Anda di halaman 1dari 15

PJJ Gizi FK UNTAR 25 Jan - 6 Feb 2021

Kelompok 1:
 Mike Jamila Wanane
 Shantika
 Yovita Aldila
 Vanessa Irenea Pati
 Cynthia Husada
 William Wijaya Saputra

Vitamin A
Fungsi :
Vitamin A berperan dalam mengatur pertumbuhan dan perkembanan sel dalam tubuh. Selain
itu juga, penting dalam penglihatan, untuk meningkatkan kesehatan mata, perkembangan dan
fungsi tulang, serta fungsi sistem kekebalan. Kadar vitamin A dapat diperiksa dengan
pemeriksaan kadar serum retinol. Kadar normal pada dewasa 30-80mcg/dL.
Sumber Makanan :

Gejala defisiensi vitamin A :


Defisiensi vitamin A dikaitkan dengan peningkatkan kecurigaan adanya infeksi, gangguan
tiroid dan kulit. Tanda awal defisiensi vitamin A adalah gangguan penglihatan akibat
hilangnya pigmen penglihatan. Ini bermanifestasi secara klinis sebagai rabun senja, atau
nyctalopia. Kekurangan vitamin A selanjutnya menyebabkan gangguan perkembangan
embrio atau spermatogenesis, aborsi spontan, anemia, gangguan imunokompetensi, dan lebih
sedikit osteoklas di tulang. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan keratinisasi pada
selaput lendir yang melapisi saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran kemih, kulit,
dan epitel mata. Secara klinis kondisi ini bermanifestasi sebagai pertumbuhan yang buruk,
kebutaan yang disebabkan oleh xerophthalmia, ulserasi kornea, atau oklusi foramina optik
dari pertumbuhan tengkorak periosteal yang berlebihan. Kekurangan tersebut juga
menyebabkan gangguan pada imunitas seluler, yang pada akhirnya meningkatkan risiko
infeksi, terutama infeksi saluran pernapasan.
Dosis vitamin A :

Terapi :
Terapi suplementasi vitamin A:
- Anak kurang dari 3 tahun: 600 mcg (2000 IU)
- Anak usia 4-8 tahun: 900 mcg (3000 IU)
- Anak usia 9-13 tahun: 1700 mcg (5665 IU)
- Anak usia 14-18 tahun: 2800 mcg (9335 IU)
- Dewasa: 3000 mcg (10,000 IU)
Kemenkes membuat program pemberian vitamin A di bulan Februari dan Agustus pada anak
berupa suplementasi vitamin A Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan
dan Kapsul Merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan. Vitamin A dalam
bentuk kapsul merah juga diberikan kepada ibu nifas.
Sumber:
https://lpi.oregonstate.edu/mic/vitamins/vitamin-A

Vitamin B1
Vitamin B1 (Tiamin) termasuk dalam jenis vitamin yang larut air dan merupakan co-enzym
untuk beberapa proses metabolisme.
Fungsi:
Sebagai katalis dalam menghasilkan energi melalui dekarboksilasi asam amino rantai cabang
dan alpha-ketoacid dan bertindak sebagai koenzim untuk reaksi transketolase dalam bentuk
tiamin pirofosfat. Sehingga berperan dalam menjalankan fungsi normal sistem saraf dan
jaringan seperti otot rangka dan otot jantung.
Sumber Makanan:
Daging babi, daging sapi, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Gejala defisiensi vitamin B1 :
Kekurangan Tiamin dapat menimbulkan beberapa geja dari ringan hingga berat:
Gejala ringan (beri-beri) antara lain: hilangnya nafsu makan, kelemahan otot skeletal,
cenderung terjadi edema perifer, penurunan tekanan darah sistemik, dan suhu tubuh rendah.
Gejala berat (Sindrom Korsakoff) yang dapat muncul pada peminum alcohol, berhubungan
dengan polyneuritis perifer. Mencakup area hiperestesia dan anestesi dari kaki, gangguan
memori, dan ensefalopati. Pada pemeriksaan EKG dapat ditemukan pendataran atau T-Wave
terbalik, pemanjangan interval QTc.
Terapi :
Pengobatan defisiensi tiamin akut dengan gejala kardiovaskular atau neurologis : 200mg IV
atau PO 3x1 sampai gejala hilang atau membaik. Setelah defisiensi Tiamin dapat dikoreksi
maka dilanjutkan dengan tiamin oral 10mg / hari sampai tercapai pemulihan yang
diharapkan.
Sumber:
Vitamin B1 Thiamine Deficiency https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537204/
https://www.nutrition.org.uk/nutritionscience/nutrients-food-and-ingredients/vitamins.html

Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin yang larut dalam air dan panas bertugas untuk metabolisme lemak, protein, dan
karbohidrat menjadi glukosa untuk energi. Vitamin ini memiliki pigmen fluoresens kuning-
hijau, yang memberikan warna pada urin (menjadi indicator bahwa tubuh mengonsumsi
riboflavin). Dibutuhkan dalam perkembangan, laktasi, penampilan fisik, dan reproduksi
Fungsi :
- Menjadi prekurson koenzim, FAD (flavin adenine dinucleotide), dan flavin
mononucleotide (FMN)
- Flavocoenzyme berfungsi dalam reaksi redoks yang berperan dalam transfer elektron
dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta obat dan toksin (cytochrome P-
450)
- FAD berperan dalam transfer elektron pada rantai transpor yang menghasilkan energy
- Sebagai antioksidan, menjaga imunitas, kulit dan rambut
- Menjadi prekursor glutation reduktase, sering juga dijadikan pemeriksaan defisiensi
vitamin B2 (Erythrocyte GR activity coeffiecient)
- Dapat berupa xantin oksidase yang bertugas meng-katalisasi hipoxantin dan xantin
menjadi asam urat
- Dengan vitamin B-kompleks, berperan dalam sintesis NAD dan NADP serta bertugas
maintain koenzim folat dan homosistein
- Bertugas dalam metabolisme zat besi, jika terjadi defisiensi, absorpsi zat besi terganggu
dan menurunkan utilisasi besi, sehingga dapat terjadi anemia
- Dapat mencegah anemia, katarak, migraine, disfungsi tiroid, hipertensi, dan kanker
Sumber Makanan :
- Pada dasarnya riboflavin mudah didapatkan, dari makanan hewani maupun nabati.
Namun, kandungannya lebih banyak pada makanan hewani. Penyajian yang tidak
disarankan adalah rebusan, karena riboflavin adalah water-soluble.
- Sumber makanannya adalah hati sapi, sereal, oats, susu nonfat, yogurt, daging sapi,
jamur, almond, keju, telur, salmon, serta sayuran hijau dan tomat.
Gejala Defisiensi Vitamin B2 :
Dapat disebabkan oleh konsumsi yang tidak adekuat atau hormon abnormal. Defisiensi ini
juga dapat berhubungan dengan vitamin B kompleks lainnya. Riboflavin dapat disebabkan
juga oleh diare kronik, gangguan liver, konsumsi alcohol berlebih, dan hemodialisis.
Kelainannya biasanya bersifat reversible kecuali adanya kelainan anatomi seperti pada
katarak.
Defisiensi dapat menyebabkan anemia, katarak, deformitas bibir dan palatum, fatigue,
migraine, buta senja, neuropati perifer, mata merah dan gatal.
Ariboflavinosis dapat memiliki gejala kulit iritasi, stomatitis angular, lidah bengkak warna
keunguan (magenta toungue), cheilosis (bibir bengkak dan pecah), rambut rontok, mata
merah dan gatal, neuropati perifer.
Adanya kelompok yang memiliki risiko defisiensi vitamin B2 adalah atlet vegetarian, ibu
menyusui dan ibu hamil serta bayinya, orang yang vegan dan/atau konsumsi susu sedikit.
Terapi :
Suplemen riboflavin yang berbentuk tablet 25 mg, 50 mg, dan 100 mg. Dikonsumsi dengan
makaan karena kemampuan absorpsinya meningkat dengan makanan.
Usia Dosis rekomendasi dalam sehari
0 – 6 bulan 0,3 mg
7 – 12 bulan 0,4 mg
1 – 3 tahun 0,5 mg
4 – 8 tahun 0,6 mg
9 – 13 tahun 0,9 mg
14 – 18 tahun Laki-laki 1,3 mg
Perempuan 1,0 mg
Dewasa Laki-laki 1,3 mg
Perempuan 1,1 mg
Pada ibu menyusui dibutuhkan 1,6 mg dan pada ibu hamil dibutuhkan 1,4 mg.

Sumber:
https://lpi.oregonstate.edu/mic/vitamins/riboflavin
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470460/
https://ods.od.nih.gov/factsheets/Riboflavin-HealthProfessional/

Vitamin B3
Fungsi :
Vitamin B3 (Niacin) adalah nutrisi penting untuk meningkatkan fungsi tubuh. Vitamin ini
memiliki peran dalam menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa asupan makanan yang mengandung vitamin B3 secara teratur
membantu menurunkan LDL dan secara efektif meningkatkan HDL.
Sumber Makanan :
- Vegetarian Sources : avocado, jamur, kentang, jahe
- Nuts and Seeds : kacang tanah, kacang kedelai, biji labu, biji bunga matahari, susu
kedelai
- Dairy sources : susu, keju cheddar, susu murni
- Grain Products : semua sereal yang terfortifikasi, oatmeal, pasta , roti
- Animal Sources : ikan laut seperti tuna, salmon, sarden, telur ayam.
Defisiensi Vitamin B3 :
Yang paling sering terjadi akibat kekurangan vitamin B3 adalah Pellagra yang menunjukkan
gejala seperti diare, dermatitis, hiperpigmentasi, radang mulut dan lidah, gangguan
pencernaan demensia. Juga dapat menunjukkan lesi pada leher bagian bawah yang dikenal
sebagai lesi kalung Casal. Beberapa penelitian juga menggambarkan nyeri pencernaan,
muntah,mual, sindrom iritasi usus besar dan sembelit. Terkadang kekurangan Vit B3 yang
parah juga dapat menyebabkan amnesia, delirium, dan gejala psikotik lainnya seperti
kecemasan, kelelahan, kegelisahan.
Dosis :
- Anak-anak : 2-16 miligram/hari bergantung usia
- Laki-laki : 16 miligram/hari
- Perempuan : 14 miligram/hari
- Perempuan hamil : 18 miligram/hari
- Perempuan menyusui : 17 miligram/hari
- Dosis maksimum pada orang dewasa untuk semua golongan umur : 35 miligram/hari
Terapi :
Untuk orang yang mengalami Pellagra dapat diberikan suplemen Vitamin B3 dengan dosis
50-100 mg tiga kali sehari selama 5 hari.
Sumber :
https://www.netmeds.com/health-library/post/vitamin-b3-functions-food-sources-
deficiencies-and-toxicity
https://www.webmd.com/diet/supplement-guide-niacin
https://www.healthgrades.com/right-care/food-nutrition-and-diet/what-to-do-for-vitamin-b3-
deficiency

Vitamin C
Vitamin C adalah nutrisi yang secara alami ada dalam makanan (terutama buah-buahan dan
sayuran) dan juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya, asam L-askorbat atau
hanya asam askorbat. Tidak seperti kebanyakan hewan, manusia tidak dapat mensintesis
vitamin C.
Fungsi :
1. Merupakan antioksidan yang larut dalam air, mencegah efek merusak dari radikal bebas,
dan meregenerasi antioksidan lain dalam tubuh termasuk vitamin E atau alpha-tocopherol.
2. Biosintesis kolagen, L-karnitin, dan neurotransmiter tertentu dan juga terlibat dalam
metabolisme protein. Kolagen merupakan komponen penting dari jaringan ikat, yang
memainkan peran penting dalam penyembuhan luka, dan berperan penting dalam fungsi
kekebalan.
3. Meningkatkan penyerapan zat besi nonheme, bentuk zat besi yang ada dalam makanan
nabati.
4. Vitamin C mempengaruhi beberapa komponen sistem kekebalan manusia. vitamin C telah
terbukti merangsang produksi dan fungsi leukosit (sel darah putih), terutama neutrofil,
limfosit, dan fagosit. fungsi yang dirangsang oleh vitamin C termasuk motilitas selule,
kemotaksis, dan fagositosis.
Sumber Makanan :

Gejala defisiensi vitamin C :


Defisiensi vitamin C dapat menimbulkan penyakit scurvy/skorbut (dengan gejala perdarahan
subkutan, penyembuhan luka yang lambat, dan mudah memar, rambut dan gigi rontok, serta
nyeri sendi dan bengkak, mudah lelah).
Manifestasi defisiensi vitamin C secara simptomatik muncul setelah 8 sampai 12 minggu
asupan yang tidak adekuat  iritabilitas dan anoreksia.
Gejala lanjutan:
- Penyembuhan luka yang buruk
- Pembengkakan gingiva dengan lepasnya gigi
- Petekie mukokutan
- Ekimosis
- Hiperkeratosis
- Karena terganggunya pembentukan ikatan disulfida, maka terjadi corkscrew hair
- Kelaianan kuku termasuk koilonikia
- Masalah reumatologis, termasuk hemartrosis yang menyakitkan dan perdarahan
subperiosteal. Perdarahan ini terjadi akibat kerapuhan vaskular akibat gangguan
pembentukan kolagen.
- Patologi tulang juga terjadi dan muncul dengan patah tulang pada tulang rapuh akibat
gangguan pembentukan tulang endokondral
- Gejala okuler  mata kering, perdarahan subkonjungtiva, perdarahan retrobulbar ke saraf
optik, mengakibatkan atrofi dan papilledema.
- Penyakit lanjut dapat mengancam jiwa dengan anasarca, hemolisis, ikterus, dan kejang.
Dosis vitamin C :

Terapi defisiensi vitamin C :


- 300 mg setiap hari untuk anak-anak
- 500 mg sampai 1000 mg setiap hari untuk orang dewasa.
- Penghentian suplementasi  setelah 1 bulan atau adanya resolusi gejala klinis
- Regimen pengobatan alternatif untuk orang dewasa  1 - 2 g selama 3 hari diikuti
dengan 500 mg setiap hari selama seminggu diikuti dengan 100 mg setiap hari hingga 3
bulan. Selain suplementasi segera, ajarkan pasien tentang modifikasi gaya hidup untuk
memastikan asupan yang memadai, dan anjurkan penghentian alkohol, dan penggunaan
tembakau.
Sumber :
Mahan L, Raymond J. Krause's food & the nutrition care process. 14th ed. St. Louis,
Missouri: Elsevier; 2017.
https://lpi.oregonstate.edu/mic/vitamins/vitamin-C
Maxfield L, Crane J. Vitamin C deficiency (scurvy). In StatPearls [Internet]. StatPearls
Publishing. 2019.

Vitamin D
Vitamin D dikenal dengan sunshine vitamin karena paparan sinar matahati rendah biasa
cukup untuk memproduksi vitamin D.
Fungsi :
Mengatur homeostasis kalsium dan fosfor, melalui tiga jalur:
- Pertama, lewat ekspresi gen, kalsitriol di usus kecil akan meningkatkan transport dari
kalsium, yang akan mensintesis calcium binding protein (termasuk calbidin). Protein ini
akan meningkatkan absorbs kalsium. Absorpsi fosfat juga meningkat dengan
meningkatkan aktivitas asam fosfat.
- Kedua, PTH pada tulang bersama dengan kalsitriol, estrogen, atau keduanya
memindahkan kalsium dan fosfor dari tulang untuk mengatur kadar normalnya di darah.
Prosesnya melibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, meningkatkan jumlah osteoklas
dengan diferensiasi sel atau ekeduanya.
- Terakhir, kalsitriol ginjal meningkatkan reabsorpsi tubulus ginjal dari kalsium dan fosfat
untuk mengatur kadar kalsium plasma. Kalsitriol juga berperan dalam diferensiasi sel,
proliferasi, dan pertumbuhan jaringan (otot, kulit, pankreas, saraf dan sistem imun). Ia
menstimulasi diferensiasi sel epitel dan osteoblas
Sumber Makanan :
Berikut kandungan vitamin D dari beberapa bahan makanan
Paparan sinar matahari mengubah 7-dehydrocholesterol menjadi previtamin D3, yang mana

akan menjadi vitamin D3. Beberapa ahli mengatakan bahwa paparan matahari 5-30 menit,
antara jam 10 pagi dan 4, baik sekali atau dua kali seminggu pada wajah, tangan, kaki, cukup
untuk mensintesis vitamin D. Paparan dari sinar matahari tersebut dapat setara dengan 5 mcg
vitamin D.
Gejala Defisiensi Vitamin D :
- Rickets, terjadi karena gangguan mineralisasi tulang akibat deprivasi vitamin D. ditandai
dengan bentuk tulang abnormal (tibia, iga, humerus radius ulna), nyeri tulang nyeri otot,
hypocalsemic tetani. Karena pada tulang tidak dapat menahan beban maka membuat kaki
menjadi menekuk.
- Osteomalacia, terjadi pada dewas dimana tulang sudah tidak tumbuh. Pada osteomalacia
terjadi reduksi densitas tulang dan adanya pseudofraktur terutama di tulang belaakng,
femur, dan humerus. Pasien dengan osteomalacia mengalami kelamahan otot dan nyeri
tulang dengan risiko fraktur.
- Osteoporosis, terkait dengan penuaan. Terdapat gangguan metabolisme dan fungsi vitamin
D yang terkait dengan rendahnya hormon estrogen. Biasa terjadi pada wanita pasca
menopause, namun juga dapat terjadi di pria.
Dosis Vitamin D :
Food and National Board (FNB) merekomendasikan Recommended Dietary Allowance dari
Vitamin D sebagai berikut:

Terapi :
Vitamin D oral tersedia dalam bentuk kolekalsiferol dan ergokalsiferol. Pasien dianjurkan
menkonsumsi intake kalsium 1300 mg per hari karena kombinasi vitamin D dan kalsium
dapat mencegah fraktur. Berikut rekomendasi tatalaksaana deficiency vitamin D:

Sumber:
Mahan L, Raymond J. Krause's food & the nutrition care process. 12th ed. St. Louis,
Missouri: Elsevier; 2008.
National Institute of Health. Vitamin D. 2020. [Internet]
Available from: https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-HealthProfessional/
Gani, L., & How, C. Vitamin D deficiency. Singapore Medical Journal. 2015. 56(8);433–437.

Fe ( Besi )
Fungsi :
- Membentuk dan mengoksidasi sel darah dan Hb
- Mengubah makanan menjadi energy
- Membantu mempertahankan daya tahan tubuh yang normal
- Berkontribusi pada fungsi kognitif normal
Sumber Makanan :
- Animal Sources : daging sapi tanpa lemak, Tiram, Ayam, Kalkun
- Vegetarian Sources : kacang, tahu, ketang panggang, kacang mete, bayam. Roti gandum
utuh, sereal yang terfortifikasi
Defisiensi Fe :
- Anemia
- Kelelahan yang tidak biasa
- Pucat
- Sesak napas
- Sakit kepala dan pusing
- Rambut dan kulit kering dan rusak
- Pembengkakan dan nyeri pada lidah dan mulut
- Kuku rapuh / koilonikia
Dosis :
- 0-6 bulan : 0,27 mg/hari
- 7-12 bulan : 11mg/hari
- 1-3 tahun : 7 mg/hari
- 4-8 tahun : 10 mg/hari
- 9-13 tahun : 8 mg/hari
- 14-18 tahun : 11mg/hari (laki-laki), 15mg/hari (perempuan)
- >19 tahun : 8 mg/ hari (laki-laki)
- 19-50 tahun (perempuan) : 18mg/ hari
- >50 tahun : 8 mg/hari
- Wanita hamil : 27mg/hari
- Wanita menyusui (<18 tahun) : 10mg/hari
- Wanita menyusui (>19-50 tahun) : 9 mg/hari
Terapi :
Dapat diberikan suplemen besi
Pada pasien dewasa :
 Anemia : 50-100 mg 3x/hari untuk 3-6 bulan
 Pada wanita hamil : 20-225 mg/ hari (dosis rekomendasi adalah 45mg/hari)
Pada pasien anak :
 Anemia : 4-6mg/kgbb/hari selama 3-6 bulan
 Pencegahan defisiensi :
o Anak yang masih menyusui (4-6bulan) : 1mg/kg/hari
o Anak (6-12 bulan) : 11mg/hari baik dari makanan/ suplemen
o Anak (1-3 tahun) : 7 mg/hari (apabila tidak mendapat besi yang cukup dari
makanan)
Sumber :
https://www.spatone.com/en-gb/about/the-role-of-iron/
https://www.healthline.com/nutrition/iron-deficiency-signs-symptoms#10.-other-potential-
signs
https://www.eatright.org/health/wellness/preventing-illness/iron-deficiency
https://www.healthline.com/nutrition/how-much-iron-per-day#recommendations
https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-912/iron

Zinc
Fungsi :
Zinc merupakan mineral yang penting dan dibutuhkan dalam proses sintesis dan degradasi
dari karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat. Fungsi zinc pada tubuh manusia meliputi
beberapa sistem seperti imunitas, reproduksi, dan pertumbuhan sel. Peranan zinc dalam
pertumbuhan penting karena jika kekurangan akat terjadi kegagalan pertumbuhan, nafsu
makan yang menurun, penurunan indra pengecapan, dan proses penyembuhan yang lambat.
Zinc merupakan kofaktor primer pada berbagai macam enzim yang berperan dalam proses
inflamasi. Proses intraselular juga dibutuhkan dalam proses transduksi sinyal yang dipicu
oleh sitokin TNF-alpha.
Sumber Makanan :
Gejala Defisiensi Zinc :
Defisiensi zinc berat biasanya terjadi pada pasien akrodermatitis enteropatikayaitu kelainan
genetik yang menyababkan kerusakan pada proses uptake dan transport zinc. Kekurangan
zinc ditandai dengan retardasi pertumbuhan, kasus yang lebih parah menyebabkan rambut
rontok, diare berat, keterlambatan pematangan seksual, impotensi, penurunanan berat badan,
dan penyembuhan luka yang lambat.
Dosis :
Terapi :
- Pada defisiensi zinc ringan dapat diatasi dengan suplementasi zinc 2-3 kali dari dosis
yang direkomendasikan. Sedangkan defisiensi zinc sedang sampai berat dapat diberikan
zinc 4-5 kali lebih banyak dari dosis rekomendasi. Pengobatan dilakukan selama 6 bulan.
- Pada keadaan diare akut pada anak malnutrisi usia 6 sampai 36 bulan, berikan 20mg zinc
per hari dan 10mg zinc per hari pada anak usia dibawah 6 bulan, diberikan selama 10-14
hari. Untuk memperlambat proses age-related macular degeneration , berikan 80mg zinc
dengan 2mg copper kombinasi dengan 500mg vitamin C, 400 IU vitamin E dan 15mg
beta-karoten.

Sumber:
https://lpi.oregonstate.edu/mic/minerals/zinc
Maxfield L. Crane JS. Zinc Deficiency. 2020. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493231/
Mahan L, Raymond J. Krause's food & the nutrition care process. 14th ed. St. Louis,
Missouri: Elsevier; 2017.

Kalsium
Merupakan makromineral yang dibutuhkan dalam kerja otot, transmisi saraf, dan sekresi
hormon. Sebanyak kurang dari 1% total kalsium dalam tubuh yang dibutuhkan dalam fungsi
metabolik. Namun, kalsium serum diregulasi secara ketat dan tidak dipengaruhi banyak oleh
diet karena memiliki jaringan tulang sebagai reservoir.
Fungsi :
- Sebagai komponen struktur tulang dan gigi
- Berperan dalam sistem sinyal sel: impuls saraf, kontraksi dan relaksasi otot lurik maupun
polos, dan sekresi insulin-like hormone dengan meregulasi transmisi impuls saraf
melalui calcium channel
- Membantu mengontrol tekanan darah
- Membantu mengontrol keseimbangan asam-basa dalam darah dengan bantuan kelenjar
paratiroid, ginjal, dan vitamin D
- Menstimulasi kelenjar tiroid dalam sekresi hormon peptid dan kalsitonin jika terjadi
peningkatan kalsium dalam darah, sehingga PTH (paratiroidhormon) menurun dan
terjadi peningkatan ekskresi kalsium
- Bertugas menstabilisasi protein, termasuk enzim, seperti faktor pembekuan VII
- Dapat mencegah osteoporosis, batu ginjal, hipertensi dalam kehamilan, kanker kolorektal
- Dapat menjadi terapi pada obesitas maupun BB berlebih, PMS, dan hipertensi
Sumber Makanan :
Kandungan kalsium tinggi terdapat dalam susu nonfat maupun susu pada umumnya, yogurt,
dan keju, serta sarden. Terdapat juga pada produk nondairy, yaitu sayur hijau seperti sawi,
kangkung, brokoli. Pada bayam, terdapat kalsium yang dibutuhkan namun bioavailabilitasnya
rendah. Kebanyakan grains tidak memiliki kalsium yang tinggi, kecuali jika difortifikasi,
seperti produk jus, tahu, dan sereal.
Gejala Defisiensi Ca :
Dapat terjadi jika adanya gangguan kelenjar paratiroid atau low intake. Defisiensi kalsium
dapat terjadi juga akibat gagal ginjal kronik, defisiensi vitamin D, setelah operasi bariatrik,
pemakaian diuretik, dan rendahnya magnesium pada pecandu alkohol. Defisiensi magnesium
dapat mengakibatkan terhambatnya PTH, yang menyebabkan defisiensi kalsium.
Gejala yang dapat dialami adalah rasa kebas dan tingling pada jari, keram otot, konvulsi,
letargi, penurunan nafsu makan, dan irama jantung abnormal yang jika dibiarkan dapat
menyebabkan kematian.
Dalam jangka panjang, intake kalsium inadekuat menyebabkan osteopenia yang dapat
menjadi osteoporosis yang memiliki risiko fraktur. Dapat terjadi juga riketsia, namun hal ini
lebih berhubungan dengan defisiensi vitamin D.
Kelompok yang memiliki risiko defisiensi kalsium adalah perempuan yang sudah
menopause, pada individu yang lactose intolerant atau alergi susu sapi, dan vegetarian.
Dosis :

Sumber:
https://ods.od.nih.gov/factsheets/Calcium-HealthProfessional/
https://lpi.oregonstate.edu/mic/minerals/calcium

Anda mungkin juga menyukai