Anda di halaman 1dari 35

PENANGGANAN TERSEDAK PADA ORANG DEWASA

DISUSUN KELOMPOK 3:

1. Esti Handayani 16320008


2. Febri Yogi Munanda 16320009
3. Irma Fitriyan 16320012
4. Redi Purwanto 16320024

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2019

1
SUSUNAN PANITIA KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Di Desa Margorejo Dusun VI Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Penanggung Jawab

Pembimbing Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kegawat Daruratan

1. Djunizar Djamaludin,NS.,MS
2. Dr.Dessy Hermawan,S.Kep,Ns,M.Kes
3. Dewi Kusumaningsih,S.Kep,.Ns,.M.Kep
4. Lidia Arianti,S.Kep,.Ns

Ketua Pelaksana

Redi Purwanto

Wakil Ketua Pelaksana

Febri Yogi Munanda

Sekretaris

Esti Handayani

Bendahara

Irma Fitriyan

Sie. Konsumsi Sie. Perlengkapan Sie. Dokumentasi

Esti Handayan Febri Yogi Munanda Febri Yogi Munanda

Irma Fitriyan Redi Purwanto

2
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Pengabdian Kepada Masyarakat Penanganan Tersedak Pada Orang


Dewasa Di Desa Margorejo Dusun VI Kecamatan Jati Agung Kabupaten
Lampung Selatan
2. Ketua Pelaksana
Nama : Redi Purwanto
NPM : 16320024
Status : Mahasiswa Universitas Malahayati
3. Jumlah Personalia : 4 Orang
4. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan
5. Jangka Waktu Kegiata : 60 Menit
6. Tempat : Di Desa Margorejo Dusun VI Kecamatan Jati agung
7. Biaya : Rp. 463.000

Mengetahui, Bandar Lampung,02 Januari 2020

Dosen Pembimbing Dosen Pengampu

(Djunizar Djamaludin,NS,.MS) (Setiawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An)

3
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposl penelitian yang
berjudul ” Penenganan Pertama Tersedak Pada Orang Dewasa” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulis proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan proposal penyuluhan pada Universitas Malahayati Kemiling Bandar
Lampung dan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan.
Pada kesempatan ini,penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga proposal
penyuluhan ini dapat selesai. Ucapan terimakasi ini penulis tujukan kepada:

1. Djunizar Djamaludin, Ns, MS Selaku Dosen Pembimbing Kegawat


Daruratan
2. Dr.Dessy Hermawan,S.Kep,Ns,M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Kegawat
Daruratan
3. Dewi Kusumaningsih,S.Kep,.Ns,.M.Kep Selaku Dosen Pembimbing Kegawat
Daruratan
4. Lidia Arianti S.Kep.,NS Selaku Dosen Pembimbing Kegawat Daruratan

Meski telah berusaha menyelesaikan proposal penyuluhan ini sebaik mungkin,penulis


menyadari bahwa proposal penyuluhan ini masih ada kekurangan. Oleh karena
itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penyuluhan ini.
Akhir kata,penulis berharap semoga proposal penyuluhan ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Bandar Lampung,02 Januuari 2020

Penulis

4
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................0

SUSUNAN PANITIA KEGIATAN PKM.......................................................1

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................2

KATA PENGANTAR......................................................................................3

DAFTAR ISI....................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................6

1.1 Latar Belakang.....................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................9

2.1 Definisi................................................................................................9

2.2 Etiologi................................................................................................10

2.3 Penanganan..........................................................................................11

2.4 Pencegahan..........................................................................................15

BAB III METODE PELAKSANAAN.............................................................17

3.1 Metode Kegiatan..................................................................................17

3.2 Tempat Dan Waktu Kegiatan..............................................................17

3.3 Peserta Kegiatan..................................................................................18

5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................19

4.1 Evaluasi Kegiatan...............................................................................19

BAB V PENUTUP........................................................................................... 23

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 23

5.2 Saran....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24

LAMPIRAN..................................................................................................... 25

 Satuan Acara Penyuluhan...................................................................26


 Standar Operasional Prosedur.............................................................30
 Surat Izin Penyuluhan.........................................................................32
 Absensi Peserta/Daftar Hadir Peserta.................................................33

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obstruksi jalan napas atas adalah gangguan yang menimbulkan
penyumbatan pada saluran pernapasan bagian atas. Obstruksi jalan
napas atau dalam bahasa awan dikenal dengan istilah tersedak
merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani. Tersedak
salah satu kegawatan pernafasan yang dapat mengancam
nyawa yang bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami
kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat mengakibatkan kematian (Kalcare,
2014). Tersedak dapat dialami oleh semua kelompok umur dan kasus terbesar
adalah pada anak- anak dan bayi. Menurut Rovin (2013) terdapat 12.400 kasus
tersedak pada anak dibawah umur 14 tahun dari tahun 2001 hingga 2009 yang
datang ke IGD (Instalasi Gawat Darurat). Temuan lain oleh Centers of Diases
Control and Prevention terdapat sebanyak 34 anak dibawa ke IGD setiap hari
akibat tersedak. Sebanyak 57 anak meninggal setiap tahun karena tidak
mendapatkan pertolongan yang memadai saat tersedak (Hopkins, 2014 dalam
Sumarningsih, 2015). Tersedak dapat terjadi pada anak dan bayi.berbagai jenis
benda yang dapat mengakibatkan anak dan bayi tersedak yaitu, makanan,
minuman, buah, permen, mainan dan lain-lain ( Jones & Bartllet, 2007). Pada
anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak dikunyahnya makanan dengan
sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu.Selain itu, anak-anak
juga sering memasukkan benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya (Tim
Bantuan Medis BEM Lampung IKM FKU,2015). Data menyebutkan
penyebab tersedak yaitu sebesar (59,5%) berhubungan dengan makanan, (31,4%)
tersedak karena benda asing, dan sebesar 9,1% penyebab tidak diketahui
(Committee onin jury, 2010).

7
Penanganan yang dilakukan secara tepat akan memberikan hasil yang baik dan
menghasilkan tingkat kelangsungan hidup dapat mencapai 95%.Penanganan
dengan keterampilan dan pengetahuan yang penuh merupakan hal yang paling
penting. Penanganan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dapat juga
menyelamatkan nyawa seseorang dengan masalah-masalah medis akut.Informasi
dan edukasi dibutuhkan, karenanya, tidak hanya keamanan dan pencegahan
kecelakaan, tapi juga penanganan yang cepat dan tepat. Namun, menurut
Sabrina (2008), setengah dari orang-orang dewasa tidak tahu apa yang harus
dilakukan agar anak tidak tersedak, tanda tersedak dan cara mengatasi anak
tersedak. KB-TK Khadijah sebagai PAUD ungulan di Jawa Timur dengan siswa
kanak- kanak dan kelompok bermain yang setiap tahun jumlahnya meningkat
dan dengan sistem pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Times)
serta jadwal sampai dengan makan siang bersama, sehingga dimungkinkan
resiko tersedak bisa ditemui namun belum ada pembekalan tentang bahaya
dan penanganan tersedak sampai saat ini. Tujuan dari kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dalam
hal ini guru, care giver/ bunda KB (kelompok bermain) dan orang tua siswa
KB-TK Khadijah Surabaya, sehingga masyarakat ini mampu melakukan
pencegahan, mengenali tanda tersedak serta dapat melakukan pertolongan
pertama pada anak yang tersedak. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penelitian tertarik untuk melakukan pendidikan kesehatan di Desa Margorejo
Dusun 6,Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penyakit ini yaitu: “apakah ada tingkat kejadian tersedak
di Desa Margorejo Dusun 6 Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan?

8
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan setelah dilakukan penelitian dan pendidikan kesehatan diharapkan
Masyarakat Desa Margorejo Dusun 6 dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan pertolongan pertama saat tersedak dirumah maupun ditempat sekitar.
Setelah diberi pendidikan kesehatan masyarakat mampu menjelaskan pengertian
tersedak,penyebab tersedak,macam-macam tersedak, factor resiko tersedak,
langkah-langkah penanganan tersedak pada orang dewasa.

1.4 Manfaat Penelitian


A. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dan pendidikan kesehatan ini dapat memberikan masukan
untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas dalam perencanaan program
pertolongan pertama saat tersedak dirumah maupun ditempat sekitar.
B. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka, bahan bacaan,
masukan serta untuk penelitian selanjutnya

9
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Choking (tersedak) adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing


secara total atau sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas dan
kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan kematian (Bagian Diklat
RSCM, 2015). Tersedak merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan
gangguan breathing dan circulation. Pada orang dewasa, tersedak paling sering
terjadi ketika makanan tidak dikunyah sempurna, serta makan sambil berbicara atau
tertawa. Pada anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak dikunyahnya makanan
dengan sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anak-
anak juga sering memasukkan benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya (Junha,
2014 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). Penyebab bayi tersedak
diantaranya adalah posisi menyusui yang salah dan terlalu banyak susu yang masuk
kedalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan kemampuan bayi menyedotnya,
sehingga membuat bayi kesulitan bernapas, dan menghalangi keluar
masuknya udara, sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan minuman atau
benda asing masuk kedalam laring, kemudian benda asing itu terjepit di sfingter

10
laring (Shelov, 2005 dalam Utami 2014).

Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena


dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit klien akan kehilangan reflek
nafas, denyut jantung dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam bahasa
lain kematian dari individu tersebut. Ketika tersedak, anak mungkin sudah tidak
bisa mengeluarkan suara dengan jelas untuk mengatakan sakitnya, anak
merasa tercekik dan berusaha untuk batuk dan kemudian akan membuat usaha napas
tersengal-sengal. Sianosis akan terjadi, kepala dan leher terlihat
kongesti/membengkak, disertai penurunan kesadaran (Shelov, 2004 dalam
Sumarningsih, D., 2015)

2.2 Etiologi
Pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan
penanganan. Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat.
Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak menunjukkan
tanda-tanda penyumbatan yang berat, yaitu tanda-tanda pertukaran udara yang buruk

11
dan kesulitan bernapas, antara lain batuk tanpa suara, kebiruan, dan ketidakmampuan
untuk berbicara atau bernapas (Berg et al., 2010 dalam Tim Bantuan Medis BEM
IKM FKUI, 2015). Korban dapat sambil memegang atau mencengkeram lehernya.
Hal itu merupakan tanda umum dari tersedak. Segera tanyakan, “Apa anda
tersedak?” Jika korban mengiyakan dengan bersuara dan masih dapat
bernapas, ini dapat menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang
ringan. Jika korban mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya tanpa berbicara,
ini dapat menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang berat (ECC
Guidelines, 2000 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015).

Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada perubahan sikap
menyebabkan bayikarena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak.
Perubahan yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan
suara tangisan lemah. (Berg et al., 2010 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI,
2015).

2.3 Penanganan
1. Penanganan tersedak pada anak-anak dan orang dewasa
Terdapat beberapa manuver yang terbukti efektif untuk menangani tersedak, antara
lain back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust (hentakan pada perut)
disebut juga dengan manuver Heimlich, dan chest thrust (hentakan pada dada) (Berg
et al., 2010 dalam TBM, 2015).
a) Tepukan di punggung (back blow)
Tepukan di punggung (back blow) dilakukan dengan memberikan lima kali
tepukan di punggung korban. Berikut cara melakukan tepukan di
punggung (back blow):
1. Berdiri di belakang korban den sedikit bergeser kesamping.
2. Miringkan korban sedikit ke depan dan sangga dada korban dengan
salah satu tangan.

12
3. Berikan lima kali tepukan di punggung bagian atas di antara tulang
belikat menggunakan tangan bagian bawah.
b) Manuver hentakan pada perut (abdominal thrust)/manuver Heimlich
Manuver hentakan pada perut hanya boleh dilakukan untuk anak berusia
diatas 1 tahun dan dewasa. Manuver hentakan pada perut dapat
membuat korban batuk yang diharapkan cukup kuat untuk
menghilangkan sumbatan pada saluran napas. Manuver hentakan pada perut
membuat tekanan (penekanan) pada paru-paru dan memaksa udara keluar.
Udara yang dipaksa keluar juga akan memaksa keluar benda yang membuat

korban tersedak.
Berikut cara melakukan manuver hentakan pada perut:

13
1. Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri di belakang
korban dan letakkan salah satu kaki di sela kedua kaki korban.
2. Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain
menggenggam kepalan tangan tersebut. Lingkarka tubuh korban
dengan kedua lengan kita.
3. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di
bawah tulang dada atau di ulu hati.
4. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk
membantu korban membatukkan benda yang menyumbat
saluran napasnya. Manuver ini terus diulang hingga korban dapat
kembali bernapas atau hingga korban kehilangan kesadaran.
Jika korban kehilangan kesadaran, baringkan korban secara perlahan
sehingga posisinya terlentang dan mulai lakukan RJP. Setiap saluran napas
dibuka saat RJP, penyelamat harus memeriksa apakah terdapat benda asing
pada mulut korban dan mengambilnya apabila menemukannya.
c) Manuver hentakan pada dada (chest thrust)
Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan,
manuver hentakan pada perut mungkin tidak efektif. Pada keadaaan-
keadaan tersebut, dapat dilakukan manuver hentakan pada dada.

1. Letakkan tangan di bawah ketiak korban


2. Lingkari dada korban dengan lengan kita

14
3. Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di tengah-tengah tulang dada
korban (sama seperti tempat melakukan penekanan dada pada RJP)
4. Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan
hentakan ke dalam dan ke atas.
d) Five and five
Ketika melihat orang yang mengalami gejala tersedak,cara pertolongan
pertama yang bisa diberikan adalah dengan metode five and five berikut:
1. Berdiri dibelakang korban dan bungkukkan badan kedepan
2. Dengan pangkal telapak tangan pukullah punggung korban 5 kali
secara kuat

3. Posisi ibu jari diatas pusar korban kemudian dan tarik dengan kedua
tangan sebanyak 5 kali
4. Ulangi langkah-langkah diatas sampai makan keluar
2. Penanganan tersedak pada bayi:
Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak direkomendasikan untuk
bayi dengan usia di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan cedera pada organ
dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak dilakukan manuver tepukan di
punggung dan hentakan pada dada (Pusponegoro et al., 2012).
Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada bayi:
a. Posisikan bayi menelungkup dan lakukan tepukan di punggung dengan
menggunakan pangkal telapak tangan sebanyak lima kali.
b. Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas

15
menopang bagian belakang kepala bayi sehingga bayi berada diantara
kedua tangan kita (tangan satu menopang bagian belakang kepala bayi, dan
satunya menopang mulut dan wajah bayi).
c. Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menengadah dengan
telapak tangan yang berada di atas paha menopang belakang kepala bayi dan

tangan lainnya bebas.


d. Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak lima kali dengan
menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang bebas di tempat yang
sama dilakukan penekanan dada saat RJP (resusitasi jantung paru) pada bayi.
e. Jika korban menjadi tidak sadar, lakukan RJP (resusitasi jantung paru)
f. Jika penyelamat tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, segera
aktivasi SPGDT (sistem penanggulangan gawat darurat terpadu), jangan
ditunda. Penyelamat mungkin dapat berhasil menghentikan korban tersedak
sebelum bantuan datang namun akan lebih baik jika korban ditangani oleh
tenaga medis. Jika masih terdapat benda asing pada saluran napas, tenaga
medis yang datang dapat melakukan penanganan segera dan membawa
korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

2.4 Pencegahan

16
Menurut Sabrina (2008) dalam Sumarningsih.D (2015), setengah dari orang-
orang dewasa tidak tahu apa yang harus dilakukan agar anak tidak tesedak. Selain
itu, survey yang dilakukan The Home Safety Council menemukan banyak
masyarakat Amerika Serikat yang tidak peduli dan tidak tahu penyebab tersedak
bisa terjadi, dikarenakan pendidikan yang ibu miliki, pengetahuan yang kurang
tentang perawatan anak serta informasi yang kurang dan didukung umur ibu.
Penanganan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dapat juga menyelamatkan
nyawa seseorang dengan masalah- masalah medis akut. Informasi dan edukasi
dibutuhkan, karenanya, tidak hanya keamanan dan pencegahan kecelakaan, tapi
juga penanganan yang cepat dan tepat.
Salah satu upaya agar informasi dapat dipahami dan dapat memberikan dampak
perubahan perilaku masyarakat khususnya keluarga adalah dengan menggunakan
edukasi sebagai salah satu metode tersampainya informasi. Hal ini dikarenakan
edukasi merupakan salah satu cara pendekatan pada keluarga yang baik dan efektif
dalam rangka memberikan atau menyampaikan pesan atau informasi kesehatan
dengan tujuan untuk mengubah perilaku dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan keluarga. Sehingga masyarakat. tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan
kesehatan yaitu tentang pencegahan dan pelaksananaan tersedak pada anak sehingga
adakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam melakukannya
(Sumarningsih, D., 2015).
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah bayi tersedak,
diantaranya dengan memperhatikan cara menyusui yang baik dan benar sesaat
sebelum menyusui. Tersedak memang sepintas terlihat sepele, namun jika di
lakukan dengan penanganan yang salah akan menyebabkan fatal. Sebagai
tenaga kesehatan harus benar-benar dapat menjelaskan di dalam melakukan edukasi
tentang penanganan tersedak, lebih baik mencegah dari pada menangani (Diane M,
2009 dalam Utami). Menyendawakan bayi adalah salah satu upaya mengeluarkan
gas yang ikut masuk ke dalam perutnya saat ia menyusu. Biasanya, bayi baru lahir
belum tahu cara menyusu yang benar atau masih bingung cara menyusu dari

17
botol, sehingga, saat mengenyot puting susu ibunya atau dot, terdengar suara atau
mengecap. Saat hal itu, udara dari luar ikut masuk ke dalam mulutnya. Jika tidak
disendawakan, maka bayi akan gumoh (muntah), atau bahkan dapat tersedak air
susunya sendiri (Erin, 2013 dalam Utami).

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Kegiatan


Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan. Sebelum dimulai
penyuluhan, terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan
pelaksana penyuluhan, dibuka dengan pretest 10 menit dan 10 kuisioner,

18
dilanjutkan dengan penyampaian materi juga diskusi yang terarah berupa edukasi
dan penyuluhan.
Dalam penyuluham ini pemateri akan memberikan leaflet/selembaran setelah
materi disampaikan yang berisikan materi mengenai Tersedak Dewasa dengan
tujuan agar masyarakat mengerti dan memahami tentang Penanganan Pada
Tersedak Dewasa.
Penyuluhan ini diakhiri dengan posttest 10 menit dengan 10 kuisioner dan
demonstrasi tentang inhalasi sederhana. Diharapkan dengan adanya pretest dan
posttest dapat dinilai keberhasilanya dalam penyampaian materi kepada sasaran
sehingga setelah diberikan pengetahuan sasaran memahami isi materi dan dapat
melaksanakanya.
Dalam pelaksanaan kegiatan digunakan media Lcd dan leaflet yang berisi
materi-materi yang akan disampaikan kepada sasaran. Materi-materi yang
disampaikan dalam kegiatan adalah penjelasan tentang Penanganan Tersedak
Dewasa yang terdiri dari, pengertian, penyebab/etiologi, pencegahan dan
penanganan Tersedak Dewasa.
3.2 Tempat dan Waktu Kegiatan
Penyuluhan ini akan dilaksanakan disalah satu rumah warga yaitu bapak slamet
di Desa Margorejo Dusun VI Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan pada
tanggal 7 Desember 2019.

3.3 Peserta Kegiatan


1. Wanita dewasa yang telah memiliki anak
2. Wanita dewasa yang belum memilki anak
3. Ibu hamil
4. Wanita usia lansia

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan dilakukan disalah satu rumag warga desa margorejo dusun VI
kecamatan jati agung dengan jumlah sasaran sebanyak 19 orang. Kebanyakan dari
ibu-ibu yang memiliki anak kecil dan ibu-ibu lansia yang belum mengetahui tentang
penangganan tersedak dewasa. Berikut gambaran pelaksanaan penyuluhan :

20
Gambar 4.1 Pembukaan Acara Dalam Penyuluhan Kesehatan Tentang Penangganan
Tersedak

Gambar 4.2 Pembagian Kuisioner

21
Gambar 4.3 Penyampaian Materi Tentang Penangganan Tersedak Dewasa

Gambar 4.4 Ibu-Ibu Mempraktekan Penangganan Tersedak Dewasa

22
Gambar 4.5 Pembagian Hadiah Setelah Sesi Tanya Jawab

Gambar 4.6 Foto Bersama Dengan Peserta Penyuluhan Kesehatan

Susunan acara sebagai berikut: pembukaan acara penyuluhan yang dipandu oleh
Moderator dengan isi susunan acara dalam kegiatan penyuluhan kesehatan di Desa
Margorejo Dusun VI Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan; sambutan
Ibu Kadus dengan isi penekanan tentang maksud dan tujuan kegiatan penyuluhan,di
lanjut dengan sambutan Ketua Pelaksana penyuluhan dengan isi tujuan melakukan
penyuluhan kesehatan serta pentingnya mengetahui Penanganan Tersedak Pada
Dewasa. Melakukan penyuluhan yang diawali dengan apersepsi terlebih dahulu: hasil

23
yang didapatkan menunjukan sebagian besar masyarakat (80%) belum memahami
dan mengerti tentang penanganan Tersedak Pada Orang Dewasa dan sebagian kecil
masyarakat sudah memahami tentang Penanganan Tersedak Pada Dewasa namun
masih belum sempurna cara mengatasinya; pemberian materi penyuluhan tentang
pemahaman dan peningkatan pengetahuan tentang Penanganan Tersedak Pada
Dewasa; waktu penyuluhan dimulai tepat pada jam 14.00 s/d 15.15 WIB; setelah
materi berakhir untuk mengetahui dan pemahaman ibu-ibu masyarakat Desa
Margorejo Dusun VI terhadap materi yang sudah diberikan,dengan cara diskusi dan
tanya jawab. Adapun hasil menunjukan begitu besarnya antusias ibu-ibu untuk
memahami tentang Penanganan Tersedak Pada Dewasa yang ditujukan dengan
banyak pertanyaan saat diskusi; penyuluhan diakhiri dengan review kembali materi
yang sudah disampaikan dengan cara mengulang materi yang disampaikan oleh
beberapa ibu-ibu yang mewakilinya,dan terlihat adanya perubahan pemahaman dan
pengetahuan ibu-ibu tentang Penangganan Tersedak Pada Dewasa dan adanya
keinginan ibu-ibu Desa Margorejo Dusun VI untuk melakukan tahap-tahap
Penanganan Tersedak jika hal itu terjadi. Konsentrasi ibu-ibu sangat penuh perhatian
terhadap materi yang disampaikan hal ini terlihat saat pemberian materi ibu-ibu tetap
dalam posisinya masing-masing dan tidak banyak aktfitas keluar dari ruangan.

Pelaksanaan penyuluhan ini tidak mendapatkan hambatan yang berarti,hal ini


dikarenakan sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Kepala Desa (Bapak
Budiyono),Kepala Dusun ( Bapak Poniran),RT (Bapak Kasemin),RW (Bapak Sabar),
Kader Posyandu Melati (Ibu Eka dan Ibu warsinah),dan Warga Sekitar Dusun VI RT
10 dalam penerimaan kehadiran kami yang dianggap suatu hal sangat penting.
Antusias dari pihak warga masyarakat Dusun VI ditujukan dengan
mengkoordinasikan kepada sebagian masyarakat untuk berkumpul dikediaman salah
satu warga yaitu Bapak Slamet dan berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan
kesehatan tentang Penangganan Tersedak Dewasa.

24
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa ditarik dalam kegiatan ini adalah hampir seluruh siswa
aktif dalam kegiatan penyuluhan dengan tidak meninggalkan tempat selama
kegiatan berlangsung sampai selesai. Adanya perubahan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman ibu-ibu mengenai Penanganan Tersedak Pada
Dewasa yang diukur dengan hasil apersepsi dan evaluasi terjadinya peningkatan
pemahaman dan pengetahuan ibu-ibu bahkan para warga akan berupaya untuk
mengatasinya sesuai dengan hasil penyuluhan dengan tujuan dapat mengatasi
sendiri dan bisa menjadi penanganan pertama yang bisa dilakukan saat tersedak.
5.2 Saran
1. Bagi masyarakat tetap pelajari dan latih cara penanganan tersedak serta
melakukan pencegahan tersedak.
2. Bagi puskesmas dapat melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
mengenai kasus-kasus yang terlihat sepele,tapi besar dampaknya,seperti
tersedak.
3. Bagi mahasiswa pendidikan keperawatan dapat lebih memantapkan
penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan masalah keperawatan
komunitas.

25
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Diklat RSCM.(2015).Tersedak.Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup


Dasar 2015.

Pusponegoro,A.D.(2012).Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life


Support.Edisi Kelima.Jakarta:Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118.

Sumarningsih,D.(2015).Pengaruh Edukasi Keluarga Tentang Pencegahan dan


penanganan Tersedak Pada Anak Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan
Keluarga.Jakarta:Rineka Cipta

Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI.(2015).Modul Bantuan Hidup Dasar dan
Penanganan Tersedak.Jakarta:Universitas Indonesia.

Utami,D.S.(2014).Teknik Mencegah Bayi Tersedak Pada Ibu Menyusui Dipuskesmas


Pembantu Desa Demung Kecamatan Besuki Situbondo.Laporan
Penelitian.Situbondo.

26
LAMPIRAN

27
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pendidikan Kesehatan Penanganan Tersedak Pada Orang


Dewasa

Waktu : 14.00 s.d Selesai

Tempat : Margorejo Dusun 6,Kec. Jati Agung Kabupaten Lampung


Selatan

Sasaran : Ibu-Ibu Margorejo Dusun VI

A. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selam 60 menit,ibu-ibu dapat mengetahui dan
memahami tentang penanganan pertama pasien tersedak pada orang dewasa.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan,ibu-ibu mampu:
a. Menjelaaskan pengertian tersedak
b. Menjeleaskan gejala tersedak
c. Menjelaskan cara penanganan tersedak pada orang dewasa
d. Menjelaskan cara pencegahan tersedak
B. Kegiatan Penyuluhan
1. Materi : Penanganan Pertama Tersedak Pada Orang Dewasa
a. Pengertian Tersedak
b. Gejala Tersedak
c. Cara Penanganan Tersedak Pada Orang Dewasa
d. Cara Pencegahan Tersedak

28
2. Langkah-langkah kegiatan

Langkah Kegiatan

1. Pembukaan  Peneliti menguap salam


(5 menit)  Respoden menjawab salam
 Membagikan kuisioner ke audience

2. Penyajian 1. Menjelaskan pengertian tersedak


(10 menit) 2. Menjelaskan gejala tersedak pada
orang dewasa
3. Menjelaskan cara penanganan
tersedak pada orang dewasa
4. Menjelaskan cara pencegahan
tersedak

3. Informasi  Penulis memberikan informasi


( 5 menit ) tentang topik yang akan disampaikan
dengan tuujuan penyuluhan.
 Responden memperhatikan informasi
yang diberikan

4. Pemateri  Pemateri menjelaskan tentang


(25 menit) tersedak dan pencegahanya.
 Responden memperhatikan
penjelasan yang diberikan.
 Responden mempraktekan apa yang
sudah dijelaskan pemateri.

 Pemateri memberikan kesempatan


kepada responden untuk bertanya
bila ada penjelasan yang kurang

29
dipahami.
 Responden menanyakan tentang
materi yang belum dipahami.

5. Penutup  moderator mengajukan pertanyaan


(10 menit) secara lisan untuk mengevaluasi
tingkat pemahaman respoden tentang
materi yang telah disampaikan.
 Responden menjawab pertanyaan
 Pembagian leflet kepada responden

 Pemateri menyimpulkan materi


 Responden memperhatikan
 Pemateri mengucap salam
 Responden menjawab salam

C. Saran Penunjang
1. Metode: Ceramah, Tanya-Jawab, Demonstrasi
2. Media
- Lcd
- Leaflet
D. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruangan kondisi untuk kegiatan.
b. Peralatan memadai dan berfungsi.
c. Media dan materi tersedia dan memadai.
d. SDM memadai.
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan.
b. Peran serta aktif peserta.
c. Kesesuaian peran dan fungsi peneliti.

30
d. Faktor pendukungdan penghambat kegiatan.
3. Hasil
a. Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Tes tulis.
c. Penliti mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada pasien
dan keluarga pasien tentang materi penyuluhan yang telah dijelaskan.
d. Bila peserta dapat menjawab >75% dari pertanyaan yang diajukan, maka
penyuluhan dikatakan berhasil.

31
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

JUDUL SOP:

MANUVER HEIMLICH

PENJELASAN
PROSEDUR

1 Pertolongan pertama dan darurat untuk membantu


orang yang tersedak dengan menekan perutnya
PENGERTIAN
kuat-kuat.

2 a. Untuk menciptakan tekanan yang akan


mengeluarkan benda apapun yang bersarang di
jalan napas ke atas untuk meringankann
TUJUAN obstruksi
b. Untuk mencoba mengeluarkan penghalang jalan
napas

3 Terapi ini dilakukan pada klien yang mengalami


kesulitan bernafas seperti tersedak pada orang
INDIKASI
dewasa

4 a. Mengunyah makanan sebelum di telan


b. Makan sambil duduk
PERSIAPAN
c. Tidak berbicara saat makan
LINGKUNGAN

5 PERSIAPAN a. Klien diberitahu tindakan yang akan dilakukan


KLIEN b. Klien dalam posisi berdiri

6 PERSIAPAN ALAT Orang dewasa

7 a. Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri


di belakang korban dan letakkan salah satu kaki
di selah kedua kaki korban
b. Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan

32
CARA KERJA lain memegang kepalan tangan
tersebut,lingkarkan tubuh korban dengan kedua
lengan kita
c. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah
tubuh korban tepat di bawah tulang dada atau
ulu hati
d. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat
dan kuat untuk membantu korban membatukkan
benda yang menyumbat saluran nafas nya.
Maneuver ini terus diulang hingga korban dapat
kembali bernafas atau hingga korban kehilangan
kesadaran.

8 a. Evaluasi respon pasien:


 Respon verbal: klien mengatakan sudah
merasa lega
 Respon non verbal: klien tidak terlihat
kesulitan bernafas, frekuensi nafas
HASIL
dalam batas normal, ekspresi wajah
segar.

b. Beri reinforcement positif

c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

d. Mengakhiri kegiatan dengan baik

 Surat Izin Penyuluhan

33
 Absensi Peserta/Daftar Hadir Peserta

34
35

Anda mungkin juga menyukai