Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

* Pendidikan Profesi Dokter/G1A218084/ November 2020

** Pembimbing : dr. Nuriyah, M. Biomed

EXTRA OCULAR FOREIGN BODIES (OCULAR SINISTRA)

Oleh :
Khusna Wahyuni, S.Ked*
G1A218084

Pembimbing:
dr. Nuriyah, M. Biomed**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS OLAK KEMANG

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

EXTRA OCULAR FOREIGN BODIES (OCULAR SINISTRA)

Oleh:

Khusna Wahyuni, S.ked

G1A218084

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS OLAK KEMANG

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

Jambi, November 2020

Pembimbing

dr. Nuriyah, M. Biomed


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “corpus alienum” sebagai
kelengkapan persyaratan dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Rotasi 2 di Puskesmas Olak Kemang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Nuriyah, M.Biomed yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
di PuskesmasOlak Kemang.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna kesempurnaan laporan kasus ini, sehingga nantinya dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Jambi, November 2020

Penulis
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

a. Nama/Jenis kelamin/Umur : Tn. E/Laki-laki/40 Tahun

b. Pekerjaan/Pendidikan : Tukang Kayu/SMP

c. Alamat : RT 05 Pasir Panjang

1.2 Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Jumlah Anak : 2 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : cukup

d. Kondisi Rumah : tidak dilakukan pemeriksaan

e. Kondisi Lingkungan di Sekitar rumah : tidak dilakukan pemeriksaan

1.3 Aspek Psikologis Keluarga


Pasien adalah ayah dari 2 oarng anak. Istri pasien bekerja sebagai ibu
rumah tangga dan pasien bekerja sebagai tukang kayu di pabrik kayu saw
mill. Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Tidak ada masalah
psikologis dalam keluarga, hubungan pasien dengan anggota keluarga
lainnya cukup baik.
1.4 Keluhan Utama :
Nyeri mata kiri sejak 2 hari sebelum datang ke Puskesmas
1.5 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri sejak 2 hari sebelum
datang ke puskesmas, nyeri dirasakan saat pasiensedang bekerja. Nyeri
tidak berkurang, dan bertambah saat melihat cahaya terang.pasien juga
mengeluhkan seperti ada yang mengganjal di mata. Pasien mengaku
sebelumnya saat bekerja pasien tidak menggunakan kacamata, sehingga
mata kiri kemasukan serbuk kayu. Mata menjadi merah, terasa nyeri, dan
mengganjal. Perasaan mengganjal ada pada bagian dalam kelopak mata
kiri. Pasien juga mengeluhkan mata berarir, cairan berwarna bening, tidak
berbau, dan keluar terus menerus. Keluar cairan berwarna putih
kekuningan pada pagi hari (-). Demam (-), mata buram (-)
1.6 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat mengalami keluhan serupa sebelumnya (+), pasien mengaku
sering mengalami keluhan ini semenjak bekerja di Saw mill.
 Riwayat HT (-)
 Riwayat DM (-)
1.7 Riwayat Penyakit Keluarga
 Keluhan serupa dengan pasien (-)
 Riwayat sakit kulit lain di keluarga (-)
 Riwayat alergi (-)
1.8 Riwayat Kebiasaan

 Riwayat alergi makanan dan obat-obatan tidak ada

 Saat pasien bekerja sebagai tukang kayu, pasien tidak pernah


menggunakan alat pelindung diri, salah satunya adalah kacamata.

 Sering menggosok-gosok mata,

1.9 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
Pengukuran Tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, cepat, reguler, isi cukup
Suhu : 36,8°C
Respirasi : 20x/menit
Berat Badan : 54 kg
Tinggi Badan : 167 cm
IMT : 19,3 (normoweigh)

Pemeriksaan Generalisata

1. Kepala Bentuk : Normocephal


Simetri : Simetris
2. Mata Exopthalmus/enophatlmus : (-)
Kelopak : Normal
Conjungtiva : Anemis (-)
Sklera : Ikterik (-)
Kornea : Normal
Pupil lensa : Bulat, isokor,
reflexcahaya +/+
Lensa : Normal, keruh (-)
Gerakan bola mata : Baik

3. Hidung : Deviasi septum(-), sekret (-)


4. Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus (-/-), sekret (-/-)
5. Mulut : Bibir : lembab
Bau pernafasan : berbau (-)
Gusi : warna merah muda,
perdarahan (-)
Selapu lendir : normal
Lidah : putih kotor (-), ulkus (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)

6. Leher : Pembesaran KGB (-)


7. Thorax
Bentuk : simetris,normochest, peleberan sela iga(-), otot
bantu nafas(-)

Cor (Jantung)

Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat


Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra

Perkusi Batas jantung atas: ICS II linea parasternalis sinistra


Batas jantung kanan: ICS IV line parasternalis dextra
Batas jantung kiri: ICS V linea midclavicularis sinistra

Auskultas BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)


i

Pulmo (Paru)

Pemeriksaan Kanan Kiri

Inspeksi Gerakan dinding dada Gerakan dinding dada


simetris, retraksi (-) simetris, retraksi (-)

Palpasi Masa (-), krepitasi (-) Masa (-), krepitasi (-)

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi Vesikuler(+), Wheezing (-), Vesikuler(+), Wheezing (-),


ronkhi (-) rhonki (-)

8. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk datar, caput medusa (-), venektasi (-).
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+),hepar lien ginjal tidak
teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

9. Ekstremitas:
Superior : Edema (-/-), akral hangat, CRT <2 detik
Inferior : Edema (-/-), akral hangat, CRT <2 detik

Status Opthalmology
1.9 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
1.10 Pemeriksaan Penunjang Anjuran

 CT Scan
1.11 Diagnosa Banding
- Intra ocular foreign bodies

- Konjungtivitis akut

1.12 Diagnosa Kerja


Extra ocular Foreign Bodies (Ocular Sinistra)

1.13 Manajemen
Promotif :
- Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit benda asing pada mata
yang pasien derita mulai dari penyebab, faktor risiko, pengobatan,
pencegahan, serta komplikasi.
- Menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kesehatan pribadi dan
lingkungan
Preventif :
- Memberitahu pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak
memperberat lesi.
- Menggunakan alat / kacamata pelindung pada saat bekerja atau
berkendara.
- Menganjurkan pasien untuk kontrol bila keluhan bertambah berat
setelah dilakukan tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak,
atau disertai dengan penurunan visus.
Kuratif :
Non Farmakologi
- Pengangkatan benda asing : irigasi mata

Farmakologi
- Kloramfenikol eye drop 3x gtt II OS
- Asam Mefenamat tab 500 mg 3x1
- Amoxicillin tab 500 mg 3x1
Tradisiolnal :
Kencur : 3 x 1 tea bag (5 g serbuk)/hari, diseduh dalam 1 cangkir air, ac.
Rehabilitatif
- Minum obat sesuai anjuran.
- Jika sakit semakin bertambah berat, maka segera ke RS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Benda asing di konjungtiva adalah benda yang dalam keadaan normal


tidak dijumpai di konjungtiva dandapat menyebabkan iritasi jaringan. Pada
umumnya kelainan ini bersifat ringan, namun pada beberapa keadaan dapat
berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat asam atau basa dan bila
timbul infeksi sekunder.
2.2. Etiologi
Faktor Risiko corpus alienum pada mata adalah Pekerja di bidang industri
yang tidak memakai kacamata pelindung, seperti: pekerja gerinda, pekerja las,
pemotong keramik, pekerja yang terkait dengan bahan-bahan kimia (asam-basa).
2.3. Diagnosis
- Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan adanya benda yang masuk ke dalam
konjungtiva atau matanya. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, mata merah
dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia.
- Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik ditemukan visus biasanya normal, ditemukan injeksi
konjungtiva tarsal dan/atau bulbi, Ditemukan benda asing pada konjungtiva
tarsal superior dan/atau inferiordan/atau konjungtiva bulbi.
- Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa corpus alienum
pada konjungtiva.
2.4. Tatalaksana

- Non-medikamentosa:
Pengangkatan benda asing. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan:
a. Berikan tetes mata Tetrakain 0,5% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang
terkena benda asing.
b. Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan benda asing.
c. Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik
ukuran 23G.
d. Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi.
e. Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan Povidon Iodin pada tempat bekas
benda asing.
- Medikamentosa
Antibiotik topikal (salep atau tetes mata), misalnya Kloramfenikol tetes mata,
1 tetes setiap 2 jam selama 2 hari
- Konseling dan Edukasi
a. Memberitahu pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak
memperberat lesi.
b. Menggunakan alat / kacamata pelindung pada saat bekerja atau
berkendara.
c. Menganjurkan pasien untuk kontrol bila keluhan bertambah berat setelah
dilakukan tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak, atau disertai
dengan penurunan visus.
- Kriteria Rujukan
a. Bila terjadi penurunan visus
b. Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal: karena keterbatasan
fasilitas
- Peralatan
a. Lup
b. Lidi kapas
c. Jarum suntik 23G
d. Tetes mata Tetrakain HCl 0,5
e. Povidon Iodin
BAB III

ANALISA KASUS

3.1. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam


keluarga

• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa

• Tidak terdapat hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan


hubungan keluarga

3.2. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan


lingkungan sekitar
• Saat bekerja pasien tidak pernah menggunakan alat pelindung diri seperti
kacamata.
• Perilaku pasien tersebut menjadi faktor risiko untuk terjadinya benda asing
pada mata pasien

3.3. Analisis faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien


• Pekerjaan pasien yang merupakan tukang kayu yang bekerja di industri
kayu.
• Tidak menggunakan kacamata pelindung saat bekerja.
• Dua hal ini merupkan faktor risiko untuk terjadinyabenda asing pada mata
pasien
3.4. Analisis untuk mengurangi paparan

• Dikarenakan pasien memiliki faktor risiko yaitu bekerja di industri


perkayuan, pasien diharapkan mengguanakan penutup mata atau kacamata
pelindung saat bekerja, sehingga serbuk kayu ataupun benda lainnya tidak
masuk ke mata pasien

• Kebiasaan pasienyang menggosok-gosokkan mata membuat mata pasien


iritasi, sehingga keluhan pasien tidak membaik, oleh karena itu pasien
diharapkan tidak menggosok-gosok mata dan menjaga kebarsihan mata
• Pasien diminta mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh mata
• Pasien diminta menggunakan tissue sekali pakai untuk membersihkan
mata.

3.5. Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga

• Memberitahu pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak


memperberat lesi.
• Menggunakan alat / kacamata pelindung pada saat bekerja atau
berkendara.
• Menganjurkan pasien untuk kontrol bila keluhan bertambah berat setelah
dilakukan tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak, atau disertai
dengan penurunan visus.
.
DAFTAR PUSTAKA
1. T.D. Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis Perdami, 1th Ed. Jakarta:
CV Ondo. 2006.
2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI. 2008.
3. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta: Widya
Medika. 2000.

Anda mungkin juga menyukai