Anda di halaman 1dari 7

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan Ke : 3 (Tupen I) Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2020

A. Latar Belakang

a. Karakteristik Keluarga

Pada pertemuan ke 3 (Tupen 1) klien mampu mengenal masalah

b. Data-Data Yang Perlu Dikaji

Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

c. Masalah Keperawatan

Kesiapan Peningkatan Kesehatan (D.0113)

B. Proses Keperawatan

a. Diagnose Keperawatan

Kesiapan Peningkatan Kesehatan (D.0113)

b. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan selama 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu

mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi mengenai penyakit

hipertensi

c. Tujuan Khusus

Pada pertemuan saat ini klien mampu :

1. Mengetahui apa itu hipertensi ?

2. Mengetahui apa penyebab hipertensi ?

3. Mengetahui apa tanda dan gejala hipertensi ?


4. Mengetahui apa komplikasi hipertensi ?

5. Mengetahui pencegahan hipertensi ?

6. Mengetahui diit hipertensi ?

C. Implementasi Tindakan Keperawatan

a. Metode : Wawancara

b. Media dan alat : Leaflet

c. Waktu Dan Tempat :

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2020

Tempat : Ruang Tamu, Tn.S

D. Kriteria Evaluasi

a. Kriteria Struktur

Diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

b. Kriteria Proses

Diharapkan klien mampu kooperatif dan memperhatikan apa yang disampaikan

c. Kriteria Hasil

Diharapkan klien mampu :

1. Mengetahui apa itu hipertensi ?

2. Mengetahui apa penyebab hipertensi ?

3. Mengetahui apa tanda dan gejala hipertensi ?

4. Mengetahui apa komplikasi hipertensi ?

5. Mengetahui pencegahan hipertensi ?

6. Mengetahui apa saja diit hipertensi ?


MATERI HIPERTENSI

1. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinikasikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
siastoliknya diatas 140 mmHg dan diastolic diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2013)
Menurut WHO (2013), Tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan Hipertensi
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan siastoliknya antara 105-114 mmHg, dan hipertensi
berat apabila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih (Ahmad, 2010).

2. PENYEBAB
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai upaya peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetic : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekresi atau transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekananan
darah meningkat
c. Stress lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan aterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah (Smeltzer & Bare, 2013).

3. TANDA DAN GEJALA


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Robbins (2010) manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,
mual muntah, epitaksis, kesadaran menurun.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg


b. Sakit kepala
c. Pusing/migraine
d. Rasa berat ditekuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Sulit bernafas saat beraktivitas

4. KOMPLIKASI
Efek pada organ, otak (pembuluh darah, perdarahan, kematian sel otak :stroke),
ginjal (malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar,
sesak nafas, cepat lelah, gagal jantung) (Smeltzer & Bare, 2013).

5. PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain : tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada keluarga, ras, takikardi, obesitas dan konsumsi garam yang
berlebihan dianjurkan untuk :
a. Mengatur diet agar badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolestrolemia, diabetes, dsb
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi gula rendah
d. Melakukan exreise untuk mengendalikan berat badan
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita setelah diketahui menderita
hipertensi antara lain :
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pencegahan primer
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal
dan stabil mungkin
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol
d. Batasi aktivitas

6. DIIT HIPERTENSI

a. Konsumsi lemak dibatasi

b. Konsumsi kolestrol di batasi

c. Konsumsi kalori dibatasi untuk terlalu gemuk atau obesitas

d. Makanan yang boleh dikonsumsi

a) Sumber kalori (beras, tales, kentang, macaroni, mie, bihun, tepung-tepungan,

gula)

b) Sumber protein hewani (daging, ayam, ikan, semua terbatas kurang dari ≤ 50

gram perhari : telur ayam, telur bebek, satu butir sehari)

c) Sumber protein nabati (kacang-kacangan seperti tahu, oncom, tempe)

d) Sumber lemak (santan kelapa encer dalam jumlah terbatas)

e) Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, kangkung, buncis,

kacang panjang)

f) Buah-buahan (semua buah kecuali nagka, durian dalam jumlah terbatas)

g) Bumbu (pala, kayu manis, asam gula, bawang merah, bawang putih)

h) Minuman (teh encer, coklat encer & juice buah)

e. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi


a) Makanan yang banyak mengandung garam

b) Makanan yang banyak mengandung kolestrol

c) Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh

d) Lemak hewan: sapi, kambing, susu jenuh, cream, keju dan mentega

e) Makanan yang banyak mengandung gas


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. Hidup bersama Hipertensi. In Book. Yogyakarta: 2010

Robbins, Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC: 2010

Smeltzer & Bare (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

World Health Organization (WHO). Word Health Day 2013 : Calls Intensified Effert To Prevent

And Control Hypertension. 2013

Anda mungkin juga menyukai