Anda di halaman 1dari 81

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alfian Hamsi 2001, Laporan Pembuatan Buku Ajaran Pemeliharaan


Pabrik untuk Mahasiswa Departernen Teknik Mesin Universitas
Sumatera Utara, Medan

[2] Assauri, S. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi, edisi


keempat.Penerbit Fakutas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

[3] Arman Hakim Nasution 2006. "Manajemen Industri", C.V Andi Offset.
Yogyakarta.

[4] Corder, Antony & Kusnul Hadi 1988."Teknik Manajemen


Pemeliharaan", Erlangga. Jakarta.

[5] Daryus, Asyari, 2007, Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin,


Universitas Darma Persada - Jakarta.

[6] Dietzel, Fritz 1996."Turbin, Pompa dan Kompresor", Erlangga. Jakarta.

[7] Hani Handoko, T, 2000, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi,


Edisi 1, BPFE Yokyakarta

[8] Kister, Timothy C "and" Bruce Hawkins 2006.Maintenance Planning


and Shceduling Handbook.Elsevier Butterworth. USA.

[9] Patton, J. D. 1983. "Preventive maintenance ".Instrument society of


America. Publishers creative Services Inc. New York.

[10] Suharto 1991. "Manajemen Perawatun Mesin". PT. Rineka Cipta.


Jakarta.

[11] PT.ERACIPTA BINAKARYA, Pembangunan Secara TURN KEY,


Pabrik Kelapa Sawit PT. SISIRAU Kapasitas 30 Ton / Jam di
Desa Alur Gantung, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten
Aceh Timur. 1997.

[12] http://www.cmmspro.com/types-of-maintenance.asp

[13] http://en.wikiepedia.org/wiki/Preventive_maintenance,turbinuap

[14] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33077/3/Chapter%20II.pdf

[15] http://www.weibull.com/SystemRelWeb/preventive_maintenance.htm

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODOLOGI

3.1 Metodologi
Metode yang dilakukan penulis tujuannya adalah memberikan uraian dari
pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui sistem
pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun uraian penelitian yang
dibuat penulis adalah sebagai berikut:

3.1.1 Jenis penelitian


Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif
dengan metode studi kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan
untuk mengetahui bagaimana kegiatan pemeliharaan pada Turbin Uap yang
dilakukan. Dan melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki
pedoman yang kuat.

3.1.2 Lokasi dan waktu penelitian


3.1.2.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di PMKS PT.
SISIRAU Aceh Tamiang.

3.1.2.2 Waktu penelitian


Penulis melakukan penelitian di PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang
selama dua minggu, mulai dari tanggal 02 - 19 Februari 2013.

3.1.3 Data yang diambil


Pada PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang mempunyai 1 Unit Mesin
Turbin Uap untuk menghasilkan Listrik kepabrik.
Disini peneliti membahas 1 unit Turbin Uap sebagai" sample penelitian
dengan spesifikasi sebagai berikut: (Sumber: PT. SISIRAU, Aceh Tamiang, 2013)

Universitas Sumatera Utara


Steam Turbin
merk/pabrik : Shinko
type : Horizontal Curtis single stage with integral
reduction gear. Forced lubrication, ejector for
extracting gland leakage steam and 1
Capacity : 800 kw
At altenator output
Speed of Turbin Shaft : 5294 rpm
Speed of Output Shaft : 1500 rpm
Steam Temprature : 250 degree C
Steam Inlet Pressure : 20 kg/cm2g
Steam Outlet Pressure : 3.1 kg/cm2g
Steam flow : 23500 kg/hr/28200 kg/hr
Specific Steam-
Consumption : 23.5kg/kwhr
Steam Inlet Bore : 150 mm
Steam Exhaust Bore : 300 mm
nomor serie : 109617
Servomotor : Wood Ward UG – 10 D

Gambar 3.1 Turbin uap shinko


Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

Universitas Sumatera Utara


3.1.4 Sumber data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari :
1) Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dengan peninjauan secara
langsung ke perusahaan tersebut yang menjadi objek penelitian dan wawancara
dengan pihak perusahaan. Data primer tersebut adalah hal-hal yang berkenaan
dengan Turbin uap

2) Data sekunder
Data sekunder diperoleh melalui perusahaan, dimana data tersebut sudah
ada disimpan oleh perusahaan sebelumnya, diantaranya adalah spesifikasi mesin,
data shet tentang pemeliharaan Turbin pada bulan atau tahun yang sudah lewat,
kemudian penulis melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku
atau hal-hal yang berhubungan dengan Turbin uap dan perawatannya meliputi
data kegiatan pemeliharaan perusahaan umumnya, serta pada Turbin uap
khususnya.

3.1.5 Bahan penelitian


Bahan Penelitian yang digunakan adalah : 1 buah mesin turbin uap serta
komponen pendukung utama mesin turbin uap dan data biaya perawatan.

3.2 Proses Kegiatan Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang


a. Cara kerja steam turbin :
Sebelum turbin dijalankan dengan memasukkan uap murni (uap kering)
pada turbin melalui kran induk, uap akan masuk kedalam nozzel pada turbin dan
dengan adanya servomotor (regulating oil).
Klep masuk terbuka secara teratur dan uap masuk melalui nozzel menekan sudu-
sudu turbin, sehingga turbin dapat berputar dengan kecepatan yang telah
ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


Untuk menggerakkan turbin haruslah dipakai benar-benar uap murni (uap
kering), karena apabila dipakai uap jenuh hat ini adalah merupakan suatu factor
kerugian yang dapat mengakibatkan rusaknya jurnal dan Trush bearing dan sudu-
sudu akan sompel, selain dari itu juga akan terlalu juga terjadinya proses
pembentukan kadar air di dalam minyak.

b. Cara menjalankan turbin:


Sebelum turbin dijalankan terlebih dahulu turbin harus dipanasi dengan
steam ± 12 menit dan kran kondensat dibuka agar air yang berada didalamnya,
akibat pengembunan uap menjadi air terbuang seluruhnya.
Kemudian buka kran cis turbin kecil atau pompa oli yang gunanya untuk
membersihkan pelumasan. Sebelumnya pada bagian-bagian yang berputar, lihat
control oli (implus pressure) 3-6 Kg/cm2 dan control kembali tekanan oli
lubricating oil minimum 0,5 Kg/cm2.
Setelah cukup waktunya gevernor diputar secara perlahan-lahan samapai turbin
jalan atau hidup dalam keadaan normal (1500 rpm).

c. Cara mematikan turbin:


a. Putuskan semua beban.
b. Tutup regulator searah jarum jam atau setelah putaran turbin 500 rpm.
c. Buka kembali kran cis turbin kecil atau pompa oli sampai putaran turbin
terhenti.
d. Tutup kran turbin kecil.
e. Kemudian tutup kran uap yang masuk ke turbin (kran induk).

3.3 Bagian-bagian Pada Turbin Uap


Dari data yang diambil pada turbin uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh
Tamiang terdapat 4 bagian system turbin uap yaitu :
1. steam turbine
komponen pada Turbin Uap

Universitas Sumatera Utara


a. Nozel : alat ini berfungsi untuk memancarkan uap pada suhu sehingga
kecepatan uap pada sudu sangat tinggi.

Gambar 3.1 Nozel.


Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

b. Sudu : alat ini berfungsi untuk menampung atau sebagai tempat


tendangan dari pada uap yang dipancarkan dari nozzle.

Gambar 3.2 Sudu-sudu gerak.


Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

c. Poros : berfungsi sebagai penghubung putaran ke generator

Gambar 3.3 Poros.


Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

Universitas Sumatera Utara


d. Baering : Dipasang pada casing, dimana fungsinya sebagai
support/penumpu momen puntir poros turbin.

Gambar 3.4 Bering.


Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

e. Cakram : Cakram merupakan tempat pemasangan sudu gerak. Sehingga


jumlah cakra sama dengan jumlah sudu gerak pada turbin uap. Jenis
cakram yang digunakan adalah cakram konis.

Gambar 3.5 Cakram.


Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

2. Governor dan turbin control ( mengatur kinerja kerja pada turbin)


Alat ini gunanya untuk mengatur laju aliran uap yang masuk ke dalam turbin agar
putaran turbin tetap sesuai dengan beban system dan juga mempertahankan
putaran turbin. Adalah system pengaturan kecepatan putaran turbin, dan juga
berarti system pengaturan output generator. Output dari governor akan
menggerakan guide vane untuk mengatur debit uap yang masuk ke runner turbin

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.6 Governur.
Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

3. Cooling system
Pendingin oli pada turbin uap dengan menggunakan air sebagai media pendingin
dan untuk menjaga kestabilitas suhu oli pada turbin, suhu batas maksimum oli
adalah 700.

Gambar 3.7 Cooling system.


Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

4. Oil pressure system '


Sistem Minyak Bertekanan (Pressure Oil Supply System) berfungsi untuk
menggerakkan katup-katup, servomotor dan governor. System kerja pada pompa
oli ada dua bagian :
- pompa oli elektrik
- Hydraulic pump

Universitas Sumatera Utara


(A) (B)
Gambar 3.8 (A). Pump Oil Elektrik dan (B). Hydraulic pump.
Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

a. Pompa oli elektrik


Pompa oli yang beroperasi dengan menggunakan mesin pompa dilakukan
pada start awal turbin sebelum turning gear pada turbin beroperasi

b. Hydraulic pump
Hydraulic pump adalah pompa minyak pelumas untuk membantu pelumasan
pada waktu turbin dioperasikan/singkron yang juga untuk membantu
menaikan tekanan minyak pelumas yang digunakan sebagai control yang
mengangkat main stop valve turbir, sebelah kiri dan kanan.

3.4 Inspeksi yang Dilakukan di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang


Kegiatan pengecekkan pada Turbin dilakukan secara rutin dan berkala,
mulai dari inspeksi, pemeriksaan kondisi, penggantian dan overhaul. Kegiatan ini
dilakukan untuk meminimalkan kerusakan sekaligus untuk mengantisipasi
terjadinya kerusakan pada saat operasi sedang berlangsung.
Pada PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang inspeksi yang dilakukan adalah :

1) Inspeksi tiap jam/hari


Kegiatannya : pemeriksaan terhadap Suhu Minyak Pelumas (max
700)
Pemeriksaan tekanan oli diatas 4 sampai 6 bar
Tool : tool set
Man Power : 3 orang

Universitas Sumatera Utara


Consumable : kain lap

2) Inspeksi perminggu
Kegiatannya : pemeriksaan pada bagian Water cooler
Pemeriksaan pada bagian aksen valve (tidak ada
kebocoran)
Pengecekan Oil Governur
Pengecekan preuser switt
Pengecekan Solonoid
Pemeriksaan steam Trap (Menghindarai masuknya
uap basah)
Pemeriksaan Pelumasan pada Bering
Tool : tools set
Man Power : 3 orang
Consumable : kain lap, dan pelumas

3) Inspeksiperbulanan
Kegiatannya : pemeriksaan terhadap oil filler
Pemeriksaan oil governor
Pengecekan deoda-deoda blog
Tool : tools set
Man Power : 3 orang
Consumable : kain lap. gemuk dan oli turbo T68 (209 liter)

6) Inspeksi 20000 jam


Kegiatannya : pergantian Bering pada turbin (ganti semua)
Pergantian grafik packing (pergantian keseluruhan)
Pergantian bering pada generator (ganti semua)
Membersihkan dan mensirlak sepul altenator
Perbaikan Governur
Perbaikan pompa oli pelumas (jika ada keausan dan
kebocoran wajib diganti)

Universitas Sumatera Utara


Pergantian ulang Oli
Pemeriksan keseluruhan pada turbin
Tool : tools set
Man Power : 3 orang dan pihak ketiga (kontraktor)
Consumable : Oli Turbo T68 (209 liter)

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Inspeksi Pada Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang


Untuk menjaga kinerja (performance) sistem turbin uap yang ada di
PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang, maka perlu adanya Inspeksi pada komponen
utama turbin dan juga terhadap komponen pendukung turbin. Pentingnya
pekerjaan Inspeksi ini adalah untuk dapat melihat secara langsung
perubahan/kerusakan yang terjadi pada bagian dalam maupun luar komponen
turbin uap tersebut, sehingga dengan melihat perubahan/kerusakan tersebut maka
dapat diambil tindakan pemeliharaan selanjutnya guna memperpanjang umur dan
kinerja sistem turbin uap tersebut. Pada umumnya pekerjaan Inspeksi meliputi
kegiatan : membongkar dan melihat/mencatat perubahan yang terjadi (Visual
Check) pembersihan (Cleaning), dilanjutkan lagi dengan pengukuran
(Measurement and Adjustment) sehingga dengan melihat hasil pengukuran
tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan untuk memperbaiki (Repair) jika
perlu, baik dengan cara memodifikasi (Modification) atau dengan mengganti
komponen-komponen yang sudah aus (tidak berfungsi lagi sesuai dengan yang
diharapkan) dan yang terakhir pemasangan kembali.
Dilihat dari fungsi, cara pemakaian dan juga jenis komponen turbin uap yang
digunakan, maka PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang mengklasifikasikan
pekerjaan Inspeksi berdasarkan waktu pelaksanaannya, yaitu : Inspeksi Tahunan,
lnspeksi Bulanan, Inspeksi Mingguan dan lnpeksi Harian.

4.2 Hubungan pembiayaan pada Turbin Uap


4.2.1 Hubungan Biaya inspeksi dengan Man Power dan Man Hour
Dalam hal ini PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang adalah Perusahaan
milik swasta, dan pembiayaan untuk Manpower di PMKS PT.SISIRAU Aceh
Tamiang yaitu pembiayaan tiap bulan/gaji pokok perbulan.
Jumlah tenaga kerja (man power) yang diperlukan untuk pekerjaan pada
turbin uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang adalah 4 orang.

Universitas Sumatera Utara


- 1 (Satu) orang untuk tenaga kerja ahli
- 3 (lima) orang untuk operator
Dengan jam kerja menggunakan 3 shift pada operator
Shift 1. 07.00 s/d 15.00
Shift 2. 15.00 s/d 23.00
Shift 3. 23.00 s/d 07.00
Berdasarkan Gaji pokok standart yang telah ditetapkan oleh PMKS
PT.SISIRAU Aceh Tamiang, bahwa gaji pokok tiap manpower untuk pekerja
tenaga ahli adalah Rp. 3.940.350/bulan. Sementara untuk manpower operator
yaitu Rp. 4.677.272/bulan.

Table 4.1 Biaya gaji Pokok perbulan


Bidang keahlian Manpower Gaji Manpower / Biaya Maintenance
(MP) Bulan (Mp x Gaji/bulan
Tenaga kerja ahli 1 (orang) Rp. 3.940.350,- Rp. 3.940.350,-
Tenaga kerja operator 3 (orang) Rp. 4.677.272,- Rp. 14.031.816,-
TOTAL biaya yang dikeluarkan perbulannya Rp. 17.972.166,-

4.2.2 Hubungan biaya inspeksi dengan tool.


total biaya inspeksi yang dikeluarkan perusahaan untuk tool dapat dilihat pada
tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Total biaya untuk tool inspeksi


No Nama Bahan Unit Total Harga Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Thermometer (Stanley) Set 1 10.850 10.850
2 Hand tool (Jonesway, 11 PCS Set 2 171.000 342.000
8-25)
3 Scissors plate (jonesway) Set 2 631.500 1.263.000
4 Hacksaw (Nicholson) Set 2 31.300 62.600
5 Steel cable (IWT) Meter 5 236.300 1.181.500

Universitas Sumatera Utara


6 Micrometer (Stanley) Set 2 61.000 122.000
7 Cold Chisel (Lippro, 5 pcs) Set 2 121.000 242.000
8 Meter roller (Stanley) Set 2 31.150 62.300
9 Paintbrush (Union) Set 1 10.350 10.350
10 Solder 2(Stanley, 45 watt) Set 1 63.500 63.500
11 Shovel (Bondhus) Set 2 32.150 64.300
12 Caliper Vernierr (Stanley) Set 1 26.850 26.850
13 Pliers (Stanley, 7” Maxgrip) Set 2 310.750 621.500
TOTAL 4.072.750

Dari tabel biaya tool dapat di lihat bahwa total biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk pemakaian tool pada pekerjaan inspeksi adalah
Rp.4.381.850,-

4.2.3 Hubungan biaya inspeksi dengan material.


Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk material dapat dilihat pada
table 4.3 di bawah ini.

Tabe1 4.3 total biaya untuk material inspeksi


No Nama bahan Unit Jumlah (Rp)
1 Ring plate 1/2” 21 Bh 4.150
2 Baut & Mur 3/8 x 1 ½” 19 set 7.790
3 Baut & Mur ½ x 2” 10 set 7.420
4 Baut & Mur ½ x 5” 8 set 9.417
5 Baut & Mur 5/8 x 3” 6 set 13.867
6 Baut Mur ½ x 3” 5 set 6.074
7 Baut Mur ¾ x 3” 12 set 33.524
8 Baut Mur 5/8 x 2” 10 set 26.252
9 Ring Per ½” 23 Bh 4.500
10 Ring Per ¾” 23 Bh 8.015
11 Ring Per 5/8” 10 Bh 3.770

Universitas Sumatera Utara


12 Ring Plate 1 1/4” 17 Bh 20.335
13 Syschem S-8011/868 (Anti Karat) 12 kg 797.757
14 Cat Bee Brand (grey) 2 kg 76.500
15 Packing G2T size 2 PN 16 5 Bh 630.000
16 Packing G2T size ¾” 2 Bh 153.000
17 Rubber Packing 3mm x 1mm x 1mm 1 Lbr 86.993
18 Gland Packing Type TSJ 7mm
1m 73.333
( shest-185)
19 Pipa sch-40 DIA 1” x 6 m 1 Btng 258.500
20 Pipa sch-40 DIA 3/4” x 6m 1 Btng 155.000
21 Selang 4” x 6mm (use poly house) 3m 10.728
22 Neple Grease 5/16” lurus 2 Bh 2.606
23 Klem Selang 3” 3 Bh 52.500
24 Hour Counter Taxxo 102 220V 1 Bh 113.075
25 Pilot Lam 220/240 volt 1 set 16.690
26 Relay Omron mk 3 P-1 3 Bh 96.500
27 Stater Fs-U 2 Bh 3.770
28 Bearing 6309 D “SKF” 1 Bh 170.000
29 Neutron – 057 HT 1 kg 111.194
30 AVR Bestron Type SU 28700 N 1 Bh 1.800.000
31 Flexible Coupling Type -160 1 set 210.000
32 Tee Fitting PN : 153129 1 Bh 27.000
33 Globe Valve 2”MDL Plange DN –
1 Bh 1.000.000
150 DN-40
34 Diaprame Pressure Gauge Rototherm
1 Bh 543.000
4”
TOTAL 6.563.262

Universitas Sumatera Utara


4.2.4 Hubungan Biaya dengan Consumable
Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk consumable dapat dilihat
pada table 4.4 di bawah ini.

Tabet 4.4 Total Biaya Consumabel Pada Inspeksi


No Nama Bahan Jumlah Harga Harga (Rp)
Satuan
1 Oil Seal (Turbo T 68) 10 liter 12 306.227 3.674.724
2 Kain lap 6 helai 4.500 27.000
3 Deterjen 2 kg 6.000 12.000
4 Isolasi Uniball 3 rol 5.101 15.303
5 Seal Tape 3 rol 1.666 5000
6 Kain Pasir No.150 3 lembar 2.587 7.762
7 Kain Pasir No.400 1,5 m 2.573 3.860
8 Lem Tribond (liquid gasked) 3 bh 1.817 54.514
9 Lem Tribond MY4-220 5 bh 23.514 117.571
TOTAL 3.917.734

Maka total biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk


pekerjaan Inspeksi adalah dapat kita rincikan sebagai berikut :
• Total biaya untuk Tool : Rp. 4.072.750,-
• Total biaya untuk Material : Rp. 6.563.262,-
• Total biaya untuk consumable : Rp. 3.917.734,-

Total Biaya inspeksi Keseluruhan : Rp. 4.072.750,- + Rp. 6.563.262,- + Rp.


3.917.734,-
Total Biaya inspeksi Keseluruhan : Rp. 14.553.746,- (Cp)

4.2.5 Data Biaya Overhaul pada Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh
Tamiang
Untuk pekerja overhaul pada PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang
ditangani langsung oleh pihak ketiga, dalam interval + 40.000 jam. Tujuan utama

Universitas Sumatera Utara


diadakannya overhaul ini adalah untuk mengembalikan performance turbin uap
keadaan semula, sehingga turbin uap dapat kembali bekerja dengan baik. Selain
itu dengan adanya overhaul ini maka kita juga akan dapat memprediksikan umur
dari komponen-komponen turbin uap tersebut.
Data biaya overhaul ini diambil pada tahun 2011 di PMKS PT.SISIRAU
Aceh Tamiang. Untuk rincian biaya yang digunakan pada saat Overhoul dapat
dilihat pada table 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Rincian Total Biaya Pada Overhoul tahun 2011


Harga (USD)
Item
Particulars Qty USD USD
No
Unit / M Amount
1 Service kit 1 500.00 500.00
2 Washer 1 110.00 110.00
3 Bearing sleeve 1 110.00 110.00
4 Metal bearing 2113 1 1.700.00 1.700.00
5 Spring holder 1 500.00 500.00
6 Oil cooler O ring 1 10.00 10.00
7 Cable clamp 1 40.00 40.00
8 L.O.pump bush 1 500.00 500.00
9 Silicon sealant. bolts, etc 1 50.00 50.00
10 LABOUR 1 680.00 680.00
11 TRANSPORT & 1 550.00 550.00
ACCOMODATION
TOTAL 4.750.00

Maka total Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk


pekerjaan overhaul pada Tahun 2011 = 4.750.00 USD,- (C R )
1 USD = Rp. 9044,-
4.750.00 USD x 9044 = Rp. 42.959.000,-

Universitas Sumatera Utara


4.3 Evaluasi Biaya Preventive Maintenance Pada Turbin Uap

Pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di PMKS PT.SISIRAU Aceh


Tamiang memiliki 1 Turbin uap. Turbin yang dipakai yaitu Turbin jenis Turbin
Shinko yang berfungsi untuk mengolah energi potensial uap menjadi energi
kinetis dan energi kinetis ini selanjutnya dirubah menjadi energi mekanis dalam
bentuk putaran poros turbin. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
service preventive (CP) adalah Rp. 14.553.746,- ,biaya repair setelah Overhaul
(CR) = Rp. 42,959,000,- . Dari data tersebut dapat dihitung probability
breakdownnya. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :

4.3.1 Probabilitas kerusakan pada sistem turbin


Berdasarkan data kerusakan pada sistem turbin uap yang di ambil dari
tahun 2000-2012, dapat dilihat pada table 4.6 di bawah ini.

Tabe1 4.6 kerusakan pada sistem turbin uap dengan kapasitas 800 kw dan
putaran 1500 rpm.
Tahun Kerusakan

2000 1

2001 1

2002 2

2003 2

2004 1

2005 2

2006 2

2007 2

2008 1

2009 3

2010 2

Universitas Sumatera Utara


2011 6

2012 1

26

Maka probabilitas kerusakan untuk tahun :


• 2000 = 1/26 x 100 = 3,8%
• 2001 = 1/26 x 100 = 3,8%
• 2002 = 2/26 x 100 = 7,6%
• 2003 = 2/26 x 100 = 7,6%
• 2004 = 1/26 x 100 = 3,8%
• 2005 = 2/26 x 100 = 7,6%
• 2006 = 2/26 x 100 = 7,6%
• 2007 = 2/26 x 100 = 7,6%
• 2008 = 1/26 x 100 = 3,8%
• 2009 = 3/26 x 100 = 11,5%
• 2010 = 2/26 x 100 = 7,6%
• 2011 = 6/26 x 100 = 23,0%
• 2012 = 1/25 x 100 = 3,8%

4.3.2 Menghitung Mean Time Between Failures (MTBF) Dari probabilitas


Kerusakan Pada System Turbin
Untuk mendapatkan total mean diantara kerusakan (MTBF) dapat dihitung
pada table 4.7 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7 Probabilitas kerusakan yang terjadi
Bulan setelah
servis yang terjadi
TAHUN kerusakan Probability (Pi) Pi x i
2000 12 0.038 0.461
2001 24 0.038 0.912
2002 36 0.076 2.769
2003 48 0.076 3.648
2004 60 0.038 2.280
2005 72 0.076 5.472
2006 84 0.076 6.384
2007 96 0.076 7.296
2008 108 0.038 4.104
2009 120 0.115 13.846
2010 132 0.076 10.153
2011 144 0.230 33.230
2012 156 0.038 5.928
Total 0.991 96.483

Maka total mean diantara kerusakan (MTBF) = Pi x i = bulan


Dimana : TC = Total Cost '
CR = Variabel Perbaikan
M = Jumlah Mesin
MTBF = Waktu Rata -rata Antar kegagalan (mean Time
between failures)
��.�
Maka TC (Tanpa PM) = …………...............……………….(literatur 1)
����
�� .42,959,000x1
TC(Tanpa Preventive) = = Rp. 445,632, −
96,4

Jadi besarnya biaya tanpa menggunakan system preventive maintenance perbulan


adalah Rp. 445,632,-

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya perhitungan di bawah ini menunjukkan harga Bj yang
merupakan jumlah kerusakan diantara servis rutin pada bulan ke j, adalah sebagai
berikut :

�� = ∑� �� + �(� −1) �1 + �(� −2) �2 + �(� −3) �3 + �(� −1) �1 ....................(literatur-7)
Keterangan:
Bj = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam j bulan,
M = jumlah mesin,
Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode j.

B 12 = M . P 1
= 1(0,038)
= 0,038

B 24 = M (P 1 + P 2 ) + (B 1 . P 1 )
= 1(0,038 + 0,038) + (0,038 . 0,038)
= 0,077
B 36 = M (P 1 + P 2 + P 3 ) + (B 2 . P 1 ) + (B l . P 2 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076) + (0,077 . 0,038) + (0,038 . 0,038)
= 0,156

B 48 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 ) + (B 3 . P l ) + (B 2 . P 2 ) + (B 1 . P 3 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076) + (0,156 . 0,038) + (0,038 . 0,078) +
(0,038 . 0,076)
= 0,239

B 60 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 ) + (B 4 . P 1 ) + (B 3 . P 2 ) + (B 2 . P 3 ) + (B 1 . P 4 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038) + (0,239 . 0,038) + (0,156 .
0,038) + (0,077 . 0,076) + (0,038 . 0,076)
= 0,289

Universitas Sumatera Utara


B 72 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 ) + (B 5 . P 1 ) + (B 4 . P 2 ) + (B 3 . P 3 ) + (B 2 .
P 4 ) + (B 1 . P 5 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076) + (0,289 . 0,038) +
(0,239 . 0,038) + (0,156 . 0,076) + (0,077 . 0,076) + (0,038 . 0,0387)
= 0,381

B 84 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 + P 7 ) + (B 6 . P 1 ) + (B 5 . P 2 ) + (B 4 . P 3 ) +
(B 3 . P 4 ) + (B 2 . P 5 ) + (B 1 . P 6 )
= l (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076 + 0,076) + (0,381 +
0,038) + (0,289 . 0,038) + (0,239 . 0,076) + (0,156 . 0,076) + (0,077 .
0,038) + (0,038 . 0,076)
= 0,479

B 96 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 + P 7 + P 8 ) + (B 7 . P 1 ) + (B 6 . P 2 ) + (B 5 .
P 3 ) + (B 4 . P 4 ) + (B 3 . P 5 ) + (B 2 . P 6 ) + (B 1 . P 7 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,076) +
(0,479 . 0,038) + (0,381 . 0,038) + (0,289 . 0,076) + (0,239 . 0,077) +
(0,156. 0,038) + (0,077 . 0,076) + (0,038 . 0,076)
= 0,581
B 108 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 + P 7 + P 8 + P 9 ) + (B 8 . P 1 ) + (B 7 . P 2 ) + (B 6
. P 3 ) + (B 5 . P 4 ) + (B 4 . P 5 ) + (B 3 . P 6 ) + (B 2 . P 7 ) + (B 1 . P 8 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,076 +
0,038) + (0,581 . 0,038) + (0,479 . 0,038) + (0,381 . 0,076) + (0,289 .
0,076) + (0,239. 0,038) + (0,156. 0,076) + (0,077. 0,076) + (0,038. 0,076)
= 0,651

B 120 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 + P 7 + P 8 + P 9 + P 10 ) + (B 9 . P 1 ) + (B 8 . P 2 )
+ (B 7 . P 3 ) + (B 6 . P 4 ) + (B 5 . P 5 ) + (B 4 . P 6 ) + (B 3 .P 7 ) + (B 2 . P 8 ) + (B 1 .
P9)
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,076 + 0,038
+ 0,115) + (0,651 . 0,038) + (0,581 . 0,038) + (0,479 . 0,076) + (0,381 .

Universitas Sumatera Utara


0,076) + (0,289 . 0,038) + (0,239 . 0,076) + (0,156 . 0,076) + (0,077 .
0,076) + (0,038 . 0.038)
= 0,808
B 132 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 + P 7 + P 8 + P 9 + P 10 + P 11 ) + (B 10 . P 1 )
+(B 9 . P 2 ) + (B 8 . P 3 ) + (B 7 . P 4 ) + (B 6 . P 5 ) + (B 5 . P 6 ) + (B 4 . P 7 ) + (B 3 .
P 8 ) + (B 2 . P 9 ) + (B 1 . P 10 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,076 +
0,038) + ( 0,115 . 0,038) + (0,808 . 0,038) + ( 0,651 . 0,038) + (0,581 .
0,076) + (0,479 . 0,076) + (0,381 . 0,038) + (0,289 . 0,076) + (0,239 .
0,076) + (0,156 . 0,076) + (0,077 . 0,038) + (0,038 . 0,155)
= 1,172

B 144 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 + P 7 + P 8 + P 9 + P 10 + P 11 + P 12 ) + (B 11 .
P 1 ) + (B 10 . P 2 ) + (B 9 . P 3 ) + (B 8 . P 4 ) + (B 7 . P 5 ) + (B 6 . P 6 ) + (B 5 . P 7 ) +
(B 4 . P 8 ) + (B 3 . P 9 ) + (B 2 . P 10 ) + (B 1 . P 11 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,076 + 0,038
+ 0,115 + 0,038 + 0,230) + (1,172 . 0,038) + (0,808 . 0,038) + (0,651 .
0,076) + (0,581 . 0,076) + (0,479 . 0,038) + (0,381 . 0,076) + (0,289 .
0,076) + (0,239 . 0,076) + (0,156 . 0.038) + (0,077 . 0,115) + (0,038 .
0,038)
= 1,193

B 156 = M (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 + P 7 + P 8 + P 9 + P 10 + P 11 + P 12 + P 13 ) +
(B 12 . P 1 ) + (B 11 . P 2 ) + (B 10 . P 3 ) + (B 9 . P 4 ) + (B 8 . P 5 ) + (B 7 . P 6 ) + (B 6 .
P 7 ) + (B 5 . P 8 ) + (B 4 . P 9 ) + (B 3 . P 10 ) + (B 2 . P 11 ) + (B 1 . P 12 )
= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,076 +
0,038) + (0,115 . 0,038) + (0,230 . 0,038) + (1,193 . 0,038) + (1,172 .
0,038) + (0,808 . 0,076) + (0,651 . 0,076) + (0,581 . 0,038) + (0,479 .
0,076) + (0,381 . 0,076) + (0,289 . 0,076) + (0,239 . 0,038) + (0,156 .
0,115) + (0,077 . 0,038) + (0,038 . 0,230)
= 1,301

Universitas Sumatera Utara


Maka didapat kerusakan diantara service rutin pada bulan ke-j, yaitu
dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8 kerusakan diantara service rutin pada bulan ke-j


Jumlah Bulan Diantara Jumlah Kerusakan Dalam J
Preventive Servis (J) bulan (Bj)
12 0,038
24 0,077
36 0,156
48 0,236
60 0,289
72 0,381
84 0,479
96 0,581
108 0,651
120 0,808
132 1,172
144 1,193
156 1,301

4.3.3 Menghitung Biaya Alternatif Preventif Maintenance


Dari perhitungan, didapatkan harga Bj (jumlah kerusakan di antara servis
rutin) untuk menghitung biaya alternative (PM).
Pada tabel 4.9 ditunjukkan hasil perhitungan untuk jumlah kerusakan
diantara servis rutin (Bj), biaya per bulan untuk pekerjaan repair (CR.Bj/i), biaya
per bulan preventive service (CP(M)/i), dan biaya total per bulan dari PM.

Universitas Sumatera Utara


Tabe1 4.9 Tabel Biaya Alternatif Preventive Maintenance
Jumlah bulan Jumlah Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) total
diantara preventif kerusakan dalam perbulan untuk perbulan untuk perbulan dari
service (j) j bulan repair (C R x B j )/j preventive servis preventif
(B j ) setiap j bulan (C P maintenance
x M)/j (TC)

12 0,038 136.036 1.212.812 1.348.848

24 0,077 137.826 606.406 744.232

36 0,156 186.155 404.270 590.425

48 0,236 211.215 303.203 514.418

60 0,286 204.771 242.562 447.333

72 0,381 227.324 202.135 429.459

84 0,479 244.968 173.258 418.226

96 0,581 259.991 151.601 411.592

108 0,651 258.947 134.756 393.703

120 0,808 289.257 121.281 410.538

132 1,172 381.423 110.255 491.678

144 1,193 355.903 101.067 456.970

156 1,301 358.267 93.293 451.560

Jika hasilnya di masukkan kedalam sebuah grafik berikut ini maka akan
jelas terlihat biaya rata-rata yang paling murah.

Universitas Sumatera Utara


1.600.000

1.400.000

1.200.000
Repair
preventif
Biaya (Rp)

1.000.000
maintenance
800.000 TC

600.000

400.000

200.000

0
0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156
Waktu Bulan
Gambar 4.1 Grafik Biaya alternatif Preventive Maintenance

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat, jika pemeliharaan ditinjau dari
segi pemeliharaan yang paling murah, maka Preventive Maintenance yang tepat
adalah setiap 108 bulan (melakukan preventif Service keseluruhan) akan
menghasilkan biaya rata-rata yang paling murah yaitu sebesar Rp. 393.703,-
perbulan dibawah biaya perbaikan mesin tanpa mengunakan preventif
maintenance bila terjadi kerusakan.
Biaya = TC (BM) - TC (PM)
= Rp. 445.632, - Rp 393.703,-
= Rp. 51.929,-
Kebijakan ini akan mengurangi biaya sebesar 11,65% di bawah biaya perbaikan
mesin bila terjadi kerusakan.

4.3.4 Evaluasi perbandingan Biaya Preventif Maintenance dan Tanpa


Preventif Maintenance pada tahun pertama pemakaian
Untuk mengetahui perbandingan Biaya preventif maintenance dan tanpa
preventif maintenance pada awal tahun pemakaian (turbin dalam keadaan baru)
dapat dihitung dengan Jumlah Kerusakan diantara servis rutin pada Bulan (Bj).

Universitas Sumatera Utara


Untuk biaya tanpa preventif maintenace diambil pada biaya reparasi
keseluruhan/Overhoul (halaman 50) sebesar Rp.42,959,000,- dan dapat diketahui
juga bulan diantara kerusakannya yaitu pada Bulan 96 Bulan (Halaman 52 ).
Maka dari itu di dapat mencari biaya Preventif Maintenance dengan kerusakan
Pada servis rutin (Bj) dengan bulan diantara Preventif servis (J) dapat dilihat pada
Tabel 4.8.

Tabel 4.10 Evaluasi biaya dengan preventive maintenance dan tanpa preventive
maintenance pada Turbin Uap
Jumlah bulan diantara Jumlah kerusakan dalam Biaya perbulan untuk
preventif service (j) bulan (B j ) preventif maintenance
(C R x B j )
0 0 0
12 0,038 1.632.442
24 0,077 3.307.843
36 0,156 6.701.604
48 0,236 10.138.324
60 0,286 12.286.274
72 0,381 16.367.379
84 0,479 20.577.361
96 0,581 24.959.179
108 0,651 27.966.309
120 0,808 34.710.872
132 1,172 50.347.948
144 1,193 51.250.087
156 1,301 55.889.659

Universitas Sumatera Utara


60000000 Biaya Perbulan Biaya Perbulan Preventive
Tanpa Preventive Dengan Preventive Maintenance
50000000 Tanpa Preventive
Rp.42,959.000,- Maintenance
40000000
Biaya (Rp)

30000000
Rp.24,959.179,-

20000000

10000000

0
0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156
Interval waktu (Bulan)

Gambar 4.2 Grafik Hasil Analisa dengan Preventive Maintanance dan Tanpa
Preventive Maintanance

Dapat dilihat dari grafik 4.2 jika ditinjau dari segi umur mesin (Life time) dengan
biaya overhaul yang sama yaitu Rp. 42.959,000,- maka dengan perawatan tanpa
preventive maintenance kegagalan yang akan terjadi pada bulan ke 96 dan jika
dilakukan preventive maintenance waktu kegagalannya pada bulan 125 dimana
umur mesin lebih panjang jika dilakukan preventive maintenance dari pada tanpa
preventive maintenance. Dan jika ditinjau dari segi biaya dengan waktu kegagalan
yang sama yaitu 96 bulan, maka biaya yang didapat untuk preventive maintenance
lebih murah sebesar Rp. 24.959,179,- dengan biaya tanpa preventive maintenance
yaitu sebesar Rp 42.959,000,-.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi dan hubungan prenventive maintenance maka dapat
disimpulkan :
1) Hubungan, Material (spare part), Tool dan Cosumable adalah berbanding lurus
dengan biaya. Semakin besar tingkat kesulitan dari pekerjaan Preventive
Maintenace maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
tersebut.
2) Total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan meliputi total biaya inspeksi dan
total biaya Overhaul. Hal ini dapat dilihat pada perincian berikut :
- Total biaya inspeksi
Dapat di lihat bahwa perusahaan mengeluarkan total biaya inspeksi
keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp
14.553.746,-
- Total Biaya Overhaul
Untuk bekerja overhaul pada PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang
ditangani langsung oleh pihak ketiga, perusahaan mengeluarkan biaya
yang paling besar untuk pihak ketiga yaitu Rp. 42,959,000,-
3) Penggunaan sistem Preventive Maintenance pada perusahaan terbukti sangat
menguntungkan dibandingkan jika perusahaan menggunakan sistem Tanpa
Preventif Maintenance. Hal ini dapat dilihat dari biaya alternative pada
perincian berikut :
- Total biaya tanpa menggunakan preventive maintenance adalah :
Rp.445,632,-
- Total biaya minimum yang didapat dengan menggunakan preventive
maintenance adalah : Rp 393,703,- sehingga dapat menghemat biaya
sebesar 11,65% atau Rp. 51,929,- dari biaya tanpa menggunakan preventif
maintenance (PM)

Universitas Sumatera Utara


- Dari segi umur pemakaian (keadaan mesin baru), bila menggunakan system
preventif maintenance perusahaan dapat memperlambat terjadinya
kerusakan, dengan panjang umur pemakain 125 bulan, bila dibandingkan
dengan system tanpa preventif maintenance akan mempercepat terjadinya
kerusakan, dengan panjang umur pemakaian 96 bulan. Hal ini ditinjau dari
biaya Overhaul yang sama yaitu Rp. 42,959,000,-

5.2 Saran
1. Untuk setiap perusahaan Dapat Melakukan sistem Preventive Maintenance
(PM) dari pada Breakdown Maintenance (BM).
2. Pemeliharaan pada sebuah mesin harus dilakukan lebih dini sebelum terjadi
kerusakan yang lebih parah.
3. Selalu mengutamakan keselamatan kerja pada saat pelaksanaan pemeliharaan,
baik Inspeksi, Overhaul dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Cara Kerja Turbin (Turbin Uap)


Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-
blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan
menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir
angin dan roda air. Sebuah turbin yang, bekerja terbalik disebut kompresor atau
pompa turbo. Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-
baling yang memfokus dan mengontrol fluida. Casing dan baling-baling mungkin
memiliki geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa
kondisi aliran fluida. Energy diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar
(http://en.wikipedia.org/wiki/Preventive_maintenance,turbinuap).

2.1.1 Penggunaan turbin


Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik.
Hampir seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu.
Turbin kadangkala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar. Sebuah turbin
gas, sebagai contoh, dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam yang berisi
sebuah turbin, kompresor, "kombustor", dan alternator.
Turbin dapat memiliki kepadatan tenaga (power density) yang luar biasa
(berbanding dengan volume dan beratnya), ini karena kemampuan mereka
beroperasi pada kecepatan sangat tinggi. Mesin utama dari Space Shuttle
menggunakan turbopumps (mesin yang terdiri dari sebuah pompa yang didorong
oleh sebuah mesin turbin) untuk memberikan propellant (oksigen cair dan
hidrogen cair) ke ruang pembakaran mesin. Turbopump hidrogen cair ini sedikit
lebih besar dari mesin mobil dan memproduksi 70.000 hp (52,2 MW).
Turbin Uap Termasuk Mesin- mesin Konversi energi yang mengubah
energi potensial uap menjadi energi kinetis pada nozel dan selanjutnya diubah

Universitas Sumatera Utara


menjadi energi mekanis pada sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros turbin.
Energi mekanis yang dihasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat secara
langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme
yang digerakkan. Untuk menghasilkan energi listrik, mekanisme yang digerakkan
adalah poros generator jika dibandingkan dengan penggerak dengan tenaga listrik
lain seperti diesel, turbin memiliki kelebihan antara lain:
- penggunaan panas yang lebih baik
- pengontrolan putaran yang lebih mudah.
- tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik.
- tidak terpengaruh lingkungan sekeliling yang panas
- uap bekasnya dapat digunkan kembali atau untuk proses

2.1.2 Komponen-komponen Utama Sistem Turbin Uap


Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah:
• Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi
energi kinetik.
• Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.
• Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.
• Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram
sepanjang sumbu.
• Bantalan, bagian yang berfungsi untuk menyokong kedua ujung poros dan
banyak menerima beban.
• Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan
mekanisme yang digerakkan.
Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 bagian-bagian turbin uap.

(Sumber: http://repository.usu.ac.id)

1. Cassing
Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama- turbin.
2. Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau
deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin
bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya untuk turbin jenis reaksi
maka motor ini perlu di Balance untuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul
secara aksial terhadap poros.
3. Bearing Pendestal
Adalah merupakan kedudukan dari poros rotor.
4. Journal Bearing
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya
Tegak Lurus Rotor.

Universitas Sumatera Utara


5. Thrust Bearing
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima
gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju
mundurnya poros rotor.
6. Main Oli Pump
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untuk disalurkan pada bagian -
bagian yang berputar pada turbin. Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
 Sebagai Pelumas pada bagian - bagian yang berputar.
 Sebagai Pendingin (Oil Cooler) yang telah panas dan masuk ke bagian
turbin dan akan menekan/terdorong keluar secara sirkuler sebagai
Pelapis (Oil Film) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.
 Sebagai Pembersih (Oil Cleaner) dimana oli yang telah kotor sebagai
akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke
luar secara sirkuler oleh oli yang masuk.
7. Gland Packing
Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun
kebocoran oli.
8. Labirinth Ring
Mempunyai fungsi yang sama dengan gland packing.
9. Impuls Stage
Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116
buah
10. Stasionary Blade
Adalah sudu-sudu yang berfngsi untuk menerima dan mengarahkan steam
yang masuk.
11. Moving Blade
Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi
Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. Control Valve
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk
kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.

Universitas Sumatera Utara


13. Stop Valve
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau
menghentikan aliran steam yang menuju turbin.
14. Reducing Gear
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin
dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor
dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :
 Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian
dalam reducing gear.
 Pinion (high speed gear) adalah roda gigi dengan type Helical yang
putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.
 Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang
putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu
dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.
 Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan/menerima
gaya tegak lurus dari pinion gear
 Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing
terhadap gaya radial shaft pinion gear.
 Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan
gaya radial dari shaft gear wheel.
 Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap
gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.
 Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau
menerima gaya sejajar dari poros gear wheel (gaya aksial) yang
merupakan gerak maju mundurnya poros.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.2 bagian utama turbin uap
Secara umum, dapat kita lihat bahwa sistem turbin uap dibagi atas 5 bagian
yaitu :
1. Steam turbine
2. Governor dan turbin control
3. Steam supply dan drainage system
4. Coolingsystem
5. Oil pressure system

2.2 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan


Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak
dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan
perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai
suatu kondisi yang bisa diterima. Tetapi, istilah `pemeliharaan' pada kenyataanya
menunjuk kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan,

Universitas Sumatera Utara


dan sebagai hasilnya kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri untuk
menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian pemeliharaan.
Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena
apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan
selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.
Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan
pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya
dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancer (corder,1992).
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar
kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan
perneliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan
(lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,
serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada
fasilitas tersebut.
Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan
bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk
dapat diproduksi dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan
tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan
atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan
mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu
perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,
kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat
dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau
maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.
Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin
tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus
dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi
kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Universitas Sumatera Utara


Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan,
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,
dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik
dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses
produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga
dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena
kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya
fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Menurut Corder
(1992).
Menurut Sofyan Assauri, 1993, tujuan pemeliharaan yaitu :
1) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi,
2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas
dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5) Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja,
6) Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total
biaya yang terendah.

Universitas Sumatera Utara


2.3 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)
Menurut Daryus A, (2007) dalam bukunya Manajemen Pemeliharaan
Mesin membagi pemeliharaan menjadi :
1) Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang dibertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan
untuk pencegahan.
2) Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai
standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-
peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi
rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3) Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance)
Pemeliharaan berjalan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan
bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4) Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari system peralatan.
Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau
alat-alat monitor yang canggih.
5) Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, alat-alat
dan tenaga kerjanya.
6) Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance)
Pemeliharan darurat adalah pekerjaan pemeliharaan yang harus segera
dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Universitas Sumatera Utara


7) Pemeliharaan berhenti (Shutdown Maintenance)
Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama
mesin tersebut berhenti beroperasi.
8) Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin atau
terus-menerus.
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown
maintenance.

2.3.1 Preventive Maintenance


Menurut (Assauri 1993) Pengertian preventive maintenance adalah
kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu
digunakan dalam proses produksi.
Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive
maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam
kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi
pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana
dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana
produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena
kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi
yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan
produksi akan termasuk pada golongan ini apabila :
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau
keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kulitas produk yang dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut
cukup besar atau mahal.

Universitas Sumatera Utara


Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas
atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance
dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang
bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil
produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.
Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahan pabrik dapat dibedakan atas :
• Routine Maintenance
• Periodic Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang


dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini
adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan
bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin
selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.(Assauri 1993).

Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang


dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun
sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam
kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya
setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan
maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat
dari pada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic
maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat
dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan
pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut
untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar
(Assauri 1993).

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan
pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan
benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan
kegiatan perbaikan atau reparasi.
Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi
akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi
sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak.
Jadi dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai
kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan
perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan
kembali dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar
kembali.
Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan
untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor
ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat
ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang
ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance
saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat
menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu
kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah
biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya
selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses
produksi berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama
proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan
breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada
preventive maintenance. Disamping itu akan didapat suatu kenaikan yang
melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya

Universitas Sumatera Utara


kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat
mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance.
Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-
mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa
preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan
kebijakan breakdown maintenance saja.

2.4 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan -


Pada dasarnya Hubungan pemeliharaan ada dua macam yaitu,
pemeliharaan yang direncanakan (Planned Maintenance) dan pemeliharaan diluar
dari perencanaan (Unplanned Maintenance) dilakukan secara rutin (Preventive
Maintenance). Hanya ada satu bentuk pemeliharaan tidak terencana yaitu
pemeliharaan darurat (Emergency Maintenance), yang didefinisikan sebagai
pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat
yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau
untuk alasan keselamatan kerja.
Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama, pencegahan dan
korektif.
Bagian utama dari pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang
berdasar pada "lihat, rasakan dan dengarkan", dan penyetelan minor pada selang
waktu yang telah ditentukan serta penggantian komponen minor yang ditemukan
perlu diganti pada saat pemeriksaan.
Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) meliputi reparasi minor,
terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul di antara
pemeriksaan, juga overhaull terencana misalnya overhaull tahunan atau dua
tahunan, suatu perluasan yang direncanakan dalam rincian untuk jangka panjang
sebagai hasil pemeriksaan pencegahan. Selain preventive maintenance dan
corrective maintenance, patton (1983) menambah satu jenis pemeliharaan lagi,
yaitu pemeliharaan kemajuan (improvement maintenance), yang berfungsi untuk
memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan.

Universitas Sumatera Utara


Inspeksi, kegiatan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk menentukan
kondisi operasi sebuah komponen atau fasilitas baik secara visual atau dengan
sebuah pengukuran tertentu (Arman 2006).

MAINTENACE
(pemeliharaan)

Pemeliharaan Pemeliharaan Tak


Terencana Terencana

Pemeliharaan
Darurat
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pencegahan Korektif

Pemeriksaan Penggantian Reparasi Overhaul


termasuk komponen minor Terencana
penyetelan minor yaitu, yang tidak
dan pekerjaan ditemukan
pelumasan yang timbul waktu
dari
pemeriksaan
Lihat, Rasakan, Dengar

Pemeliharaan
waktu berhenti
Pemeliharaan
waktu berjalan

Gambar 2.3 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan


Sumber: corder (1992)

Universitas Sumatera Utara


2.5 Tugas-tugas Bagian Pemeliharaan
Menurut (Alfian Hamsi 2001), Adapun tugas-tugas dasar dari seksi
pemeliharaan dibagi atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
a. Bagian perencanaan dan penugasan.
b. Bagian pemeriksaan dan pengawasan.
c. Bagian pengawasan bahan.
d. Bagian pekerjaan lapangan.
e. Bagian pekerjaan bengkel.

a. Bagian Perencanaan dan Penugasan


Tugas-tugas bagian perencana dan penugasan adalah :
1. Menerima dan mengumpul semua permintaan-permintaan kerja.
2. Mendaftarkan dan mengklassifikasikan semua permintaan-permintaan kerja
yang diterima.
3. Menyiapkan permintaan-permintaan kerja pemeliharaan tersebut.
4. Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan penempatan pekerja pada
lokasi yang sesuai.
5. Menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja.
6. Mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
7. Menyetujui semua permintaan-permintaan kerja diatas dan juga permintaan
kerja harian.
8. Memonitor semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan juga kemajuannya.
9. Mengecek laporan dari pekerjaan yang sudah selesai.
10. Menerima dan menyimpan catatan jam kerja yang sebenarnya dan juga
catatan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.
11. Melaporkan pada bahagian gudang perubahan pemakaian suku cadang, bahan
habispakai, dan pelumas yang dipakai pada pekerjaan-pekerjaan
pemeliharaan.
12. Menerima dan menyimpan laporan status bahan dan permintaan pembelian
bahan dari bahagian gudang.

Universitas Sumatera Utara


13. Menyiapkan, menjaga, dan mengatur rencana untuk perbaikan, pemeliharaan
atau pembongkaran secara besar-besaran.
14. Menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya,pemeliharaan tahunan.
15. Menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan.
16. Menyiapkan dan menyetujui laporan-laporan.
17. Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari equipment dan fasilitas nya
kepada orang-orang teknik.

b. Bagian Pemeriksaan dan Pengawasan


Tugas-tugas pada bagian pemeriksaan dan pengawasan dibedakan atas :
(1). Untuk pembongkaran mesin yang regular (umum), atau periodik yaitu :
a. Menyiapkan, menjaga dan mempertimbangkan kembali program-program
pembongkaran mesin periodik atau regular. Pemeriksaan atau bahan khusus
dari bahagian teknikal atau perencanaan sangat diharapkan.
b. Menyiapkan, melaksanakan pemeriksaan, dan permintaan pembongkaran
mesin di bengkel.
c. Menerima permintaan pemeriksaan dari bahagian produksi dan dari
bahagian-bahagian lain yang terkait. Siapkan, laksanakan pekerjaan-
pekerjaan pemeriksaan dan laporkan pemerikasaan itu kepada bahagian
yang memerlukannya
d. Menyiapkan, melaksanakan langkah-langkah awal dari masing-masing
pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan, juga menyiapkan laporan akhir
pemeriksaan dan masing-masing pekerjaan pemeliharaan tersebut.
e. Membuat saran yang diperlukan kepada bahagian perencanaan dan bengkel
sehubungan dengan tatacara perbaikan equipment yang ada di pabrik
termasuk bahan-bahan yang dipakai.
f. Membuat tatacara atau aturan pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan darurat
dan pembahagian kerjanya.
g. Membuat aturan pemeriksaan equipment dalam keadaan darurat.
h. Menyiapkan laporan pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara


i. Menyimpan catatan kerusakan-kerusakan mesin untuk semua equipment
dalam pabrik dan mencatat item-item pemeliharaan yang besar-besar dan
equipment dan sistim pepipaan.
j. Menganalisa dan menyarankan tata cara pemeliharaan yang sesuai
berdasarkan catatan data-data dari mesin-mesin tersebut.
k. Meminta dan menerima bahan-bahan yang dipakai pada waktu pemeriksaan
dilakukan dan juga bahan-bahan yang habis pakai.
l. Mempelajari dan mengusulkan perbaikan atau modifikasi peralatan pabrik
dan fasilitas-fasilitasnya, agar lebih baik sesuai dengan yang diperlukan oleh
bahagian teknik.
m. Mempelajari dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga biaya
pemeriksaan tahunan agar tetap stabil untuk pemeliharaan yang regular,
perbaikan mesin dan pembongkaran tahunan.
n. Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan dan membuat laporan-laporan
inspeksi dan saran-saran.
(2). Untuk pemeriksaan yang khusus
Pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan-pemeriksaan tanpa
merusak (NDT), analisa getaran, pemeriksaan bahan, dan lainnya, adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan khusus adalah :
a. Menyiapkan, menjaga dan juga memikirkan kembali rencana - rencana
pemeriksaan khusus dan tata caranya.
b. Menerima permintaan pekerjaan khusus, melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
tersebut dan melaporkan hasilnya kebahagian perencanaan, bahagian
pemeriksaan, bahagian produksi dan bahagian-bahagian lain yang
berhubungan.
c. Mempelajari dan menyiapkan saran-saran untuk pemeriksaan khusus
kebahagian perencanaan, pemeriksaan, bengkel dan lain-lain.
d. Mempelajari dan menyiapkan tatacara pemeriksaan khusus dalam keadaan
darurat.
e. Merencanakan dan membuat tatacara pemeriksaan khusus untuk equipment
pabrik dan fasilitasnya.

Universitas Sumatera Utara


f. Meminta dan menerima bahan-bahan dan bahan yang habis pakai.
g. Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga
agar biaya pemeriksaan tahunan tetap stabil.
h. Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan khusus.
i. Menjaga dan meningkatkan kemampuan teknik dari para pekerja.
j. Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru dan yang lama.

c. Bagian Pengawasan Bahan


Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bagian pengawasan bahan
adalah :
a. Mempelajari, Merencanakan, dan melaksanakan tatacara pengawasan bahan
dari suku cadang, bahan habis pakai, pelumas yang diperlukan pada
pemeliharaan ditinjau dari metode statistik untuk semua pemakaian bahan.
b. Menerima dan memeriksa semua permintaan-permintaan bahan untuk
pemeliharaan dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dari bahagian perencanaan
dan pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat disetujui oleh
bahagian lapangan atau bahagian bengkel.
c. Menerima dan mempelajari kembali catatan-catatan permintaan harian dan
bulanan dari bahagian pergudangan.
d. Menerima dari bahagian gudang perintah pembelian suku cadang, bahan habis
pakai, pelumas dan bahan-bahan lain nya.
e. Mempelajari dan menyiapkan spesifikasi bahan, dan permintaan pembelian
bahan untuk suku cadang yang baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain-lain,
atau pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas. Mensyahkan
permintaan pembelian bahan dan juga spesifikasi bahan tersebut.
f. Memberi nasihat pada bahagian bengkel yang mengerjakan perbaikan suku
cadang, pabrikasi dan juga modifikasi.
g. Menyimpan spesifikasi teknik dan informasi-informasi pasar yang tentang
bahan-bahan yang terbaru.

Universitas Sumatera Utara


h. Meninjau dan mempertimbangkan kembali agar simpanan suku cadang, bahan
habis pakai, dan pelumas seminimum mungkin tersedia di gudang. Juga
meninjau kembali jumlah dari pemesanan bahan.
i. Meninjau dan merubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis pakai dan
pelumas.

d. Bagian Pekerjaan Lapangan


Yang dimaksud dengan pekerjaan lapangan ialah seperti pembersihan,
penyetelan, perbaikan, pembangkaran mesin, pekerjaan modifikasi di lapangan
dan sebagainya, adapun tugas-tugas lainnya yang harus dikerjakan oleh pekerja
lapangan adalah :
a. Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian
kerja dari bahagian pemeriksaan dan perencanaan.
b. Mempelajari dan menyiapkm tatacara pekerjaan secara detail dan perintah-
perintah kerja yang diperlukan.
c. Mengatur dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang diterima dari
bahagian perencanaan dan pemeriksaan.
d. Mengalokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan.
e. Menyiapkan dan meminta ijin masuk ke pabrik, ijin bekerja di mesin-mesin
yang berbahaya, dan ijin keselamatan kerja dari bahagian produksi.
f. Menerima semua ijin-ijin tersebut dari bahagian produksi.
g. Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan-bahan lain yang
diperlukan dari bahagian gudang.
h. Membuat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan juga bahan lain yang diperlukan.
i. Menyiapkan dan mengantarkan semua yang diperlukan, seperti suku cadang,
bahan habis pakai, bahan-bahan lain, peralalan dan fasilitas-fasilitas
kelapangan.
j. Meminta pemeriksaan yang sudah selesai disyahkan oleh bahagian
pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara


k. Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel,
listrik, atau instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang
bahagiannya paling banyak jenis pekerjaannya.
l. Menghitung dan menjumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap
pekerjaan.
m. Menjumlahkan dan menyimpan semua jam kerja dan membuat jam kerja yang
sebenarnya dalam sebulan dari masing-masing pekerjaan.

e. Bagian Pekerjaan Bengkel


Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin
dan pekerjaan-pekerjaan pabrikasi, selain itu juga bertugas untuk :
a. Merencanakan, melakukan, dan mengawasi program pemeliharaan didalam
bengkel dan menjaga peralatan-peralatan termasuk suku cadang, bahan habis
pakai.
b. Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, pembagian
tugas pada equipment, sistem perpipaan, fasilitas kantor, kenderaan dan
fasilitas-fasilitas lainnya.
c. Membagi, mengatur dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada
dibengkel sesuai dengan permintaan kerja.
d. Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti
pembongkaran mesin, pemeliharaan dan pembongkaran pabrik tahunan.
e. Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan
darurat.
f. Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan
lain yang diperlukan dari bahagian gudang.
g. Mempelajari dan menyiapkan permintaan-permintaan bahan tambahan seperti
suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya bila
diperlukan.
h. Menyiapkan laporan perbaikan dan melaporkan ke bahagian yang bertanggung
jawab.

Universitas Sumatera Utara


i. Menghitung dan menjumlahkan jam kerja total dan biaya bahan habis pakai
untuk masing-masing pekerjaan.
j. Menjumlahkan, mengklasifikasikan dan membuat laporan jumlah jam kerja
yang sebenarnya dalam sebulan untuk semua pekerjaan.
k. Mempelajari dan meningkatkan catatan-catatan pekerjaan harian tersebut.

2.6 Bahagian-bahagian yang berhubungan dengan pemeliharaan


Adapun bahagian-bahagian yang berhubungan dalam pemeliharaan
diantaranya adalah: bagian produksi, teknikal, keselamatan kerja, penyimpanan
bahan/material (gudang), pembelian dan keuangan. Tanggung jawab dari masing-
masing bahagian adalah sebagai berikut :

a. Produksi
1. Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan meminta pekerjaan
pemeliharaan dengan berkonsultasi pada bahagian-bahagian lain yang terkait.
2. Mensyahkan permintaan-permintaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan
pekerjaan pengawasan.
3. Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharaan semua baik dan
memberi ijin masuk pabrik, ijin masuk kedaerah berbahaya, dan keselamatan
kerja untuk kerja-kerja pemeliharaan.
4. Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk merawat seperti
mengisolasi, mencuci equipment dan pipa-pipa, juga melakukan analisa
keselamatan kerja.
5. Memintakan pada bagian keselamatan kerja orang yang ahli pada menyiapkan
pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan.
6. Meneliti dan membantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan
lapangan.
7. Menerima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan melakukan pengetesan
ulang.
8. Menanda tangani dan mensyahkan laporan pekerjaan yang sudah selesai
tersebut.

Universitas Sumatera Utara


b. Teknikal
1. Menerima informasi-informasi secara periodik, pekerjaan modifikasi dan
biaya-biaya pemeliharaan dari bagian perencanaan pemeliharaan
2. Mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi pabrik dan
dapat menurunkan waktu, biaya dari pemeliharaan.
3. Mempelajari dan menyiapkan modifikasi pabrik melalui penyelidikan seperti
yang disebutkan pada item dan dengan mengadakan diskusi-diskusi diantara
bagian-bagian yang terkait.
4. Menyimpan data-data teknik dari semua mesin-mesin pabrik dengan baik.
5. Menyelidiki dan menjaga informasi-informasi terakhir dari teknologi produksi
dan pemeliharaan.

c. Keselamatan Kerja.
l. Menjaga keselamatan kerja pada saat berada dipabrik khususnya pada daerah-
daerah yang berbahaya dan mudah terbakar, dan patuhi larangan-larangan yang
ada dan pastikan bekerja secara aman.
2. Menyiapkan dan memberi peringatan-peringatan keselamatan pada masing-
masing equipment termasuk untuk kerja pemeriksaan, sebelum pekerjaan
dimulai.
3. Mempelajari dan membuat saran untuk meningkatkan peralatan, fasilitas,
peralatan keselamatan kerja dan bahan-bahan yang baru.
4. Menghadiri atau Mengunjungi pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan atau
pemeriksaan, jika pekerjaan tersebut berbahaya.
5. Meminta alat pemadam kebakaran tambahan untuk bagian pendukung jika
diperlukan.

d. Penyimpanan bahan/material (gudang)


l. Bahan-bahan yang diperlukan untuk operasi disimpan didalam gudang, bahan-
bahan ini termasuk untuk keselamatan kerja, pemeliharaan, administrasi,

Universitas Sumatera Utara


keperluan-keperluan lain, suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, bahan
kimia, bahan mentah dan lain-lain.
2. Menerima, menyimpan dan mensyahkan bahan-bahan yang ada, dan
melaporkan kebahagian pembelian dan gudang.
3. Mempelajari dan meneliti stock minimum, dan pembelian dan semua bahan-
bahan, melaporkan ke bahagian pengawasan bahan atau bagian pembelian.
4. Memeriksa semua bahan-bahan yang ada di gudang secara periodik.
5. Menyimpan catatan atau buku gudang.

e. Pembelian
1. Menerima semua permintaan bahan dan kontrak untuk pembelian.
2. Menyiapkan dan mensyahkan dokumen-dokumen tender.
3. Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan berkonsultasi pada
bagian-bagian lain yang terkait.
4. Memilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan melibatkan bagian-
bagian lain yang terkait.
5. Mensyahkan permintaan pembelian.
6. Memeriksa lama waktu pengiriman barang.
7. Mensyahkan laporan pembelian pada bagian-bagian yang terkait termasuk
bagian keuangan.
8. Mensyahkan tagihan pembayaran kebagian keuangan.
9. Menyelidiki dan mencari informasi-informasi pasar yang terbaru mengenai
harga-harga equipment ,bahan, dan pelaksana kerja (kontraktor).

f. Keuangan.
l. Menerima semua permintaan-permintaan bahan dari pekerjaan-pekerjaan
pemeliharaan.
2. Menerima laporan jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan.
3. Mencatat dan mengklasifikasikan item (1) dan (2) diatas untuk masingmasing
equipment.
4. Menerima, mencatat dan membagikan biaya-biaya pemeliharaan kepada
bagian-bagian lain yang terkait.

Universitas Sumatera Utara


5. Laporkan hasil bulanan item (c) dan (d) ke bagian-bagian yang terkait.
6. Menerima permintaan pembelian dan melaporkan bukti pembayaran kepada
bagian keuangan dan bagian lain yang berurusan dengan pembayaran.

2.7 Instruksi-instruksi Umum Dalam Pemeliharaan


Menurut (Alfian Hamsi 2001) Instruksi-instruksi umum dalam
pemeliharaan sebuah pabrik dapat dilihat dari segi pentingnya pekerjaan
pemeliharaan, pemeliharaan mesin yang beroperasi secara terus menerus
(continue), pemeliharaan langsung dan tidak langsung, Manpower, Manhour,
Equipment, Tool, Material dan Consumable.

2.7.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan


Pentingnya pekerjaan pemeliharaan bagi sebuah perusahaan di zaman
sekarang ini adalah sangat mutlak. Sebab dengan melakukan pekerjaan
pemeliharaan tersebut sebuah perusahaan akan dapat memperoleh keuntungan-
keuntungan sebagai berikut :

1. Meminimalkan frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan


termasuk upah. Secara otomatis, penurunan kerusakan akan mengakibatkan
naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya pembiayaan untuk
perbaikan.
2. Dapat ditentukannya pemeliharaan rutin terhadap item-item dari bagian
mesin/peralatan yang benar-benar penting yang dapat berakibat fatal untuk
keseluruhan pabrik tersebut.
3. Penaksiran biaya-biaya dan waktu pemeliharaan yang seefektif mungkin.

4. Memperpanjang umur pabrik dan dapat meramalkan kerusakan-kerusakan yang


akan terjadi.

Diperoleh data dan pengumpulan informasi dari hasil pekerjaan


pemeliharaan pabrik secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan yang
merupakan dasar informasi atau pertimbangan untuk sistem pemeliharaan kemasa

Universitas Sumatera Utara


depan yang lebih baik. Informasi tersebut dapat berupa data teknik, gambar-
gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah yang penting.

2.7.2 Pemeliharaan Mesin yang Beroperasi Terus Menerus


Produksi yang tinggi dari sebuah pabrik yang beroperasi secara continue
dan pada kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik
itu sendiri tetapi juga keuntungan bagi pabrik-pabrik lainnya yang Saling
berhubungan (saling membutuhkan).
Untuk mendapatkan operasi pabrik yang paling ekonomis maka faktor-
faktor berikut ini penting untuk diperhatikan, yaitu :
1. Memastikan kapasitas operasi pabrik sesuai dengan perencanaannya dan juga
pemeliharaannya.
2. Menjaga kesinambungan operasi dan pemeliharaan.
3. Mengefisienkan operasi dan pemeliharaan.

2.7.3 Pemeliharaan langsung dan tidak langsung.


a. Pemeliharaan langsung adalah pekerjaan yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan perbaikan dari equipment produksi. Dalam definisi ini
termasuk item-item sebagai berikut :

(1) Pembongkaran berskala besar dari equipment dan unit-unit produksi.


(2) Perbaikan berskala besar dari sebuah equipment yang penting, dalam keadaan
terjadwal maupun tidak
(3) Perawatan skala kecil. Perawatan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang
kecil-kecil, pemeriksaan, pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak.

b Pemeliharaan tidak langsung.


Perawatan tidak langsung dapat didefenisikan sebagai pekerjaan pemeliharaan
yang berhubungan dengan equipment produksi, tetapi tidak langsung
mempengaruhi operasi itu sendiri.
(1). Peremajaan dari equipment produksi seperti mengecat dan mengisolasi

Universitas Sumatera Utara


(2). Memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar equipment, mengatur tataletak
equipment, dan memindahkan equipment.
(3). Penambahan-penambahan kecil seper-ti pemasangan peralatan untuk mesin-
mesin cadangan.

Dengan defienisi ini, organisasi dari pemeliharaan pabrik dapat membuat


katalog, mengevaluasi, memonitor, dan mengkontrol beban pekerjaan
pemeliharaan disesuaikan dengan keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga kerja
yang ada.

2.7.4 Manpower
Manpower adalah jumlah tenaga kerja/pekerja yang diperlukan untuk
suatu pekerjaan. Hal ini sangat penting untuk diketahui agar pekerjaan lebih
efektif. Setiap pabrik akan mempunyai persoalan sendiri-sendiri dan berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antara banyaknya Manpower
dengan jumlah waktu operasi personal dan kaitan antara pegawai-pegawai
pemeliharaan yang bisa diperoleh merupakan kajian yang sangat penting.
Pada prinsipnya sedikit tenaga kerja (Manpower) dengan kapasitas dan
kualitas kerja yang memuaskan adalah tujuan dan pemeliharaan yang maksimal.
Tiap-tiap tenaga kerja untuk bisa menyelesaikan satu objek pekerjaan tidaklah
sama kecekatan hasil pekerjaannya. Sehingga bila perbedaan-perbedaan itu dikaji
maka akan diperoleh gambaran tentang waktu penyelesaian persatuan unit kerja
pemeliharaan mesin untuk personal yang berbeda-beda. Dengan demikian dapat
diperoleh rata-rata waktu yang diperlukan pekerja (dengan kualifikasi pendidikan
dan pengalaman yang sama) untuk tiap satuan hasil kerja. Hal tersebut diatas
sangat penting untuk diperhitungkan guna memperhitungkan standar biaya harian
pekerja yang lebih efiesien.

2.7.5 Manhour
Manhour adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan dan biasanya dalam satu jam. Dalam memperhitungkan waktu yang

Universitas Sumatera Utara


diperlukan untuk suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada.
Karena pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka ada dua metode yang
bisa digunakan, yaitu :

1. Waktu untuk pekerjaan khusus.


2. Memakai data standart yang berasal dari perusahaan-perusahaan atau dari
jurnal-jurnal ilmiah.
Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadual. Tenaga kerja pemeliharaan pada umumnya tersedia untuk pekerjaan-
pekerjaan yang sudah terjadual selama seminggu. Seorang perencana harus
mengetahui dan mencatat jumlah Manpower yang ada (yang dibutuhkan) dan
Manhour yang diperlukan untuk suatu pekerjaan pemeliharaan. Untuk mengontrol
(mengoptimalkan dan meningkatkan daya guna kerjanya) maka bagian perencana
juga melakukan pengawasan yang dapat mencakup setiap) pekerjaan
pemeliharaan.

2.7.6 Equipment, Tool, Material dan Consumable


Equipment adalah peralatan-peralatan yang besar yang digunakan untuk
pekerjaan pemeliharaan, seperti : crane, mobil derek, dan lain-lain. Tool adalah
peralatan kerja, seperti : tang, martil, obeng, dan lain-lain. Material adalah bahan
bahan yang tidak habis pakai, seperti : packing, bantalan, dan lain-lain.
Consumable adalah bahan-bahan yang habis pakai, seperti : minyak gemuk, oli,
sabun, dan lain-lain.
Masing-masing peralatan biasanya disimpan atau ditempatkan pada
tempat-tempat yang strategis terhadap lokasi pekerjaan pemeliharaan, agar pada
saat peralatan tersebut diperlukan dengan cepat, dapat langsung dipergunakan.
Sehingga tidak memakan waktu yang lama untuk mengambil atau mencari
peralatan tersebut. Setiap pemakaian peralatan tersebut harus memiliki laporan
baik secara lisan maupun tulisan, guna menjaga pekerjaan dapat berjalan dengan
kondusif.

Universitas Sumatera Utara


2.8 Hubungan Kegiatan Pemeliharaan dengan Biaya
Tujuan utama manajemen produksi adalah mengelola penggunaan
sumber daya berupa faktor-faktor produksi yang tersedia baik berupa bahan baku,
tenaga kerja, mesin dan fasilitas produksi agar proses produksi berjalan dengan
efektif dan efisien. Pada saat ini perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan
pemeliharaan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit.
Dengan demikian metode yang digunakan untuk memelihara mesin
dalam perusahaan adalah metode probabilitas untuk menganalisa biaya. Menurut
Hani Handoko T, (1999) Langkah-langkah perhitungan biaya pemeliharaan
adalah :
a. Menghitung rata-rata umur mesin sebelum rusak atau rata-rata mesin hidup
dengan cara :
Rata-rata mesin hidup ∑= (bulan sampai terjadinya kerusakan setelah
perbaikan X probabilitas terjadinya kerusakan)
b. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan
pemeliharaan breakdown :

��2
TCr = ∑n ............................................(Hani Handoko T, hal 162)
i=1 iPi

Keterangan :
TCr = biaya bulanan total kebijakan breakdown,
NC2 = biaya perbaikan mesin,
∑��=1 ��� = jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan.

c. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan pemeliharaan


preventive:
Untuk rnenentukan biaya pemeliharaan preventive meliputi pemeliharaan
setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung
perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam suatu periode.

Bn = N ∑ni Pn + B(n−1) P1 + B(n−2) P2 + B(n−3) + P3 + B1 P(n−1)

Universitas Sumatera Utara


Keterangan :
Bn = Perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan,
N = Jumlah Mesin,
Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode n.

2.9 Menentukan Waktu Penggantian Pencegahan


Seperti disebutkan sebelumnya, jika komponen tersebut memiliki tingkat
kegagalan meningkat, maka program pemeliharaan hati-hati dirancang preventif
bermanfaat untuk ketersediaan sistem. Jika tidak, biaya pemeliharaan preventif
mungkin sebenarnya lebih besar daripada manfaatnya. Tujuan dari program
pemeliharaan yang baik preventif adalah baik meminimalkan biaya keseluruhan
(atau downtime, dll) atau memenuhi tujuan keandalan. Untuk mencapai hal ini,
selang waktu yang tepat (waktu) untuk pemeliharaan terjadwal harus ditentukan.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan model usia
penggantian optimal, seperti yang disajikan berikutnya. Menganut model untuk
kondisi dibahas sebelumnya, atau :
• Komponen ini menunjukkan perilaku yang berhubungan dengan mode
pakai-out. Artinya, tingkat kegagalan dari komponen meningkat dengan
waktu.
• Biaya untuk penggantian yang direncanakan secara signifikan kurang dari
biaya untuk penggantian yang tidak direncanakan.

Universitas Sumatera Utara


Cast per unit Time vs. Time

Gambar 2.4: Biaya kurva untuk penggantian preventif dan korektif.

Gambar 2.4 menunjukkan Biaya Per Unit Waktu vs Time plot. Dalam gambar ini,
dapat dilihat bahwa biaya penggantian korektif meningkat dengan meningkatnya
penggantian interval. Dengan kata lain, semakin sering Anda melakukan tindakan
Preventive Maintenance, biaya perbaikan Anda akan lebih tinggi. Jelas, semakin
lama kita membiarkan komponen beroperasi, tingkat kegagalannya meningkat ke
titik yang lebih mungkin untuk gagal, sehingga membutuhkan lebih banyak
tindakan korektif. Sebaliknya benar untuk biaya penggantian pencegahan.
Semakin lama Anda menunggu untuk melakukan Preventive Maintenace,
semakin sedikit biaya, sedangkan jika Anda melakukan Preventive Maintenance
terlalu sering, semakin tinggi biaya. Jika kita menggabungkan kedua biaya, kita
dapat melihat bahwa ada titik optimum yang meminimalkan biaya. Dengan kata
lain, seseorang harus mencapai keseimbangan antara risiko (biaya) yang
berhubungan dengan kegagalan sekaligus memaksimalkan waktu antara tindakan
Preventive Maintenance.
(http://www.weibull.com/SystemRelWeb/preventive_maintenance.htp).

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama


semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut
adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) yang dapat mengurangi tingkat
kerusakan dan memperpanjang umur suatu mesin. Sehingga diharapkan system
pemeliharaan (Maintenance) tersebut akan dapat memberikan keuntungan-
keuntungan, baik ditinjau dari segi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan ataupun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan.
Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kapasitas produksi
sebuah mesin.
Dalam hal ini survey di lakukan ke PMKS PT. SISIRAU yang bergerak
pada produksi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) menggunakan turbin uap
sebagai pembangkit tenaga. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem
pemeliharaan (Maintenance) pada turbin uap tesebut, guna menjaga agar proses
produksi minyak kelapa sawit dapat berjalan dengan baik.
Turbin uap adalah salah satu komponen yang digunakan sebagai
pembangkit tenaga. Dimana turbin uap tersebut dapat merubah energi potensial
uap (fluida kerjanya) menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini kemudian
dirubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran pada poros turbin. Energi
mekanis inilah yang akhirnya dirubah oleh generator menjadi energi listrik.
Dengan melihat hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komponen
dasar pembangkit listrik tersebut adalah turbin uap. Atas dasar inilah yang
membuat penulis berkeinginan untuk membahas tentang perlunya pemeliharaan
(Maintenance) pada turbin uap, sebab apabila turbin uap tiba-tiba rusak atau
berhenti maka setiap proses akan berhenti dan pengolahan minyak kelap sawit
akan tidak berproduksi secara maksimal. Hal tersebut akan menimbulkan kerugian
besar bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


1.2Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Preventive
Maintenance pada Turbin Uap dengan kapasitas 800 Kw pada putaran turbin 1500
Rpm sebagai penghasil listrik di PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan survey lapangan dan study literatur di PMKS PT.SISIRAU
untuk mengetahui apakah penggunaan metode Preventive Maintenance /
Breakdown Maintenance yang menguntungkan jika metode tersebut
digunakan pada mesin Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU.
2. Menghitung pertambahan panjang umur mesin (life time) setelah
melakukan metode Preventive Maintenance pada Turbin Uap.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari skripsi ini adalah, sebagai berikut :


1. Untuk penulis sangat bemanfaat, dimana untuk mengembangkan wawasan
permasalahan mengenai perawatan dan perbaikkan pada Turbin Uap.
2. Mengetahui dasar - dasar perawatan dan perbaikan Turbin Uap, sehingga
kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada Turbin Uap di pabrik.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah


mengenai sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance) dari sebuah turbin uap
di PMKS PT. SISIRAU. Dari sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance)
tersebut akan dibahas tentang besarnya biaya, Tool, Material, Consumable dan
Evaluasi biaya Preventive Maintenance.
Pada tugas Skripsi ini penulis tidak membahas Preventive Maintenance
secara keseluruhan yang ada pada PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang, tetapi
hanya membahas Preventive Maintenance pada turbin uap saja. Pembatasan ini

Universitas Sumatera Utara


dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas sehingga lebih
fokus dan sistematis.

1.5 Sistematika Penulisan


Agar penyusunan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis dan
mempermudah pembaca memahami tulisan ini, maka skripsi ini dibagi dalam
beberapa bagian yaitu: halaman judul, lembar pengesahan, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, bab 1 pendahuluan (pada bab ini
akan dibahas mengenai latar belakang dari judul skripsi yang telah ditetapkan,
tujuan, manfaat, batasan masalah, sistematika penulisan dan metodologi penulisan
skripsi), bab 2 dasar teori (pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan penulisan skripsi. Dasar teori didapatkan dari berbagai
sumber, diantaranya berasal dari: buku-buku pedoman, jurnal, paper, dan tugas
akhir), bab 3 metodologi (pada bab ini akan dibahas mengenai penjelasan tentang
inspeksi pada turbin uap, penjelasan tentang komponen-komponen utama turbin,
perencanaan pemeliharaan (Planning), dan jadual pemeliharaan (Scheduling), bab
4 analisa (pada bab ini akan dibahas tentang penentuan schedule/jadual overhaul
atau inspeksi yang tepat (Preventive Maintenance) pada sistem turbin uap dengan
cara: Menghitung Mean Time Between Failure (MTBF) pada sistem turbin uap,
dan pertambahan panjang umur mesin setelah Preventive Maintenance), bab 5
kesimpulan dan saran (pada bab ini berisi kesimpulan dari penulisan tugas akhir
dan saran-saran), daftar pustaka, lampiran.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Suatu Pabrik Kelapa Sawit PT.SISIRAU di Aceh Tamiang yang bergerak pada
produksi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) menggunakan turbin uap sebagai
pembangkit tenaga. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem pemeliharaan
(Maintenance) pada turbin uap tesebut, kegiatan ini berguna untuk menjaga agar
proses produksi minyak kelapa sawit dapat berjalan dengan baik. Dalam penulisan
Skripsi ini, yang menjadi metode penelitian adalah deskriptif dengan metode studi
kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kegiatan pemeliharaan pada Turbin Uap yang dilakukan, dan
melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang
kuat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan perhitungan hasil data total biaya
Preventive Maintenance yang menghasilkan variabel rata-rata yang paling murah
sebesar Rp.393,703,-. Harga ini lebih murah dari variabel total tanpa
menggunakan Preventive Maintenance (PM) sebesar Rp.445,632,- sehingga dapat
dilakukan penekanan biaya sebesar 11,65% atau Rp.51,929,- dari biaya tanpa
menggunakan preventif maintenance (PM). Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan preventive maintenance tentu lebih menguntungkan baik dari segi
biaya operasional dan umur pakai (life time) Turbin Uap tersebut.

Kata Kunci: Turbin Uap, Preventive Maintenance, dan Breakdown Maintenance.

Universitas Sumatera Utara


STUDY PREVENTIVE MAINTENANCE PADA
TURBIN UAP SHINKO DENGAN KAPASITAS 800 KW DAN
PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PMKS
PT. SISIRAU

SKRIPSI

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi


syarat memperoleh gelar sarjana teknik

ARDIAN PRATAMA HARAHAP


NIM: 080401152

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Suatu Pabrik Kelapa Sawit PT.SISIRAU di Aceh Tamiang yang bergerak pada
produksi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) menggunakan turbin uap sebagai
pembangkit tenaga. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem pemeliharaan
(Maintenance) pada turbin uap tesebut, kegiatan ini berguna untuk menjaga agar
proses produksi minyak kelapa sawit dapat berjalan dengan baik. Dalam penulisan
Skripsi ini, yang menjadi metode penelitian adalah deskriptif dengan metode studi
kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kegiatan pemeliharaan pada Turbin Uap yang dilakukan, dan
melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang
kuat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan perhitungan hasil data total biaya
Preventive Maintenance yang menghasilkan variabel rata-rata yang paling murah
sebesar Rp.393,703,-. Harga ini lebih murah dari variabel total tanpa
menggunakan Preventive Maintenance (PM) sebesar Rp.445,632,- sehingga dapat
dilakukan penekanan biaya sebesar 11,65% atau Rp.51,929,- dari biaya tanpa
menggunakan preventif maintenance (PM). Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan preventive maintenance tentu lebih menguntungkan baik dari segi
biaya operasional dan umur pakai (life time) Turbin Uap tersebut.

Kata Kunci: Turbin Uap, Preventive Maintenance, dan Breakdown Maintenance.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia yang
diberikan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul
“Study Preventive Maintenance pada Turbin Uap Shinko dengan Kapasitas
800 KW Putaran Turbin 1500 RPM di PT. SISIRAU Aceh Tamiang”.
Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Mesin di Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
• Ir. Mulfi Hazwi, Msc, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
banyak memberi masukan serta membina saya selama mengerjakan
penelitian ini.
• Bapak Dr. Ing-Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku ketua Departemen Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen
dan Staf administrasi.
• Bapak Dr. Ing-Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin
S.ST.MT selaku Dosen Pembanding penulis.
• Bapak Zulkhaidir, ST, selaku manager di PMKS PT.SISIRAU Aceh
Tamiang dan, Bapak Hotlen Sinaga, ST, selaku kepala teknisi serta seluruh
kariyawan dan karyawati PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang yang telah
banyak membantu penulis dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
• Seluruh teman-teman stambuk 2008 di Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Mirza Nurhayadi, Rizki
Azhari Rambe, Fandi Satria Husaini, Muhammad Iqbal, Bayu Kasbi,
Zulfadli, Frans, yang telah memberikan bantuan baik selama perkuliahan
maupun lain-lain.
• Kepada Irmayani, Spd yang selalu memotivator dan kawan-kawan satu kos
Surya Fahrunisa, Bastian, Iskandar, Ino.

Universitas Sumatera Utara


Dan khususnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Kedua orangtua penulis, Ayahanda Amri Harahap dan Ibunda Irianita
Br.Tarigan Tua yang telah memberikan do’a, nasehat dan dukungan baik moril
maupun materil. Juga saudara-saudara penulis, Kakanda Rini Fitri Yani Harahap,
dan Adinda Tezar Agustino Harahap, dan seluruh keluarga besar penulis yang
selalu memberi dukungan dan motivasi selama pembuatan tugas sarjana ini
hingga selesai.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam laporan hasil penelitian ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan komentar sangat diperlukan.
Terima kasih atas segala bantuan baik secara moril maupun materil, baik
secara langsung ataupun tidak langsung kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penulisan laporan hasil penelitian ini.

Medan, Juni 2013


Penulis,

Ardian Pratama Harahap


080401152

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR NOTASI ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2.Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.3.Manfaat Penulisan ...................................................................................... 2
1.4.Batasan Masalah . ...................................................................................... 2
I .5.Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Cara Kerja Turbin (Turbin Uap) ....................................... 5
2.1.1 Penggunaan Turbin ....................................................................... 5
2.1.2 Komponen Utama Turbin Uap ...................................................... 6
2.2 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan ......................................................... 10
2.3 Jenis - jenis Pemeliharaan .......................................................................... 12
2.3.1 Preventive Maintenance................................................................. 14
2.3.2 Breakdown Maintenance .............................................................. 15
2.4 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan ................................... 17
2.5 Tugas - Tugas Bagian Pemeliharaan ......................................................... 18
2.6 Bahagian-bahagian yang Berhubungan Dengan Pemeliharaan ................. 24
2.7 Instruksi-instruksi Umum Dalam Pemeliharaan ........................................ 27
2.7.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan ............................................. 28
2.7.2 Pemeliharaan Mesin yang Beroperasi Terus Menerus ................. 28
2.7.3 Pemeliharaan Langsung dan Tidak Langsung ............................. 29
2.7.4 Manpower ..................................................................................... 30
2.7.5 Manhour ........................................................................................ 30
2.7.6 Equipment, Tool, Material. dan Consumable................................ 31

Universitas Sumatera Utara


2.8 HubunganKegiatan Pemeliharaan Dengan Biaya ...................................... 31
2.9 Menentukan Waktu Penggantian Pencegahan ........................................... 32
BAB III METEDOLOGI
3.1 Metedologi ................................................................................................. 35
3.1.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 35
3.1.2 Lokasi penelitian dan Waktu Penelitian ....................................... 35
3.1.3 Data Yang di ambil ........................................................................ 35
3.1.4 Sumber Data .................................................................................. 37
3.1.5 Bahan Penelitian ............................................................................ 37
3.2 Proses Kegiatan Turbin Uap Di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang ..... 37
3.3 Bagian-bagian Turbin Uap ........................................................................ 38
3.4 Inspeksi yang dilakukan di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang ............. 42
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Inspeksi Pada Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang ........... 44
4.2 Hubungan Pembiayaan Pada Turbin Uap .................................................. 44
4.2.1 Hubungan Biaya Inspeksi dengan manpower dan Manhour ........ 44
4.2.2 Hubungan Biaya Inspeksi dengan Tool ....................................... 45
4.2.3 Hubungan Biaya Inspeksi dengan Material ................................. 46
4.2.4 Hubungan Biaya Inspeksi dengan Consumable ........................... 48
4.2.5 Data Biaya Overhoul pada Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU... 48
4.3 Evaluasi Biaya Preventif Maintenace Pada Turbin Uap ............................ 50
4.3.1 Probabilitas Kerusakan Pada Sistem Turbin ................................. 50
4.3.2 Menghitung MTBF Dari Probabilitas Kerusakan pada system
Turbin ........................................................................................... 51
4.3.3 Menghitung Biaya Alternatif Preventif Maintenance .................. 56
4.3.4 Evaluasi Perbandingan Biaya Preventif Maintenance dan
Tanpa Preventif Maintenance pada Tahun Pertama Pemakaian..... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 61
5.2 Saran ........................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAK .......................................................................................... 63

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

1. Table 4.1 Biaya Gaji Pokok Perbulan .................................................... 45


2. Table 4.3 Total Biaya Untuk Tool Inspeksi .......................................... 45
3. Table 4.4 Total Biaya Inspeksi dengan Material.................................... 46
4. Table 4.5 Total Biaya dengan Consumabel .......................................... 48
5. Table 4.6 Rincian Total Biaya pada Overhuol Tahun 2007................... 49
6. Table 4.7 Kerusakan pada system Turbin Uap dengan Kapasitas
800 KW dan putaran 1500 Rpm ............................................ 50
7. Table 4.8 Probabilitas Kerusakan yang Terjadi ..................................... 52
8. Table 4.9 Kerusakan Diantara Service Rutin pada Bulan ke-j............... 56
9. Table 4.10 Tabel Biaya Alternatif Preventif Manitenance ...................... 57
10. Table 4.11 Evaluasi Biaya dengan Preventif Maintenance dan Tanpa
Preventif Maintenance pada Turbin Uap ............................... 59

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Bagian-bagian Turbin Uap .............................................. 7


2. Gambar 2.2 Bagian Utama Turbin Uap ............................................. 10
3. Gambar 2.3 Hubungan antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan .......... 18
4. Gambar 2.4 Biaya Kurva untuk Penggantian Preventif dan
Korektif ........................................................................... 33
5. Gambar 3.1 Turbin Shinko ................................................................ 36
6. Gambar 3.2 Nozel .............................................................................. 39
7. Gambar 3.3 Sudu-sudu Gerak ............................................................ 39
8. Gambar 3.4 Poros ............................................................................... 39
9. Gamber 3.5 Bering ............................................................................. 40
10. Gambar 3.6 Cakram ........................................................................... 40
11. Gambar 3.7 Governur ........................................................................ 40
12. Gambar 3.8 Cooling System .............................................................. 41
13. Gambar 3.8a Pump Oil Elektrik dan b. Hydarulik Pump .................... 41
14. Gambar 4.1 Grafik Biaya Alternatif Preventif Maintenance ............. 58
15. Gambar 4.2 Grafik Hasil Analisa dengan Preventif Maintenance
dan Tanpa Preventif Maintenance .................................. 60

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR NOTASI

Simbol Nama Keterangan Satuan

ε ebsilon Penguluran %
CP - Total biaya inspeksi -
CR - keseluruhan -
M - total cost -
MTBF - variabel perbaikan -
jumlah mesin -
waktu rata-rata antar -
Bj - kegagalan (mean time
between failures)
perkiraan jumlah -
Pn - kerusakan mesin dalam -
j bulan
probabilitas mesin
rusak dalam periode j

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai