OLEH
TRIANA OCTAVIANI PITA
802014048
TUGAS AKHIR
FAKULTAS PSIKOLOGI
SALATIGA
2018
PERBEDAAN FEAR OF SUCCESS DITINJAU DARI STATUS
PERNIKAHAN PADA WANITA KARIER
FAKULTAS PSIKOLOGI
SALATIGA
2018
Abstrak
Wanita karier dapat mengalami fear of success yang cenderung disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satu faktornya adalah status pernikahan yakni menikah dan belum
menikah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya perbedaan fear of success.
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawati bank-bank 11 bank yang berada di daerah
Salatiga sebanyak 76 orang (38 menikah dan 38 belum menikah), dipilih dengan teknik
accidental sampling. Data dikumpulkan dengan Skala fear of success yang dibuat oleh
peneliti berdasarkan aspek-aspek fear of success oleh Horner (dalam Berkowitz, 1980).
Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan t-test yang menunjukkan angka t sebesar
5,862 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian ini diterima yakni ada
perbedaan signifikan fear of success ditinjau dari status pernikahan pada wanita karier
i
Abstract
several factors, one of which is marital status that is married and single woman. This
study aims to examine the difference of fear of success. Subjects in this study are career
women of 11 banks in the area of Salatiga as many as 76 people (38 married and 38
single), selected by accidental sampling technique. Data were collected with a scale of
fear of success made by researchers based on aspects of fear of success by Horner (in
Berkowitz, 1980). Hypothesis test is done by using t-test which shows t number of 5,862
with significance 0,000 (p <0,05). The results of this study is accepted that there is a
ii
iii
PENDAHULUAN
Kondisi wanita saat ini bila melihat pergeseran budaya dari masyarakat
para wanita untuk bekerja dan mengejar kariernya. Seiring berjalannya waktu
dapat dilihat semakin banyak wanita yang menduduki posisi tertentu di berbagai
instansi maupun perusahaan. Pada sebuah survei yang dilakukan oleh Thornton
untuk mengisi posisi diperusahaan, hal tersebut menunjukkan model karier yang
dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga tahun 2011,
jumlah wanita di kota Salatiga yang notabennya lebih banyak dari laki-laki
2009). Sebagai wanita yang bekerja dan berkarier, mereka diharapkan tidak
kebanggan terhadap diri sendiri dan orang lain, terutama jika prestasinya
1
mendapatkan penghargaan dan umpan balik yang positif. Berbagai tuntutan
mendorong wanita untuk berkarier, terutama bagi wanita yang telah menginjak
usia dewasa dini. Sesuai dengan usia perkembangaanya, wanita memiliki tugas
keadaan tersebut mulai berubah. Kini wanita dapat bersosialisasi di luar rumah,
perasaan ketakutan akan keberhasilan yang lebih dikenal dengan istilah fear of
success, yang diartikan sebagai ketakutan seorang wanita untuk berprestasi atau
merasa takut kehilangan cinta dan dianggap tidak feminim menjadi alasan kuat
adalah ketakutan bahwa semua hal yang diatur oleh lingkungan luar akan
2
terpenuhi, akan tetapi kebahagiaan, kesenangan dan kepuasan pribadi tidak akan
ada bahkan setelah berhasil mencapai tujuan. Wanita yang memiliki fear of
success merasa bahwa kebutuhan dalam hidupnya sudah dapat terpenuhi namun
disisi lain, terdapat hal yang harus ditinggalkan demi mencapai kesuksesannya.
fear of success ini merasa takut atau cemas jika dirinya ditolak oleh lingkungan
serta menarik diri dari kompetisi yang mungkin menimbulkan konflik. Hal ini
Nanik, dkk (1995) yaitu sulit melakukan kegiatan yang bersifat kompetitif,
merasa rendah diri, menghindari tantangan, menghindari situasi baru, serta tidak
(1980) dari The Ohio State University diperoleh hasil bahwa wanita memiliki
fear of success yang lebih tinggi daripada pria. Wanita cenderung kurang
individualis seperti Amerika, fenomena fear of success ini dialami oleh wanita.
3
dan ketakutan akan kehilangan pasangan. Individu wanita dapat dengan sengaja
internal atau perasaan negatif seperti rasa bersalah, ragu-ragu, dan tidak bahagia.
lain adalah individu berusaha menghindar dari tanggung jawab yang ada atau
Fear of success diduga sering dialami oleh wanita karir, hal ini
disebabkan pada wanita karir terdapat tingkat pekerjaan serta jabatan. Semakin
diramalkan semakin sukses pula orang tersebut. Dari dalam diri wanita akan
sukses itu sendiri, sebab adanya konsekuensi dari sekeliling. Terlepas dari
konsekuensi yang dihadapi wanita, terutama yang berperan ganda, tidak dapat
diingkari bahwa setiap tahun jumlah wanita yang bekerja selalu meningkat.
Badan Pusat Statistik tahun 2017 memberikan data bahwa pekerja wanita di
4
wanita mencapai angka 50 persen lebih dibandingkan jumlah pekerja laki-laki.
Pada kenyataanya, walaupun dengan bekerja, para wanita yang telah menikah
merupakan suatu hal yang baru bila wanita berperan sebagai ibu rumah tangga
dan bekerja. Semakin berkembangnya era globalisasi maka semakin besar pula
kesempatan bekerja bagi para wanita didorong dengan pendidikan yang dimiliki
pendidikan.
positif dari adanya hal tersebut yakni pekerja tidak hanya didominasi oleh pria.
Dampak negatifnya adalah semakin banyak tuntutan pekerja wanita sehingga tak
jarang pekerja wanita memilih untuk keluar dari pekerjaan dan harus mencari
disebabkan oleh keberuntungan (Dowling, 1992). Dengan hal ini, tidak saja
5
merugikan karier wanita tersebut, karena kurang dapat mengembangkan
kerugian dipihak perusahaan yang telah memiliki karyawan yang dirasa cukup
(2012), perencanaan karier pada wanita seringkali sifatnya jangka pendek dan
berubah-rubah, banyak dari wanita tersebut masuk dan keluar pasar kerja
beberapa kali karena berbagai alasan pribadi. Wanita cenderung takut akan
tidak ingin gagal namun juga tidak mau mencapai prestasi di dalam dunia kerja
Masih sering terdengar adanya wanita yang mengundurkan diri dari pekerjaanya
dengan berbagai alasan pribadi baik dari pasangan, keluarga, lingkungan dan
finansial namun wanita yang menikah akan bertindak sebagai ibu rumah tangga
memiliki beban tugas yang lebih banyak dibandingkan wanita yang belum
menikah.
Dowling (1992) antara lain: jenis kelamin, latar belakang budaya, orientasi peran
seks, dukungan pria, konflik peran ganda. Salah satu faktor yang memengaruhi
6
(Illfelder, 1978). Dapat disimpulkan fear of success dipengaruhi faktor status
dalam membagi antara pekerjaan dan rumah tangga serta anaknya, hal tersebut
menjadi hambatan tersendiri bagi wanita pekerja yang sudah menikah, dimana
akan mengalami dilema serta rasa bersalah jika menempatkan karir pada pilihan
pertama. Bagi wanita yang sudah menikah dan juga berkarir permasalahan akan
lebih kompleks karena adanya konflik atau dilema antara menjadi istri atau
menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk mencapai puncak karirnya.
bila ia meraih sukses melebihi dari karir suaminya (Hoffman, 1977). Selain itu,
gaji atau penghasilan yang ia terima jika lebih tinggi dari suami juga dapat
kewajiban dan tanggung jawab sebanyak wanita yang telah menikah. Wanita
yang belum menikah memiliki lebih banyak waktu serta energi yang dituntut
oleh pekerjaan dan lebih berpeluang untuk mencapai kemajuan karier yang lebih
besar daripada wanita yang sudah menikah. Untuk memetakan data, peneliti
melakukan wawancara singkat pada 13 Januari 2017 kepada enam wanita yang
bekerja, tiga wanita yang sudah menikah dan tiga lagi belum menikah. Wanita
diperusahaan dan bersaing dengan rekan kerjanya, ada pula yang bekerja diluar
kota hanya untuk meniti karier. Sedangkan pada tiga wanita pekerja yang sudah
7
menikah membatasi pekerjaanya bahkan ada yang mengungkapkan menolak
promosi kerja karena alasan kurang didukung oleh suami. Ada pula yang
enggan dipindahkan ke cabang kantor lain karena alasan takut urusan keluarga
dan rumah tangga menjadi terbengkalai serta takut menelantarkan anak karena
yang dimilikinya dikarenakan rasa takut dan cemas dalam berkarir dengan
Hal tersebut meggambarkan jika wanita karir yang belum menikah memiliki
di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Kurniarin (1994) dengan hasil ada
hubungan positif antara kecemasan dengan motif menolak sukses pada pegawai
signifikan antara konflik peran ganda dan fear of success pada ibu bekerja.
dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara orientasi peran jenis
8
tradisonal dengan fear of success dan ada hubungan positif antara situasi
kompetisi kerja dengan fear of success. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh
Rosiana (2010) tentang fear of success mendapatkan hasil bahwa ada hubungan
yang signifikan antara derajat feminitas dengan fear of success. Penelitian dari
Lestari (2017) menemukan terdapat hubungan positif antara konflik peran ganda
dengan fear of success, artinya semakin tinggi konflik peran ganda yang dialami
jarang yang meneliti perbandingan fear of success pada wanita pekerja yang
belum menikah dan sudah menikah. Seperti yang dilakukan Prihandhany (2015)
mendapat hasil ada perbedaan fear of success pada wanita pekerja yang belum
menikah dan sudah menikah, dimana wanita yang sudah menikah dan belum
(2013) mendapat hasil bahwa terdapat perbedaan fear of success signifikan yang
dialami wisudawan yang belum menikah dengan yang sudah menikah, dimana
fear of success yang sudah menikah lebih tinggi dari pada tingkat fear of success
perbedaan fear of success antara wanita karir usia dewasa awal ditinjau dari
succes wanita karir yang sudah menikah dan belum menikah, hal tersebut
9
dan tidak sepenuh hati serta kemungkinan ada hubungannya dengan kondisi
Hipotesis
Berdasarkan teori yang ada, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah :
“Ada perbedaan fear of success ditinjau dari status pernikahan pada wanita
karier”.
10
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-
sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. (Sugiyono, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita karier yang bekerja di 11 bank di
daerah Salatiga. Selanjutnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 76
karyawati bank dengan karakteristik : wanita karier yang sudah menikah dan belum
menikah, usia 18-40 tahun, pendidikan minimal D-3. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah accidental sampling yaitu pengambilan sampel pada siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti, dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang
Skala yang digunakan yaitu skala fear of success yang dibuat oleh peneliti
Social Rejection (Pengingkaran), dengan model Skala Likert yang terdiri dari
pernyataan favorable dan unfavorable teridiri dari empat pilihan jawaban yaitu SS
11
(Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Jumlah item
yang digunakan dalam penelitian ini 55 item, namun setelah melewati uji reabilitas
Analisis Data
Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik ‘Uji-
t’ dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Penggunaan teknik
statistik ini bertujuan untuk mencari perbedaan satu variabel tergantung (Fear of
success) antara dua kelompok (Status Pernikahan yakni menikah dan belum menikah).
12
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas dan uji daya diskriminasi pada skala
fear of success dilakukan sebanyak dua kali putaran dengan standar koefisien korelasi >
0,30 (Azwar, 2012). Pada putaran pertama, hasil seleksi item dari 55 item diperoleh 12
item yang gugur dengan koefisien reliabilitas 0,923. Selanjutnya dilakukan uji kedua
dengan 43 item yang baik, tidak didapati item yang gugur dengan koefisien reliabilitas
ANALISIS DESKRIPTIF
Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel fear of success pada wanita karier
yang sudah menikah dan belum, maka digunakan 5 kategori pengelompokkan sebagai
berikut :
Tabel 1. Kriteria skor Fear of success pada Wanita Karier Menikah dan Belum
Menikah
Belum
Menikah
Menikah
KATEGORI INTERVAL f % MEAN SD f % MEAN SD
0 0%
Sangat Tinggi 146,2 ≤ x< 172 0 0%
0 0%
Tinggi 120,4 ≤ x< 146,2 0 0%
0 0%
94,6 ≤ x < 120,4 12 32% 92,89 10,942 77,03 12,599
Sedang
30 79%
Rendah 68,8 ≤ x< 94,6 25 66%
Sangat 8 21%
43≤ x<68,8 1 3%
Rendah
13
UJI ASUMSI
1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data menunjukkan dari kelompok wanita karier sudah
menikah menujukkan nilai K-S-Z sebesar 0,888 dengan nilai sign. = 0,410 (p > 0,05),
dan kelompok wanita karier belum menikah memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,631 dengan
nilai sign. = 0,820 (p > 0,05) dengan demikian kedua kelompok tersebut berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
koefesien Levene Test sebesar 1,515 dengan signifikansi sebesar 0,222. Oleh karena
nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut homogen.
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan fear of success ditinjau dari status
pernikahan pada wanita karier, maka digunakanlah rumus Independent Sampel Test
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah menggunakan uji-t. Uji ini
digunakan untuk melihat apakah rata-rata satu sampel berbeda dengan sampel lainnya.
Jika p < 0,05 maka dapat dikatakan ada perbedaan fear of success ditinjau dari status
pernikahan pada wanita karier, namun jika p > 0,05 maka tidak ada perbedaan fear of
success ditinjau dari status pernikahan pada wanita karier. Setelah dilakukan analisis
14
Tabel 2. Hasil Perhitungan Mean Pada Kedua Kelompok Menikah dan Belum Menikah
bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan fear of success ditinjau dari status pernikahan
pada wanita karier (equal variance assumed) memiliki nilai t-test sebesar 5,862 dengan
signifiknasi 0,000 atau p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan fear of success ditinjau
dari status pernikahan pada wanita karier, dimana wanita yang sudah menikah memiliki
15
PEMBAHASAN
status pernikahan pada wanita karier di Salatiga, didapati hasil perhitungan Independent
Sampel Test sebesar 5,862 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis diterima, artinya ada perbedaan signifikan fear of success ditinjau dari
Namun pada perhitungan uji komparatif Uji-t dengan bantuan SPSS 16.0
didapatkan mean dari kelompok wanita karier yang sudah menikah sebesar 92,89
dengan sig. = 0,000 (p < 0,05). Kemudian mean kelompok wanita karier yang belum
menikah sebesar 77,03 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan fear of success antara wanita karier menikah dan belum
menikah dengan hasil rata-rata fear of success wanita karier menikah lebih tinggi
terbukti ada perbedaan yang signifikan serta rata-rata fear of success wanita karier
menikah lebih tinggi daripada menikah, artinya kedua kelompok memiliki fear of
success dengan taraf rata-rata yang berbeda. Penulis beramsumsi bahwa hal tersebut
terjadi karena wanita yang berkarier cenderung akan mengalami gejala fear of success
cenderung menarik diri dan merasa tidak aman terhadap keberhasilan di dalam karier
16
Selain itu hasil penelitian ini cenderung dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor
yang memengaruhi fear of success pada wanita karier. Salah satu faktor yang
Status perkawinan memengaruhi terkait dengan munculnya fear of success pada wanita
(Illfelder, 1978).
merupakan peranan dan tanggung jawab dalam rumah tangganya serta pasangan atau
suami dan anak-anaknya. Namun berbeda dari status yang belum menikah, dimana
belum adanya peranan dan tanggung jawab pada suami dan anak pada saat akan
berkarier didunia kerja. Pada status pernikahan didalamnya ada latar belakang budaya,
dimana seorang wanita yang sudah menikah dianggap menyalahi kodrat bila
mengalahkan atau sejajar dengan pria atau pasangannya dan tidak dapat melakukan
tugas utamanya sebagai istri. Menurut Partner (dalam Kerpicke, 1980) wanita ingin
mencapai karier, namun juga masih diharapkan untuk tidak meninggalkan keluarga,
sehingga secara potensial sangat berpengaruh terhadap pilihan karier. Menurut Sujono
(1986) salah satu penyebab wanita Indonesia belum leluasa dalam menempuh karirnya
terletak pada belenggu tradisi. Nilai-nilai tradisional yang ada dalam masyarakat
dengan pria. Bagi wanita yang sudah menikah dan berkarir permasalahannya menjadi
kompleks karena adanya konflik atau dilema antara menjadi istri atau menjadi ibu
rumah tangga yang baik untuk mencapai puncak karirnya. Sebagian besar wanita yang
17
berhubungan dengan suaminya bila ia meraih sukses melebihi dari karir suaminya
(Horffman, 1977). Selain itu, gaji atau penghasilan yang ia terima lebih tinggi dari
suami juga dapat menjadi pemicu ketakutan wanita karir tersebut (Unger, 1979). Pada
akhirnya ia sekedar bekerja saja tidak perlu berambisi meraih atau menjadi sukses dan
menduduki jabatan tinggi, hal tersebut ia lakukan karena sudah merasa puas dapat
menerapkan ilmu yang telah dipelajari dalam studinya. Selain itu ia menyadari bahwa
yang terpenting baginya adalah menjaga perasaan suami atau mengutamakan keluarga.
Pada hasil penelitian jika dilihat dari penggolongan kategori fear of success pada
wanita karier sudah menikah dan belum menikah, kelompok wanita karier sudah
rendah dan 3 % untuk kategori fear of success sangat rendah. Sedangkan pada
kelompok wanita karier belum menikah mendapat 79 % pada kategori fear of success
rendah, sisanya 21 % pada kategori fear of success sangat rendah. Jika dilihat dari rata-
rata keseluruhan pada tiap kategori maka kelompok menikah dan belum menikah berada
Pada wanita karier yang belum menikah, penulis mencoba menjelaskan bahwa
yang masih single belum memiliki tuntutan dalam rumah tangga sehingga dapat mampu
fokus bekerja. Namun, wanita juga memiliki tuntutan lain yang menyebabkan
keluarga seperti orang tua. Di indonesia, wanita walaupun sudah dewasa tetap dianggap
masih dibawah pengawasan orang tua karena belum menikah. Pengawasan orang tua ini
membuat wanita karier yang belum menikah masih terikat dengan orang tua sehingga
memunculkan fear of success. Wanita yang belum menikah juga memiliki rencana
18
untuk menikah untuk memenuhi tugas perkembangnya (Santrock, 2002). Ada anggapan
bahwa wanita yang masih lajang memiliki prestasi tinggi akan cenderung sulit
menemukan pasangan hidup, maka wanita karier yang belum menikah menurunkan
prestasinya (Nanik, 2007). Untuk saat ini wanita yang belum menikah cenderung
prioritas kehidupan lainnnya yang perlu dicukupi oleh dirinya sendiri, tak jarang ada
beberapa wanita yang belum menikah melakukan pekerjaannya dan berkarier karena
membantu keluarga dan orang tuanya (Wulandari, Nursalam & Ibrahim, 2016). Hal
tersebut yang melatar belakangi mengapa wanita belum menikah memikirkan karier dan
pekerjaanya.
Kategori fear of success sedang pada wanita karier yang sudah menikah dapat
terjadi karena adanya tuntutan dan tanggung jawab terhadap keluarga, suami dan anak.
Sedangkan kategori fear of success rendah pada wanita karier yang belum menikah, hal
tersebut dapat terjadi karena bagi kaum wanita yang memiliki kebutuhan berprestasi
tinggi dan didukung oleh budaya masyrakat modern yang banyak memberikan kepada
mengasumsikan bahwa hal ini lebih cenderung dialami oleh kaum wanita Indonesia
generasi muda masa kini karena budaya masyarakat Indonesia mengarah ke masyarakat
modern. Fenomena tersebut didukung dengan adanya arah modernisasi dan sikap
toleransi masyarakat yang lebih baik terhadap kaum wanita yang mandiri. Kaum wanita
memiliki fear of success rendah. Kondisi ini karena mereka mempunyai keinginan
untuk menguasai dan memperoleh dari orang lain, keberanian mengambil resiko,
19
menentukan tujuan dan memimpin yang semuanya bertentangan dengan gejala-gejala
success yang signifikan ditinjau dari status pernikahan pada wanita karier di Salatiga
20
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat ditarik
pernikahan pada wanita karier di Salatiga dengan nilai t sebesar 5,862 dengan
pada kategori rendah dengan presentase sebesar 79%. Kategori fear of success
3. Berdasarkan Mean skor yang diperoleh, fear of success yang dimiliki oleh
wanita karier yang sudah menikah termasuk kedalam kriteria yang rendah
dengan dengan mean 92,89 sedangkan fear of success untuk wanita karier yang
belum menikah mean yang diperoleh adalah 77,03 sehingga tergolong ke dalam
21
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih banyaknya
keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
antara wanita karier yang sudah menikah dan belum menikah. Secara
rendah, sehingga diharapkan wanita karier tetap mencapai prestasi lebih tinggi
menekan ketakutan yang muncul dalam diri dan membuka peluang dalam
mencapai kesuksesan.
Penelitian ini masih terbatas, sehingga bagi peneliti selanjutnya yang ingin
dalam kelas sosial atau faktor lainnya yang memengaruhi fear of success, serta
berkarier dan ketakutan apa yang kerap muncul sehingga dapat diketahui
22
DAFTAR PUSTAKA
1
2