Bab Vii Gaya-Gaya Statik
Bab Vii Gaya-Gaya Statik
GAYA-GAYA STATIK
A. PENDAHULUAN/DESKRIPSI SIGKAT
66
67
B. POKOK-POKOK ISI
harga vektor
Suatu mesin merupakan obyek tiga dimensi dan gaya-gaya yang bekerja ada dalam
tiga dimensi. Namun demikian dalam kejadian apapun suatu analisa lengkap harus
memenuhi syarat kesetimbangan. Adapun suatu benda dikatakan setimbang jika terpenuhi
syarat sebagai berikut:
1. Gaya-gaya dalam bidang apapun harus setimbang
2. Momen dari gaya-gaya terhadap suatu sumbu tertentu harus setimbang.
Secara umum untuk suatu sistem tiga dimensi, suatu analisa lengkap dapat dilakukan
dengan memproyeksikan gaya-gayanya ke dalam tiga bidang yang saling tegak lurus.
Secara matematik benda dikatakan setimbang jika jumlah gaya-gayanya sama dengan nol
dan jumlah momen dari gaya-gaya tersebut terhadap suatu sumbu tertentu juga sama
dengan nol, dan dapat dituliskan sebagai berikut :
1. ∑ F = 0 , jika diproyeksikan ke tiga bidang menjadi
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑ Fz = 0
2. ∑ M = 0
3. Pengertian Kopel
Kopel merupakan dua buah gaya yang sama besar, sejajar, dan berlawanan arah.
Ciri sebuah Kopel adalah:
68
4.Penerapan Kestimbangan
Kita akan mempelajari bagaimana analisa gaya-gaya tidak sejajr dalam
kesetimbangan.
a. Tiga gaya tidak sejajar dalam kesetimbangan.
Tiga buah gaya F1, F2, dan F3 bekerja pada sebuah benda. Ketiga gaya tersebut
dinyatakan setimbang jika ∑ F = 0 dan ∑ M = 0
Agar ∑ F = 0 , maka poligon gaya-gaya tersebut harus membentuk lukisan
tertutup.
Agar ∑ M = 0, maka ketiga gaya tersebut harus berpotongan di satu titik.
Jadi dapat disimpulkan :
Jika pada sebuah benda bekerja tiga gaya yang tidak sejajar, maka ketiga gaya
tersebut dikatakan setimbang jika:
- Ketiga gaya tersebut berpotongan di satu titik
- Poligon gayanya membentuk lukisan tertutup
Contoh :
Diketahui tiga buah gaya bekerja pada satu batang ACB seperti pada gambar. Jarak
AB = 60 cm, dan Ac = 20 cm. F1 diketahui besar dan arahnya, F2 besarnya belum
diketahui, tetapi arahnya diketahu, sedang F3 besar dan arahnya belum diketahui,
tetapi harus melewati titik A. Jika F1 = 25 N, tentukan besar F2 dan besar & arah
F3.
A C B
30°
45°
F3 F1
F2
69
Penyelesaian:
1. Buat gambar soal dengan benar (proposional), sesuai dengan data yang
diketahui, dengan skala : 1 : 10 , sehingga panjang AB = 6 cm dan AC = 2 cm,
gambar (a).
2. Dari syarat ∑ F = 0, maka F1 + F2 + F3 = 0
F1 + F2 + F3 =0
b: ? ?
a: ?
Dari analisa besar dan arah vektor gaya di atas, pada persamaan tersebut
terdapat 3 anu, sehingga harus dihilangkan satu anu, yaitu dengan mencari arah
F3.
3. Mencari arah F3.
Dari syarat ∑ M = 0, maka ketiga gaya harus berpotongan di satu titik. Titik
perpotongan tersebut didapat dengan cara memperpanjang garis kerja gaya F1
dan F2 (gaya yang sudah diketahui arahnya), sehingga berpotongan di titik N.
Kemudian tarik garis lurus dari titik A ke titik N, maka garis A-N = arah F3
gambar (b).
4. Buat Poligon gaya dengan skala F : 1 cm = 10 N, gambar (c), sehingga didapat
panjang F1 = 25 N/10 N x 1 cm = 2,5 cm.
Dari poligon gaya, didapat :
F2 = 5,3 cm = 5,3 cm/1 cm x 10 N = 53 N
F3 = 6,4 cm = 6,4 cm/1 cm x 10 N = 64 N
A C B
(a)
30°
45°
N
F3 F1
F2
A C B
(b)
F1
F3 F1
F2
cm
F3
3
5,
(c) cm
6,4
F2
70
F3
°
(a)
60
A C B
30°
F4 90°
F1
F2
71
R
F3
(b)
F1
F3
A C B
F4 F1
F2
R
F3
F1
F3
A C B
(c)
F4 F2 F1
N
72
F3
10,4
5 cm
R
F4
(d)
cm
F1
5,3
F2
Kasus 2.
Diketahui empat gaya tidak sejajar dalam kesetimbangan dimana satu gaya
diketahui besar dan arahnya, sedang tiga gaya hanya diketahui arahnya saja.
Contoh.
Diketahui empat gaya yang bekerja pada sebuah batang ACB seperti gambar (a),
dimana jarak AB = 50 cm dan AC = 20 cm.Jika F1 = 60 N, tentukan besar ketiga
gaya lainnya.
Penyelesaian:
1. Buat gambar soal dengan benar,dengan skala: 1 : 10. Gambar (a).
2. Misalkan R1 = F1 + F2 dan R2 = F3 + F4 , maka R1 bekerja pada titik
perpotongan anrata F1 dan F2 yaitu titik B, dan R2 bekerja pada titik
perpotongan antara F3 dan F4 , yaitu di titik m ( perpanjangan garis kerja gaya
F3 dan F4). Supaya sistim setimbang, maka R1 dan R2 besarnya harus sama dan
arahnya berlawanan.Oleh karena itu, maka jika ditarik garis lurus dari titik m
ke titik B, maka m-B = arah R1 dan R2 , gambar (b).
3. Buat poligon gaya berdasarkan persamaan R1 = F1 + F2 dengan skala gaya : 1
cm = 10 N, maka panjang F1 = 60 N/10 N x 1 cm = 6 cm
Dari poligon tersebut, gambar (c), didapat :
F2 = 1,7 cm = 1,7 cm/1 cm x 10 N = 17 N
Lanjutkan pembuatan poligon gaya lengkap berdasarkan persamaan
73
A C B
(a)
30 °
30°
F3 90°
F4 F2 F1
R2 =F
3 + F4
m
(b)
A C B
R1 =
F1 +
F2
F4 F3
F2 F1
F3
cm
4,5
4 ,3
(c) F4
cm
F2
cm
1 ,7
74
120°
T
F1
60°
A
Penyelesaian: F2
1. Buat gambar soal dengan benar dengan skala: 1 : 5. Gambar (a)
Panjang batang = 10/5 = 2 cm
2. Mencari besar dan arah F2.
Dari syarat ∑ F = 0 , maka F1 + F2 = 0, sehingga F1 = - F2 , artinya harga kedua
gaya tersebut sama besar dan arahnya berlawanan.Jadi F2 = 50 N dan arahnya
berlawanan dengan F1. Gambar (b).
3. Mencari Torsi.
Dari syarat ∑ MA = 0, maka T + (F1xh) = 0, sehingga T = - ( F1 x h), artinya
besar T = hasil kali F1 dengan jaraknya (h), dan arah T berlawanan dengan arah
momen dari gaya tersebut (F1 x h). Gambar (c).
B B B
T
F1 F1 T F1
h
m
A A A 1 ,7c
F2 F2 F2
(a) (b) (c)
75
C. RANGKUMAN
Gaya sebagai vektor digambarkan sebagai garis lurus dan diberi anak panah,
panjang garis menyatakan harga /besar vektor dan anak panah menyatakan arahnya.
suatu benda dikatakan setimbang jika terpenuhi syarat sebagai berikut:
1. Gaya-gaya dalam bidang apapun harus setimbang
2. Momen dari gaya-gaya terhadap suatu sumbu tertentu harus setimbang.
Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
1. ∑ F = 0 , jika diproyeksikan ke tiga bidang menjadi
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑ Fz = 0
2. ∑ M = 0
D. SOAL-SOAL LATIHAN
1. Tentukan besar dan arah gaya-gaya yang belum diketahui pada gambar soal di
bawah ini.
A C B
(a)
30°
45°
F3 F1
F2
AB = 60 cm, AC = 20 cm, dan F1 = 50 N
F3
(b)
°
60
A C B
30°
F4 90°
F1
F2
AB = 50 cm, AC = 20 cm, F1 = 40 N, dan F3 = 50 N
76
2. Tentukan Torsi yang harus diberikan agar sistim setimbang pada gambar di bawah
ini.
F2
60
AB = 40 cm B AB = 40 cm B
90°
°
60°
F1
F1 = 40 N F1 AC = 25 cm
T
F1 = 30 N T
60° F2 = 40 N
60°
A A
F2 F2
(a) (b)