Nama :
3. Edward Edwin (406192018)
6. Priska Amanda Kalew (406192044)
9. Adenia Larasati (406192079)
10. Ratna Aulia Fitriani (406192082)
14. Liuca Defender (406192086)
17. Cathlin Soeyanto (406192089)
21. Devanie (406192112)
23. Monica Handojo Putri (406192114)
Remaja putri berusia 14 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan mau menurunkan berat
badan. Ia sudah mengatur dietnya sejak beberapa bulan yang lalu tapi tidak turun juga. Berat
badan sekarang 67kg, TB 145cm. Di sekolah Ia hanya melakukan olah raga pada waktu jam
pelajaran olah raga selama 90 menit/minggu.
Bahas:
1. Bagaimana status gizi dan adakah masalah gizi pada remaja perempuan ini?
2. Bagaimana status gizi anak perempuan ini dan mengapa bisa terjadi seperti keadaan
sekarang ini (cari faktor penyebabnya)?
3. Bagaimana mengatasi masalah gizi pada remaja ini berikan urainan dan tahapannya sesuai
apa yang saudara ketahui berdasarkan teori. ?
4. Silakan dibuat anjuran menu menurut Saudara?
1. BB/U = 67/50 x 100% = 134% = BB lebih
TB/U = 145/160 x 100% = 90.63% = Tinggi normal
BB/TB = 67/36 x 100% = 186% = Obesitas
IMT = BB/TB2 = 67/(1.45)(1.45) = 31.86 kg/m2 = Obesitas
Masalah gizi: Obesitas
TB/U
TB aktual
IMT
sekarang
IMT /U
Status gizi:
Obesitas dengan perawakan pendek
2. Bagaimana status gizi anak perempuan ini dan mengapa bisa terjadi seperti keadaan
sekarang ini (cari faktor penyebabnya)?
1. REE sekarang
Kebutuhan makronutrien:
Bahan UR Ber Ener P L K Kalsiu Fosf Besi Vit Vit Asam Vit D Zinc
Makana T at gi (g (g (g m or (mg) A B1 askor (mg)
n (G) (kkal ) ) ) (mg) (mg) (mcg (m bat (IU)
) ) g) (mg)
Bahan URT B Energ P L K Kalsi Fosf Bes Akt. Thi Asam Vit D Zinc
Makana er i (g) (g) (g) um or i(m Retin ami askor
n at (kkal) (mg) (mg g) ol ne bat (IU) (mg)
(G ) (mcg) (mg (mg)
) )
Telur 2 btr 10 158 12, 11, 0,7 54 180 0 270 0,1 2,7 50 3
Rebus 0 8 5 0
Sawi ½ 50 14,5 1,15 0,15 2,1 110 19 51 970 0,04 1,4 0 0,1
hijau man 5 5
rebus gko
k
Subtota
l - - 247 19,2 14,1 19,3 227 244,5 51 124 0,18 4,6 50 4.4
1 6 8 0 7 3
Yogurt 1 200 104 6.6 5 8 240 180 0 44 0.0 0.2 94,11 0.4
plain gelas 8
(200c
c)
Pisang 2 bh 200 196 2.4 0.4 45, 16 56 20 258 0,0 1.2 0 0.4
sedan g 6 8
g
Subtota 300 9 5,4 53, 256 236 20 302 0,1 1,4 94,11 0.6
l 6 6
Malam : nasi 1 piring dengan 2 buah susis panggang ukuran sedang, tahu isi goreng 2 potong
ukuran sedang, tumis kangkung 1 mangkok sedang (hanya kangkung)
Subtota - - 952,5 42 48, 16 367,6 515,7 34,5 2070 7,1 6,64 28.1 6.11
l 6 ,3 03 9,0 2 4 59 4 6
5 7
Selingan malam :1 gelas Jus alpukat dengan susu coklat manis 3 sdm dan biscuit regal 5
keping.
Bahan URT Ber Energ P L K Ca Fosfo Askor Akt. Thi Fe Vit Zinc
Makana at i (g) (g) (g) (mg r bat(m retino ami (mg D (mg
n (G) (kkal) ) (mg) g) l(mcg ne ) (IU) )
) (mg
)
Alpukat 1 bh 150,1 1,4 10, 12, 16, 32,64 21,22 88,13 0,0 1,47 0 0.65
(200cc 16 1 69 44 4 32 8
) 3,2
Susu 3 SM 30 102.9 2.4 2.3 0.1 82. 86.7 0.3 36 0.0 0.06 1.6 0.3
kental g 6 7 2 5 15
manis
Subtota 365.5 6,4 15. 32. 103 119.3 21.52 124.1 0.0 1.53 1.6 0.95
l 1 29 31 52 .02 4 3 95
Bahan URT Bera Energ P L K (g) Kals Fosf Ask Akt. Thi Fe Vit Zinc
Makana t (G) i (g (g) ium or orba retino ami (mg D
n (kkal) ) (mg) (mg t l ne ) (IU)
) (mg (mcg) (mg
) )
Ice 1 cup 100 142 4 3,5 23,6 123 99 1 - 0,0 0,1 8 0.7
cream kecil 4
2831,2 87, 87 368, 1688, 1409, 153,02 3790,1 8,04 36,304 198,47 13.84
1 59 ,8 06 64 58 3
Faktor Keluarga
Faktor pola makan pasien yang mungkin dipengaruhi oleh pola makan keluarga
Faktor sosio-ekonomi keluarga yang mungkin kurang mampu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi yang baik bagi pasien
Faktor psikososial
Contohnya anak-anak berupaya menghabiskan makanannya sebagai simbol kasih sayang
pada ibunya, sedangkan remaja cenderung makan lebih banyak apabila mereka tegang atau
cemas
3. Bagaimana mengatasi masalah gizi pada remaja ini berikan urainan dan tahapannya sesuai
apa yang saudara ketahui berdasarkan teori?
Jawab:
1) Pola makan yang benar
Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) merupakan
prinsip pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih bertumbuh dan
berkembang dengan metode food rules, yaitu:
- Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang terjadwal
(camilan diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih di antara jadwal
makan utama dan camilan, serta lama makan 30 menit/kali
- Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan
tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh anak
- Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori yang
diperoleh dari hasil perkalian antara kebutuhan kalori berdasarkan RDA menurut
height age dengan berat badan ideal menurut tinggi badan
Sebagai alternatif pilihan jenis makanan dapat menggunakan the traffic light diet dan
satuan bahan makanan penukar. The traffic light diet terdiri dari green food yaitu
makanan rendah kalori (<20 kalori per porsi) dan lemak yang boleh dikonsumsi
bebas, yellow food artinya makanan rendah lemak namun dengan kandungan kalori
sedang yang boleh dimakan namun terbatas, dan red food yaitu mengandung lemak
dan kalori tinggi agar tidak dimakan atau hanya sekali dalam seminggu. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengaturan kalori dengan metode food rules, yaitu:
- Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal.
- Pengurangan kalori berkisar 200–500 kalori sehari dengan target penurunan berat
badan 0,5 kg per minggu. Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai kira-
kira 20% di atas berat badan ideal atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah
karena pertumbuhan linier masih berlangsung
- Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak30%, dan protein
cukup untuk tumbuh kembang normal (15-20%). Bentuk dan jenis makanan harus
dapat diterima anak, serta tidak dipaksa mengonsumsi makanan yang tidak disukai
- Diet tinggi serat dapat membantu pengaturan berat badan melalui jalur intrinsik,
hormonal dan colonic. Ketiga mekanisme tersebut selain menurunkan asupan
makanan akibat efek serat yang cepat mengenyangkan (meskipun kandungan
energinya rendah) serta mengurangi rasa lapar, juga meningkatkan oksidasi lemak
sehingga mengurangi jumlah lemak yang disimpan. Pada anak di atas 2 tahun
dianjurkan pemberian serat dengan rumus (umur dalam tahun + 5) g per hari.
2) Pola aktivitas fisik yang benar
Aerobik dengan intensitas sedang: jalan cepat, bersepeda, bermain basket (setiap
hari selama 60 menit atau lebih)
Aerobik dengan intensitas bugar: lompat tali, berlari, menari, senam, berenang
(paling sedikit 3x dalam 1 minggu)
Penguatan otot: push-up, bermain tarik tambang, sit up, olahraga resistans (paling
sedikit 3x dalam 1 minggu)
Penguatan tulang: lompat tali, berlari, senam, bermain bola basket / voli (minimal
3x dalam 1 minggu)
3) Modifikasi perilaku
Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan metode food rules diantaranya adalah:
Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisis,
serta mencatat perkembangannya
Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi
diusahakan untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus
makan. Orangtua diharapkan dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang
dapat merangsang keinginan untuk makan
Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan
yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian
terhadap keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya, misalnya
makan makanan menu baru yang sesuai dengan program gizi yang diberikan, berat
badan turun, dan mau melakukan olahraga
Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi rencana
bepergian atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk makan terlalu
banyak, yaitu dengan memilih makanan yang berkalori rendah atau mengimbanginya
dengan melakukan latihan tambahan untuk membakar energy
4) Peran keluarga, teman, dan guru
Peran orangtua dalam mengobati anak sangat efektif dalam penurunan berat badan
atau keberhasilan pengobatan.
Orangtua menyediakan nutrisi yang seimbang sesuai dengan metode food rules.
Seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku
makan dan aktivitas yang mendukung keberhasilan anak, serta menjadi bagian dari
keseluruhan program komprehensif tersebut.
Guru dan teman sekolah juga diharapkan ikut mendukung tata laksana obesitas,
misalnya memberikan pujian bila anak yang gemuk berhasil mengikuti program diet
atau menurunkan berat badannya, dan sebaliknya tidak mengejek anak gemuk.
5) Terapi intensif
Diterapkan pada obesitas anak dan remaja yang disertai penyakit penyerta dan tidak
memberikan respons pada terapi konvensional. Terapi intensif terdiri dari diet
berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.
Terapi diet berkalori sangat rendah diindikasikan jika berat badan >140% BB Ideal
(superobesitas).
Secara umum farmakoterapi untuk obesitas dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
penekan nafsu makan misalnya sibutramin, penghambat absorbsi zat-zat gizi
misalnya orlistat, dan kelompok lain-lain termasuk leptin, octreotide, dan metformin.
Belum tuntasnya penelitian tentang efek jangka panjang penggunaan farmakoterapi
obesitas pada anak, menyebabkan belum ada satupun farmakoterapi tersebut diatas
yang dijinkan pemakaiannya pada anak di bawah 12 tahun oleh U.S. Food and Drug
Administration sampai saat ini.
Prinsipnya terapi bedah pada obesitas (bedah bariatrik) ada dua, yang pertama adalah
untuk mengurangi asupan makanan (restriksi) atau memperlambat pengosongan
lambung, yang kedua mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat gastric
bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus
Terapi bedah (bariatric surgery) dipertimbangkan jika remaja mengalami kegagalan
menurunkan berat badan setelah menjalani program yang terencana ≥ 6 bulan serta
memenuhi persyaratan antropometris, medis dan psikologis. Indikasi bedah bariatrik
pada remaja adalah superobes (sesuai definisi World Health Organization jika IMT
≥40), secara umum sudah mencapai maturitas tulang (umumnya perempuan ≥13
tahun dan lelaki ≥15 tahun. Dan menderita komplikasi obesitas yang hanya dapat
diatasi dengan penurunan berat badan.
Sumber: Sjarif DR, Gultom LC, Hendarto A, Lestari ED, Sidiartha IGL, Mexitalia M.
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan
Obesitas pada Anak dan Remaja. Edisi ke-1. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014
Perawatan Bertahap untuk Overweight dan Obesitas
Empat tahap pengobatan direkomendasikan, dengan progresi terhadap tahap pengobatan
didasari oleh usia remaja, perkembangan biologis, tingkat motivasi, status berat badan, dan
keberhasilan dengan tahap pengobatan sebelumnya.
Melanjutkan ke tahap pengobatan berikutnya mungkin disarankan jika kemajuan yang dibuat
tidak cukup untuk memperbaiki status berat badan atau mengatasi kondisi komorbiditas
setelah 3 sampai 6 bulan.
1) Tahap 1 cocok untuk remaja yang kelebihan berat badan tanpa kondisi komorbiditas
dan / atau SMR 4 atau kurang. Tahap pengobatan obesitas ini terdiri dari nutrisi umum
dan saran aktivitas fisik dan dapat diberikan oleh satu penyedia layanan kesehatan,
termasuk dokter, perawat, dan ahli diet yang memiliki pelatihan dalam manajemen berat
badan anak. Penurunan berat badan harus dipantau setiap bulan dan tidak melebihi 0.5
hingga 1 kg per minggu. Lakukan aktivitas fisik sedang hingga berat selama 1 jam setiap
hari. Batasi waktu layar harian tidak lebih dari 2 jam. Panduan untuk Tahap 1:
- Singkirkan televisi dan bentuk media layar lainnya dari kamar tidur.
- Konsumsi lima porsi buah dan sayuran per hari, tetapi batasi asupan jus.
- Batasi diluar rumah kecuali jam makan sekolah.
- Berpartisipasi dalam makan keluarga hampir setiap hari dalam seminggu.
- Makan minimal tiga kali sehari daripada sering mengemil.
- Makan dengan penuh perhatian, hanya saat lapar dan hanya sampai kenyang.
- Kurangi konsumsi sebagian besar makanan dan minuman padat energi dan
hilangkan konsumsi minuman yang dimaniskan dengan gula.
- Pilih ukuran porsi yang sesuai saat makan di rumah dan jauh dari rumah.
2) Tahap 2 mencakup konsep yang sama dengan Tahap 1, tetapi memberikan lebih banyak
struktur. Tahap pengobatan obesitas ini dapat diberikan oleh satu penyedia layanan
kesehatan dengan pelatihan dalam konseling motivasi. Namun, rujukan untuk layanan
tambahan seperti terapi fisik atau konseling mungkin diperlukan untuk beberapa remaja.
Perawatan tahap 2 dianggap berhasil jika pemeliharaan berat badan atau penurunan berat
badan hingga 1 kg per minggu tercapai. Penilaian kemajuan harus dipantau setiap bulan.
Panduan untuk Tahap 2:
- Pantau asupan makanan dan minuman melalui jurnal makanan dan olahraga harian
atau buku catatan.
- Tetapkan goal untuk makanan dan perubahan perilaku aktivitas fisik dan pantau
kemajuan menuju goal.
- Batasi waktu yang dihabiskan dengan media layar tidak lebih dari 60 menit per hari.
- Ikuti rencana makan terstruktur dengan waktu makan dan cemilan yang dijadwalkan.
- Rencanakan dan pantau aktivitas fisik untuk memastikan 60 menit aktivitas sedang
hingga berat tercapai setiap hari.
- Memperkuat perubahan gaya hidup yang sukses melalui penggunaan penghargaan
non-makanan yang sesuai dengan usia seperti tiket ke acara atau museum lokal,
perhiasan, pakaian, atau musik.
3) Tahap 3 lebih terstruktur daripada Tahap 2. Remaja dengan IMT pada atau di atas
persentil ke-99 untuk usia dan jenis kelamin dapat memulai pengobatan di Tahap 3.
Layanan pengobatan disediakan oleh tim multidisiplin yang mencakup dokter atau
praktisi perawat anak, seorang konselor ( psikolog atau pekerja sosial), ahli gizi / ahli gizi
terdaftar, dan ahli fisiologi olahraga atau terapis fisik. Perawatan tahap 3 dianggap
berhasil jika IMT tidak lagi melebihi persentil ke-85 untuk usia dan jenis kelamin;
Namun, penurunan berat badan harus dipantau agar tidak melebihi 1 kgper minggu. Jika
tidak ada perbaikan yang terlihat setelah 3 sampai 6 bulan, atau jika kondisi komorbiditas
memburuk, dianjurkan agar pengobatan dilanjutkan ke tahap 4. Panduan untuk Tahap 3:
- Program pengobatan disediakan setidaknya 50 jam dan idealnya lebih dari 70 jam
intervensi dalam 2 sampai 6 bulan.
- Komponen keluarga dan komponen khusus remaja ditawarkan.
- Rencana makan yang sangat terstruktur dibuat dan dipantau.
- Rencana aktivitas fisik yang sangat terstruktur dibuat dan dipantau.\
- Program modifikasi perilaku formal dilembagakan oleh seorang konselor, dengan
keterlibatan orang tua yang sesuai.
4) Perawatan Tahap 4 adalah layanan perawatan tersier dan disediakan untuk remaja yang
sangat gemuk atau mereka yang memiliki IMT pada atau di atas persentil ke-95 untuk
usia dan jenis kelamin dan memiliki komorbiditas signifikan yang memerlukan intervensi
bersama. Tahap pengobatan ini hanya tersedia dalam pengaturan klinis yang
mempekerjakan berbagai profesional kesehatan yang dilatih secara khusus dalam
manajemen perilaku dan medis obesitas pediatrik. Panduan untuk Tahap 4:
- Regimen diet intensif, seperti penggantian makanan, puasa dengan modifikasi hemat
protein, pengobatan oral
- Operasi bariatrik dapat digunakan
Makan Pagi
Energi: 30% x 2631,21= 789,363 kkal
Protein :30% x 131,56 = 39,47 g
Lemak : 30% x 73,08 g = 21,92 g
Karbohidrat : 30% x 361,79 g = 108,54 g
Menu pagi: nasi merah dengan lauk ikan kakap goreng dan sayur bayam bening
Selingan pagi:
Energi : 5% x 2631.21 = 131.56 kkal
Protein : 5 % x 131,56 g = 6.578 g
Lemak: 5% x 73,08g = 3,65 g
Karbohidrat : 5% x 361,79g = 18.09 g
Makan siang 30 %
Energi : 30% x 2631.21 = 789.36 kkal
Protein : 30 % x 131.56 = 39.47 g
Lemak: 30% x 73.08 = 21.924 g
Karbohidrat : 30% x 361,79 = 108.54 g
Bahan URT Berat E (kkal) P L KH Ca Fosfor besi Akt. Thiamin Askor Vit.D
makana (g) Retinol e (mg) bat
n (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (IU)
(mcg)
Beras 2 centong 100 349 6.8 0.7 78.9 10 140 0.8 0 0.12 0 0
giling
Total 705.6 33.4 21.25 99.25 139.3 486 4.85 677 0.37 97 33
Selingan sore
Menu: Nasi putih, sup (macaroni, jagung muda, buncis dan wortel), ikan bandeng goreng,
apel
Bahan URT Berat Enegi Prot Lemak KH Ca Fosfor Besi Akt. Thiamin Askorbat Vit. D
Makanan (g) Retinol e (IU)
(kkal) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg) (mg)
Beras 2 centong 100 349 6,8 0,7 78,9 10 140 0,8 0 0,12 0 0
giling
Makaroni 1sdm 20 70,6 1,74 0,08 15,74 4 16 0,06 - 0,02 0 0
Jagung 2 sdm 20 29,8 0,82 0,26 6,06 1 21,6 0,22 14 0,036 1,8 0
muda
Buncis 3 sdm 30 12,6 0,42 0,06 2,28 19,5 13,2 0,33 56,7 0,024 5,7 0
Wortel 3 sdm 30 13,8 0,36 0,09 2,85 2,85 11,1 0,24 1080 0,018 1,8 0
Ikan 1 potong 40 49,2 8 1,92 0 8 60 0,8 18 0,02 0 -
Bandeng
Minyak 1 sdm 10 88,6 0,1 9,8 0 0,45 0 0 0 0 0 0
kelapa
Apel 1 buah 120 76,8 0,36 0,48 17,88 7,2 12 0,36 32,4 0,048 6 0
TOTAL 690,4 18,6 13,39 123,71 53 273,9 2,81 1201,1 0,286 15,3 0
Vit
Protei Lemak Kalsium Fosfor Retinol Thiami Askorba
Berat (g) Energi (kkal) KH (g) Besi (mg) D
n (g) (g) (mg) (mg) (mcg) n (mg) t (mg)
(IU)
Menu Pagi 667,4 39,48 19,8 82,42 335,85 618 9,52 1998 0,5 60 432
Selingan 1 140 6,3 0,3 27,6 603 184 2,82 412,5 0,32 41,25 96
Menu Siang 705.6 33.4 21.25 99.25 139.3 486 4.85 677 0.37 97 33
Selingan 2 162 4.5 2.7 21 130 116 0.7 45 0.12 3 80
Menu 690,4 18,6 13,39 123,71 53 273,9 2,81 1201,1 0,286 15,3 0
Malam
Rencana penurunan asupan makan 200 kkal = 2831,21 – 200 = 2631,21 kkal