Anda di halaman 1dari 27

Tugas Menu Anak – Kelompok 3

Nama :
3. Edward Edwin (406192018)
6. Priska Amanda Kalew (406192044)
9. Adenia Larasati (406192079)
10. Ratna Aulia Fitriani (406192082)
14. Liuca Defender (406192086)
17. Cathlin Soeyanto (406192089)
21. Devanie (406192112)
23. Monica Handojo Putri (406192114)

Remaja putri berusia 14 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan mau menurunkan berat
badan. Ia sudah mengatur dietnya sejak beberapa bulan yang lalu tapi tidak turun juga. Berat
badan sekarang 67kg, TB 145cm. Di sekolah Ia hanya melakukan olah raga pada waktu jam
pelajaran olah raga selama 90 menit/minggu.

Pola makan sehari hari sejak beberapa bulan ini:


Pagi : sarapan susu non fat 200 cc
Selingan : buah apel 2 buah ukuran sedang
Siang : nasi 2 sdm dengan 2 butir telur rebus kecap, tahu rebus 1 potong
sayur sawi hijau rebus 1 /2 mangkok ukuran kecil
Selingan : yogurt plain 200cc + pisang 2 buah ukuran sedang
Malam : nasi 1 piring dengan 2 buah susis panggang ukuran sedang, tahu isi
goreng 2 potong ukuran sedang, tumis kangkung 1 mangkok sedang
(hanya kangkung)
Selingan malam : 1 gelas Jus alpukat dengan susu coklat manis 3 sdm dan biscuit regal
5 keping.

Kadang2 bila haus Ia makan Ice cream satu cup kecil.

Bahas:
1. Bagaimana status gizi dan adakah masalah gizi pada remaja perempuan ini?
2. Bagaimana status gizi anak perempuan ini dan mengapa bisa terjadi seperti keadaan
sekarang ini (cari faktor penyebabnya)?
3. Bagaimana mengatasi masalah gizi pada remaja ini berikan urainan dan tahapannya sesuai
apa yang saudara ketahui berdasarkan teori. ?
4. Silakan dibuat anjuran menu menurut Saudara?
1. BB/U = 67/50 x 100% = 134% = BB lebih
TB/U = 145/160 x 100% = 90.63% = Tinggi normal
BB/TB = 67/36 x 100% = 186% = Obesitas
IMT = BB/TB2 = 67/(1.45)(1.45) = 31.86 kg/m2 = Obesitas
Masalah gizi: Obesitas
TB/U

TB aktual

IMT
sekarang

IMT /U

Kesan grafik WHO

TB/U = di bawah -2 → perawakan pendek

IMT/U = diatas +2 → obesitas

Status gizi:
Obesitas dengan perawakan pendek
2. Bagaimana status gizi anak perempuan ini dan mengapa bisa terjadi seperti keadaan
sekarang ini (cari faktor penyebabnya)?

Status Gizi: Obesitas dengan tinggi normal


Masalah gizi : Untuk BB terhadap usia dan status gizi sekarang didapatkan gizi lebih
atau obesitas, namun TB anak ini didapatkan normal sesuai dengan anak seusianya.

Kebutuhan Kalori (REE) pada remaja ini :

Perhitungan menggunakan rumus Schofield untuk perempuan usia 14 tahun

REE = (8,365 x BB) + (465 x TB) + 200

1. REE sekarang

= (8,365 x 67) + (465 x 1,45) + 200

= 560.45 + 674.25 + 200

= 1434.7 kkal x 1.3 = 1865.11 kkal

2. REE yang dikerjar (TB)


= (8,36 X 67) + (465 X 1,60) + 200
= 1522,3 kkal X 1,3
= 1980,01 kkal

3. REE berdasarkan BB dan TB standar umum


= 8.365W + 4.65H + 200
= (8.365x50) + (4.65x1,60) + 200
= 418,25 + 744 + 200
= 1362.25 kkal x 1.3
= 1770,92 kkal

Kebutuhan makronutrien:

● Protein: 15% x 1980,01 = 297 / 4 = 74,25 g/hari


● Lemak: 30% x 1980,01 = 594 / 9 = 66 g/hari
● Karbohidrat: (100 - 15 - 30) x 1980,01 /4 = 272,25 g/hari
Pagi : sarapan susu non fat 200 cc

Bahan UR Ber Ener P L K Kalsiu Fosf Besi Vit Vit Asam Vit D Zinc
Makana T at gi (g (g (g m or (mg) A B1 askor (mg)
n (G) (kkal ) ) ) (mg) (mg) (mcg (m bat (IU)
) ) g) (mg)

Susu 1 31 110 6 0 21 600 175 2 375 0,3 15 16,6 1


non fat gela
s
(200
cc)

Subtotal - - 110 6 0 21 600 175 2 375 0,3 15 16,6 1

Selingan : buah apel 2 buah ukuran sedang

Bahan URT B Energ P L K Kalsi Fosf Bes Akt. Thi Asam Vit D Zinc
Makana er i (g) (g) (g) um or i(m Retin ami askor
n at (kkal) (mg) (mg g) ol ne bat (IU) (mg)
(G ) (mcg) (mg (mg)
) )

Apel 2 20 128 0,6 0,8 29, 12 20 0,6 54 0,1 10 0 0,08


buah 0 8
sedan
g

Subtotal 128 0,6 0,8 29, 12 20 0,6 54 0,1 10 0 0,08


8
Siang : nasi 2 sdm dengan 2 butir telur rebus kecap, tahu rebus 1 potong sayur sawi hijau
rebus 1 /2 mangkok ukuran kecil

Bahan UR Be Ener P L K Kalsi Fosfor Asko Akt. Thia Fe Vit Zin


Makana T rat gi (g) (g) (G) um (mg) rbat Reti min (mg D c
n (G) (kkal (mg) (mg) nol e )
) (mc (mg (IU (mg
g) ) ) )

Beras 1 20 35 1,36 0,2 15,7 1 14 0 0 0,0 0,0 0 0,3


sdm 1 8 12 8

Telur 2 btr 10 158 12, 11, 0,7 54 180 0 270 0,1 2,7 50 3
Rebus 0 8 5 0

Tahu 1 50 39,5 3,9 2,3 0,8 62 31,5 0 0 0,0 0,4 0 1


rebus ptg 3

Sawi ½ 50 14,5 1,15 0,15 2,1 110 19 51 970 0,04 1,4 0 0,1
hijau man 5 5
rebus gko
k

Subtota
l - - 247 19,2 14,1 19,3 227 244,5 51 124 0,18 4,6 50 4.4
1 6 8 0 7 3

Selingan: yogurt plain 200cc + pisang 2 buah ukuran sedang


Bahan URT Bera Energ P L K Ca Fos Askor Akt. Thi Fe Vit D Zinc
Makana t (G) i (g) (g) (g) (mg) for bat(m retino ami (mg) (IU) (mg)
n (kkal) (m g) l(mcg ne
g) ) (mg
)

Yogurt 1 200 104 6.6 5 8 240 180 0 44 0.0 0.2 94,11 0.4
plain gelas 8
(200c
c)

Pisang 2 bh 200 196 2.4 0.4 45, 16 56 20 258 0,0 1.2 0 0.4
sedan g 6 8
g

Subtota 300 9 5,4 53, 256 236 20 302 0,1 1,4 94,11 0.6
l 6 6
Malam : nasi 1 piring dengan 2 buah susis panggang ukuran sedang, tahu isi goreng 2 potong
ukuran sedang, tumis kangkung 1 mangkok sedang (hanya kangkung)

Kangku 1 10 36 3 0,3 5,4 73 50 30 1890 0,0 2,5 0 0.4


ng mangk 0 7
ok

Minyak 1 sdm 10 90 0 10 0 0 0 0 180 0 0 0 0


kelapa
sawit

Subtota - - 952,5 42 48, 16 367,6 515,7 34,5 2070 7,1 6,64 28.1 6.11
l 6 ,3 03 9,0 2 4 59 4 6
5 7
Selingan malam :1 gelas Jus alpukat dengan susu coklat manis 3 sdm dan biscuit regal 5
keping.

Bahan URT Ber Energ P L K Ca Fosfo Askor Akt. Thi Fe Vit Zinc
Makana at i (g) (g) (g) (mg r bat(m retino ami (mg D (mg
n (G) (kkal) ) (mg) g) l(mcg ne ) (IU) )
) (mg
)

Alpukat 1 bh 150,1 1,4 10, 12, 16, 32,64 21,22 88,13 0,0 1,47 0 0.65
(200cc 16 1 69 44 4 32 8
) 3,2

Susu 3 SM 30 102.9 2.4 2.3 0.1 82. 86.7 0.3 36 0.0 0.06 1.6 0.3
kental g 6 7 2 5 15
manis

Biskuit 5 25 112.5 2.5 2.5 20 - - - - - - - -


regal keping

Subtota 365.5 6,4 15. 32. 103 119.3 21.52 124.1 0.0 1.53 1.6 0.95
l 1 29 31 52 .02 4 3 95

Kadang2 bila haus ia makan Ice cream satu cup kecil.

Bahan URT Bera Energ P L K (g) Kals Fosf Ask Akt. Thi Fe Vit Zinc
Makana t (G) i (g (g) ium or orba retino ami (mg D
n (kkal) ) (mg) (mg t l ne ) (IU)
) (mg (mcg) (mg
) )

Ice 1 cup 100 142 4 3,5 23,6 123 99 1 - 0,0 0,1 8 0.7
cream kecil 4

Subtota 142 4 3,5 23,6 123 99 1 0 0,0 0,1 8 0.7


l 4

SEKARANG Analisis Asp Kebutuhan SELISIH


KALORI 2245,21 1980 +265,21

PROTEIN 87,59 87,42 +0,17

LEMAK 87,8 77,71 +10,09

KH 368,06 320,54 +47,52

Total Energi P L K Ca Fosfo Askorba Akt. Thia Fe (mg Vit D Zinc


(kkal) (g) (g (G) (mg) r t (mg) retinol mine (IU) (mg)
) (mg) (mcg) (mg)

2831,2 87, 87 368, 1688, 1409, 153,02 3790,1 8,04 36,304 198,47 13.84
1 59 ,8 06 64 58 3

Faktor Penyebab keadaan seperti sekarang :


Faktor Genetik
 Bentuk badan pasien yang mungkin berefek genetik dari kedua orang tua nya
 Riwayat penyakit metabolik orang tuanya (obesitas, DM, dll) (bila ada)

Faktor aktivitas fisik dan asupan makanan


● Pasien berolahraga hanya 90 menit dalam seminggu
● Pasien memiliki kebiasaan makan ice cream 1 cup jika haus
● Pola makan malam beserta selingan malam pasien yang terlalu berlebihan kalori
● Pola makan pasien yang terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat simpleks

Faktor Keluarga
 Faktor pola makan pasien yang mungkin dipengaruhi oleh pola makan keluarga
 Faktor sosio-ekonomi keluarga yang mungkin kurang mampu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi yang baik bagi pasien
Faktor psikososial
Contohnya anak-anak berupaya menghabiskan makanannya sebagai simbol kasih sayang
pada ibunya, sedangkan remaja cenderung makan lebih banyak apabila mereka tegang atau
cemas

3. Bagaimana mengatasi masalah gizi pada remaja ini berikan urainan dan tahapannya sesuai
apa yang saudara ketahui berdasarkan teori?
Jawab:
1) Pola makan yang benar
 Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) merupakan
prinsip pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih bertumbuh dan
berkembang dengan metode food rules, yaitu:
- Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang terjadwal
(camilan diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih di antara jadwal
makan utama dan camilan, serta lama makan 30 menit/kali
- Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan
tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh anak
- Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori yang
diperoleh dari hasil perkalian antara kebutuhan kalori berdasarkan RDA menurut
height age dengan berat badan ideal menurut tinggi badan
 Sebagai alternatif pilihan jenis makanan dapat menggunakan the traffic light diet dan
satuan bahan makanan penukar. The traffic light diet terdiri dari green food yaitu
makanan rendah kalori (<20 kalori per porsi) dan lemak yang boleh dikonsumsi
bebas, yellow food artinya makanan rendah lemak namun dengan kandungan kalori
sedang yang boleh dimakan namun terbatas, dan red food yaitu mengandung lemak
dan kalori tinggi agar tidak dimakan atau hanya sekali dalam seminggu. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengaturan kalori dengan metode food rules, yaitu:
- Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal.
- Pengurangan kalori berkisar 200–500 kalori sehari dengan target penurunan berat
badan 0,5 kg per minggu. Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai kira-
kira 20% di atas berat badan ideal atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah
karena pertumbuhan linier masih berlangsung
- Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak30%, dan protein
cukup untuk tumbuh kembang normal (15-20%). Bentuk dan jenis makanan harus
dapat diterima anak, serta tidak dipaksa mengonsumsi makanan yang tidak disukai
- Diet tinggi serat dapat membantu pengaturan berat badan melalui jalur intrinsik,
hormonal dan colonic. Ketiga mekanisme tersebut selain menurunkan asupan
makanan akibat efek serat yang cepat mengenyangkan (meskipun kandungan
energinya rendah) serta mengurangi rasa lapar, juga meningkatkan oksidasi lemak
sehingga mengurangi jumlah lemak yang disimpan. Pada anak di atas 2 tahun
dianjurkan pemberian serat dengan rumus (umur dalam tahun + 5) g per hari.
2) Pola aktivitas fisik yang benar
 Aerobik dengan intensitas sedang: jalan cepat, bersepeda, bermain basket (setiap
hari selama 60 menit atau lebih)
 Aerobik dengan intensitas bugar: lompat tali, berlari, menari, senam, berenang
(paling sedikit 3x dalam 1 minggu)
 Penguatan otot: push-up, bermain tarik tambang, sit up, olahraga resistans (paling
sedikit 3x dalam 1 minggu)
 Penguatan tulang: lompat tali, berlari, senam, bermain bola basket / voli (minimal
3x dalam 1 minggu)
3) Modifikasi perilaku
Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan metode food rules diantaranya adalah:
 Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisis,
serta mencatat perkembangannya
 Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi
diusahakan untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus
makan. Orangtua diharapkan dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang
dapat merangsang keinginan untuk makan
 Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan
yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
 Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian
terhadap keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya, misalnya
makan makanan menu baru yang sesuai dengan program gizi yang diberikan, berat
badan turun, dan mau melakukan olahraga
 Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi rencana
bepergian atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk makan terlalu
banyak, yaitu dengan memilih makanan yang berkalori rendah atau mengimbanginya
dengan melakukan latihan tambahan untuk membakar energy
4) Peran keluarga, teman, dan guru
 Peran orangtua dalam mengobati anak sangat efektif dalam penurunan berat badan
atau keberhasilan pengobatan.
 Orangtua menyediakan nutrisi yang seimbang sesuai dengan metode food rules.
 Seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku
makan dan aktivitas yang mendukung keberhasilan anak, serta menjadi bagian dari
keseluruhan program komprehensif tersebut.
 Guru dan teman sekolah juga diharapkan ikut mendukung tata laksana obesitas,
misalnya memberikan pujian bila anak yang gemuk berhasil mengikuti program diet
atau menurunkan berat badannya, dan sebaliknya tidak mengejek anak gemuk.
5) Terapi intensif
 Diterapkan pada obesitas anak dan remaja yang disertai penyakit penyerta dan tidak
memberikan respons pada terapi konvensional. Terapi intensif terdiri dari diet
berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.
 Terapi diet berkalori sangat rendah diindikasikan jika berat badan >140% BB Ideal
(superobesitas).
 Secara umum farmakoterapi untuk obesitas dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
penekan nafsu makan misalnya sibutramin, penghambat absorbsi zat-zat gizi
misalnya orlistat, dan kelompok lain-lain termasuk leptin, octreotide, dan metformin.
Belum tuntasnya penelitian tentang efek jangka panjang penggunaan farmakoterapi
obesitas pada anak, menyebabkan belum ada satupun farmakoterapi tersebut diatas
yang dijinkan pemakaiannya pada anak di bawah 12 tahun oleh U.S. Food and Drug
Administration sampai saat ini.
 Prinsipnya terapi bedah pada obesitas (bedah bariatrik) ada dua, yang pertama adalah
untuk mengurangi asupan makanan (restriksi) atau memperlambat pengosongan
lambung, yang kedua mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat gastric
bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus
 Terapi bedah (bariatric surgery) dipertimbangkan jika remaja mengalami kegagalan
menurunkan berat badan setelah menjalani program yang terencana ≥ 6 bulan serta
memenuhi persyaratan antropometris, medis dan psikologis. Indikasi bedah bariatrik
pada remaja adalah superobes (sesuai definisi World Health Organization jika IMT
≥40), secara umum sudah mencapai maturitas tulang (umumnya perempuan ≥13
tahun dan lelaki ≥15 tahun. Dan menderita komplikasi obesitas yang hanya dapat
diatasi dengan penurunan berat badan.
Sumber: Sjarif DR, Gultom LC, Hendarto A, Lestari ED, Sidiartha IGL, Mexitalia M.
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan
Obesitas pada Anak dan Remaja. Edisi ke-1. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014
Perawatan Bertahap untuk Overweight dan Obesitas
Empat tahap pengobatan direkomendasikan, dengan progresi terhadap tahap pengobatan
didasari oleh usia remaja, perkembangan biologis, tingkat motivasi, status berat badan, dan
keberhasilan dengan tahap pengobatan sebelumnya.
Melanjutkan ke tahap pengobatan berikutnya mungkin disarankan jika kemajuan yang dibuat
tidak cukup untuk memperbaiki status berat badan atau mengatasi kondisi komorbiditas
setelah 3 sampai 6 bulan.
1) Tahap 1 cocok untuk remaja yang kelebihan berat badan tanpa kondisi komorbiditas
dan / atau SMR 4 atau kurang. Tahap pengobatan obesitas ini terdiri dari nutrisi umum
dan saran aktivitas fisik dan dapat diberikan oleh satu penyedia layanan kesehatan,
termasuk dokter, perawat, dan ahli diet yang memiliki pelatihan dalam manajemen berat
badan anak. Penurunan berat badan harus dipantau setiap bulan dan tidak melebihi 0.5
hingga 1 kg per minggu. Lakukan aktivitas fisik sedang hingga berat selama 1 jam setiap
hari. Batasi waktu layar harian tidak lebih dari 2 jam. Panduan untuk Tahap 1:
- Singkirkan televisi dan bentuk media layar lainnya dari kamar tidur.
- Konsumsi lima porsi buah dan sayuran per hari, tetapi batasi asupan jus.
- Batasi diluar rumah kecuali jam makan sekolah.
- Berpartisipasi dalam makan keluarga hampir setiap hari dalam seminggu.
- Makan minimal tiga kali sehari daripada sering mengemil.
- Makan dengan penuh perhatian, hanya saat lapar dan hanya sampai kenyang.
- Kurangi konsumsi sebagian besar makanan dan minuman padat energi dan
hilangkan konsumsi minuman yang dimaniskan dengan gula.
- Pilih ukuran porsi yang sesuai saat makan di rumah dan jauh dari rumah.
2) Tahap 2 mencakup konsep yang sama dengan Tahap 1, tetapi memberikan lebih banyak
struktur. Tahap pengobatan obesitas ini dapat diberikan oleh satu penyedia layanan
kesehatan dengan pelatihan dalam konseling motivasi. Namun, rujukan untuk layanan
tambahan seperti terapi fisik atau konseling mungkin diperlukan untuk beberapa remaja.
Perawatan tahap 2 dianggap berhasil jika pemeliharaan berat badan atau penurunan berat
badan hingga 1 kg per minggu tercapai. Penilaian kemajuan harus dipantau setiap bulan.
Panduan untuk Tahap 2:
- Pantau asupan makanan dan minuman melalui jurnal makanan dan olahraga harian
atau buku catatan.
- Tetapkan goal untuk makanan dan perubahan perilaku aktivitas fisik dan pantau
kemajuan menuju goal.
- Batasi waktu yang dihabiskan dengan media layar tidak lebih dari 60 menit per hari.
- Ikuti rencana makan terstruktur dengan waktu makan dan cemilan yang dijadwalkan.
- Rencanakan dan pantau aktivitas fisik untuk memastikan 60 menit aktivitas sedang
hingga berat tercapai setiap hari.
- Memperkuat perubahan gaya hidup yang sukses melalui penggunaan penghargaan
non-makanan yang sesuai dengan usia seperti tiket ke acara atau museum lokal,
perhiasan, pakaian, atau musik.

3) Tahap 3 lebih terstruktur daripada Tahap 2. Remaja dengan IMT pada atau di atas
persentil ke-99 untuk usia dan jenis kelamin dapat memulai pengobatan di Tahap 3.
Layanan pengobatan disediakan oleh tim multidisiplin yang mencakup dokter atau
praktisi perawat anak, seorang konselor ( psikolog atau pekerja sosial), ahli gizi / ahli gizi
terdaftar, dan ahli fisiologi olahraga atau terapis fisik. Perawatan tahap 3 dianggap
berhasil jika IMT tidak lagi melebihi persentil ke-85 untuk usia dan jenis kelamin;
Namun, penurunan berat badan harus dipantau agar tidak melebihi 1 kgper minggu. Jika
tidak ada perbaikan yang terlihat setelah 3 sampai 6 bulan, atau jika kondisi komorbiditas
memburuk, dianjurkan agar pengobatan dilanjutkan ke tahap 4. Panduan untuk Tahap 3:
- Program pengobatan disediakan setidaknya 50 jam dan idealnya lebih dari 70 jam
intervensi dalam 2 sampai 6 bulan.
- Komponen keluarga dan komponen khusus remaja ditawarkan.
- Rencana makan yang sangat terstruktur dibuat dan dipantau.
- Rencana aktivitas fisik yang sangat terstruktur dibuat dan dipantau.\
- Program modifikasi perilaku formal dilembagakan oleh seorang konselor, dengan
keterlibatan orang tua yang sesuai.
4) Perawatan Tahap 4 adalah layanan perawatan tersier dan disediakan untuk remaja yang
sangat gemuk atau mereka yang memiliki IMT pada atau di atas persentil ke-95 untuk
usia dan jenis kelamin dan memiliki komorbiditas signifikan yang memerlukan intervensi
bersama. Tahap pengobatan ini hanya tersedia dalam pengaturan klinis yang
mempekerjakan berbagai profesional kesehatan yang dilatih secara khusus dalam
manajemen perilaku dan medis obesitas pediatrik. Panduan untuk Tahap 4:
- Regimen diet intensif, seperti penggantian makanan, puasa dengan modifikasi hemat
protein, pengobatan oral
- Operasi bariatrik dapat digunakan

Masalah gizi pada pasien ini adalah obesitas dan pendek.


 Mengatasi obesitas
- menurunkan kalori intake dan meningkatkan aktivitas.
- Kalori sebaiknya dikurangi sebesar 500 supaya dapat terjadi kalori defisit.
- olahraga aerobik; berenang 3-5x seminggu selama 1 jam untuk penguatan otot dan
membakar kalori.
- Harus menumbuhkan motivasi dan target untuk mengurangi makan dan
mempertahnkan berat badan ideal menjadi sehat dan menghindari komplikasi
penyakit di kemudian hari
 Mengatasi tinggi badan
- konsumsi makanan kaya akan mineral kalsium, kalium, vitamin c, zinc. Contoh
makanan yang disarankan pada kasus : susu rendah lemak, keju, yoghurt, sayur hijau
(bayam), kacang-kacangan, ikan teri, timun, pisang, sawi, jeruk, brokoli, jamur.
Sumber: Mahan LK, Raymond JL. Krause’s food & the nutrition care process. 14th ed. St.
Louis, Missouri: Elsevier; 2017

Protein pada pertumbuhan


Protein adalah bahan penyusun kehidupan. Setiap sel dalam tubuh manusia mengandung
protein. Struktur dasar protein adalah rantai asam amino. Protein dibutuhkan untuk
membantu memperbaiki sel dan membuat sel baru. Protein juga penting untuk tumbuh
kembang anak-anak, remaja, dan wanita hamil. Vitamin B6 berperan penting pada
metabolism protein. Hampir semua asam amino membutuhkan setidaknya satu enzim yang
bergantung pada PLP (Pyridoxal phosphate) dalam metabolisme mereka. PLP adalah
koenzim untuk aminotransaminase yang mengkatalisis konversi reversibel asam amino
menjadi asam alfa keto yang sesuai dengan transfer simultan gugus amino untuk
menghasilkan PMP. Asam amino juga dapat dimodifikasi dengan reaksi dekarboksilasi dan
desulfurasi yang bergantung pada PLP. Metabolisme beberapa asam amino yang terlibat
dalam metabolisme satu karbon dikatalisasi oleh reaksi yang bergantung pada PLP, seperti
yang dijelaskan kemudian. Reaksi dekarboksilasi yang bergantung pada PLP penting dalam
biosintesis neurotransmiter (asam gamma aminobutirat, dopamin, dan norepinefrin),
termasuk konversi asam amino aromatik L menjadi neurotransmiter aktif (misalnya, konversi
triptofan menjadi serotonin).
Sumber: Sumber: Ross, A. Catharine; Caballero, Benjamin; Cousins, Robert J.; Tucker,
Katherine L.; Ziegler, Thomas R. Modern nutrition in health and disease. Lippincott Williams
& Wilkins; 2014
https://medlineplus.gov/ency/article/002467.htm#:~:text=Every%20cell%20in%20the
%20human,%2C%20teens%2C%20and%20pregnant%20women.
Vit D dalam pertumbuhan
Kekurangan vitamin D dapat berdampak negatif pada mineralisasi tulang selama masa kanak-
kanak, tetapi pada defisiensi berat (<15 ng / mL) meyebabkan beberapa penyakit seperti
rakhitis, suatu kondisi mengalami gangguan pertumbuhan karena kelainan bentuk tulang,
terutama yang berkaitan dengan tulang belakang, panggul dan ekstremitas bawah karena
apoptosis kondrosit lempeng pertumbuhan yang rusak dan mineralisasi matriks pada anak-
anak.
Menurut the Endocrine Society Practice Guidelines, pencegahan kekurangan vitamin D
dapat dilakukan dengan meningkatkan paparan sinar matahari, makan makanan kaya vitamin
D dan mengonsumsi suplemen vitamin D3 setiap hari dengan dosis 400 atau 600 IU / hari
tergantung pada usia pasien (kurang atau lebih dari 1 tahun). Mengenai terapi defisiensi
vitamin D (25 (OH) D <20 ng / dL), dosis anjuran untuk pasien usia 0-18 tahun adalah 2000
IU / hari selama 6 minggu dan dilanjutkan dengan dosis preventif. Sebagai alternatif, dosis
kumulatif vitamin D3 50.000 IU / minggu dapat ditawarkan kepada anak-anak hingga usia 6
tahun tanpa risiko toksisitas.

Sumber: Vitamin D: Production, Metabolism, and Mechanisms of Action


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK278935/

Mekanisme pertumbuhan dengan Kalsium


Kalsium tulang pada orang dewasa berubah rata-rata setiap 8 hingga 12 tahun, tetapi
pergantian tidak terjadi pada gigi. Renovasi tulang berlanjut sepanjang hidup. Dalam
mekanisme kalsium terhadap tulang osteoblast dan osteoklas memiliki peran penting.
Osteoklas penyerap tulang memulai proses ini dengan menempel pada permukaan tulang dan
kemudian mengekstrusi paket asam sitrat dan laktat (untuk melarutkan mineral tulang) dan
enzim proteolitik (untuk mencerna matriks organik). Kemudian, osteoblas pembentuk tulang
mensintesis tulang baru untuk menggantikan tulang yang terserap kembali. Biasanya, proses
ini digabungkan. Pembentukan tulang melebihi resorpsi selama pertumbuhan. Resorpsi
tulang melebihi pembentukan selama perkembangan osteoporosis. Osteoblas memiliki
reseptor untuk PTH, 1,25 (OH) 2 vitamin D, estrogen, dan prostaglandin E2. Osteoklas
memiliki reseptor untuk CT dan berbagai sitokin. Resorpsi tulang ditingkatkan oleh PTH dan
dihambat oleh CT.
Sumber: Sumber: Ross, A. Catharine; Caballero, Benjamin; Cousins, Robert J.; Tucker,
Katherine L.; Ziegler, Thomas R. Modern nutrition in health and disease. Lippincott Williams
& Wilkins; 2014
Jornal de Pediatria
https://www.lume.ufrgs.br/bitstream/handle/10183/56428/000690596-02.pdf?sequence=2

4. Silakan dibuat anjuran menu menurut Saudara?


Perencanaan kalori yg akan diberikan = 2831,21 – 200 = 2.631,21 kkal
 Protein 20% x 2631,21/ 4 = 131.56 g/ hari
 Lemak 25 % x 2631.21 /9 = 73.08 g/ hari
 KH 55% x 2631,21/4 = 361,79 g/ hari

Makan Pagi
Energi: 30% x 2631,21= 789,363 kkal
Protein :30% x 131,56 = 39,47 g
Lemak : 30% x 73,08 g = 21,92 g
Karbohidrat : 30% x 361,79 g = 108,54 g
Menu pagi: nasi merah dengan lauk ikan kakap goreng dan sayur bayam bening

Fosfo Akt. Thiami Askorb Vita


Bahan Berat Enegi Prot Lemak KH Ca Besi min
URT r Retinol ne at
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g) (mg) (mg) D
(mg) (mcg) (mg) (mg) (IU)
Beras
2 centong 100 353 8,2 1,9 75,7 16 243 3 0 0,31 0 0
merah
1
Bayam 100 45 3,5 0,5 6,5 267 67 3,9 1827 0,08 60 0
mangkok
Ikan 1 potong
100 86 20 0,7 0 20 200 1 9 0,05 0 408
kakap (ekor)
Minyak
1 sdm 10 88,6 0,1 9,8 0 0,45 0 0 0 0 0
kelapa
Telur 1 butir 60 94,8 7,68 6,9 0,42 32,4 108 1,62 162 0,06 0 24
TOTAL 667,4 39,48 19,8 82,42 335,85 618 9,52 1998 0,5 60 432

Selingan pagi:
Energi : 5% x 2631.21 = 131.56 kkal
Protein : 5 % x 131,56 g = 6.578 g
Lemak: 5% x 73,08g = 3,65 g
Karbohidrat : 5% x 361,79g = 18.09 g

Menu : Susu non fat, belimbing


Bahan Makanan URT Bera Ene Prot Lemak KH Ca Fosfo Besi Akt. Thiamin Askorb Vita
min
t (g) gi (g) (g) (g) (mg) r (mg) Retinol e at
D
(kk (IU)
(mg) (mcg) (mg) (mg)
al)
Susu non-fat
(dengan 1 gelas
200 110 6 0 21 600 175 2 375 0,3 15 96
fortifikasi belimbing
vitamin D)
Belimbing ½ buah 75 30 0,3 0,3 6,6 3 9 0,82 37,5 0,02 26,25 0
TOTAL 140 6,3 0,3 27,6 603 184 2,82 412,5 0,32 41,25 96

Makan siang 30 %
Energi : 30% x 2631.21 = 789.36 kkal
Protein : 30 % x 131.56 = 39.47 g
Lemak: 30% x 73.08 = 21.924 g
Karbohidrat : 30% x 361,79 = 108.54 g

Menu : Nasi putih + Tumis buncis + Ayam tim + Telur goreng

Bahan URT Berat E (kkal) P L KH Ca Fosfor besi Akt. Thiamin Askor Vit.D
makana (g) Retinol e (mg) bat
n (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (IU)
(mcg)

Beras 2 centong 100 349 6.8 0.7 78.9 10 140 0.8 0 0.12 0 0
giling

Buncis 1 mangkok 100 42 1.4 0.2 7.6 65 44 1,1 189 0,08 19 0

Ayam 1 potongan 100 95 18.2 2.5 0 14 20 1.5 243 0.08 0 9

Telur 1 butir 60 79 6.4 5.75 0.35 27 90 1.35 135 0.05 0 24

Minyak 1 sdm 10 88.6 0.1 9.8 0 0.3 0 0 0 0 0 0

Pepaya 1 juring 100 52 0.5 0 12.4 23 12 1.7 110 0.04 78 0

Total 705.6 33.4 21.25 99.25 139.3 486 4.85 677 0.37 97 33

Selingan sore

Energi : 5% x 2631.21 = 131.56 kkal

Protein : 5 % x 131,56 g = 6.578 g


Lemak: 5% x 73,08g = 3,65 g

Karbohidrat : 5% x 361,79g = 18.09 g

Menu : Yoghurt + Pisang

Bahan URT Berat E P L KH Ca Fosfo besi Akt. Thiami Asko Vit.D


makana (g) (kkal) r Retinol ne rbat
n (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (IU)
(mg) (mcg)

Yoghrt 1 cup 100 52 3.3 2.5 4 120 90 0.1 22 0.04 0 80

Pisang 1 buah 100 110 1.2 0.2 17 10 26 0.6 23 0.08 3 0


ambun

Total 162 4.5 2.7 21 130 116 0.7 45 0.12 3 80

Menu malam (25%)

Energi: 25% x 2631,21 = 657,80 kkal

Protein: 25% x 526,24 / 4 = 32,89 g

Lemak: 25% x 789,36 / 9 = 21,93 g

Karbohidrat : 25% x 1315,6 / 4 = 82,23 g

Menu: Nasi putih, sup (macaroni, jagung muda, buncis dan wortel), ikan bandeng goreng,
apel

Bahan URT Berat Enegi Prot Lemak KH Ca Fosfor Besi Akt. Thiamin Askorbat Vit. D
Makanan (g) Retinol e (IU)
(kkal) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg) (mg)
Beras 2 centong 100 349 6,8 0,7 78,9 10 140 0,8 0 0,12 0 0
giling
Makaroni 1sdm 20 70,6 1,74 0,08 15,74 4 16 0,06 - 0,02 0 0
Jagung 2 sdm 20 29,8 0,82 0,26 6,06 1 21,6 0,22 14 0,036 1,8 0
muda
Buncis 3 sdm 30 12,6 0,42 0,06 2,28 19,5 13,2 0,33 56,7 0,024 5,7 0
Wortel 3 sdm 30 13,8 0,36 0,09 2,85 2,85 11,1 0,24 1080 0,018 1,8 0
Ikan 1 potong 40 49,2 8 1,92 0 8 60 0,8 18 0,02 0 -
Bandeng
Minyak 1 sdm 10 88,6 0,1 9,8 0 0,45 0 0 0 0 0 0
kelapa
Apel 1 buah 120 76,8 0,36 0,48 17,88 7,2 12 0,36 32,4 0,048 6 0
TOTAL     690,4 18,6 13,39 123,71 53 273,9 2,81 1201,1 0,286 15,3 0

Menu Selingan Malam: Jambu biji

Energi : 5% x 2631.21 = 131.56 kkal

Protein : 5 % x 131,56 g = 6.578 g

Lemak: 5% x 73,08g = 3,65 g

Karbohidrat : 5% x 361,79g = 18.09 g

Akt. Thia Askorb Vit. D


Bahan Berat Enegi Prot Lemak KH Ca Fosfor Besi
URT Retinol mine at (IU)
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg)
(mcg) (mg) (mg)
1 buah
Jambu biji 250 137,5 2,25 0,75 25 35 70 2,75 17,5 0,05 237,5 0
sedang

Total Anjuran Menu

Vit
Protei Lemak Kalsium Fosfor Retinol Thiami Askorba
Berat (g) Energi (kkal) KH (g) Besi (mg) D
n (g) (g) (mg) (mg) (mcg) n (mg) t (mg)
(IU)
Menu Pagi 667,4 39,48 19,8 82,42 335,85 618 9,52 1998 0,5 60 432

Selingan 1 140 6,3 0,3 27,6 603 184 2,82 412,5 0,32 41,25 96

Menu Siang 705.6 33.4 21.25 99.25 139.3 486 4.85 677 0.37 97 33
Selingan 2 162 4.5 2.7 21 130 116 0.7 45 0.12 3 80
Menu 690,4 18,6 13,39 123,71 53 273,9 2,81 1201,1 0,286 15,3 0
Malam

Selingan 3 137.5 2.25 0.75 25 35 70 2.75 17.5 0.05 237.5 0


Total 2502.9 104.53 58.19 378.98 1296.15 1747.9 23.45 4351.1 1.646 454.05 639

SEKARANG Analisis Asp Kebutuhan SELISIH

KALORI 2245,21 1980,01 +265,2

PROTEIN 87,59 87,42 +0,17

LEMAK 87,8 77,71 +10,09

KH 368,06 320,54 +47,52

Rencana penurunan asupan makan 200 kkal = 2831,21 – 200 = 2631,21 kkal

RENCANA Analisis Asp Kebutuhan SELISIH


KALORI 2502.9 2631,21 - 128.31

PROTEIN 104.53 131,56 - 27.03

LEMAK 58.19 73,08 - 14.89

KH 378.98 361,79 +17.19

Anda mungkin juga menyukai