Anda di halaman 1dari 14

OCM: FCM Tutor:

Created by: Rio Bayu Nugroho


FCM Kompilasi: A. Basic Science
1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
Kaitan ke kasus  pasien mengalami imperfotate hymen

Sistem reproduksi wanita dibagi menjadi dua:


- Internal:
o Dua ovarium yang difiksasi oleh ligament ovarium, ligament
suspensory dan broad ligament yang berlokasi di rongga
abdomen.
o Dua tuba fallopi yang merupakan saluran telur, untuk
menerima ovum yang diovulasikan. Bagiannya ada fimbriae,
ampulla, isthmus, dan uterotubal junction.

Created by: Rio Bayu Nugroho


o Uterus: merupakan rongga tempat untuk berkembangnya
janin. Terdiri dari tiga bagian yaitu fundus, corpus, dan
cervix. Uterus tidak terfiksasi di bagian fundus dan corpus,
namun pada bagian cervix di fiksasi oleh ligament-ligament
yang berhubungan.
o 1/3 atas vagina.
- External:
o 2/3 bawah vagina.
o Hymen.
o Labia majora, minora.
o Clitoris, mons pubis.
o Kelenjar bartholin dan paraurethral.
2. Hymen
Kaitan ke kasus  pasien mengalami imperforate hymen
- Karakteristik:
o Merupakan selaput dari jaringan mukosa yang mengelilingi
Sebagian external vaginal.
o Memisahkan external vaginal dengan vulva.
o Mengandung banyak ujung syaraf.
o Pada anak-anak , hymen memiliki bentuk crescent.
o Saat pubertas  estrogen menyebabkan perubahan pada
hymen dalam bentuk dan akan menjadi sangat elastis.
Normalnya, hymen setelah pubertas mulai dari tipis, elastis,

Created by: Rio Bayu Nugroho


tebal dan agak kaku, bahkan tidak ada sama sekali - Permukaan dari hymen dilapisi oleh stratified squmaous epithelium
hymennya. yang tidak mengandung cornification.
o Hymen pada awal selesai berbentuk annular, dan past - Epitelnya memiliki karakteristik ketebalan pada batas perlekatan
neonatal stage, akan memiliki diameter 1 mm, dan akan dengan dinding saluran reproduksi.
bertambah besar 1 mm setiap tahun.
- Embriologi: 4. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
o Pada minggu ke-3 dari trimester kedua, hymen dibetuk Kaitan ke kasus  pasien mengalami ammenorrhea
bersamaan dengan vagina. a. Fisiologi Hormonal Reproduksi Wanita
o Pada minggu ke-7, urorectal septum akan terbentuk dan Hormone reproduksi wanita terdiri dari aksis HPO yaitu:
memisahkan rectum dari urogenital sinus. - Hypothalamus  mengeluarkan GnRH yang memiliki fungsi
o Pada minggu ke-9, Mullerian duct akan bergerak kebawah, sebagai:

kemudian bersatu dengan urogenital sinus, membentuk o Mengaktifkan HPO axis.

uterovaginal canal dan masuk ke urogenital sinus. o Menempel dengan reseptornya di gonadotrop pituitary, dan
o Pada minggu ke-12, mullerian duct berfusi. memicu sekresi FSH dan LH yang memicu gametogenesis
o Pada bulan ke 5, kanalisasi vagina telah selesai, fetal hymen dan steroidogenesis dari kelenjar gonad.

telah terbentuk dari proliferasi sinovaginal bulb (dimana - Hypophysis:

tempat Mullerian duct bertemu dengan urogenital sinus). o FSH: menstimulasi perkembangan folikel ovarium sebelum

Dan akan berperforasi sebelum atau sesaat sesudah lahir. terjadinya ovulasi, dan meningkatkan produksi dari estrogen.
o LH: memicu terjadinya ovulasi dan perkembangan dari
3. Histologi Sistem Reproduksi Wanita corpus luteum dan meningkatkan sintesis estrogen dan
Kaitan ke kasus  pasien mengalami imperforate hymen. progesterone.
Histologi hymen: - Ovarium:
- Dibentuk oleh fibrous connective tissue, yang terdiri dari elastic dan o Estrogen:
collagenous fibers.

Created by: Rio Bayu Nugroho


 Maturasi dan maintain dari uterus, tuba fallopi, cervix o Activin: menstimulasi sekresi dari FSH di hipofisis anterior.
dan vagina. b. Siklus Menstruasi
 Memicu perkembangan seks sekunder pada saat Siklus Ovarium (oogenesis)
pubertas. Siklus ovarium adalah sebagai berikut:
 Memicu perkembangan payudara. 1. Primordial germ cell  diproduksi saat didalam kandungan, dimana
 Memicu proliferasi dan perkembangan dari ovarian nanti akan memproduksi sebanyak 7 juta oogonium pada minggu ke
granulosa cell. 20-24 kehamilan.
 Up-regulasi reseptor estrogen, progesteron, dan LH. 2. Awal usia kehamilan minggu k 8-9, beberapa oogonium kemudian
 Negative dan positive feedback effect dari sekresi akan masuk ke fase profase dari meiosis I dan akan menjadi oosit
FSH dan LH. primer.
 Mengontrol kehamilan. 3. Meiosis ini akan berlanjut pada usia 6 bulan setelah kelahiram,
 Menurunkan kontraksi uterus. dimana semua oogonium akan menjadi oosit primer.
 Menstimulasi sekresi dan aksi prolactin di payudara. 4. Oosit primer tetap berhenti pada fase profase I hingga terjadinya
 Menurunkan LDL-C. ovulasi.
 Anti-osteoporosis. Tahapan dari siklus ovarium ada tiga yaitu:
o Progesteron:
 Mengontrol aktifitas sekretorik dari uterus selama
fase luteal.
 Memicu perkembangan payudara.
 Negative feedback dari sekresi LH dan FSH.
 Mengontrol kehamilan.
 Memicu kontraksi uterus.
o Inhibin: berfungsi untuk menghambat sekresi dari FSH di
kelenjar hipofisis anterior.

Created by: Rio Bayu Nugroho


- Tahap kedua: tahap kedua terjadi sangat cepat, dimana hanya
terjadi selama fase reproduksi. Folikel-folikel primer akan
berkembang dan berprogresif menjadi folikel yang lebih matur dan
sel-sel teka dan granulosa akan berkembang.
- Tahap ketiga: tahap setiga ini sangat cepat, dimana terjadi 5-7 hari
setelah mens. Akan terbentuk folikel graafian, dan pada ahri ke-14
akan terjadi ovulasi melepaskan ovum ke rongga abdomen. Pada
waktu ini, meiosis I telah selesai, oosit sekunder terbentuk, dan
melanjutkan ke meiosis II, namun meiosis II berhenti pada fase
metafase. Untuk folikel yang tidak dominan, akan regresi dan
membentuk corpus luteum yang berfungsi mensintesis hormone seks
steroid untuk mempertahankan fungsi saluran reproduksi selama
fase fertile, ketika terjadi fertilisasi. Namun, jika tidak akan regresi
dan membentuk corpus albicans.
Siklus Uterus
Terjadi dalam waktu 21-35 hari, namun rata-rata 28 hari. Fase menstruasi
ini terjadi karena perbedaan fase folikular, sedangkan fase luteal tetap
konstan. Dibagi menjadi tiga tahap:
- Tahap pertama: terjadi perkembangan folikel, dimana oosit primer  Fase Proliferasi: terjadi pada hari ke 0-14. Pada fase ini, terjadi
akan berkembang, dan membentuk lapisan granulosa untuk lonjakan dari FSH dan LH, sehingga akan terjadi peningkatan
memproduksi hormon steroid dan nutrisi. Pada tahap ini, primordial produksi dari estrogen. Produksi estrogen menyebabkan proliferasi
follicle akan berkembang menjadi primary follicle, sel theca interna dari endometrial lining dari uterus dan menghambat sekresi GnRH
berkembang, dan sel granulosa mulai mensekresikan cairan. Pada dari hipotalamus dan menghambat FSH dan LH dari hipofisis
tahap ini disebut juga prepubertal ovaries. anterior sebagai negative feedback.

Created by: Rio Bayu Nugroho


endometrium dan meningkatkan vaskularisasi. Pada fase ini,
endometrium dipersiapkan untuk ovum yang terfertilisasi, terjadi
peningkatan temperature, cervical mucus akan menjadi sedikit dan
kental dan sulit untuk di penetrasi sperma. Jika corpus luteum
mengalami regresi, maka estrogen dan progesteron akan turun,
sehingga akan terjadi degenerasi endometrium dan menstruasi.

 Fase Ovulasi: ovulasi terjadi pada hari ke-14, dimana ovulasi


berbeda-beda terjadinya, tergantung lama fase folikularnya. Ovulasi
terjadi karena adanya lonjakan dari estradiol yang membuat positive
feedback dari sekresi GnRH dari hipotalamus dan FSH dan LH dari
hipofisis anterior. Peningkatan FSH dan LH membuat terjadinya
ovulasi. Pada saat ovulasi, cervical mucus meningkat jumlahya dan
akan menjadi encer dan mudah di penetrasi oleh sperma. Estradiol
akan turun segera, setelah ovulasi dan akan meningkat kembali pada
fase luteal.
 Fase Luteal: fase luteal terjadi pada hari ke 14-28 siklus menstruasi.
Pada fase ini corpus luteum mensintesis progesterone. Progesteron
akan menyebabkan peningkatan aktifitas sekretorik pada
Created by: Rio Bayu Nugroho
c. Tanner Stage of Sexual Development

d. Pubertas
Kaitan ke kasus  pasien belum mengalami menstruasi
- Definisi: pubertas adalah sejumlah kejadian yang terjadi pada anak-
anak menuju ke dewasa yang diakibatkan adanya perubahan
neuroendokrin dan fisiologi, sehingga mengalami perubahan dari
seksual sekunder. Pubertas diakibatkan dua kondisi:
o Adenarche  terjadi karena ada maturasi dari zona
retikularis di korteks adrenal yang menstimulasi
pertumbuhan rambut pubis. Adenarche terjadi pada usia 6-8
tahun ketika kelenjar adrenal memiliki zona retikularis untuk
meningkatkan sekresi dari hormone seks steroid. Puncaknya
pada usia 13-15 tahun.

Created by: Rio Bayu Nugroho


o Gonadarche  Terjadi karena adanya aktifasi dari HPO o Menarche  menstruasi pertama, dimana dimulai dari usia
axis yang memicu ovulasi, menstruasi dan produksi hormone sekitar 12 dan 13 tahun atau sekitar 2.5 tahun setelah
seks steroid. Gonadarche terjadi pada usia 8 tahun yang pertumbuhan breast bud. Hal ini terjadi karena aktifasi dari
terjadi dengan mekanisme negative dan positive feedback. HPO yang menstimulasi siklus menstruasi.
 Positive feedback  memicu ovulasi.
 Negative feedback  memicu pertumbuhan
payudara.
- Tahapan Pubertas:
o Accelerated growh  ditandai dengan peningkatan
pertumbuhan tinggi badan dimulai dari usia 9-10 tahun dan
puncaknya pada 12 tahun yang terjadi sebanyak 9 cm/tahun.
Hal ini dikarenakan adanya stimulasi hormone seks steroid
pada pertumbuhan epifisisi dan peningkatan hormone
pertumbuhan hipofisis.
o Thelarche  pertumbuhan dari breast buds, biasanya
dimulai dari usia 10 tahun. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan sirkulasi estrogen. Estrogen juga memicu
perkembangan mukosa vagina dan uterus.
o Pubarche  pertubuhan rambut pubis dimulai dari 10 B. Clinical Science
1. Menstruation Abnormalities
tahun, diikuti dengan pertumbuhan rambut aksila. Pubarche
- Menstruasi normal: pendarahan regular, rata-rata 28 hari (21-35
biasanya diikuti oleh thelarche, namun ada yang dimulai dari
hari), lamanya 3-5 hari, pendarahan sekitar 30-50 ml/siklus.
thelarche dahulu. Puberche terjadi karena adanya
- Menorrhagia: pendarahan hebat (>80 ml/siklus), atau pendarahan
peningkatan sirkulasi androgen.
lama (> 7 hari), aliran menstruasi terjadi di regular interval.
- Hypomenorrhea: waktunya regular namun sedikit lambat.
Created by: Rio Bayu Nugroho
- Metrorhhagia: adanya pendarahan diantara normal menstruasi, - Central disorder: gangguan sekresi GnRH, FSH dan LH. Misalnya
biasanya sedikit dibandingkan pendarahan dari normal menstruasi. pada hipotalamus, tumor, TB, trauma, dan lainnya.
- Menometrorrhagia: pendarahan berlebih atau lama dengan interval - End-organ disorder: gangguan proses perkembangan folikel.
irregular. Misalnya pada ovarian agenesis, gonadal agenesis, ovarian failure,
- Oligomenorrhea: siklusnya ireguler > 35 hari. dana lainnya.
- Polimenorrhea: siklusya irregular, dan sering mens < 21 hari. - Outflow tract abnormalities: gangguan pada proses aliran darah
- Amenorrhea, sekunder; tidak mens 6 bulan atau lebih. menstruasi keluar. Misalnya pada imperforate hymen, transverse
- Amenorrhea, primer: vaginal septum, vaginal agenesis, dan lainnya.
o Tidak mens pada usia 14 tahun dengan tidak adanya Diagnosis:
perkembangan seksual sekunder.
o Tidak mens pada usia 16 tahun dengan adanya
perkembangan seksual sekunder.
- Disfungsional uterine bleeding: pendarahan hebat atau ireguler
yang tidak diketahaui penyebabnya.
2. Amenorrhea
a. Definisi dan epidemiologi
Amenorrhea merupakan tidak adanya mens selama siklus menstruasi.
b. Klasifikasi
 Primary Amenorrhea
Primary amenorrhea merupakan tidak adanya menstruasi pada usia 14
atau 16 tahun dengan tanpa adanya perkembangan seksual sekunder atau
pada Primary amenorrhea prevalensinya sekitar 1-2% kasus di dunia.
Etiologi:
Berdasarkan kompartemen aksis dari HPI, dibagi menjadi tiga yaitu:

Created by: Rio Bayu Nugroho


Terapi:
- Jika congenital  maka diterapi dengan operasi dan rekonstruktif. 3. Hymen Abnormalities Variantion
- Jika tidak ada uterus dan tidak ada payudara, dapat diterapi dengan Variasi dari abnormalitas dari hymen adalah sebagai berikut:
estrogen replacement untuk memicu perkembangan payudara dan
mencegah osteoporosis, namun kalau ada payudara tidak perlu
diterapi estrogen.
- Jika ada uterus namun tanpa perkembangan payudara dan
hypergonadotropic hypogonadism maka perlu diterapi estrogen
replacement.
 Secondary Amenorrhea
Tidak menstruasi lebih dari 6 bulan yang sebelumnya pernah mengalami
menstruasi.
Etiologi;
- Kehamilan.
- Abnormalitas anatomi.
- Ovarian failure.
- PCOS.
- Gangguan HPO aksis.
Diagnosis:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan dimulai dengan beta-hCG, jika negative maka
kecurigaan adalah hipotiroid maka perlu melakukan pemeriksaan
TSH.

Created by: Rio Bayu Nugroho


4. Imperforate Hymen
a. Definisi dan epidemiologi
Imperforated hymen adalah gangguan kongenital dimana hymen tidak
terbuka secara sempurna yang menyebabkan obstruksi pada vagina.
Imperforated hymen terjadi disebabkan karena kegagalan dari perforasi
hymen selama perkembangan fetus. Paling sering terjadi pada vaginal
ovstruksi kasus kongenital, sekitar 1 dari 1000-10000 wanita.
b. Etiopatogenesis
Imperforated hymen terjadi selama perkembangan fetus dimana terjadi
akibat adanya kegagalan pada sinovaginal bulb untuk kanalisasi di ujung
vagina. Kondisi ini terjadi secara sporadic atau didapat, tidak ada
kaitannya dengan genetic atau mutase gen yang berhubungan.
c. Tanda dan Gejala
- Nyeri siklik.
- Amenorrhea.
- Hematocolpos.
- Konstipasi.
- Nyeri punggung.
- Mual.
- Diare.
d. Diagnosis
- Sering di diagnosis pada usia remaja setelah melewati usia pubertas.

Created by: Rio Bayu Nugroho


- Diagnosis nya dengan anamnesis adanya nyeri siklik dan - Atresia serviks.
amenorrhea dan pada pemeriksaan fisik adanya bulging pada hymen - Atresia vagina.
yang menandakan adanya imperforate hymen. - Transverse vaginal septum.
- Konfirmasi diagnosis dengan dilakukan transabdominal, c. Tanda dan Gejala
transperineal, atau transrectal ultrasound. - Nyeri abdomen bawah setiap bulan lebih dari seminggu.
e. Management - Nyeri keram, dan ada episotik memburuk.
- Operasi, sebelum itu harus diberikan pereda nyeri dan oral - Mual dan muntah.
contraceptive untuk menurunkan siklus mentruasi. - Distensi abdomen.
- Hymenotomy. - Konstipasi.
f. Komplikasi - Nyeri siklik.
- Peritonitis. - Pendarahan vagina atau discharge.
- Endometriosis. - Dan lainnya.
- Mucometrocolpos. d. Terapi
- Hematometrocolpos. - Surgical treatment  untuk gangguan congenital dengan kanalisasi.
- Mucometrocolpos. - Imperforated hymen  hymenotomy.

5. Hematometrocolpos 6. BHP,PHOP,CRP
a. Definisi dan Epidemiologi BHP
Hematometrocolpos merupakan kondisi dimana adanya akumulasi darah sangat penting untuk menjaga hubungan pasien-dokter (dalam hal
komunikasi-kerjasama-keterbukaan dll) untuk bisa menggali informasi
menstruasi di vagina dan uterus dikarenakan adanya obstruksi dari
penting, menentukan manajemen sesuai dengan benefit dan risknya,
saluran menstruasi. Hematometrocolpos merupakan komplikasi paling compliance dan follow up jika ada.
sering dari imperforated hymen.
PHOP
b. Etiologi
penting melakukan edukasi dan konseling pada anak perempuan yang
- Imperforated hymen.
sedang pada fase pubertas dimana dalam kondisi ini anak rentan tidak

Created by: Rio Bayu Nugroho


percaya diri (karena perubahan bentuk tubuh yang bisa jadi teman-
temannya belum mengalami), penurunan konsentrasi, kebersihan organ
reproduksi dll. juga bisa diberi tahu tanda-tanda, waktu normal
pubertas itu kapan, sehingga jika terdapat sesuatu yang tidak biasa (pada
kasus ini pasien belum menarche namun teman-temannya sudah) bisa
langsung dikonsultasikan dengan dokter.

CRP
imperforated hymen sendiri insidensinya jarang hanya 0,5-1% congenital
anomali pada female genital tract, tapi merupakan penyebab cukup sering
primary amenorrhea yang disebabkan krn kelainan struktur.

Created by: Rio Bayu Nugroho

Anda mungkin juga menyukai