Anda di halaman 1dari 13

TUGAS METODOLOGI KEPERAWATAN

“BERFIKIR KRITIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

Disusun oleh:

Chykita Putri Amanda

203110126

1.A

Dosen Pembimbing :

Ns. Yessi Fadriyanti, M.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang Allah SWT anugerahkan kepada kita sehingga
saya dapat menyusun tugas dengan judul “Berfikir kritis dalam Pengambilan Keputusan”. Tugas
ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang sudah mendukung penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis berharap supaya tugas
ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis sangat menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami sangat terbuka atas kritik dan saran positif
dari pembaca.

Padang, 4 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................................... 1
B.    Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C.    Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                               
A.    Pengertian Berfikir Kritis.................................................................................... 2
B.    Pengertian Pengambilan Keputusan.................................................................... 2
C.    Berpikir Kritis dalam Proses Pengambilan Keputusan…………....................... 6
D. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis…………………………………. 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................................................ 10
B.     Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di dalam
pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses dalam
pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis..
Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan modern. Sebagai
seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan bagaimana berpikir kritis kepada
peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya mengajarkan peserta didiknya “how to think”
bukan “how to learn”. Tujuan khusus mengajar berpikir kritis dalam ilmu pengetahuan atau
disiplin ilmu lainnya adalah untuk meningkatkan keahlian peserta didik dalam berpikir dan
mempersiapkan para peserta didik menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh karena itu guru
harus memiliki pengetahuan mengenai cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk
menunjang proses pengambilan keputusan para siswa.
Karena pentingnya pembahasan mengenai berpikir kritis dan peranannya dalam
pengambilan keputusan, maka kami akan membahas mengenai berpikir kritis, indikator berpikir
kritis, membangun pemikiran kritis, pengambilan keputusan, fase pengambilan keputusan serta
peranan berpikir kritis dalam pengambilan keputusan dalam makalah ini.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari berfikir kritis?
2. Apakah pengertian pengambilan keputusan?
3. Bagaimana peranan berfikir kritis dalam proses pengambilan keputusan?
4. Bagaimana cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian berfikir kritis.
2. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan.
3. Untuk mengetahui peranan berfikir kritis dalam proses pengambilan keputusan.
4. Untuk mengatahui cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Berfikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir
kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai
pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini
(Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.

Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman  pengajar tentang berpikir


kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian
ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem
solving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan
berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).

Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan berpikir
pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan bahwa
beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakan
pendekatan pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan  pertanyaan yang
memerlukan jawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir
sebelum memberikan  jawaban dilaporkan  membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir. Dari sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah
mengkombinasikan  berbagai  strategi. Faktor  yang  menentukan  keberhasilan program
pengajaran ketrampilan berpikir adalah pelatihan untuk para pengajar. Pelatihan  saja  tidak  akan
berpengaruh terhadap peningkatan  ketrampilan berpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan
harapan yang diinginkan, tidak disertai dukungan administrasi yang memadai, serta program
yang dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa (Cotton K., 1991).

Penulis  menilai  strategi  belajar  kelas  lebih sesuai pada pengajaran tingkat dasar dan
menengah  seperti  hasil-hasil  penelitian yang dilaporkan pada. Pada pendidikan  tingkat  lanjut
mahasiswa dipersiapkan untuk dapat belajar lebih mandiri sebagai modal yang diperlukan pada
saat bekerja. Merka juga melaporkan bahwa strategi pengajaran yang diarahkan melalui
komputer (CAI) mempunyai hubungan positif  terhadap perkembangan  intelektual dan
pencapaian prestasi. Strategi tersebut dapat menjadi pilihan dalam pendidikan tinggi, sehingga
mahasiswa dapat mengatur cara belajarnya secara mandiri.

Strategi  pengajaran  berpikir  kriti s  pada program sarjana kedokteran yang dilakukan di
Melaka Manipal Medical College India adalah dengan memberikan penilaian menggunakan
pertanyaan  yang  memerlukan  ketrampilan berpikir pada  level yang lebih tinggi dan belajar
ilmu dasar menggunakan kasus klinik untuk mata kuliah yang sudah  terintegrasi  menggunakan
blok yang berbasis pada sistem organ. Setelah kuliah pendahuluan, mahasiswa diberikan kasus
klinik serta sejumlah pertanyaan  yang harus dijawab beserta alasan sebagai penugasan. Jawaban
didiskusikan  pada pertemuan berikutnya untuk meluruskan a danya kesalahan konsep dan
memperjelas materi  yang belum dipahami oleh mahasiswa. Hasilnya menunjukkan  bahwa
mahasiswa  pada program  tersebut  menunjukkan prestasi yang lebih baik dalam mengerjakan
soal-soal  hapalan maupun soal yang menuntut jawaban yang  memerlukan  telaah  yang  lebih
dalam. Mahasiswa juga termotivasi untuk belajar (Abraham RR., et al., 2004)

1.      Kemampuan Berpikir Kritis


Salah satu sasaran utama  bersekolah yaitu  meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis. Berpikir kritis tidaklah mudah seperti halnya menghafal karena berpikir kritis kita
harus menggabungkan kata-kata yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
John Dewey, filsuf, psikolog, dan edukator berkebangsaan Amerika, secara luas dipandang
sebagai ‘bapak’ tradisi berpikir kritis modern. Ia menamakan ‘berpikir reflektif’ dan
mendefinisikannya sebagai:
Pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah
keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut-sudut alasan-
alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi
kecenderungannya (Dewey,1909:9)
Edward Glaser (1941:5) mengembangkan gagasan Dewey dan mendefinisikan berpikir
kritis sebagai:
(1) suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang
berada dalam jangkauan pengalaman seseorang;
(2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan
(3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang
diakibatkannya.
Paul, Fisher dan Nosich (1993:4) memberikan definisi berpikir kritis yang kelihatan agak
berbeda dengan definisi-definisi yang diberikan di atas. Definisi itu adalah sebagai berikut:
Berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi atau masalah apa saja-dimana si
pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-
struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.
(Fisher,2007:4)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kritis adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau keputusan yang
tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan proses menggali, mengenali, dan menilai segala
hal yang terkait seperti, nilai-nilai, fakta dan informasi, pengetahuan yang dimiliki dan
dibutuhkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Facion (dalam Istanto, 2012) mengungkapkan enam kemampuan berpikir kritis
utama  yang terlibat di dalam proses berpikir kritis, yaitu:
1. Interpretasi : kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
2. Analisis : memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen
3. Evaluasi : menilai pernyataan, menilai argumen
4. Inferensi : mempertanyakan pernyataan, memikirkan alternatif, menarik kesimpulan, memecahkan
masalah,  membuat keputusan
5. Penjelasan : menyatakan masalah, menyatakan hasil,  mengemukakan kebenaran prosedur,
mengemukakan argumen
6. Regulasi diri : meneliti diri, mengoreksi diri

2. Indikator Berpikir Kritis


Menurut Ennis dalam Muhfahroyin (2009: 1) ada 12 indikator kemampuaan berpikir kritis
yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu:
a.  Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis
pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan).
b.  Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi).
c.  Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan).
d.  Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi
dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi).
e.  Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain).
Menurut Orlich Donald C. dkk (1998) terdapat beberapa unsur pemikiran kritis,
terdiri dari: (1) mengidentifikasi isu, (2) mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur, (3)
menyusun kesimpulan implikasi, (4) menyimpulkan motif, (5) menggabungkan unsur-unsur
independen untuk menciptakan pola pikir baru (kreativitas), (6) membuat interpretasi asli
(kreativitas).

3.      Membangun Pemikiran Kritis


Berikut merupakan beberapa cara yang para guru gunakan untuk membangun pemikiran
kritis dalam rencana pembelajaran mereka:
a. Tanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga “bagaimana” dan “mengapa”.
b. Periksalah “fakta-fakta” yang dianggap benar untuk menentukan apakah terdapat bukti untuk
mendukungnya.
c. Berargumen dengan cara bernalar daripada menggunakan emosi.
d. Kenalilah bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang bagus.
e. Bandingkan beragam jawaban dari sebuah pertanyaan dan nilailah mana yang benar-benar
merupakan jawaban terbaik.
f.  Evaluasi dan lebih baik menanyakan apa yang dikatatakan orang lain daripada segera
menerimanya sebagai kebenaran.
g. Ajukan pertanyaan dan lakukan spekulasi lebih jauh yang telah kita ketahui untuk
menciptakan ide-ide baru dan informasi-informasi baru. (Santrock,2009:11)

B. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang
terbaik.
1.   Pengertian Pengambilan Keputusan
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya adalah :
a.    G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
b.    Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
c.    P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
2.  Tahap  Pengambilan Keputusan
Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai
berikut :
1.  Merumuskan/mendefinisikan masalah. Tahap ini merupakan usaha untuk mencari
permasalahan yang sebenarnya.
2.   Pengumpulan Informasi yang Relevan. Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang
mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah.
3.   Mencari Alternatif Tindakan. Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat
ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada.
4.   Analisis Alternatif. Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria
tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif.
5.   Memilih Alternatif Terbaik. Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang
dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu.
6.   Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan
dan pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan.
Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki suatu
keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.
C. Berpikir Kritis dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pemikiran kritis dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Jika melihat proses
pengambilan keputusan, pemikiran kritis memiliki beberapa peranan, diantaranya :
a.    Membantu dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi
b.    Membantu dalam mengumpulkan informasi yang relevan
c.    Membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk menentukan
pilihan terbaik
d.   Membantu mengevaluasi keputusan yang sudah diambil. (Istanto,2012)

Menurut Osman (2005) ada beberapa hal yang dapat menghalangi proses berpikir
kritis dalam pengambilan keputusan, antara lain: (1) sulit berubah, mind set yang kaku,
petunjuk praktek secara tradisional, kebiasaan dan rutinitas; (2) takut membuat kekeliruan;
(3) enggan untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif; (4) pengambilan
keputusan tanpa cukup data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional; (5) kegagalan
menilai efektivitas dari pengobatan.(Ivone,2010)

D.       Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis


Salah satu upaya agar siswa menjadi aktif dan kritis dalam pembelajaran adalah dengan
menyelenggarakan pembelajaran yang menekankan pada partisipasi siswa untuk mampu
berpikir kritis. Untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang lebih melibatkan siswa
sehingga mampu dan terlatih berpikir kritis.
Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa dalam pembelajaran adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran ini
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi
pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, serta merangsang kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Melalui PBM, peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka
sendiri sesuai dengan pengalaman belajarnya. Proses pembelajaran berjalan alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru
ke siswa. Dengan adanya pengaitan antara materi pelajaran dengan masalah- masalah
kehidupan nyata memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Siswa melakukan pengamatan,
mencari informasi, mengungkapkan gagasan, bertanya, menjawab dan saling berdiskusi
dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa. Selain itu siswa dapat berlatih mencari jawaban atas suatu masalah dengan cara
mencari informasi, mengolah dan mengambil keputusan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan


penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan
proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan
menilai/memutuskan.

Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian


pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis,
penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik
pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat
mengatasi masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan

B. Saran

Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam


berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu
dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir
kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah dan pencarian solusi.
DAFTAR PUSTAKA

Fisher,Alec.2007.Berpikir Kritis:Sebuah pengantar.Jakarta:Erlangga


Ijul,Zulkifli.2011.Pengertian Pengambilan Keputusan. Diakses dari
http://www.manajemenn.web.id/2011/04/pengertian-pengambilan-keputusan.html tanggal 10
April 2013
Istanto,Adela.2012.Berpikir Kritis dan Pengambilan Keputusan. Diakses
darihttp://www.adelaistanto.blogspot.com  tanggal 9 April 2013
Ivone,July.2010.  Critical Thinking, Intelectual Skills, Reasoning And Clinical Reasoning. Bandung:
Fakultas Kedokteran Universitas Maranantha

Anda mungkin juga menyukai