Blok Kardiovaskular
Kristo Hadi Audric Sugiaman
405150059
Kelompok 10
Learning Issues
1. Hipertensi
2. Gagal Jantung
3. Cor Pulmonale
LI 1 : Hipertensi
• Suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah (TD)
meningkat diatas TD yang disepakati normal
• TD terbentuk dari interaksi antara aliran darah dan tahanan pembuluh
darah perifer
Patofisiologi
1. Susunan saraf otonom
• Aktivitas saraf simpatis (adrenergic) meningkat menyebabkan TD
meningkat.
• Hal ini disebabkan karena ketokolamin dlm darah meningkat,
adrenalin dan noradrenalin yang merupakan ketokolamin utama
dalam tubuh merangsang adrenoseptor-β1 di jantung meningkatkan
CO, juga merangsang adrenoseptor-α1 di arteri menyebabkan
vasokonstriksi.
Patofisiologi
2. Otoregulasi perifer
• Pada keadaan normal, tubuh memiliki volume-pressure adaptive
mechanism dari ginjal yg mempertahankan TD tetap normal
• Apabila TD turun, maka ginjal akan menahan lebih banyak garam dan
air utk meningkatkan TD, demikian pula sebaliknya
• Apabila sistem ini terganggu, maka akan terjadi lebih banyak darah
mengalir dlm sirkulasi. Hal ini akan merangsang proses otoregulasi di
jar local menyebabkan arteriole berkontraksi
• Apabila keadaan ini berlangsung lama akan terjadi penebalan dan
kekakuan dinding arteriol selanjutnya terjadi peningkatan resistensi
perifer yg menyebabkan TD meningkat
Patofisiologi
3. Mekanisme hormonal dan vasopressor
• Sistem renin angiotensin aldosterone (RAA) ikut berkontribusi pd
homeostasis TD
• Ang-II mempunyai efek : a). merangsang angiotensin reseptor (AT-1)
pada dinding arteri menyebabkan vasokonstriksi b). Meningkatkan
pelepasan adrenalin c). Meningkatkan sekresi aldosterone dari
kelenjar adrenal d). Merangsang hipertofi dinding arteri dan
miokardioum
Patofisiologi
4. Kerusakan endotel
Kerusakan endotel dihubungna dengan adanya radikal bebas dan
mikroinflamasi
Radikal bebas menyebabkan penurunan bioavabilitas NO sehingga
terjadi gangguan relaksasi vascular, sebaliknya terjadi peningkatan
reaktivitas kontraktil vascular
Kerusakan endotel selanjutnya menyebabkan remodeling vascular dan
penurunan compliance yg akhirnya meningkatkan resistensi perifer
Penemuan klinis dan diagnosis
• Pada HT primer yg belum mengalami komplikasi, pasien biasanya
tidak bergejala atau hanya mengeluh sakit kepala dan tegang di
belakang leher.
• Apabila sudah terjadi kerusakan organ target barulah timbul gejala
sesuai organ yg terganggu
• Pada pemeriksaan fisis dan foto toraks ditemukan kardiomegali. Pada
EKG atau ekokardiografi tampak tanda left ventricular hypertrophy
(LVH). Edema dapat terjadi pada mereka yg telah terjadi gagal
jantung, atau yg mengalami gangguan fungsi ginjal dimana hasil
pemeriksaan lab mungkin ditemukan peningkatan ureum dan
kreatinin atau proteinuria dan hematuria
The joint national committee (JNC) on prevention, detection,
evaluation, and treatment of high blood pressure sejak 1976 setiap 5-6
tahun membuat pedoman mengenai diagnosis, klasifikasi dll (saat ini
sudah ada JNC 8).
Akan tetapi laporan tsb terlalu panjang dan kadang tidak terarah
membuat pembaca tidak dapat cepat mengambil tindakan dlm
penanganan pasien hipertensi.
Canadian Hypertension
Education Program
Recommendation
• Canadian Hypertension Education Program Recommendation
memiliki cara sederhana utk menentukan penderita HT yg perlu
diobati :
A. Pasien yg pada kunjungan pertama memiliki TD >180/100 mmHg,
atau TD <180/100mmHg namun sudah terjadi kerusakan target
organ atau pada mereka yg digolongkan HT emergensi atau urgensi
maka penderita tersebut sudah dapat didiagnosis sebagai HT dan
langsung dilakukan pengobatan
Canadian Hypertension
Education Program
Recommendation
B. Pasien yg pada kunjungan pertama memiliki TD 140-170/90-109
mmHg, tidak ada riwayat HT sebelumnya, maka dianjurkan diit
rendah garam dan merubah pola hidup, kemudian dilakukan
pengukuran ulang.
Pada kunjungan berikutnya ternyata TD meningkat, maka penderita
ini sudah padat didiagnosis sbg HT dan diberi pengobatan.
Apabila pada kunjungan kedua TD menurun, dilakukan follow-up.
Pada kunjungan ketiga apabila TD meningkat dari sebelumnya, atau
memiliki TD >140/90 mmHg, maka dapat didiagnosis sebagai HT
dan diberi pengobatan
Klasifikasi Hipertensi
berdasarkan etiologi
A. Hipertensi primer (essensial)
95% penderita HT tergolong HT primer
1. Hiperaktif susunan saraf adrenergic : biasanya penderita umur
muda dg gejala takikardi & peningkatan cardiac output
2. Kelainan pertumbuhan pd sistem kardiovaskular dan ginjal : HT
terjadi krn peningkatan resistensi perifer akibat elastisitas arteri
berkurang dan kurang berkembangnya mikrosirkulasi
3. Gangguan natriuresis : pada org normal, natriuresis terjadi sebagai
respon dari peningkatan TD. Pada pasien HT, homeostasis ini
terganggu
Klasifikasi Hipertensi
berdasarkan etiologi
4. Gangguan sistem RAA : peningkatan sekresi renin scr cepat
mengkonversi angiotensinogen menjadi Ang-I, Ang-I kemudian oleh
ACE dikonversi menjadi Ang-II, suatu peptide yg memiliki efek
vasokonstriksi
5. Gangguan pertukaran ion positif : gangguan pertukaran Na+ dan K+
menyebabkan Na+ dan Ca++ intraselular meningkat, akibatnya
terjadi vasokonstriksi
6. Lain2 : obesitas, konsumsi diit tinggi natrium, konsumsi alcohol
berlebihan, merokok, penggunaan NSAID, dan sindrom metabolik
Klasifikasi Hipertensi
berdasarkan etiologi
B. Hipertensi Sekunder
1. Genetik
2. Penyakit parenhim ginjal
3. Hipertensi renovaskular
4. Hiperaldosteosime primer
5. Sindrom cushing
6. Feokromositoma
7. Coartasio aorta
8. Penggunaan estrogen : telah dilaporkan bhw wanita yg menggunakan
kontasepsi terutama umur >35 th dan obes terjadi peningkatan TD.
Disebabkan adanya volume expansion akibat peningkatan sintesis renin
substrat dari hepar yg selanjutnya meningkatkan aktivitas sistem RAA
Klasifikasi Hipertensi
berdasarkan TD
• The seventh report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)
membagi HT menjadi :
Tekanan darah (mmHg)
Klasifikasi
Sistolik Diastolik
Patofisiologi Laplace
(+)
↑ Regangan dinding ventrikel
(+)
Dilatasi Hipertrofi
↓ Kontraktilitas Hukum
(-) Starling
↑ After load
↓ Curah jantung ↑ Volume
pengisian
↓ Tekanan darah ventrikel
↓ Volume darah arteri (+)
Mekanisme kompensasi
(-)
↑ Simpatis, ↑ sistem RAA,
↑ Aldosteron, ↑ ADH ↑ Preload
Niederman, M. Cardiovascular function in secondary pulmonary hypertension. Heart & Lung. 1986; 15:341-51
McLaughlin VV. Cor pulmonale. In: Braunwald E. ed. Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 6 th
ed. Philadelphoa: WB Saunders; 2001. 1936-54
Patofisiologi Hipoksia
Merokok
Vasokonstriksi
pulmoner
↓NO ↑ET-1