Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau

memanusiakan manusia, pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, keprobadian, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan

nasioanal yang di atur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Allah swt, berakhlak mulia, berilmu, mandiri,dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Pendidikan agama islam di Madrasah Ibtidaiyyah terdiri atas empat mata

pelajaran yaitu: Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akjlak, Fiqih, dan Sejarah kebudayaan

islam. Masing-masing mata pelajaran pada dasarnya saling terkait, isi mengisi,

dan saling melengkapi. Al-Qur’an Hadits merupakan sumber utama ajaran agama

1
Ondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan,(Bandung, Refika Aditama, 2010), hal.1.

1
Islam, dalam arti ia merupakan sumber Akidah Akhlak, sehingga kajiannya berada

disetiap unsur tersebut. Aqidah merupakan akar atau pokok agama.

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan pendidikan secara

kseluruhan. Dalam prosesnya kegiatan ini melibatkan interaksi antara individu

yaitu pengajar disuatu pihak dan pelajar dipihak lain. Keduanya berinteraksi

dalam suat proses yang di sebut proses belajar mengajar yang efektif dan efisien

maka perilaku yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya dapat di dinamiskan

secara baik.2

Mutu pendidikan hanya terwujud jika proses pendidikan di sekolah benar-

benar menjadikan siswa belajar dan belajar sebanyak mungkin. Mutu pendidikan

harus dilihat dari kemampuan belajar siswa secara mandiri. Pengetahuan apa pun

yang mereka kuasai adalah hasil belajar yang mereka lakukan sendiri. 3

Salah satu aspek pedidikan yang kurang mendapat perhatian adalah mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits. Pada umunya orang tua lebih mementingkan

pendidikan umum saja dan kurang memperhatikan pelajaran agama khususnya Al-

Qur’an Hadits.

Pembelajaran Al-Qur’an hadits merupakan salah satu bagian dari pendidikan

Agama Islam di SDIT Fastabiqul Khairat Maros. Di dalam mata pelajaran ini

siswa di arahkan untuk lebih memahami isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits

terutama dalam Hadits tentang Niat. Dengan di terapkannya metode menghafal

guru dapat lebih mudah mengarahkan situasi kelas dan mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam menghafal Hadits tentang Niat.

2
Surya, Mohamad, Psikologo pembelajaran dan pengajaran, (Bandung: Pistaka Bani Quraoisy,
2014), hal. 49.
3
Ondi & Aris Suherman, Etoka Profesi, (Bandung; Refika Aditamam 2010), hal. 50.

2
Permasalahan proses pembelajaran yang terjadi di kelas 4 SDIT Fastabiqul

Khairat Maros apabila diterapkan metode yang tepat, maka proses pembelajaran

Al-Qur’an Hadits dapat berjalan secara efektif dan optomal sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran. Seperti halnya sesuai dengan kondisi yang di lihat

siswa di kelas 4 memiliki bakat yang tinggi dalam menghafal, namun

permasalahannya mereka hanya fokus menghafal Al-Qur’an saja tanpa

memperdulikan pentingnya memahami atau menghafal Hadits.

Melalui metode menghafal ini di harapkan guru dan peseta didik dapat belajar

pula, agar antara guru dan siswa sama-sama aktif. Sehingga minat belajar siswa

semakin meningkat dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Dengan demikian

peserta didik dapat mengaktualisasikan potensi mereka sehingga dapat

meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

Berdasarkan hasil latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk membahas

pembelajaran Al-Qur’an Hadits khsusnya materi Hadits tentang niat dengan

menggunakan metode menghafal.

B. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan masalah atau situasi di atas, kondisi yang ada saat ini

adalah:

1. Pembelajaran di kelas masih berjalan seperti biasanya

2. Belum ditemukan strategi atau cara yang tepat dalam meningkatkan minat

belajar siswa

3. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa

3
4. Kurangnya siswa yang aktif dalam pembelajaran sehingga guru sulit

memahami keadaan siswa

5. Rendahnya tingkat kepedulian siswa terhadap mata pelajaran yang sedang

berlangsung

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Langkah- Langkah apa yang di lakukan guru dalam meningkatkan minat belajar

siswa dalm pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada materi Hadits tentang Niat

dengan metode meghafal di kelas 2 SDIT Fastabiqul Khairat Maros?

2. Bagaiamna peningkatan minat belajar siswa setelah penggunaan metode

menghafal di kelas 2 SDIT Fastabiqul Khairat Maros?

D. Cara Memecahkan Masalah

Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu

metode menghafal. Dengan metode ini, diharapkan minat belajar siswa terhadap

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi Hadits tentang Niat semakin

meningkat dan dapat terlaksana dengan baik.

E. Hipotesis Tindakan

1. Dengan diterapkannya metode menghafal dengan sistem belajar pemberian tugas

dapat meningkatkan minat belajar siswa serta keaktifan siswa dalam belajar dapat

tercapai sesuai dengan yang dikehendaki oleh Guru.

4
2. Dengan diterapkannya metode mengahafal Guru dapat melihat sejauh mana

kemampuan siswa sehingga biasa dilihat tingkat minat siswa dalam belajar Al-

Qur’an Hadits.

F. Tujuan PTK

1. Guru dapat mengetahui kendala siswa selama proses belajar

2. Siswa merasakan kepedulian atau perhatian serta kesempatan dalam mengeluarakan

pendapat atau pertanyaan.

3. Siswa lebih percaya diri serta mempertanggungjawabkan segala tugas indidvidu

maupun kelompok.

4. Memudahkan siswa dalam menguasai mata pelajaran secara tuntas.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa: keaktifan siswa di kelas 2 SDIT Fastabiqul Khairat semakin meningkat dan

kerja sama antar siswa dapat terlaksana dengan baik

2. Guru: lebih mudah memahami dan mengenali siswa sehingga proses pembelajaran

berjalan dengan baik

3. Sekolah: meningkatkan mutu sekolah melalui upaya pendekatan guru kepada siswa

dalam mengatasi masalah selama proses belajar.

5
BAB 2

KAJIAN TEORI

A. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest

menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu.

Minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Misalnya seorang

laki-laki yang sedang berkembang, yang membuthkan pertumbuhan fisik

akan menaruh minat terhadap aktifitas-aktifitas fisik, seperti sepak bola,

basket dan aktifitas-aktifitas lainnya yang dapat mempercepat

pertumbuhannya.

Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan faktor

pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat

bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan

sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar,

apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.4

Dari pendapat di atas, sudah jelas bahwa minat datang dari segi

kebutuhan seseorang sebagai pendorong untuk melakukan sesuatu yang ia

ingin capai berdasarkan usahanya masing-masing. Apabila individi

tersebut menginginkan sesuatu tak perlu adanya dorongan dari luar jika

bedasarkan apa yang ia kehendaki menarik baginya.

4
Wayan Nurkancana & P.P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan. ( Surabaya, Usaha Nasional,
1986). Hal. 229-230.

6
Robert menyebutkan bahwa minat tidak termasuk istilah psikologi

yang populer. Sebab, ia bergantung pada banyak faktor internal, seperti

perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. 5

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

peneriamaan akan suatu kebutuhan antara diri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Di samping itu jika pendidik islam memelihara keinginan, dan

minat muru-muridnya, mereka juga tidak lupa membibing mereka kearah

yang menguatkan kemauan mereka dengan mengingatkannya kepada yang

baik bagi mereka, sekalipun kadang-kadang harus dengan kekerasan .”

sesungguhnya orang-orang yang ingin tetap tidak berkemauan keras akan

menjadi orang yang lemah kemauan, di kuaisai oleh hawa nafsunya. 6

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Minat dapat didefinisikan secara sederhana yaitu kecenderungan

individu (siswa) untuk memusatkan perhatian rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi minat menurut Muhamad Surya (1999) adalah

sebagai berikut :

1. Faktor yang bersumber pada siswa itu sendiri.

2. Tidak mempunyai tujuan yang jelas, Jika tujuannya belajar sudah jelas

maka siswa cenderung menaruh minat terhadap belajar sebab belajar akan

merupakan suatu kebutuhan dan cenderung menaruh minat terhadap

5
Mahmud, Psikologi Pendidikan, ( Bandung, Pustaka Setia, 2010), hal. 99.
6
Mohammad Omar, Al Toumy Al Syibani, Falsafah Pendidikan Islam,( Jakarta; Bulan Bintang,
1979), hal.595-596.

7
belajar. Dengan demikian besar kecilnya minat siswa dalam belajar

tergantung pada tujuan belajar yang jelas dari siswa.

3. Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu siswa.

Apabila pelajaran kurang dirasakan bermanfaat bagi perkembangan

dirinya, siswa cenderung untuk menghindar.

4. Suasana lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap minat belajar

siswa. Suasana lingkungan disini termasuk iklim disekolah, iklim belajar,

suasana, tempat dan fasilitas yang semuanya menimbulkan seseorang

betah dan tertuju perhatiannya kepada kegiatan belajar mengajar.

5. Faktor-faktor bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

6. Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan diluar

sekolah.7

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata alam seluruh aspek tingkah laku.

Belajar adalah suatu proses atau usaha untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan. Belajar dapat di artikan berusaha atau berlatih supaya

mendapat kepandaian. Belajar nerupakan dasar untuk memahami perilaku,

studi psikologi tentang masalah fundamental tentang perkembangan emosi

, motivasi, perilaku sosial, dan kepribadian. 8


7
http://kebugarandanjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-minat-definisi-jenis-
ciri.html(Kamis,17 Mei 2018, 14:54).
8
Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2011 Mahmud, Psikologi
Pendidikan, ( Bandung, Pustaka Setia, 2010), hal. 99.

8
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan

atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang di sebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak di anggap sebagai hasil belajar,

seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

Untuk dapat di sebut sebagai belajar, maka perubahan ini relatif

mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode yang cukup

panjang. Berapa lama periode yang berlangsung sulit ditentukan dengan

pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode

yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan atau bahkan bertahun.

Kita harus menyampingkan perubahan tingkah laku yang di sebabkan oleh

motivasi, kelelahan, adaptasi. Ketajaman perhatan atau kepekaan

seseorang, yang biasanya hanya belangsung sementara.

C. Metode Menghafal

Orang-orang islam terdahulu sangat menghargai ingatan yang kuat dan

menganggap pengembangan ingatan untuk menghafal sebagai salah satu

tujuan. Di antara faktor-faktor yang membantu untuk menarik perhatian umat

islam memelihara dan menyebarkan ingatan sebagai salah satu jalan

pencapaian adalah kurangnya tulisan pada abad pertama.9

Metode menghafal berarti cara yang cepat dan tepat dalam pengajaran.

Faktor metode ini tidak boleh di abaikan begitu saja, karena metode ini di sini

akan berpengaruh pada tujuan pengajaran. Jadi metode menghafal adalah cara

yabg cepat dan tepat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada bidang

9
Mohammad Omar, Al Toumy Al Syibani, Falsafah Pendidikan Islam,( Jakarta; Bulan Bintang,
1979), hal.576.

9
pelajaran dengan menerapkan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala

tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pelajaran tersebut.

1. Kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan metode menghafal

dalam pembelajaran

Metode menghafal mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan dari

metode menghafal adalah:

a. Menumbuhkan minat baca siswa dan lebih giat dalam belajar

b. Pengetahuan yang di peroleh siswa tidak akan mudah hilang

karena sudah di hafalnya

c. Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan

keberanian, bertanggung jawab serta mandiri.

d. Membangkitkan rasa percaya diri

e. Belajar dengan cara menghafal adalah sederhana dan mudah

f. Sebagai solusi ketika terjadi kecemasan atau perasaan tidak

mampu menguasai dalam memahami materi pelajaran dapat

mencoba di kuasai dengan menghafalkannya.

2. Kelemahan metode menghafal

a. Pola pikir seseorang cenderung statis karena hanya mengetahui

apa yang di hafalnya saja

b. Tidak dapat berargumentasi menurut pemahamannya.

c. Kesulitan menuankan ide-ide atau gagasannya. Karena tidak

terbiasa

d. Terkadang menghafal hanya bersifat sementara di otak. Karena

biasanya ingatannya hanya di gunakan dan di perlukan ketika

akan menghadapi ulangannya saja, setelah itu terabaikan.

10
e. Menghafal materi yang sukar dapat mempengaruhi ketenangan

mental.

f. Kurang tepat di berikan kepada siswa yang mempunyai latar

belakang berbeda beda dan membutuhkan perhatian yang

lebih.10

D. Hadits tentang Niat

1. Membaca hadits tentang niat

ِ ‫ت َر ُس ْو َل‬
‫هللا ص لى‬ ِ ‫ْن ْال َخ َّطا‬
ُ ْ‫ َس ِمع‬:‫ب َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬ ِ ‫َعنْ ُع َم َر ب‬

ِ ‫ إِ َّن َما ْاألَعْ َما ُل ِبال ِّنيَّا‬:ُ‫هللا عليه وسلم َيقُ ْول‬
ٍ ‫ت َوإِ َّن َما لِ ُك ِّل ا ْم ِر‬
‫ئ َما َن َوى‬

2. Terjemahan hadits tentang niat

Dari Umar bin Khattab r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah

SAW bersabda: ” Sesungguhnya (sah atau tidak) suatu amal, tergantung

pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang memperoleh balasan atas

apa yang di niatkan.” (Muttafaq ‘Alaihi)

3. Penjelasan hadits tentang niat

Niat adalah menyengja melakukan sesuatu yang diikuti dengan

perbuatan. Niat mempunyai peranan penting dalam setiap perbuatan.

Apabila niat itu benar, amal perbuatannya juga rusak. Setiap kebiasaan

yang perbuatannya mengikuti tuntunan agama maka menjadi ibadah dan

memperoleh pahala. Tetapi jika kebiasaan itu tidak mengikuti tuntunan

agama, kebiasaan/tradisi itu tidak baik memperoleh pahala. Kebiasaan

yang mempunyai ibadah seperti duduk di mesjid dengan niat untuk


10
http://makalah-link.blogspot.com/2013/11/metode-menghafal.html?m=1(rabu,7:05)

11
beribadah, akan memperoleh pahala. Namun jika duduk di mesjid dengan

niat istirahat, tidak memperoleh pahala.

4. Hukum Niat

Niat adalah syarat sahnya amal. Ibnu Hajar Al ‘Asqalaaniy berkata,

“Para fuqaha (ahli fiqh) berselisih apakah niat itu rukun (masuk ke dalam

suatu perbuatan) ataukah hanya syarat (di luar suatu perbuatan)? Yang

kuat adalah bahwa menghadirkan niat di awal suatu perbuatan adalah

rukun, sedangkan istsh-hab hukm/menggandengkan dengan suatu

perbuatan (tidak berniat yang lain atau memutuskannyaadalah syarat.”

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

12
Settingan dalam penelitian meliputi tempat pemelitian, waktu

penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut:

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas(PTK) di laksanakan di SDIT Fastabiqul

Khairat Maros untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Sebagai subjek

penelitian ini adalah kelas IV tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah

siswa 25 orang.

Pemilihan Sekolah ini untuk meningkatkan prosese pembelajaran

berhubung sekoah masih terhitung sekolah baru dan belum terakreditasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di akhir tahun ajaran 2017/2018 yaitu di

bulan maret sampai april 2018 .

3. Siklus PTK

PTK ini di laksanakan melalui dua siklus untuk melihat minat belajar

siswa dalam mengikuti mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui materi

Hadits tentang Niat dengan menggunakan metode menghafal.

B. Persiapan PTK

Sebelum PTK dilaksankan dibuat berbagai input instrumental yang

akan di gunakanuntuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana

pembelajaran yang akan di jadikan PTK, yaitu kompetensi Dasar: 1.

Kemampuan menghargai keberagaman suku dan bangsa di Indonesia; 2.

Kemampuan memahami penduduk dan pemerintahan Indonesia.

C. Subjek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4

yang terdiri dari 25 orang.

13
D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari berbagai sumber, yaitu

siswa dan Guru.

1. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

2. Guru

Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan minat belajar

siswa dengan menggunakan metode menghafal dalam pembelajaran

Al-Qur’an Hadits.

E. Teknik dan Alat Pengumplan Data

1. Teknik

Teknik pengumpulan data ini adalah melalui tes, observasi, dan

wawancara.

a. Tes : untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa.

b. Observasi : untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa

dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat

keberhasilan atau pencapaian minat belajar siswa dalam

pembelajaran Al-Quq’an Hadits dengan menggunakan metode

menghafal.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data ini melalui tes, ibservasi dan wawancara

sebagaimana berikut:

14
1. Tes : menggunakn selembaran kertas format penilaian untuk

mengukur tingkat hafalan siswa.

2. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk melihat tingkat

minat belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

3. Wawancara: menggunakan panduan wawancara berupa handphone

untuk mengetahui pendapat atau keaktifan siswa tentang minat

belajar.

F. Indikator Kinerja

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari

pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

teknik pengulangan untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran.

1. Minat Belajar

Adapaun indikator yang di gunakan sebagai pedoman untuk menyusun

pernyataan dalam minat siswa belajar adalah sbb:

a. Perasaan senang terhadap pembelajaran

b. Ketertarikan siwa dalam mengikuti pembelajaran

c. Keterlibatan siswa terhadap pembelajaran

d. Perhatian dan antusias dalam pemelajaran

2. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi Hadits tentang Niat:

Meningkatkan tingkat pemahaman siswa. Kemudian dikategorikan

dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasuil, dan tidak berhasil.

3. Metode menghafal: mempermudah siswa dalam pembelajaran mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi

berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

15
G. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik

persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran.

1. Hasil Belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian.

Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.

2. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar model Metode Menghafal

: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar model Metode Menghafal. Kemudian dikategorikan dalam

klsifikasi tinggi, sedang, dan rendah.

3. Implementasi pembelajaran : dengan mengalisis tingkat keberhasilan

implementasi kemudian dikategorikan dalam klasifikkasi berhasil,

kurang berhasil, dan tidak berhasil

H. Prosedur Penelitian

Siklus 1

Siklus pertama pada PTK terdiri dari perencanaan, pelaksanaa, pengamatan,

dan refleksi sebagai berikut:

1. Perencanaan

16
a. Peneliti melaksanakan observasi awal dan melaksanakan

wawancara terhadap guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

untuk mengetahui permasalahan yang ada.

b. Melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetisi

dasar yang akan di sampaikan kepada peserta didik.

c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP)

d. Membuat lembar evaluasi

2. Pelaksanaan

a. Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode

menghafal

b. Memberikan materi pelajaran

c. Guru memberikan pertanyaan

d. Memberikan siswa kesempatan untuk aktif dalam pembelajaran

e. Melakukan pengamatan atau observasi

3. Pengamatan

a. Mengawasi situasi kelas selama proses pembeljaran

berlangsung

b. Keaktifan siswa dalan pembelajaran

c. Kemampuan siswa dalam penggunaan metode menghafal

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi

data yang telah diperoleh, yang berupa lembar pengamatan, hasil

wawancara dan catatan dari guru Al-Qur’an Hadits, kemudian

dilakukan refleksi. Kegiatan ini di lakukan untuk mengetahui situasi

kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

17
Siklus 2

1. Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi pada siklus pertama

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi siklus pertama.

3. Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran.

4. Refleksi

Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap pelaksannan

siklus kedua dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas

pelaksanaan pembelajaran yang telah di rencanakan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

18
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajara mengajar di kelas.

Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus

sebagaimana pemaparan berikut.

A. SIKLUS PERTAMA(Pertemuan Pertama)

Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta replanning, seperti berikut ini.

1. Perencanaan

a. Melaksanakan observasi awal dan wawancara terhadap guru

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk mengetahui

permasalahan yang ada.

b. Melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetisi

dasar yang akan di sampaikan kepada peserta didik.

c. Mempersiapkan media pembelajaran untuk mempermudah

proses pembelajaran.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP)

e. Membuat lembar evaluasi

2. Pelaksanaan

Pada saat siklus pertama pelaksanaan belum selesai dengan

rencanan. Hal ini disebabkan:

a. Siswa belum terlalu aktif dalam penggunaan metode

menghafal selama proses pembelajaran.

b. Sebagian siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda

sehingga belum terlalu mahir dalam proses pembelajaran.

19
Tabel Nilai hasil Ulangan SIKLUS 1

No Interval Kategori Frekuensi Persen(%)

1 30-40 Sangat Rendah 4 16

2 41-60 Rendah 18 72

3 61-80 Sedang 3 12

4 81-90 Tinggi - -

5 91-100 Sangat Tinggi - -

Berdasarkan hasil dari tabel siklus 1 dapat di simpulkan

bahwa melalui metode menghafal, belum ada siswa yang

menguasai pembelajaran secara sempurna. Dalam tabel, ada 3

orang yang mendapatkan nilai sedang dengan interval 6 dan 7,

namum masih sangat untuk mencapai nilai tinggi. Dan ada 4

siswa yang mendapatkan nilai terendah.

Untuk mengatasi masalah di atas dilakukan upaya sebagai berikut:

a. Guru memberikan pemahaman atau pengertian kepada siswa

dengan metode yang di pakai sehingga sehingga kondisi kelas

dapat terlaksana sesuai dengan rencana.

b. Guru memberikan bantuan kepada siswa yang belum terlalu

mahir dalam menghafal.

Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru

dan kolaborasi teman sejawat dapat disimpulkan :

20
a. Siswa mulai aktif atau terbiasa dengan penggunaan

metode menghafal

b. Siswa mulai memahami proses pembelajaran yang

berlangsung.

c. Siswa mampu menghafalkan apa-apa yang di berikan

oleh guru.

3. Observasi dan evaluasi

a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus

pertama dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Perolehan aktivitas siswa hasil PBM SIKLUS 1

Kelompok Skor perolehan Skor Presentase(%) Keterangan

ideal
jJibril 10 16 62

Mikail 11 16 68

Atib 14 16 87 Tertiggi

Raqib 9 16 56

Mungkar 7 16 43 Terendah

Rata-rata 10 16 63

b. Hasil observasi Siklus 1. Aktivitas Guru dalam PBM

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar

mengajar pada siklus pertama masih tergolong rendah dengan

21
perolehan skor 29 atau 63,4% sedangkan skor idealnya adalah

46. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri didepan kelas

dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana

melakukan pembelajaran model menghafal .

c. Hasil Evaluasi Siklus 1. Penguasaan siswa terhadap materi

pembelajaran

Selain aktivitas guru dalam PBM, Penguasaan siswa

terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang.

Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapaki

64 atau 64%.

Grafik 1

Perolehan skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 1

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
JIBRIL MIKAIL ATIB RAQIB MUNGKAR

d. Refleksi dan perencanaan Ulang

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus

pertama adalah sebagai berikut:

22
1. Guru sudah tahu dengan suasana pembelajaran yang mengarah kepada

pembelajaran melalui metode meghafal. Hal ini diperoleh dari hasil

observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 63.4%.

2. Siswa masih belum menguasai atau terbiasa dengan kondisi belajar

dengan menggunakan metode menghafal. Mereka masih terlalu biasa

dalam dalam pembelajaran ini.

3. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 63.

4. Masih ada kelompok yang belum bisa menghfalkan dari apa yang di

tugaskan oleh guru. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang

serius dalam belajar.

5. Masih ada kelompok yang kurang menanggapi terhadap kegiatan yang

di lakukan oleh guru.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan

keberhasilan yang telah di capai pada siklus pertama, maka ada

pelaksanaan siklus kedua dapat di buat perencanaan sebagai berikut:

a. Memberikan suatu penghargaan atau hadiah kepada siswa yang

berprestasi.

b. Memberikan pengarahan atau pengertian kepada kelompok agar lebih

serius atau aktif dalam proses pembelajaran.

c. Melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan

dalam tugas yang di berikan.

B. SIKLUS KEDUA(Pertemuan Kedua)

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta replaning.

23
1. Perencanaan

Planing pada sikus kedua berdasarkan replaning siklus pertama yaitu:

a. Memberikan suatu penghargaan atau hadiah kepada siswa yang

berprestasi.

b. Memberikan pengarahan atau pengertian kepada kelompok agar

lebih serius atau aktif dalam proses pembelajaran.

c. Melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan dalam tugas yang di berikan.

d. Membuat perangkat atau media pembelajaran yang dapat membatu

siswa lebih mudah memahami pembelajaran tersebut.

2. Pelaksanaan

a. Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada metode

menghafal kepada kelompok dengan menggunakan lembar

kerja akademik mampu dikerjakan dengan baik. Siswa dalam

satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk

menguasai materi pelajaran yang telah diberikan dengan

menyetorkan hafalan dari siswa yang satu dengan yang lain.

b. Sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan

menanggapi suatu presentasi dari kelompo lain.

c. Suasana pembelajaran yanh efektif dan menyenangkan sudah

mulai tercipta.

Hal ini dapat di lihat melalui tabel nilai harian di bawah ini.

Tabel nilai hasil ulangan harian SIKLUS 1

24
No Inerval Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 30-40 Sangat Rendah - -


2 41-60 Rendah 8 32
3 61-80 Sedang 17 68
4 81-90 Tinggi -
5 91-100 Sangat Tinggi -
Jumlah 25 100

Hasil ulangan harian dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus

kedua terjadi peningkatan dengan perolehan skor sangat rendah tidak ada,

kemudian skor rendah yang sebelumnya 18 atau 72% siswa dengan

interval 41-60 menjadi 8 atau 32% siswa dan yang mendapatkan nilai

sedang dengan interval 61-80 Sebanyak 17 atau 68% siswa. Meskipun

belum ada yang mendapat nilai tinggi dengan interval 91-100 atau skor

100%.

3. Observasi dan evaluasi

a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus kedua dapat

di lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2

Perolehan skor aktivitas siswa dalam PBM SIKLUS II

kelpmpo Skor perolehan Skor Persentase(%) Keterangan

k ideal
Jibril 11 16 68

25
Mikail 12 16 75

Raqib 15 16 93 Tertinggi

Atib 10 16 62

Mungkar 8 16 50 Terendah

Rata-rata 11 16 69

Grafik 2

Perolehan skor aktivitas siswa dalam PBM SIKLUS II

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
JIBRIL MIKAIL RAQIB ATIB MUNGKAR

b. Hasil Observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua

tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari

siklus pertama nilai yang diperoleh yaitu 29 atau 63,4% dan

mengalami peningkatan pada siklus kedua dengan nilai yang

diperoleh 37 atau 80,4% dari skor ideal 46.

c. Hasil Evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran

pada siklus kedua juga tergolong sedang yakni dari nilai skor

ideal 100 nilai rerata skor perolehan adalah 75 atau 75%

26
d. Hasil Ulangan Harian Kedua juga mengalami peningkatan yang

sebelumnya pada siklus 1 nilai rata-rata ulangan yaitu 5,52

menjadi 6, 82. Ini berarti naik 1,30.

4. Refleksi dan perencanaan ulang (Reflecting and Replaning)

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus kedua

adalah sebagai berikut.

a. Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah ke model pembelajaran

Metode Menghafal. Siswa mampu membangun kerja sama dalam

kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai

mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam

melaksanakannya. Siswa mulai mampu menghafalkan hadits dengan

hasil kerja yang baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi

terhadap sktivitas siswa meningkat dari 63% pada siklus pertama

menjadi 69% pada siklus kedua.

b. Meningkatnya aktivitas siswa dala PBM didukung oleh meningkatnya

aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana

pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran Metode

menghafal. Guru intensif membimbing siswa saat siswamengalami

kesulitan dalam PBM dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru

dalam PBM meningkat dari 63,4% pada siklus pertama menjadi

80,40% pada siklus kedua.

c. Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap

kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan

hasil evaluasi 63 pada siklus pertama meningkat 69 pada siklus kedua.

27
d. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 5,52 (Ulangan Harian

I) pada siklus pertama menjadi 6,82 (Ulangan Harian II) pada siklus

kedua.

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Dalam proses pembelajaran hal yang di lakukan untuk meningkatkan

minat belajar siswa ialah menyediakan media untuk membantu proses

28
beajar mengajar agar siswa tertarik dengan apa yang dilakukan oleh

guru, ;melaksanakan kegiatan kerja sama dengan memeberi tugas yang

proses pelaksanaannya secara berkelompok untuk lebih mempermudah

dalam proses belajar.

2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode menghafal

dapat meningkatkan minat belajar siswa serta meningkatkan aktivitas

proses belajar. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi

peningkatan aktivitas siswa yang ada pada siklus 1 mempunyai rata-

rata 63% menjadi 69% dalam siklus kedua. Di samping itu

kemampuan siswa menghafal mengalami peningkatan yang sangat

baik, hal ini di lihat dari siswa yang mulai terbiasa belajar dengan

menggunakan metode menghafal. Penguasaan siswa terhadap materi

pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan

dengan rata-rata nilai hasil ulangan harian 1 tanpa metode menghafal

5,52 menjadi 6,82( ulangan harian II) setelah menggunakan metode

menghafal.

B. Saran

Telah terbukti bahwa pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan

metode menghafal dapat meningkatkan minat belajar siswa serta memudahkan

proses belajar mengajar. Maka kami sarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadi pembelajaran

29
dengan menggunakan metode menghafal sebagai suatu alternatif untuk lebih

meningkatkan minnat belajar siswa.

2. Karena kegiatan ini sangat mendukung dan bermanfaat khususnya bagi Guru

dan siswa, maka di harapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara baik dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

DAFTAR PUSTAKA

Ondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan. Bandung:


Refika Aditama, 2010

Surya, Mohamad, Psikologo pembelajaran dan pengajaran. Bandung:


Pistaka Bani Quraoisy, 2014.

30
Ondi & Aris Suherman, Etoka Profesi. Bandung:
Refika Aditamam 2010.

Wayan, Nurkancana & P.P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan. Surabaya:


Usaha Nasional, 1986.

Mahmud, Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Mohammad, Omar, Al Toumy Al Syibani, Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta:


Bulan Bintang, 1979.

http://kebugarandanjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-minat-definisi-jenis

ciri.html Kamis,17 Mei 2018, 14:54

Imam, Malik, Pengantar Psikologi Umum. Bandung:


Pustaka Setia, 2010.

Mohammad, Omar, Al Toumy Al Syibani, Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta:


Bulan Bintang, 1979.

http://makalah-link.blogspot.com/2013/11/metode-menghafal.html?m=1(rabu,7:05)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENGAMATAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE MENGHAFAL

RESPONDEN SISWA

Nama Sekolah SDIT FASTABIQUL KHAIRAT MAROS

31
Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : IV/II
:
Pokok Bahasan 1. Menerjemahkan isi kandungan hadits tentang niat

2. menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat

SIKLUS I

NAMA        
KLP
SISWA 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
    V       V     V       V  
Dewi

Febri
1
Hidayat

Alif

Zhafirah  
    V     V       V     V    
Fanessa

Fajar
2
Yusuf

Rahma

Rendi  
V         V       V     V    
Faisal

Aqdal
3
Nabila

Aisyah

Nur Hikmah  
4     V       V       V     V    
Fahmi

Fahri
Ummul

32
Rehan

Agil
    V         V     V       V
Reski

Samsinar
5
Naila

Ahmad

Linda  

KETERANGAN
SB = SANGAT BAIK: 4
B = BAIK: 3
C = CUKUP 2
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENGAMATAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE MENGHAFAL

RESPONDEN SISWA

Nama Sekolah : SDIT Fastabiqul Khairat Maros

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : IV/II

Pokok Bahasan 1. Menerjemahkan isi kandungan hadits tentang niat

2. Menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat

SIKLUS II

KL NAMA          
P
SISWA 4 3 2 1 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1     V       V       V       V    
Dewi

Febri
Hidayat

33
Alif

Zhafirah
  V       V       V     V      
Fanessa

Fajar
2
Yusuf

Rahma

Rendi  
V         V         V       V  
Faisal

Aqdal
3
Nabila

Aisyah

Nur Hikamh  
    V       V         V     V  
Fahmi

Fahri
4
Ummul

Rehan

Agil  
    V         V       V       V
Reski

Samsiinar
5
Naila

Ahmad

Nur linda  

KETERANGAN

SB = SANGAT BAIK: SKOR 4

B = BAIK: SKOR 3

C = CUKUP: SKOR 2

LAMPIRAN 3

34
LEMBAR PENGAMATAN

PROSES BELAJAR MENGAJAR

RESPONDEN GURU

Nama Sekolah SDIT Fastabiqul Khairat Maros

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : IV/2
Menerjemahkan isi kandungan
Pokok Bahasan : 1. hadits tentang Niat
menjelaskan isi kandungan hadits
2. tentang Niat

SIKLUS I
NO KEGIATAN 4 3 2 1

1 Apersepsi   V    

2 Penjelasan Materi   V    

Penjelasan Model     V  
3 Pembelajaran metode      

Menghafal      

Tehnik pembagian     V  
4
Kelompok        

Pengelolaan kegiatan     V  
5
Diskusi      

Pemberian pertanyaan atau   V    


6
Kuis        

Kemampuan melakukan   V    
7
Evaluasi        
8 Memberikan penghargaan     V  

35
individu dan kelompok        

Menentukan nilai     V  
9
individu dan kelompok        

Menyimpulkan materi     V  
10
pembelajaran metode menghafal        

11 Menutup pembelajaran   V    

KETERANGAN

SB SANGAT BAIK (4)

B BAIK (3)

C CUKUP (2)

K KURANG (1)

LAMPIRAN 4
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
RESPONDEN GURU

Nama Sekolah SDIT Fastabiqul Khairat Maros


Tahun Pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester IV/II
Menerjemahkan isi kandungan hadits tentang
Pokok Bahasan niat
menjekaskan isi kandungan hadits tentang niat

SIKLUS II
N
KEGIATAN 4 3 2 1
O
1 Apersepsi V      
2 Penjelasan Materi V      
Penjelasan Model V      
3 Pembelajaran metode      
Menghafal      
Tehnik pembagian   V    
4
Kelompok        
Pengelolaan kegiatan   V    
5
Diskusi      

36
Pemberian pertanyaan atau V      
6
Kuis        
Kemampuan melakukan V      
7
Evaluasi        
Memberikan penghargaan   V    
8
individu dan kelompok        
Menentukan nilai   V    
9
individu dan kelompok        
Menyimpulkan materi   V    
10
pembelajaran Menghafal        

11 Menutup pembelajaran V      

KETERANGAN
SB = SANGAT BAIK (4)
B = BAIK (3)
C = CUKUP (2)
K = KURANG (1)

LAMPIRAN 5
PEROLEHAN HASIL BELAJAR SISWA TANPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN METODE
MENGHAFAL
Nama Sekolah : SDIT Fastabiqul Khairat Maros
Tahun Pelajaran : 2017/2018 Kelas/Semester : IV/2
NH-1 NH-2 NH-3
NO NAMA SISWA dengan KET.
Tanpa ST ST dengan ST
Agil Syaputra
1 6 8
Dewi Arini
2 7 7,5
Febri
3 5 6
Hidayat
4 5 6
Alif
5 6 8
Zhafirah
6 6 7
Fanessa
7 4 7
Fajar
8 5 6
Yusuf
9 6 7
Rahma
10 7 7,5
Rendi
11 6 7
12 Faisal 5 6

37
Aqdal
13 4 6
Nabila
14 6 7
Aisyah
15 4 6
Nur Hikmah
16 6 7
Fahmi
17 5 6
Fahri
18 7 7,5
Ummul Khumairah
19 6 7
Rehan
20 6 7
Reski
21 5 7
Samsinar
22 6 7
Naila
23 5 6
Ahmad Nur
24 4 7

38

Anda mungkin juga menyukai