DISUSUN KELOMPOK 3:
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019
1
SUSUNAN PANITIA KEGIATAN
Penanggung Jawab
1. Djunizar Djamaludin,NS.,MS
2. Dr.Dessy Hermawan,S.Kep,Ns,M.Kes
3. Dewi Kusumaningsih,S.Kep,.Ns,.M.Kep
4. Lidia Arianti,S.Kep,.Ns
Ketua Pelaksana
Redi Purwanto
Sekretaris
Esti Handayani
Bendahara
Irma Fitriyan
2
LEMBAR PENGESAHAN
3
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposl penelitian yang
berjudul ” Penenganan Pertama Tersedak Pada Orang Dewasa” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulis proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan proposal penyuluhan pada Universitas Malahayati Kemiling Bandar
Lampung dan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan.
Pada kesempatan ini,penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga proposal
penyuluhan ini dapat selesai. Ucapan terimakasi ini penulis tujukan kepada:
Penulis
4
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................0
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................6
2.1 Definisi................................................................................................9
2.2 Etiologi................................................................................................10
2.3 Penanganan..........................................................................................11
2.4 Pencegahan..........................................................................................15
5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................19
BAB V PENUTUP........................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 23
5.2 Saran....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24
LAMPIRAN..................................................................................................... 25
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Penanganan yang dilakukan secara tepat akan memberikan hasil yang baik dan
menghasilkan tingkat kelangsungan hidup dapat mencapai 95%.Penanganan
dengan keterampilan dan pengetahuan yang penuh merupakan hal yang paling
penting. Penanganan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dapat juga
menyelamatkan nyawa seseorang dengan masalah-masalah medis akut.Informasi
dan edukasi dibutuhkan, karenanya, tidak hanya keamanan dan pencegahan
kecelakaan, tapi juga penanganan yang cepat dan tepat. Namun, menurut
Sabrina (2008), setengah dari orang-orang dewasa tidak tahu apa yang harus
dilakukan agar anak tidak tersedak, tanda tersedak dan cara mengatasi anak
tersedak. KB-TK Khadijah sebagai PAUD ungulan di Jawa Timur dengan siswa
kanak- kanak dan kelompok bermain yang setiap tahun jumlahnya meningkat
dan dengan sistem pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Times)
serta jadwal sampai dengan makan siang bersama, sehingga dimungkinkan
resiko tersedak bisa ditemui namun belum ada pembekalan tentang bahaya
dan penanganan tersedak sampai saat ini. Tujuan dari kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dalam
hal ini guru, care giver/ bunda KB (kelompok bermain) dan orang tua siswa
KB-TK Khadijah Surabaya, sehingga masyarakat ini mampu melakukan
pencegahan, mengenali tanda tersedak serta dapat melakukan pertolongan
pertama pada anak yang tersedak. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penelitian tertarik untuk melakukan pendidikan kesehatan di Desa Margorejo
Dusun 6,Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.
8
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan setelah dilakukan penelitian dan pendidikan kesehatan diharapkan
Masyarakat Desa Margorejo Dusun 6 dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan pertolongan pertama saat tersedak dirumah maupun ditempat sekitar.
Setelah diberi pendidikan kesehatan masyarakat mampu menjelaskan pengertian
tersedak,penyebab tersedak,macam-macam tersedak, factor resiko tersedak,
langkah-langkah penanganan tersedak pada orang dewasa.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
10
laring (Shelov, 2005 dalam Utami 2014).
2.2 Etiologi
Pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan
penanganan. Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat.
Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak menunjukkan
tanda-tanda penyumbatan yang berat, yaitu tanda-tanda pertukaran udara yang buruk
11
dan kesulitan bernapas, antara lain batuk tanpa suara, kebiruan, dan ketidakmampuan
untuk berbicara atau bernapas (Berg et al., 2010 dalam Tim Bantuan Medis BEM
IKM FKUI, 2015). Korban dapat sambil memegang atau mencengkeram lehernya.
Hal itu merupakan tanda umum dari tersedak. Segera tanyakan, “Apa anda
tersedak?” Jika korban mengiyakan dengan bersuara dan masih dapat
bernapas, ini dapat menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang
ringan. Jika korban mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya tanpa berbicara,
ini dapat menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang berat (ECC
Guidelines, 2000 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015).
Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada perubahan sikap
menyebabkan bayikarena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak.
Perubahan yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan
suara tangisan lemah. (Berg et al., 2010 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI,
2015).
2.3 Penanganan
1. Penanganan tersedak pada anak-anak dan orang dewasa
Terdapat beberapa manuver yang terbukti efektif untuk menangani tersedak, antara
lain back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust (hentakan pada perut)
disebut juga dengan manuver Heimlich, dan chest thrust (hentakan pada dada) (Berg
et al., 2010 dalam TBM, 2015).
a) Tepukan di punggung (back blow)
Tepukan di punggung (back blow) dilakukan dengan memberikan lima kali
tepukan di punggung korban. Berikut cara melakukan tepukan di
punggung (back blow):
1. Berdiri di belakang korban den sedikit bergeser kesamping.
2. Miringkan korban sedikit ke depan dan sangga dada korban dengan
salah satu tangan.
12
3. Berikan lima kali tepukan di punggung bagian atas di antara tulang
belikat menggunakan tangan bagian bawah.
b) Manuver hentakan pada perut (abdominal thrust)/manuver Heimlich
Manuver hentakan pada perut hanya boleh dilakukan untuk anak berusia
diatas 1 tahun dan dewasa. Manuver hentakan pada perut dapat
membuat korban batuk yang diharapkan cukup kuat untuk
menghilangkan sumbatan pada saluran napas. Manuver hentakan pada perut
membuat tekanan (penekanan) pada paru-paru dan memaksa udara keluar.
Udara yang dipaksa keluar juga akan memaksa keluar benda yang membuat
korban tersedak.
Berikut cara melakukan manuver hentakan pada perut:
13
1. Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri di belakang
korban dan letakkan salah satu kaki di sela kedua kaki korban.
2. Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain
menggenggam kepalan tangan tersebut. Lingkarka tubuh korban
dengan kedua lengan kita.
3. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di
bawah tulang dada atau di ulu hati.
4. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk
membantu korban membatukkan benda yang menyumbat
saluran napasnya. Manuver ini terus diulang hingga korban dapat
kembali bernapas atau hingga korban kehilangan kesadaran.
Jika korban kehilangan kesadaran, baringkan korban secara perlahan
sehingga posisinya terlentang dan mulai lakukan RJP. Setiap saluran napas
dibuka saat RJP, penyelamat harus memeriksa apakah terdapat benda asing
pada mulut korban dan mengambilnya apabila menemukannya.
c) Manuver hentakan pada dada (chest thrust)
Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan,
manuver hentakan pada perut mungkin tidak efektif. Pada keadaaan-
keadaan tersebut, dapat dilakukan manuver hentakan pada dada.
14
3. Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di tengah-tengah tulang dada
korban (sama seperti tempat melakukan penekanan dada pada RJP)
4. Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan
hentakan ke dalam dan ke atas.
d) Five and five
Ketika melihat orang yang mengalami gejala tersedak,cara pertolongan
pertama yang bisa diberikan adalah dengan metode five and five berikut:
1. Berdiri dibelakang korban dan bungkukkan badan kedepan
2. Dengan pangkal telapak tangan pukullah punggung korban 5 kali
secara kuat
3. Posisi ibu jari diatas pusar korban kemudian dan tarik dengan kedua
tangan sebanyak 5 kali
4. Ulangi langkah-langkah diatas sampai makan keluar
2. Penanganan tersedak pada bayi:
Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak direkomendasikan untuk
bayi dengan usia di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan cedera pada organ
dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak dilakukan manuver tepukan di
punggung dan hentakan pada dada (Pusponegoro et al., 2012).
Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada bayi:
a. Posisikan bayi menelungkup dan lakukan tepukan di punggung dengan
menggunakan pangkal telapak tangan sebanyak lima kali.
b. Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas
15
menopang bagian belakang kepala bayi sehingga bayi berada diantara
kedua tangan kita (tangan satu menopang bagian belakang kepala bayi, dan
satunya menopang mulut dan wajah bayi).
c. Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menengadah dengan
telapak tangan yang berada di atas paha menopang belakang kepala bayi dan
2.4 Pencegahan
16
Menurut Sabrina (2008) dalam Sumarningsih.D (2015), setengah dari orang-
orang dewasa tidak tahu apa yang harus dilakukan agar anak tidak tesedak. Selain
itu, survey yang dilakukan The Home Safety Council menemukan banyak
masyarakat Amerika Serikat yang tidak peduli dan tidak tahu penyebab tersedak
bisa terjadi, dikarenakan pendidikan yang ibu miliki, pengetahuan yang kurang
tentang perawatan anak serta informasi yang kurang dan didukung umur ibu.
Penanganan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dapat juga menyelamatkan
nyawa seseorang dengan masalah- masalah medis akut. Informasi dan edukasi
dibutuhkan, karenanya, tidak hanya keamanan dan pencegahan kecelakaan, tapi
juga penanganan yang cepat dan tepat.
Salah satu upaya agar informasi dapat dipahami dan dapat memberikan dampak
perubahan perilaku masyarakat khususnya keluarga adalah dengan menggunakan
edukasi sebagai salah satu metode tersampainya informasi. Hal ini dikarenakan
edukasi merupakan salah satu cara pendekatan pada keluarga yang baik dan efektif
dalam rangka memberikan atau menyampaikan pesan atau informasi kesehatan
dengan tujuan untuk mengubah perilaku dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan keluarga. Sehingga masyarakat. tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan
kesehatan yaitu tentang pencegahan dan pelaksananaan tersedak pada anak sehingga
adakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam melakukannya
(Sumarningsih, D., 2015).
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah bayi tersedak,
diantaranya dengan memperhatikan cara menyusui yang baik dan benar sesaat
sebelum menyusui. Tersedak memang sepintas terlihat sepele, namun jika di
lakukan dengan penanganan yang salah akan menyebabkan fatal. Sebagai
tenaga kesehatan harus benar-benar dapat menjelaskan di dalam melakukan edukasi
tentang penanganan tersedak, lebih baik mencegah dari pada menangani (Diane M,
2009 dalam Utami). Menyendawakan bayi adalah salah satu upaya mengeluarkan
gas yang ikut masuk ke dalam perutnya saat ia menyusu. Biasanya, bayi baru lahir
belum tahu cara menyusu yang benar atau masih bingung cara menyusu dari
17
botol, sehingga, saat mengenyot puting susu ibunya atau dot, terdengar suara atau
mengecap. Saat hal itu, udara dari luar ikut masuk ke dalam mulutnya. Jika tidak
disendawakan, maka bayi akan gumoh (muntah), atau bahkan dapat tersedak air
susunya sendiri (Erin, 2013 dalam Utami).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
18
dilanjutkan dengan penyampaian materi juga diskusi yang terarah berupa edukasi
dan penyuluhan.
Dalam penyuluham ini pemateri akan memberikan leaflet/selembaran setelah
materi disampaikan yang berisikan materi mengenai Tersedak Dewasa dengan
tujuan agar masyarakat mengerti dan memahami tentang Penanganan Pada
Tersedak Dewasa.
Penyuluhan ini diakhiri dengan posttest 10 menit dengan 10 kuisioner dan
demonstrasi tentang inhalasi sederhana. Diharapkan dengan adanya pretest dan
posttest dapat dinilai keberhasilanya dalam penyampaian materi kepada sasaran
sehingga setelah diberikan pengetahuan sasaran memahami isi materi dan dapat
melaksanakanya.
Dalam pelaksanaan kegiatan digunakan media Lcd dan leaflet yang berisi
materi-materi yang akan disampaikan kepada sasaran. Materi-materi yang
disampaikan dalam kegiatan adalah penjelasan tentang Penanganan Tersedak
Dewasa yang terdiri dari, pengertian, penyebab/etiologi, pencegahan dan
penanganan Tersedak Dewasa.
3.2 Tempat dan Waktu Kegiatan
Penyuluhan ini akan dilaksanakan disalah satu rumah warga yaitu bapak slamet
di Desa Margorejo Dusun VI Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan pada
tanggal 7 Desember 2019.
19
BAB IV
Pelaksanaan kegiatan dilakukan disalah satu rumag warga desa margorejo dusun VI
kecamatan jati agung dengan jumlah sasaran sebanyak 19 orang. Kebanyakan dari
ibu-ibu yang memiliki anak kecil dan ibu-ibu lansia yang belum mengetahui tentang
penangganan tersedak dewasa. Berikut gambaran pelaksanaan penyuluhan :
20
Gambar 4.1 Pembukaan Acara Dalam Penyuluhan Kesehatan Tentang Penangganan
Tersedak
21
Gambar 4.3 Penyampaian Materi Tentang Penangganan Tersedak Dewasa
22
Gambar 4.5 Pembagian Hadiah Setelah Sesi Tanya Jawab
Susunan acara sebagai berikut: pembukaan acara penyuluhan yang dipandu oleh
Moderator dengan isi susunan acara dalam kegiatan penyuluhan kesehatan di Desa
Margorejo Dusun VI Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan; sambutan
Ibu Kadus dengan isi penekanan tentang maksud dan tujuan kegiatan penyuluhan,di
lanjut dengan sambutan Ketua Pelaksana penyuluhan dengan isi tujuan melakukan
penyuluhan kesehatan serta pentingnya mengetahui Penanganan Tersedak Pada
Dewasa. Melakukan penyuluhan yang diawali dengan apersepsi terlebih dahulu: hasil
23
yang didapatkan menunjukan sebagian besar masyarakat (80%) belum memahami
dan mengerti tentang penanganan Tersedak Pada Orang Dewasa dan sebagian kecil
masyarakat sudah memahami tentang Penanganan Tersedak Pada Dewasa namun
masih belum sempurna cara mengatasinya; pemberian materi penyuluhan tentang
pemahaman dan peningkatan pengetahuan tentang Penanganan Tersedak Pada
Dewasa; waktu penyuluhan dimulai tepat pada jam 14.00 s/d 15.15 WIB; setelah
materi berakhir untuk mengetahui dan pemahaman ibu-ibu masyarakat Desa
Margorejo Dusun VI terhadap materi yang sudah diberikan,dengan cara diskusi dan
tanya jawab. Adapun hasil menunjukan begitu besarnya antusias ibu-ibu untuk
memahami tentang Penanganan Tersedak Pada Dewasa yang ditujukan dengan
banyak pertanyaan saat diskusi; penyuluhan diakhiri dengan review kembali materi
yang sudah disampaikan dengan cara mengulang materi yang disampaikan oleh
beberapa ibu-ibu yang mewakilinya,dan terlihat adanya perubahan pemahaman dan
pengetahuan ibu-ibu tentang Penangganan Tersedak Pada Dewasa dan adanya
keinginan ibu-ibu Desa Margorejo Dusun VI untuk melakukan tahap-tahap
Penanganan Tersedak jika hal itu terjadi. Konsentrasi ibu-ibu sangat penuh perhatian
terhadap materi yang disampaikan hal ini terlihat saat pemberian materi ibu-ibu tetap
dalam posisinya masing-masing dan tidak banyak aktfitas keluar dari ruangan.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa ditarik dalam kegiatan ini adalah hampir seluruh siswa
aktif dalam kegiatan penyuluhan dengan tidak meninggalkan tempat selama
kegiatan berlangsung sampai selesai. Adanya perubahan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman ibu-ibu mengenai Penanganan Tersedak Pada
Dewasa yang diukur dengan hasil apersepsi dan evaluasi terjadinya peningkatan
pemahaman dan pengetahuan ibu-ibu bahkan para warga akan berupaya untuk
mengatasinya sesuai dengan hasil penyuluhan dengan tujuan dapat mengatasi
sendiri dan bisa menjadi penanganan pertama yang bisa dilakukan saat tersedak.
5.2 Saran
1. Bagi masyarakat tetap pelajari dan latih cara penanganan tersedak serta
melakukan pencegahan tersedak.
2. Bagi puskesmas dapat melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
mengenai kasus-kasus yang terlihat sepele,tapi besar dampaknya,seperti
tersedak.
3. Bagi mahasiswa pendidikan keperawatan dapat lebih memantapkan
penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan masalah keperawatan
komunitas.
25
DAFTAR PUSTAKA
Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI.(2015).Modul Bantuan Hidup Dasar dan
Penanganan Tersedak.Jakarta:Universitas Indonesia.
26
LAMPIRAN
27
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selam 60 menit,ibu-ibu dapat mengetahui dan
memahami tentang penanganan pertama pasien tersedak pada orang dewasa.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan,ibu-ibu mampu:
a. Menjelaaskan pengertian tersedak
b. Menjeleaskan gejala tersedak
c. Menjelaskan cara penanganan tersedak pada orang dewasa
d. Menjelaskan cara pencegahan tersedak
B. Kegiatan Penyuluhan
1. Materi : Penanganan Pertama Tersedak Pada Orang Dewasa
a. Pengertian Tersedak
b. Gejala Tersedak
c. Cara Penanganan Tersedak Pada Orang Dewasa
d. Cara Pencegahan Tersedak
28
2. Langkah-langkah kegiatan
Langkah Kegiatan
29
dipahami.
Responden menanyakan tentang
materi yang belum dipahami.
C. Saran Penunjang
1. Metode: Ceramah, Tanya-Jawab, Demonstrasi
2. Media
- Lcd
- Leaflet
D. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruangan kondisi untuk kegiatan.
b. Peralatan memadai dan berfungsi.
c. Media dan materi tersedia dan memadai.
d. SDM memadai.
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan.
b. Peran serta aktif peserta.
c. Kesesuaian peran dan fungsi peneliti.
30
d. Faktor pendukungdan penghambat kegiatan.
3. Hasil
a. Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Tes tulis.
c. Penliti mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada pasien
dan keluarga pasien tentang materi penyuluhan yang telah dijelaskan.
d. Bila peserta dapat menjawab >75% dari pertanyaan yang diajukan, maka
penyuluhan dikatakan berhasil.
31
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
JUDUL SOP:
MANUVER HEIMLICH
PENJELASAN
PROSEDUR
32
CARA KERJA lain memegang kepalan tangan
tersebut,lingkarkan tubuh korban dengan kedua
lengan kita
c. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah
tubuh korban tepat di bawah tulang dada atau
ulu hati
d. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat
dan kuat untuk membantu korban membatukkan
benda yang menyumbat saluran nafas nya.
Maneuver ini terus diulang hingga korban dapat
kembali bernafas atau hingga korban kehilangan
kesadaran.
33
Absensi Peserta/Daftar Hadir Peserta
34
35