasi:
§ Anterior terhadap fundus vesica urinaria dan urethra
§ Lateral terhadap levator ani, fascia pelvic profunda, dan ureter
§ Posterior terhadap canalis analis, rectum, retro-uterine pouch
o Vaskularisasi:
§ A. uterina
§ A. vaginalis & A. pudenda interna
o Vagina tidak memiliki glandula, sehingga mendapat sekret/mucus dari
cervix baik dalam keadaan normal maupun patologis
o Epitel vagina hasilkan glikogen untuk dipecah oleh Lactobacillus sp. agar
pH menjadi asam (berfungsi untuk system pertahanan)
o Persyarafan
§ N. perinealis profundus (somatic, mempersarafi 1/5 – 1/4 bagian
inferior)
§ Plexus nervosus uterovaginalis (visceral, 3/4 - 4/5 bagian superior)
ü Persyarafan simpatis: segmenta Thoracica inferior melalui
n. Splanchnicus lumbalis, Plexus intermesentericus, plexus
hypogastricus, plexus pelvicus
ü Persyarafan parasimpatis: segmenta sacralis S2-S4 melalui
nn. Splanchnici pelvici ke plexus hypogastricus inferior dan
plexus uterovaginalis
ü Persyarafan aferen visceral: menghantarkan impuls nyeri
melalui syaraf parasimpatis
• Uterus
o Letak: pada cavitas pelvis
o Ukuran:
§ Panjang: 7,5 cm
§ Lebar: 5 cm
§ Tebal: 2 cm
§ Berat: 90 gram
o Terbagi menjadi 2 bagian:
§ Corpus uteri, termasuk didalamnya:
ü Fundus uteri
§ Cervix uteri, termasuk didalamnya:
ü Isthmus: dari ostium anatomicum uteri internum sampai
ostium histologicum uteri internum
ü Portio supravaginalis cervicis (antara isthmus dan vagina)
ü Portio vaginalis cervicis (mengelilingi ostium uteri)
o Ligamentum yang melekat pada corpus uteri:
§ Lig. Teres uteri
§ Lig. Ovarii proprium
o Ligamentum yang melekat pada cervix uteri:
§ Lig. Cardinale
§ Lig. Rectouterina
o Lapisan-lapisan dinding uterus (dalam ke luar)
§ Endometrium
§ Myometrium
§ Perimetrium
o Uterus terletak dalam posisi:
§ Anteversio: Anterosuperior terhadap sumbu vagina
§ Anteflexio: Fleksi ke anterior terhadap sumbu cervix uteri
o Vaskularisasi:
§ A. Uterina, a. Ovarica
o Persyarafan: Plexus Frankenhausen (untuk kontraksi otonom saat
persalinan)
• Tuba uterina
o Panjang ±10cm
o Letak: Di antara kedua lapisan lig. Latum bagian atas (tergantung di
dalam Mesosalpinx)
o Terbagi atas 4 bagian:
§ Infundibulum tubae uterinae (memiliki fimbriae tubae uterinae)
§ Ampulla tubae uterinae
§ Isthmus tubae uterinae
§ Intramural tubae uterinae
o Fungsi: sebagai saluran spermatozoa, ovum, dan hasil konsepsi
o Perdarahan:
§ A. ovarica à aspek lateral tuba
§ A. uterina cabang ascendens à aspek medial
§ V. ovarica dan plexus venosus uterinus
o Persyarafan:
§ Plexus ovaricus
§ Plexus uterinus
• Ovarium
o Letak: dinding lateral pelvis, pada fossa ovarii (Waldeyer)
o Memiliki 2 facies:
§ Facies medialis
§ Facies lateralis
o Memiliki 2 ekstremitas:
§ Ekstremitas uterina ovarii
§ Ekstremitas tubaria ovarii
o Memiliki 2 margo:
§ Margo mesovaricus
§ Margo liber
o Penyokong:
§ Mesovarium
§ Lig. Suspensorium ovarii: berisi vasa ovarica, plexus nervosus
ovaricus
§ Lig. Ovarii propium
o Vaskularisasi:
§ A. ovarica
§ Vena ovarica dextra & sinistra
2. Histologi sistem genitalia wanita
• Tuba uterina
o Dindingnya terdiri dari beberapa lapisan:
§ Tunika mukosa à epitel selapis silindris, terdiri atas:
ü peg cell à sekretorik cell à nutrisi spermatozoa dan oosit
sekunder
ü cilliated cell à kinocilia bergerak ke arah uterus
§ Lamina propria mukosa à jaringan ikat longgar lymphoid dan
kolagen
§ Tunica muscularis otot polos cir long
§ Tunica serosa: mesotel serabut saraf dan vaskuler
o Dibagi menjadi 4 bagian:
§ Pars intramuralis
ü Bagian yang berada dalam dinding uterus
ü Tunika muskularisnya paling tebal
ü Tunika mukosanya paling tak berkelok sehingga lumennya
hamper teratur
§ Isthmus
ü Bagian paling panjang dan lumennya paling sempit
§ Pars ampullaris
ü Bagian yang paling lebar
ü Tunika mukosanya paling berkelok
§ Infundibulum, terdapat fimbriae tubae uterinae
• Vagina
o Dindingnya terdiri atas:
§ Tunika mukosa:
ü Epitel berlapis gepeng tak berkeratin
ü Lamina propria: jaringan penyambung jarang kaya akan
serabut elastis
§ Tunika muskularis: otot polos longitudinal dan sirkuler
§ Tunika adventitia: Jaringan ikat padat kaya serabut elastis
3. Fisiologi system reproduksi wanita
• Hierarki hormone reproduksi wanita
1. Hipotalamus à GnRH, menuju ke
2. Hipofisis pars anterior à FSH dan LH, menuju ke
3. Ovarium à Estrogen dan progesterone
SKENARIO
Anamnesis
• Wanita, 27 tahun à insidensi
• Pekerjaan: Buruh pasar
• KU: demam (à inflamasi; suspek infeksi/ trauma/ keganasan/ autoimun) sejak 3 hari yg
lalu + nyeri pd perut bag bawah (suspek kelainan pd: colon sigmoid; appendix; caecum;
ureter; vesica urinaria; uterus; tuba uterina; ovarium)
• Disertai dgn adanya keputihan yg gatal & berbau (à suspek kelainan pada organ
genitalia à susp. infeksi)
• Blm pernah mengalami nyeri perut bwh spt ini
• Sering mengalami keputihan, hilang-timbul, diobati sendiri dgn beli obat di apotek
• Disangkal adanya perdarahan per vaginam(à cari kemungkinan keganasan; trauma; luka
pd genitalia), nyeri saat berhubungan(à cari kemungkinan kelainan pada vagina, cervix),
dan ggg menstruasi(à cari kemungkinan ggg hormonal)
• Haid terakhir sekitar 2mgg y.l, siklus teratur, terkadang terasa nyeri pd 1-2 hari pertama
haid à normal
• Pasien menikah sbnyk 3x, memiliki 2 org anak, terkecil: 5 thn(à cari kemungkinan
komplikasi: obstruksi)
• Sdg tdk menggunakan kontrasepsi apapun(àcari kemungkinan kelainan akibat
penggunaan kontrasepsi, spt IUD/hormon)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: sakit sedang
• Kesadaran: kompos mentis
• Status gizi: baik
• Tanda vital: TD:110/80; N:100x/mnt regular isi cukup; R:26x/mnt; S:38,3°C à febris à
inflamasi
• Status generalis:
o Kepala: konjungtiva tdk anemis
o Leher: tdk ada pembesaran KGB
o Thoraks: dbn
o Abdomen: datar, soepel, nyeri tekan + pd daerah suprapubic(à organ genitalia pd
suprapubik: uterus, tuba uterine, ovarium), timpanis, bising usus + normal
• Ekstremitas: dbn
• Genitalia:
o Genitalia eksterna: dbn à bkn kelainan pd genitalia eksterna
o Pemeriksaan ginekologis bimanual: nyeri pada adneksa uterus sisi kiri dan kanan
+(à kemungkinan kelainan pd tuba uterina), nyeri goyang cervix
+(àkemungkinan uterus jg bs terkena)
• Pemeriksaan in spekulo: tampak secret putih kental keluar dari cervix (à berasal dari
cervix atau saluran di atasnya)
DASAR DIAGNOSIS
• Anamnesis:
o Wanita, 27 thn, memiliki 2 anak
o Demam
o Nyeri pada perut bawah
o Keputihan dgn sekret kental & berbau
o Sering keputihan; hilang timbul; hanya diobati dgn obat yg dibeli sendiri dari
apotek
• Pemeriksaan fisik
o Demam
o Abdomen: nyeri tekan pada suprapubik
o Genitalia:
§ Nyeri pada adneksa uterus kiri & kanan
§ Nyeri goyang cervix
o Sekret putih kental keluar dari cervix
DIAGNOSIS BANDING
1. Salpingitis
2. Pelvic Inflammatory Disease
3. Endometritis
SALPINGITIS
DEFINISI
Peradangan pada tuba falopii yang biasanya disebabkan oleh agen infeksi
ETIOLOGI
Biasanya merupakan infeksi gabungan beberapa bakteri. Bakteri tersering adalah Neisseria
gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis.
• Gardnerella vaginalis
• E. coli
• H. influenzae
• Streptococcus B hemoliticus
• Streptococcus non hemolitik
• Prevotella bivia
• Spesies Bacteroides
• Spesies Peptostreptococcus
• Mycoplasma hominis
• Ureaplasma urealyticum
• Berdasarkan sifatnya:
o Akut: tuba falopi menjadi merah dan bengkak, mengeluarkan cairan ekstra
sehingga dinding tabung sering menempel pada struktur terdekat.
o Kronis: biasanya mengikuti serangan akut. Infeksi lebih ringan, tahan lama dan
mungkin tidak menghasilkan banyak gejala yang nyata.
• Berdasarkan etiologinya:
o Spesifik: disebabkan Neisseria gonorrhoeae
o Non-spesifik: disebabkan mikroorganisme lainnya
EPIDEMIOLOGI
• Salah satu infeksi organ genitalia wanita yang paling sering ditemui pada wanita usia
reproduktif
• Kira-kira 1 juta kasus baru ditemukan di AS setiap tahunnya dengan rentang usia 15-25
tahun
• Salpingitis merupakan jenis tersering dari Pelvic Inflammatory Disease
FAKTOR RESIKO
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
• GK dapat bervariasi dari asimptomatik sampai:
o Nyeri parah di perut (sudut kanan atau kiri bawah) pada satu atau kedua
sisi
o Peritonitis difusa
o Gejala menyerupai ISK
o Vaginal discharge (warna/bau tidak biasa)
o Dysmenorrhoea (nyeri haid)
o Demam
o Berkeringat
o Menggigil
o Keputihan
o Nyeri saat hubungan seksual (dispareunia)
o Infertilitas
• Keparahan gejala tak selalu berbanding lurus dengan tingkat keparahan penyakit
• GK pada infeksi C. trachomatis biasanya sudah parah, pasien datang dengan keluhan
infertil
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tujuan penatalaksanaan
• Mengurangi gejala
• Eradikasi bakteri penyebab
• Mencegah komplikasi (mencegah infertilitas tuba)
2. Non farmakologi
• Tirah baring
• Pengangkatan AKDR dianjurkan segera setelah terapi antimikroba diberikan
3. Farmakologi
• Indikasi rawat inap
o Diagnosis tidak pasti dan pembedahan darurat seperti appendicitis dan
kehamilan ektopik harus disingkirkan
o Dicurigai adanya abses pelvis
o Penyakit sudah berat sehingga tidak memungkinkan terapi rawat jalan
o Pasien hamil
o Pasien tidak mampu mengikuti atau mentoleransi regimen pada waktu
rawat jalan
o Pasien tak memberikan respons terhadap pengobatan rawat jalan
o Pasien memiliki penyakit penyulit medik seperti DM atau penyakit katup
jantung
• Apabila rawat jalan:
o Gunakan salah satu antibiotik sebagai berikut:
§ Cefotaksitin: 2 gram, IM ATAU
§ Amoksisilin: 3 gram, PO ATAU
§ Ampisilin: 3,5 gram per os ATAU
§ Procain Penisilin G dalam aqua: 4,8 juta unit, IM oada dua tempat
o Diikuti dengan (jangan gunakan selama kehamilan):
§ Doksisiklin: 100 mg, PO, 2dd selama 10-14 hari
§ Tetrasiklin: 500 mg, PO, 4dd selama 10 hari (dapat dipakai
meskipun kurang aktif dalam melawan organisme anaerob
tertentu)
o Analgesik apabila pasien merasa nyeri
o Evaluasi klinis dilakukan dalam 48-72 jam, bila tidak ada respon lanjutkan
ke rawat inap
o Setelah terapi berakhir lakukan biakan serviks dan pemeriksaan serviks
lanjutan
• Regimen rawat inap meliputi:
o Regimen A (pilihan paling baik untuk broad spectrum)
§ Cefotetan 2 gram IV 2dd, ATAU
§ Cefoxitin 2 gram IV 4dd DIIKUTI
§ Doksisiklin 100 mg IV atau PO 2dd
§ Hentikan cefoxitin 24 jam setelah gejala pasien membaik,
lanjutkan dengan melakukan doksisiklin 100 mg PO untuk 14
hari.
o Regimen B (lebih spesifik untuk anaerob, indikasi bila terdapat TOA)
§ Clindamycin 900 mg IV 3dd,
§ Gentamicin loading dose 2 mg / kg IV atau IM, kemudian 1,5 mg
/ kg IV 3dd
• Contoh resep pasien rawat inap
o R/ Cefoxitin inj. 1 gr vial No. VIII
ʃ pro inj 2 vial tiap 6 jam
o R/ Doxycycline tab 100 mg No. XXX
ʃ 2dd tab1 pc
o R/ Paracetamol tab 500 mg No. XXX
ʃ 3dd tab2 pc prn
PENCEGAHAN
• Melindungi diri dari penyakit menular seksual dengan cara menghindari seks bebas.
(Penggunaan kontrasepsi)
• Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya segera diobati
karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas.
• Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi
KOMPLIKASI
PROGNOSIS