LP 3
LP 3
A. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
c. Masalah Keperawatan
B. Proses Keperawatan
a. Diagnose Keperawatan
b. Tujuan Umum
hipertensi
c. Tujuan Khusus
a. Metode : Wawancara
D. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
b. Kriteria Proses
c. Kriteria Hasil
1. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinikasikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
siastoliknya diatas 140 mmHg dan diastolic diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2013)
Menurut WHO (2013), Tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan Hipertensi
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan siastoliknya antara 105-114 mmHg, dan hipertensi
berat apabila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih (Ahmad, 2010).
2. PENYEBAB
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai upaya peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetic : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekresi atau transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekananan
darah meningkat
c. Stress lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan aterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah (Smeltzer & Bare, 2013).
4. KOMPLIKASI
Efek pada organ, otak (pembuluh darah, perdarahan, kematian sel otak :stroke),
ginjal (malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar,
sesak nafas, cepat lelah, gagal jantung) (Smeltzer & Bare, 2013).
5. PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain : tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada keluarga, ras, takikardi, obesitas dan konsumsi garam yang
berlebihan dianjurkan untuk :
a. Mengatur diet agar badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolestrolemia, diabetes, dsb
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi gula rendah
d. Melakukan exreise untuk mengendalikan berat badan
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita setelah diketahui menderita
hipertensi antara lain :
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pencegahan primer
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal
dan stabil mungkin
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol
d. Batasi aktivitas
6. DIIT HIPERTENSI
gula)
b) Sumber protein hewani (daging, ayam, ikan, semua terbatas kurang dari ≤ 50
e) Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, kangkung, buncis,
kacang panjang)
g) Bumbu (pala, kayu manis, asam gula, bawang merah, bawang putih)
d) Lemak hewan: sapi, kambing, susu jenuh, cream, keju dan mentega
Robbins, Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC: 2010
World Health Organization (WHO). Word Health Day 2013 : Calls Intensified Effert To Prevent