Anda di halaman 1dari 11

BAB VII

GAYA-GAYA STATIK

CAPAIAN PEMBELAJARAN ( Learning Outcome )

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN UMUM


Memberikan pengetahuan tentang bagaimana menganalisa besar dan arah gaya yang
bekerja pada suatu titik yang berada pada komponen-komponen pemesinan
menggunakan prinsip kesetimbangan
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS

1. Mampu menggambarkan penjumlahan gaya sebagai vektor


2. Mampu menjelaskan prinsip gaya gaya static dan gaya dinamik
3. Mampu menganalisa gaya-gaya statik pada komponen pemesinan
4. Mampu menentukan besar dan arah gaya-gaya static pada komponen pemesinan
dengan prinsip kesetimbangan

A. PENDAHULUAN/DESKRIPSI SIGKAT

Gaya-gaya dalam permesinan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1) Gaya-


gaya Statik dan 2) Gaya-gaya Dinamik. Namun demikian gaya-gaya dinamik dapat
diselesaikan sebagai suatu sistim gaya statik. Oleh karena itu pada modul ini akan
diberikan suatu pembahasan singkat mengenai prinsip-prinsip dasar analisa gaya statik.
Sedang untuk menyelesaiakan persoalan-persoalan dalam permesinan akan digunakan
Analisa Gaya Statik secara Grafis, karena analisa gaya secara grafis lebih sederhana dan
mudah dipahami, terutama untuk mesin-mesin yang lebih komplek.
Analisa gaya-gaya statik merupakan penerapan dari sistim kesetimbangan, oleh
karena itu perlu kita pelajari dan pahami hal-hal sebagai berikut :
1. Gaya merupakan besaran vektor, sehingga kita harus bisa menggambarkan vektor
2. Prinsip Dasar Kestimbangan
3. Pengertian Kopel
4. Penerapan dari sistem setimbang

66
67

B. POKOK-POKOK ISI

1. Gaya sebagai Vektor


Gaya sebagai vektor dapat digambarka sebagai garis lurus dan diberi anak panah,
yang mana panjang garis menyatakan harga /besar vektor dan anak panah menyatakan
arahnya.
arah vektor

harga vektor

2. Prinsip Dasar Kesetimbangan

Suatu mesin merupakan obyek tiga dimensi dan gaya-gaya yang bekerja ada dalam
tiga dimensi. Namun demikian dalam kejadian apapun suatu analisa lengkap harus
memenuhi syarat kesetimbangan. Adapun suatu benda dikatakan setimbang jika terpenuhi
syarat sebagai berikut:
1. Gaya-gaya dalam bidang apapun harus setimbang
2. Momen dari gaya-gaya terhadap suatu sumbu tertentu harus setimbang.
Secara umum untuk suatu sistem tiga dimensi, suatu analisa lengkap dapat dilakukan
dengan memproyeksikan gaya-gayanya ke dalam tiga bidang yang saling tegak lurus.
Secara matematik benda dikatakan setimbang jika jumlah gaya-gayanya sama dengan nol
dan jumlah momen dari gaya-gaya tersebut terhadap suatu sumbu tertentu juga sama
dengan nol, dan dapat dituliskan sebagai berikut :
1. ∑ F = 0 , jika diproyeksikan ke tiga bidang menjadi
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑ Fz = 0
2. ∑ M = 0

3. Pengertian Kopel

Kopel merupakan dua buah gaya yang sama besar, sejajar, dan berlawanan arah.
Ciri sebuah Kopel adalah:
68

1. Jumlah gayanya = 0 atau ∑ F = 0


2. Jumlah momen gaya di setiak titik harganya konstan, atau ∑ M = konstan
Contoh:
F
Pada gambar di samping :
1. ∑ Fx = F – F = 0
h
2. ∑ MA = F(h + x) – F(x) = F.h + F.x – F.x = F.h
x y
∑ MB = F(h + y) – F(y) = F.h + F.y – F.y = F.h F
 

4.Penerapan Kestimbangan
Kita akan mempelajari bagaimana analisa gaya-gaya tidak sejajr dalam
kesetimbangan.
a. Tiga gaya tidak sejajar dalam kesetimbangan.
Tiga buah gaya F1, F2, dan F3 bekerja pada sebuah benda. Ketiga gaya tersebut
dinyatakan setimbang jika ∑ F = 0 dan ∑ M = 0
Agar ∑ F = 0 , maka poligon gaya-gaya tersebut harus membentuk lukisan
tertutup.
Agar ∑ M = 0, maka ketiga gaya tersebut harus berpotongan di satu titik.
Jadi dapat disimpulkan :
Jika pada sebuah benda bekerja tiga gaya yang tidak sejajar, maka ketiga gaya
tersebut dikatakan setimbang jika:
- Ketiga gaya tersebut berpotongan di satu titik
- Poligon gayanya membentuk lukisan tertutup

Contoh :
Diketahui tiga buah gaya bekerja pada satu batang ACB seperti pada gambar. Jarak
AB = 60 cm, dan Ac = 20 cm. F1 diketahui besar dan arahnya, F2 besarnya belum
diketahui, tetapi arahnya diketahu, sedang F3 besar dan arahnya belum diketahui,
tetapi harus melewati titik A. Jika F1 = 25 N, tentukan besar F2 dan besar & arah
F3.
A C B
30°
45°

F3 F1
F2
69

Penyelesaian:
1. Buat gambar soal dengan benar (proposional), sesuai dengan data yang
diketahui, dengan skala : 1 : 10 , sehingga panjang AB = 6 cm dan AC = 2 cm,
gambar (a).
2. Dari syarat ∑ F = 0, maka F1 + F2 + F3 = 0
F1 + F2 + F3 =0
b:  ? ?
a:   ?
Dari analisa besar dan arah vektor gaya di atas, pada persamaan tersebut
terdapat 3 anu, sehingga harus dihilangkan satu anu, yaitu dengan mencari arah
F3.
3. Mencari arah F3.
Dari syarat ∑ M = 0, maka ketiga gaya harus berpotongan di satu titik. Titik
perpotongan tersebut didapat dengan cara memperpanjang garis kerja gaya F1
dan F2 (gaya yang sudah diketahui arahnya), sehingga berpotongan di titik N.
Kemudian tarik garis lurus dari titik A ke titik N, maka garis A-N = arah F3
gambar (b).
4. Buat Poligon gaya dengan skala F : 1 cm = 10 N, gambar (c), sehingga didapat
panjang F1 = 25 N/10 N x 1 cm = 2,5 cm.
Dari poligon gaya, didapat :
F2 = 5,3 cm = 5,3 cm/1 cm x 10 N = 53 N
F3 = 6,4 cm = 6,4 cm/1 cm x 10 N = 64 N

A C B
(a)
30°
45°

N
F3 F1
F2

A C B
(b)
F1
F3 F1
F2
cm

F3
3
5,

(c) cm
6,4

F2
70

b. Empat gaya tidak sejajar dalam kesetimbangan.


Kasus 1.
Diketahui empat gaya, dimana F1 dan F3 diketahui besar dan arahnya, sedang F2
hanya diketahui arahnya saja dan F4 belum diketahui besar dan arahnya, tetapi
diketahui titik yang dilewati oleh F4. Tentukan besar F2 dan F4 .
Contoh.
Diketahui empat gaya bekerja pada sebuah batang seperti pada gambar (a). Jika F1
= 50 N, F3 = 60 N, dan panjang AB = 50 cm & AC = 20 cm, tentukan besar F2 juga
besar & arah F4.
Penyelesaian :
1. Buat gambar soal dengan benar (proposional) dengan skala : 1 : 10, gambar
(a).
2. Ubah dari empat gaya menjadi tiga gaya dengan cara mengganti dua gaya yang
sudah diketahui besar dan arahnya menjadi satu gaya yaitu Resultan atau
jumlah dari kedua gaya tersebut (R = F1 + F3) dengan metode paralellogram
(jajaran genjang), gambar (b).
3. Mencari arah F4 berdasarkan syarat ∑ M = 0 , maka ketiga gaya harus
berpotongan di satu titik, dengan cara perpanjang garis kerja gaya F2 dan R
hingga berpotongan di N. Kemudian tarik garis lurus dari titik A ke titik N,
sehingga A-N = arah F4.gambar (c)
4. Buat poligon gaya berdasarkan persamaan F1 + F2 + F3 + F4 = 0, dengan skala
gaya : 1 cm = 10 N. Berdasarkan skala gaya tersebut, maka didapat :
Panjang F1 = 50 N/10 N x 1 cm = 5 cm
Panjang F3 = 60 N/10 N x 1 cm = 6 cm
Dari poligon gaya, gambar (d) didapat :
F2 = 5,3 cm = 5,3 cm/1 cm x 10 N = 53 N
F4 = 10,45 cm = 10,45 cm/1 cm x 10 N = 104,5 N

F3
°

(a)
60

A C B
30°

F4 90°
F1
F2
71

R
F3

(b)

F1

F3

A C B

F4 F1
F2

R
F3

F1

F3

A C B
(c)
F4 F2 F1
N
72

F3

10,4
5 cm

R
F4

(d)

cm
F1

5,3
F2

Kasus 2.
Diketahui empat gaya tidak sejajar dalam kesetimbangan dimana satu gaya
diketahui besar dan arahnya, sedang tiga gaya hanya diketahui arahnya saja.
Contoh.
Diketahui empat gaya yang bekerja pada sebuah batang ACB seperti gambar (a),
dimana jarak AB = 50 cm dan AC = 20 cm.Jika F1 = 60 N, tentukan besar ketiga
gaya lainnya.
Penyelesaian:
1. Buat gambar soal dengan benar,dengan skala: 1 : 10. Gambar (a).
2. Misalkan R1 = F1 + F2 dan R2 = F3 + F4 , maka R1 bekerja pada titik
perpotongan anrata F1 dan F2 yaitu titik B, dan R2 bekerja pada titik
perpotongan antara F3 dan F4 , yaitu di titik m ( perpanjangan garis kerja gaya
F3 dan F4). Supaya sistim setimbang, maka R1 dan R2 besarnya harus sama dan
arahnya berlawanan.Oleh karena itu, maka jika ditarik garis lurus dari titik m
ke titik B, maka m-B = arah R1 dan R2 , gambar (b).
3. Buat poligon gaya berdasarkan persamaan R1 = F1 + F2 dengan skala gaya : 1
cm = 10 N, maka panjang F1 = 60 N/10 N x 1 cm = 6 cm
Dari poligon tersebut, gambar (c), didapat :
F2 = 1,7 cm = 1,7 cm/1 cm x 10 N = 17 N
Lanjutkan pembuatan poligon gaya lengkap berdasarkan persamaan
73

F1 + F2 + F3 + F4 = 0. Dari poligon gaya didapat: gambar (c)


F3 = 4,3 cm = 4,3 cm/1 cm x 10 N = 43 N
F4 = 4,5 cm = 4,5 cm/1 cm x 10 N = 45 N
Catatan:
Langkah-langkah menentukan arah R
1. Perpanjang garis kerja gaya F1 dan F2 ,hingga berpotongan di titik B
2. Perpanjang garis kerja gaya F3 dan F4 hingga berpotongan di titik m
3. Tarik garis lurus dari titik m ke titik B, sehingga didapat garis m-B = arah R
Langkah-langkah membuat poligon gaya dengan skala gaya: 1 cm = 10 N
1. Buat vektor gaya F1 sepanjang 6 cm.
2. Buat vektor F2 dari ujung vektor F1 dan vektor R dari pangkal vektor F1 sesuai
dengan arahnya masing-masing hingga berpotongan di satu titik, sehingga
didapat harga F2 = 1,7 cm.
3. Buat vektor F3 dari ujung vektor F2 dan vektor F4 dari pangkal F1 hingga
berpotongan di satu titik, sehingga didapat harga F3 = 4,3 cm dan F4 = 4,5 cm.
°
60

A C B
(a)
30 °

30°
F3 90°
F4 F2 F1
R2 =F
3 + F4
m
(b)
A C B
R1 =
F1 +
F2

F4 F3
F2 F1
F3

cm
4,5
4 ,3

(c) F4
cm

F2
cm
1 ,7
74

c. Dua Gaya dan satu Momen ( Torsi ) dalam Setimbang


Pada sebuah batang bekerja dua buah gaya yang sejajar sehingga harus diberikan
sebuah Torsi agar sistim menjadi setimbang.
Contoh:
Jika pada sebuah batang/link dengan panjang 10 cm bekerja dua gaya yang bekerja
pada ujung-ujung link tersebut, dimana salah satu gaya diketahui besar dan
arahnya, dan gaya yang satunya belum diketahui besar dan arahnya, seperti pada
gambar. Agar sistim setimbang diperlukan sebuah Torsi. Jika F1 = 50 N, tentukan
besar dan arah F2 dan Torsi.
B

120°
T
F1
60°
A

Penyelesaian: F2
1. Buat gambar soal dengan benar dengan skala: 1 : 5. Gambar (a)
Panjang batang = 10/5 = 2 cm
2. Mencari besar dan arah F2.
Dari syarat ∑ F = 0 , maka F1 + F2 = 0, sehingga F1 = - F2 , artinya harga kedua
gaya tersebut sama besar dan arahnya berlawanan.Jadi F2 = 50 N dan arahnya
berlawanan dengan F1. Gambar (b).
3. Mencari Torsi.
Dari syarat ∑ MA = 0, maka T + (F1xh) = 0, sehingga T = - ( F1 x h), artinya
besar T = hasil kali F1 dengan jaraknya (h), dan arah T berlawanan dengan arah
momen dari gaya tersebut (F1 x h). Gambar (c).

B B B

T
F1 F1 T F1
h
m
A A A 1 ,7c

F2 F2 F2
(a) (b) (c)
75

Kemudian h diukur. Dari pengukuran didapat h = 1,7 cm. Karena batang


tersebut digambar dengan skala: 1 : 5 , maka panjang sebenarnya dari h = 1,7 x
5 = 8,5 cm = 0,085 m. Maka harga T = 50 N x 0,085 m = 42,5 Nm dengan
arah berlawanan jarum jam.gambar (c).

C. RANGKUMAN

Gaya sebagai vektor digambarkan sebagai garis lurus dan diberi anak panah,
panjang garis menyatakan harga /besar vektor dan anak panah menyatakan arahnya.
suatu benda dikatakan setimbang jika terpenuhi syarat sebagai berikut:
1. Gaya-gaya dalam bidang apapun harus setimbang
2. Momen dari gaya-gaya terhadap suatu sumbu tertentu harus setimbang.
Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
1. ∑ F = 0 , jika diproyeksikan ke tiga bidang menjadi
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑ Fz = 0
2. ∑ M = 0

D. SOAL-SOAL LATIHAN

1. Tentukan besar dan arah gaya-gaya yang belum diketahui pada gambar soal di
bawah ini.

A C B
(a)
30°
45°

F3 F1
F2
AB = 60 cm, AC = 20 cm, dan F1 = 50 N

F3
(b)
°
60

A C B
30°

F4 90°
F1
F2
AB = 50 cm, AC = 20 cm, F1 = 40 N, dan F3 = 50 N
76

2. Tentukan Torsi yang harus diberikan agar sistim setimbang pada gambar di bawah
ini.

F2

60
AB = 40 cm B AB = 40 cm B

90°

°
60°
F1
F1 = 40 N F1 AC = 25 cm
T
F1 = 30 N T

60° F2 = 40 N

60°
A A

F2 F2

(a) (b)

Anda mungkin juga menyukai