Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

* Pendidikan Profesi Dokter / G1A218084 / Oktober 2020


** Preseptor

TONSILITIS AKUT
*Khusna Wahyuni, S.Ked, **dr. Ratna Sugiati

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS OLAK KEMANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

TONSILITIS AKUT

Oleh:

Khusna Wahyuni, S.Ked


G1A218084

Sebagai salah satu tugas program pendidikan profesi dokter


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
2020

Jambi, Oktober 2020

Preseptor,

dr. Ratna Sugiati


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Tonsilitis” sebagai kelengkapan
persyaratan dalam mengikuti Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Ratna Sugiati yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya sebagai pembimbing sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Selanjutnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan menambah ilmu bagi para pembaca.

Jambi, Oktober 2020

Penulis
BAB I

STATUS PASIEN

I. PASIEN

1. Identitas Pasien

Nama : An. F

Umur : 16 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan :-

Pendidikan : SMA

Alamat : RT 01 Ulu Gedong

2. Latar Belakang Sosial-Ekonomi-Demografi-Lingkungan Keluarga

a. Status perkawinan : Belum Menikah

b. Jumlah anak :-

c. Saudara : anak ke dua dari dua bersaudara

d. Status ekonomi keluarga : baik

e. Kondisi rumah : Tidak dilakukan pemeriksaan

f. Kondisi lingkungan disekitar rumah: Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Aspek Perilaku dan Psikologis dalam Keluarga

Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayah pasien

bekerja sebagai swasta dan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga.

Dirumah pasien tinggal bersama kedua orang tua dan 1 orang saudara
pasien yang merupakan pelajar SD. Tidak ada masalah psikologis dalam

keluarga, hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya cukup baik.

4. Keluhan Utama

Nyeri menelan sejak 1 hari sebelum datang ke Puskesmas.

5. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 hari sebelum datang

ke puskesmas. Awalnya pasien mengeluhkan tenggorokan terasa kering yang

kemudian memberat menjadi rasa nyeri. Nyeri terasa saat pasien menelan

makanan padat seperti nasi, nyeri tidak dirasakan saat pasien minum air. Nyeri

dirasakan semakin bertambah, sehingga pasien merasa sulit untuk makan.

Nyeri menyebar hingga ke telinga pasien. Penurunan nafsu makan (+), Demam

(-), Batuk (-), Pilek (-), nafas berbau (+), nyeri kepala (-), Mual (-). Suara serak

(-),

6. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat keluhan serupa (+), pasien mengaku sering mengalami

keluhan nyeri menelan, namun keluhan dirasakan hanya dalam waktu

3-4 hari saja, keluhan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dan

juga sembuh dengan berobat ke puskesmas, pasien lupa nama

obatnya. pasien mengaku keluhan sudah sering hilang timbul dalam 2

bulan terakhir.

- Riwayat di rawat di Rumah Sakit karena keluhan serupa (-)

- Riwayat Alergi (-)

7. Riwayat penyakit keluarga


Keluarga yang mengalami keluhan serupa (-)

8. Riwayat Makan, Alergi dan Perilaku Kesehatan

- Riwayat makan makanan berminyak seperti gorengan, makanan

pedas, dan minuman dingin.

- Riwayat alergi makanan dan obat-obatan tidak ada

- Riwayat merokok (+), pasien sudah mulai merokok sejak usia 15

tahun dan merokok kadang-kadang 1 batang per hari

- Riwayat minum alkohol disangkal

- Pasien jarang cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan.

Pasien memiliki kebiasaan menggosok gigi hanya pada pagi hari.

9. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital :

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 87 x permenit

RR : 18 x permenit

Suhu : 36,70C

BB : 50 kg

TB : 165 cm

IMT : 18,3 (Normoweight)

Kepala :
Mata : Konjunctiva anemis (-/-). Sklera ikterik (-/-). Pupil isokor.

Refleks cahaya (+/+)

Telinga : Dalam Batas Normal

Hidung : Sekret +/+, Epistaksis -/-

Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-)

Faring :

Hasil
Bentuk normal, terletak ditengah,
Uvula
permukaan rata. Edema(-), hiperemis (+)
Palatum mole hiperemis (-)
Palatum durum Hiperemis (-)
Plika anterior Hiperemis (+)
Dekstra : tonsil T1, hiperemis(+),
permukaan tidak rata, kripta melebar
(-),detritus (-)
Mobilitas berkurang
Tonsil
Sinistra : tonsil hipertropi T3, hiperemis
(+), permukaan tidak rata, kripta melebar
(-), detritus (-)
Mobilitas berkurang
Plika posterior Hiperemis (-)
Mukosa orofaring Hiperemis (-), granula (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Pulmo :

Pemeriksaan Kanan Kiri


Inspeksi Simetris Simetris
Palpasi Stem Femitus normal Stem Femitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+) Vesikuler (+)

Wheezing (-), Rhonki (-) Wheezing (-), Rhonki

(-)
Jantung :

Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS IV linea midclavicula

kiri
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri
Perkusi Batas-batas jantung :

Kanan atas : ICS II linea parasternalis kanan

Kiri atas : ICS II linea parasternalis kiri

Kanan Bawah : ICS III linea parasternalis kanan

Kiri bawah : ICS IV linea midclavicula kiri


Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi Cembung, massa (-), Jaringan parut (-), bekas

operasi (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Palpasi Nyeri tekan epigastrium (+), defans muskuler (-),

hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok

costovertebra (-/-)
Perkusi Timpani
Ekstremitas atas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik

Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik

10. Pemeriksaan penunjang

(-)

11. Pemeriksaan anjuran

- Pemeriksaan Darah Rutin

- Pemeriksaan swab tonsil untuk pemeriksaan dengan pewarnaan gram

12. Diagnosa Kerja

Tonsilitis Akut (J.03)

13. Diagnosa Banding

- Tonsilitis kronik

- Faringitis akut

- Tonsilofaringitis

14. Manajemen

a. Promotif

- Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan

pengobatannya

- Memberikan edukasi agar menjaga kebersihan mulut


- Menjelaskan kepada pasien untuk memakan makanan bergizi

- Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan lingkungan

b. Preventif

- Hindari mengkonsumsi minuman dingin, bersoda


- Hindari mengkonsumsi makan-makanan yang merangsang seperti
pedas, berminyak seperti gorengan,dan santan.
- Menjaga higienitas mulut
- Cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas
c. Kuratif

Non farmakologi

- Edukasi mengenai panyakit, faktor penyebab/pencetus dan

pengobatannya.

- Istirahat yang cukup

- Makan-makanan bergizi dan minum air minimal 2 liter sehari

- Berkumur dengan air hangat

- Kontrol ulang jika keluhan bertambah berat

Farmakologi

- Amoxicillin tab 500 mg 3x sehari

- Ibuprofen tab 400 mg 3x sehari

- Metilprednisolon tab 4 mg 3x sehari

- Vit C tab 50 mg 3x sehari

Obat tradisional

Sambiloto, 2 x 1 kapsul (400 mg ekstrak)/hari.

d. Rehabilitatif
- Menjelaskan kepada pasien agar selalu menjaga pola makan dan
minum obat secara teratur dan menginstruksikan pasien agar
menghabiskan obat-obat yang diberikan. Minum obat sesuai anjuran
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Menjaga higienitas gigi dan mulut.
.

Resep Puskesmas Resep Ilmiah

Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas Olak Kemang Puskesmas Olak Kemang
dr. Khusna Wahyuni dr. Khusna Wahyuni
SIP. G1A218084 SIP. G1A218084
Jl. Pasir Panjang, Jambi/Telp. (0741) 88351858 Jl. Pasir Panjang, Jambi/Telp. (0741) 88351858

Jambi,22 Oktober 2020 Jambi, 22 Oktober 2020

R/ Amoxicillin tab 500 mg No. X R/ Eritromisin tab 500 mg No. X


S.3.d.d tab I S.4.d.d tab I
R/ Ibuprofen tab 400mg No. X R/ Paracetamol tab 500mg No. X
S.3.d.d tab I S.3.d.d tab I

R/ Metilprednisolon tab 4mg No. X


S.3.d.d tab I

Pro : An N Pro : An N
Umur: 16 th Umur: 16 th
BB: 50 kg BB: 50 kg
Alamat: RT 01 Ulu Gedong Alamat: RT 01 Ulu Gedong

Resep Ilmiah Resep Ilmiah

Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas Olak Kemang Puskesmas Olak Kemang
dr. Khusna Wahyuni dr. Khusna Wahyuni
SIP. G1A218084 SIP. G1A218084
Jl. Pasir Panjang, Jambi/Telp. (0741) 88351858 Jl. Pasir Panjang, Jambi/Telp. (0741) 88351858

Jambi,22 Oktober 2020 Jambi,22 Oktober 2020

R/ Sol Povidon Iodin 1% Fls No. I R/ Azitromicyn tab 500 mg No. V


S.2.d.d garg S.1.d.d tab I
R/ Asam mefenamat tab 500 mg No. X R/ Na Diclofenac tab 50mg No. X
S.3.d.d tab I prn S.3.d.d tab I prn

Pro : An N Pro : An N
Umur: 16 th Umur: 16 th
BB: 50 kg BB: 50 kg
Alamat: RT 01 Ulu Gedong Alamat: RT 01 Ulu Gedong

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Tonsilitis


Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian

dari cincin Waldeyer. Penyebaran infeksi melalui udara (air bone droplets),

tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak.

Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan.1

2.2. Etiologi

Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang

tersebut dibawah ini yaitu :1,2

- Streptokokus beta hemolitikus

- Streptokokus viridans

- Streptokokus piogenes

- Virus influenza

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah

( droplet infections ).

2.3. Patologi

Tonsil dibungkus oleh suatu kapsul yang sebagian besar berada pada

fosa tonsil yang terfiksasi oleh jaringan ikat longgar. Tonsil terdiri dari banyak

jaringan limfoid yang disebut folikel. Setiap folikel memiliki kanal (saluran)

yang ujungnya bermuara pada permukaan tonsil. Muara tersebut tampak oleh

kita berupa lubang yang disebut kripta. Saat folikel mengalami peradangan,

tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam

saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran

putih atau bercak kuning. Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri

atas kumpulan leukosit polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil
yang terlepas. Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis

folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang menyatu lalu membentuk

kanal-kanal disebut tonsilitis lakunaris.

Detritus dapat melebar dan membentuk membran semu

(pseudomembran) yang menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi

alasan utama tonsilitis akut didiagnosa banding dengan angina Plaut Vincent,

angina agranulositosis, tonsilitis difteri, dan scarlet fever.

2.4. Manifestasi klinis

- Rasa kering di tenggorokan sebagai gejala awal.

- Nyeri pada tenggorok, terutama saat menelan. Rasa nyeri semakin

lama semakin bertambah sehingga anak menjadi tidak mau makan.

- Nyeri dapat menyebar sebagai referred pain ke telinga.

- Demam yang dapat sangat tinggi sampai menimbulkan kejang pada

bayi dan anak-anak.

- Sakit kepala, badan lesu, dan nafsu makan berkurang.

- Plummy voice / hot potato voice: suara pasien terdengar seperti

orang yang mulutnya penuh terisi makanan panas.

- Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum

oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).

- Pada tonsilitis kronik, pasien mengeluh ada

penghalang/mengganjal di tenggorok, tenggorok terasa kering dan

pernafasan berbau (halitosis).


- Pada Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa) gejala

yang timbul adalah demam tinggi (39˚C), nyeri di mulut, gigi dan

kepala, sakit tenggorokan, badan lemah, gusi mudah berdarah dan

hipersalivasi.

2.5. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan pada tonsil akan didapati tonsil hipertrofi, tetapi

kadang-kadang atrofi, hiperemi dan odema yang tidak jelas. Didapatkan

detritus atau detritus baru tampak jika tonsil ditekan dengan spatula lidah.

Kelenjar leher dapat membesar tetapi tidak terdapat nyeri tekan.1,2

Ukuran tonsil pada tonsilitis kronik dapat membesar (hipertrofi) atau

atrofi. Pembesaran tonsil dapat dinyatakan dalam ukuran T1 – T4. Cody&

Thane (1993) membagi pembesaran tonsil dalam ukuran berikut :

- T0: tonsil sudah diangkat.

- T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

atau batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak

pilar anterior uvula.


- T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume

orofaringatau batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-

uvula sampai ½ jarak pilar anterior-uvula.

- T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

atau batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula

sampai ¾ jarak pilar anterior-uvula.

- T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

atau batas medial tonsilmelewati ¾ jarak pilar anterior-uvula

sampai uvula atau lebih.

2.6. Diagnosis

Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di tenggorok.

Kemudian berubah menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat

menelan. Makin lama rasa nyeri ini semakin bertambah nyeri sehingga anak

menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat menyebar sebagai referred

pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia) tersebut tersebar

melalui nervus glossofaringeus (IX).

Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi

sampai menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak. Rasa nyeri kepala,

badan lesu dan nafsu makan berkurang sering menyertai pasien tonsilitis akut.

Suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan

panas. Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut berbau busuk (foetor ex ore)

dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang hebat
(ptialismus). Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem,

hiperemis dan terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik

berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran. Ismus fausium tampak

menyempit. Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak

udem dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus

mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan.

Adapun tahapan menuju diagnosis tonsilitis kronis adalah

sebagai berikut:

- Anamnesa

Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena

hampir 50% diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa saja.

Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok

yang terus menerus, sakit waktu menelan, rasa mengganjal di

tenggorok, nafas bau, malaise, sakit pada sendi, kadang-

kadang ada demam dan nyeri pada leher.

- Pemeriksaan Fisik 

Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan

jaringan parut, permukaan tonsil tidak rata, kriptus

melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. Sebagian

kripta mengalami stenosis, tepi eksudat (purulent) dapat

diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. Gambaran klinis

yang lain yang sering adalah dari tonsil yang kecil, biasanya
membuat lekukan, tepinya hiperemis dan sejumlah kecil

sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta.

- Pemeriksaan Penunjang

Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari

sediaan apus tonsil. Biakan swab sering menghasilkan beberapa

macam kuman dengan derajat keganasan yang rendah, seperti

Streptococcus haemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus,

atau Pneumokokus.

2.7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat

diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :3

- Leukosit : terjadi peningkatan

- Hemoglobin : terjadi penurunan

- Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas

obat

2.8. Tatalaksana

Penatalaksanaan dilakukan secara komprehensif : 4

- Istirahat cukup

- Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang

mengiritasi

- Menjaga kebersihan mulut

- Pemberian obat topikal dapat berupa obat kumur antiseptic

- Pemberian obat oral sistemik


a. Tonsilitis viral.

Istirahat, minum cukup, analgetika / antipiretik (misalnya,

Paracetamol), dan antivirus diberikan bila gejala berat.

Antivirus Metisoprinol diberikan pada infeksi virus dengan

dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/ hari

pada orang dewasa dan pada anak < 5 tahun diberikan 50

mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari.

b. Tonsilitis bakteri

Bila diduga penyebabnya Streptococcus group A, diberikan

antibiotik yaitu Penisilin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis

tunggal atau Amoksisilin 50 mg/ kgBB dosis dibagi 3 kali/hari

selama 10 hari dan pada dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hari

atau Eritromisin 4 x 500 mg/ hari. Selain antibiotik juga

diberikan Kortikosteroid karena steroid telah terbukti

menunjukkan perbaikan klinis yang dapat menekan reaksi

inflamasi. Steroid yang dapat diberikan berupa Deksametason 3

x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak 0,01

mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama 3 hari.

Analgetik / antipiretik, misalnya Paracetamol dapat diberikan.

c. Tonsilitis difteri

Anti Difteri Serum diberikan segera tanpa menunggu hasil

kultur, dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung umur dan

jenis kelamin. Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-50 mg/


kgBB/hari. Antipiretik untuk simptomatis dan pasien harus

diisolasi. Perawatan harus istirahat di tempat tidur selama 2-3

minggu.

d. Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa) Antibiotik

spectrum luas diberikan selama 1 minggu, dan pemberian

vitamin C serta vitamin B kompleks.

Indikasi dan Kontraindikasi Tonsilektomi Menurut Health Technology

Assessment Kemenkes tahun 2004, indikasi tonsilektomi, yaitu:5

Kontraindikasi relatif tonsilektomi:

- Gangguan perdarahan

- Risiko anestesi atau penyakit sistemik yang berat

- Anemia

BAB III

ANALISA KASUS

a. Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar


Tidak dapat dinilai

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan


keluarga
Jika dilihat dari penyakit yang diderita An.F dengan keadaan keluarga
dan hubungan keluarga, keadaan dan hubungan keluarga pasien terjalin
cukup baik sehingga tidak terdapat hubungan antara penyakit pasien
dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga.

c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan


lingkungan sekitar
Perilaku kesehatan pasien kurang baik. Pasien gemar mengkonsumsi
minuman-minuman dingin dan memakan gorengan, yang mana hal ini
memicu tonsilitisnya kambuh. Pasien juga adalah seorang perokok, secara
teori faktor resiko terjadinya tonsilitis yang berulang yakni terpapar asap
rokok, mengkonsumsi minuman-minuman yang merangsang seperti es.
d. Analisis kemungkinan faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien
Pada pasien ini dari anamnesis yang dilakukan terhadap berbagai faktor
yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit ini didapatkan kesimpulan
bahwa kebiasaan pasien dengan seringnya mengonsumsi makan makanan
beminyak, minuman dingin, dan rokok, serta kebersihan mulut yang
buruk.
e. Analisis untuk mengurangi paparan
Pasien kita edukasi mengenai penyakit yang diderita dan
penatalaksanaan yang diberikan. Menghindari makanan pencetus yang
merangsang seperti makanan berminyak, dan minuman dingin,
menghindari rokok. Menggosok gigi minimal 2 kali dalam sehari. Menjaga
daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi.
f. Edukasi penyakit kepada pasien dan kepada keluarga
Pasien kita edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, menjelaskan
kepada pasien penyebab dari penyakitnya dan pencegahan untuk tidak
terulangnya penyakit tersebut. Pasien dianjurkan menjaga imunitas
tubuhnya, istirahat yang cukup, memakan makanan bergizi, minum dengan
air hangat. Pasien juga disarankan untuk tidak memakan-makanan yang
berminyak terlebih dahulu seperti goreng-gorengan, tidak minum es, dan
tidak merokok.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2007. pg:212-25.
2. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A.  Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th
ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1997. pg: 330-44.
3. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head andNeck Surgery. Ed. Ke-8.
McGraw-Hill. 2003.
4. Escmid Sore Throat Guideline Group. Pelucchi C, Grigoryan L, Esposito
S, Huovinen P, Little P, Verheij T. Guideline for the management of acute
sore throat. Clin Microbiol Infect, 2012.
5. Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2 nd ed. Philadelphia: WB
Sunders Co. 1959. pg: 239-59.

Anda mungkin juga menyukai