1. Mendiagnosis
2. Penanganan
a. Anemia ringan
b. Anemia sedang
c. Anemia berat
a. Pemeriksaan kadar obat anti epilepsi. Kadar obat anti epilepsi dalam darah
sebaiknya selalu dikontrol setiap bulan sebelum terjadinya kehamilan sehingga
penyesuaian dosis pada saat kehamilan bisa dilakukan. Disini perlu kerjasama
dengan ahli farmakologi klinik.
b. Penyuluhan pada wanita penyandang epilepsi usia remaja sebelum konsepsi
mengenai: - Risiko akibat timbulnya serangan selama kehamilan seperti
perdarahan, eklampsia dan prematuritas.
- Risiko obat anti epilepsi pada janin, yaitu timbulnya malformasi dan gangguan
perkembangan. - Risiko timbulnya serangan kejang pada anak (kejang neonatal,
kejang tanpa demam dan epilepsi), termasuk adanya prediposisi genetik pada bayi
bila orang tuanya menderita epilepsi.
- Mencoba menghentikan obat anti epilepsi pada yang telah bebas kejang 2-3
tahun.
- Berikan cukup perhatian terhadap semua keluhan dan anjurkan istirahat yang
cukup, karena kedua faktor ini sering menimbulkan peningkatan atau kambuhnya
serangan.
- Mengukur kadar obat anti epilepsi bebas setiap trimester untuk menyesuaikan
dosis obat, terutama pada bulan terakhir dan menjelang persalinan untuk mencegah
19 timbulnya kejang pada waktu bersalin. Selanjutnya pemeriksaan obat anti
epilepsi ini harus diikuti sampai minggu ke-8 postpartum karena kadarnya dapat
meningkat dan menimbulkan toksisitas.
- Pemeriksaan USG untuk deteksi adanya kelainan janin (spina bifida, defek
jantung atau ekstremitas).
- Dokter spesialis anak atau saraf anak yang mengobservasi harus waspada
terhadap timbulnya perdarahan neonatus dan gejala drug withdrawal terutama pada
ibu yang minum phenobarbital. Lalu dilakukan evaluasi terhadap kemungkinan
adanya gangguan perkembangan, terutama pada anak yang ibunya menderita
epilepsi yang sukar diatasi.
- Pada umumnya ibu dapat menyusui bayinya namun bila terlihat efek sedasi,
gangguan minum dan menurunnya berat badan bayi maka dianjurkan untuk
memperpendek pemberian ASI tersebut. Penghentian obat anti epilepsi jangan
berlangsung mendadak karena dapat menimbulkan kejang pada neonatal.