Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL : ISOLASI SOSIAL

I. Masalah Utama Keperawatan


Isolasi Sosial: Menarik Diri

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami penurunan
kemampuan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Isolasi sosial adalah usaha klien untuk menghindari interaksi dengan orang
lain disekitarnya maupun komunikasi dengan orang lain (keliat B.A, dkk, 2011).
Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain disekitarnya (Keliat, 2011).
Isolasi sosial menurut Townsend, dalam Kusumawati F dan Hartono Y (2010) adalah
suatu keadaan kesepian yang dirasakan seseorang karena orang lain menyatakan negatif
dan mengancam. Sedangkan Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan
orang lain. Individu merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk berbagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalanya (Depkes, 2006 dalam
Dermawan D dan Rusdi, 2013).

B. Penyebab Terjadinya Isolasi Sosial


Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
Faktor Predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku menarik diri  

ANANDA SILVI/ P17210173041


a. Faktor perkembangan
Gangguan adaptasi disetiap tahap perkembangan dari bayi sampai dewasa dan tua
akan mempengaruhi masalah respon sosial menarik diri pada seseorang. (Deden
Dermawan dan Rusdi, 2013).
b. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang respon sosial maladaptif. Genetik merupakan faktor
penunjang dalam terjadinya masalah gangguan jiwa (Ernawati, 2009). 
c. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain. Ini dapat
terjadi karena tidak tepatnya norma atau aturan dalam keluarga yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota keluarga yang tidak
produktif seperti lansia, orang cacat dan penderita penyakit kronik (Keliat, dkk, 2011).

Faktor Persipitasi
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan  seseorang menarik diri. Faktor-
faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a.       Stressor sosiokultural
Stres yang ditimbulkan karena perpisahan dengan orang yang berarti, tidak
sempurnanya anggota keluarga dan menurunya stabilitas unit keluarga (Eko Prabowo,
2014).
b.      Stressor psikologik
Kecemasan yang berkepanjangan bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
mengatasi masalah. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi
(Stuart dan Lararia, 2005).

C. Tanda dan Gejala dari Isolasi Sosial


Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan isolasi sosial: menarik diri menurut
Dermawan D dan Rusdi (2013) adalah sebagai berikut:
a. Gejala Subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Respon verbal kurang atau singkat
ANANDA SILVI/ P17210173041
4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
7) Klien merasa tidak berguna
8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
9) Klien merasa ditolak
b. Gejala Objektif
1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara
2) Tidak mengikuti kegiatan
3) Banyak berdiam diri di kamar
4) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
5) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
6) Kontak mata kurang
7) Kurang spontan
8) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
9) Ekpresi wajah kurang berseri
10) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
11) Mengisolasi diri
12) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
13) Memasukan makanan dan minuman terganggu
14) Retensi urine dan feses
15) Aktifitas menurun
16) Kurang enenrgi (tenaga)
17) Rendah diri
18) Postur tubuh berubah,misalnya sikap fetus/janin (khusunya pada posisi tidur).
D. Akibat dari Isolasi Sosial
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko
perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi
realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan
tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa
stimulus/ rangsangan eksternal.

ANANDA SILVI/ P17210173041


E. Pohon Masalah

Akibat Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

Core Problem Isolasi Sosial; Menarik Diri

Harga Diri Rendah


Causa/Penyebab

F. Rentang Respon
Respons Adaftif Respons Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri Manipulasi


Otonomi Depedensi Impulsif
Bekerja sama
Ffgfg Ketergantungan Narsisme
interdependen

Gambar 1.1 Rentang Respon Isolasi Sosial


Sumber: Stuart dan Sundeen (2012)

1. Menyendiri (solitude) merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan


apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah selanjutnya.
2. Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3. Bekerjasama (mutualisme) adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana
individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
4. Saling tergantung (interdependen) adalah suatu kondisi saling tergantung antara individu
dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
ANANDA SILVI/ P17210173041
5. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseoramg menemukan kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
6. Tergantung (dependen) terjadi bila seseorang gagal mengambangkan rasa percaya diri
atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
7. Manipulasi merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan
sosial secara mendalam.
8. Merasa sendiri (Loneliness) merupakan kondisi dimana seseorang merasa asing dan
sendiri di lingkungannya
9. Impulsif merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subjek yang
tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak
mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan dan penilaian yang buruk.
10. Narsisme merupakan individu memiliki harga diri yang rapuh, terus-menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, pencemburuan, mudah marah jika tidak
mendapatkan pujian dari orang lain.

G. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Isolasi Sosial : menarik diri
 Data Subyektif
a) Klien mengatakan saya tidak mampu.
b) Klien mengatakan tidak bisa.
c) Klien mengatakan tidak tahu apa-apa.
d) Klien mengatakan dirinya bodoh.
e) Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
 Data Obyektif
a) Klien tampak lebih suka sendiri.
b) Klien tampak bingung.
c) Klien terlihat apatis.
d) Klien tampak banyak diam.
 Penampilan
a) Ekspresi wajah klien sedih.
b) Kontak mata klien kurang.

ANANDA SILVI/ P17210173041


c) Klien sering melamun.
 Psikomotor
a) Afek klien tumpul.
b) Klien berkeinginan mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
 Pembicaraan
a. Komunikasi klien kurang atau tidak ada.

ANANDA SILVI/ P17210173041


III. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL
A. Deskripsi
Tanggapan atau deskripsi tentang isolasi yaitu suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (towsend,
1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain.
B. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian
stressor, suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien
dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi :
 Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal
MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.
 Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi
kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang
lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari , dependen
 Faktor predisposisi
kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak
realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya; perubahan
struktursosial.
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami ,
putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban
perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak
menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
 Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhafisik yang dialami oleh klien.
 Aspek Psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri

ANANDA SILVI/ P17210173041


 Keluhan fisik
Biasanya mengalami gangguan pola makan dan tidur sehingga bisa terjadi
penurunan berat badan. Klien biasanya tidak menghiraukan kebersihan dirinya.
 Konsep diri
Konsep diri merupakan satu kesatuan dari kepercayaan, pemahaman dan
keyakinan seseorang terhadap dirinya yang memperngaruhi hubungannya dengan
orang lain. Pada umumnya klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus
Menarik Diri mengalami gangguan konsep diri seperti :
a) citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang tubuh .
Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan keputus asaan,
mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan .
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua ,
putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri ,
gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan
kurang percaya diri.
Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga social
dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam
masyarakat.
Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
f) Status Mental

ANANDA SILVI/ P17210173041


Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang
dapat        memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu
berhubungan            dengan orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan
kurang berharga dalam    hidup.
g) Kebutuhan persiapan pulang.
1) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,
membersikan dan merapikan pakaian.
3) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
4) Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan
diluar rumah
5) Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
h) Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada
orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri)
i) Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,          
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik aktual maupun
potensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian adalah sebagai
berikut :
 Isolasi sosial : menarik diri
 Gangguan konsep diri: harga diri rendah
 Resiko perubahan sensori persepsi
 Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain
 Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
 Intoleransi aktifitas.
 Kekerasan resiko tinggi
A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri

ANANDA SILVI/ P17210173041


B. Rencana Tindakan Keperawatan Klien Dengan Isolasi Sosial

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ISOS

SP 1
Mengidentifikasi penyebab isolasi social klien
Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
Menganjurkan klie nmemasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian.
SP 2
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan dengansatu orang
(perawat)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 3
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan dengansatu orang
(klien lain)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan dengan dua orang
ataulebih (kelompok)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 5
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Menjelaskan cara patuh minum obat
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

ANANDA SILVI/ P17210173041


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

SP 1 klien:
Membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenali penyebab isolasi sosial,
membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan.

FASE ORIENTASI
 Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu, selamat pagi.. perkenalkan nama saya Febriana, saya senang dipanggil
febri, saya perawat yang dinas di ruangan anggrek ini.
Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00-14.00. saya yang akan merawat ibu selama di rumah
sakit ini.
Nama ibu siapa... senangnya dipanggil apa...?
 Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu S saat ini?
Masih ingat ada kejadian apa sampai ibu S dibawa kerumah sakit ini?
Apa keluhan ibu S hari ini? Dari tadi saya perhatikan ibu S duduk menyendiri, ibu S tidak
tampak ngobrol dengan teman teman yang lain? Ibu S sudah mengenal teman teman yang ada
disini?
 Kontrak (topik, waktu, tempat)
Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang keluarga dan teman teman ibu S? Juga tentang
apa yang menyebabkan ibu S tidak mau ngobrol dengan teman teman?
Berapa lama ibu S kita berbincang bincangnya? Bagaimana kalau 10 menit?
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang bincang ibu S?
Bagaimana kalau disini saja?

ANANDA SILVI/ P17210173041


FASE KERJA
Siapa saja yang tinggal satu rumah dengan ibu S? Siapa yang paling dekat dengan ibu S?
Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu S? Apa yang membuat ibu S jarang bercakap-
cakap dengannya?
Apa yang ibu S rasakan selama dirawat disini? Oo... ibu S merasa sendirian? Siapa yang ibu S
kenal diruangan ini? Oo.. belum ada? Apa yang menyebabkan ibu S tidak mempunyai teman
disini dan tidak mau bergabung atau ngobrol dengan teman teman yang ada disini?
Kalau ibu S tidak mau bergaul dengan teman-teman atau orang lain, tanda tandanya apa saja?
Mungkin ibu S selalu menyendiri ya..trus apa lagi bu....(sebutkan)
Ibu S tau keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman? Coba sebutkan apasaja?
Keuntungan dari mempunyai banyak teman itu bu S adalah...(sebutkan)
Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman ibu S tau tidak? Coba sebutkan apa
saja? Ya ibu S kerugian dari tidak mempunyai banyak teman adalah....(sebutkan). Jadi banyak
juga ruginya ya kalau kita tidak mempunyai banyak teman. Kalau begitu inginkah ibu S
berkenalan dan bergaul dengan orang lain?
Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajarn berkenalan dengan orang lain.
Begini lho ibu S, untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah: pertama kita
mengucapkan salam sambil berjabat tangan terus bilang ”perkenalkan nama lengkap, terus
nama panggilan yang disukai,asal kita dan hobi kita”.contohnya seperti ini;
”Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Febriana,saya lebih senang dipanggil febri, asal
saya dari bandung dan hobinya membaca”.
Selanjutnya ibu S menanyakan nama lengkap orang yang diajak kenalan, nama panggilan
yang disukai, menanyakan juga asal dan hobinya. Contohnya ini nama ibu siapa? Senangnhya
dipanggila apa? Asalnya darimana dan hobinya apa?
Ayo ibuS dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu S. Coba berkenalan dengan saya!
Ya bagus sekali! Coba sekali lagi ibu S. Bagus sekali!
Seytelah ibu S berkenalan dengan orang tersebut, ibu S bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan. Misalkan tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan dan
sebagainya.

ANANDA SILVI/ P17210173041


FASE TERMINASI
 Evaluasi respon
Evaluasi subyektif :
Bagaimana perasaan ibu S setelah berbincang bincang tentang penyebab ibu S tidak mau
bergaul dengan orang lain dan berlatih cara berkenalan?
Evaluasi obyektif :
Coba ibu S sebutkan kembali penyebab ibu S tidak mau bergaul dengan orang lain? Apa saja
tanda tandanya bu? Terus keuntungan dan kerugiannya apa saja?
Coba ibu S sebutkan cara berkenalan dengan orang lain, yaitu....ya bagus.
Nah sekarang coba ibu S praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Iya bagus.
 Rencana tindak lanjut
Selanjutnya ibu S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi. Sehingga ibu S lebih siap
untuk berkenalan dengan orang lain. Ibu S bisa praktikkan ke pasien lain.
Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali ibu mau berlatih berkenalan dengan
orang lain, jam berapa saja bu? Coba tulis disini. Oh jadi mau tiga kali ya bu.
Ya bagus bu S dan jangan lupa dilatih terus ya bu sesuai jadwal latihannya dan ibu S bisa
berkenalan dengan teman-teman yang ada diruangan ini.
 Kontrak yang akan datang
Baik ibu S sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau 2 jam lagi sekitar
jam 11 saya akan datang kesini lagi untuk melatih ibu S berkenalan dengan perawat lain yaitu
teman saya perawat N.
Waktunya mau berapa lama bu? Iya 10 menit saja dan tempatnya mau dimana? Ya bagaimana
kalau disini saja ya!
Baiklah saya permisi dulu ya bu, jangan lupa ibu S berlatih terus ya, Assalamualaikum,
selamat pagi

ANANDA SILVI/ P17210173041


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

SP 2 klien:
Mengajarkan Klien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan orang pertama, yaitu
seorang perawat).

FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik:
Assalamualaikum ibu S, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalus ekarang saya datang lagi.
Ibu S masih ingatkan dengan saya? Coba siapa? Iya bagus.
Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan perawat lain.
Evaluasi/Validasi:
Bagaimana perasaan ibu S saat ini?
Apakah ibu S sudah hapal cara berkenalan dengan orang lain? Apakah ibu S sudah
mempraktikkanya dengan pasien lain? Bagaimana perasaan ibu S setelah berkenalan tersebut?
Cobaibu S praktikkanlagicaraberkenalandengansaya. Ya bagus.
 Kontrak (topik, waktu, tempat):
Baik sekarang kita akan berlatih berkenalan dengan orang pertama yaitu perawat lain.
Mau berapa lama berlatihnya? Bagaimana kalau 10 menit.
Dimana tempatnya? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui perawat N di ruangannya ya.

FASE KERJA
Ibu S sudahtahuyatadicaranyaberkenalan? Yabagus
Tadi caranya bagaimana yabu? Yang pertama dilakukan adalah…(sebutkan) bagus bu S
Sekarang kita keruangan nya suster N ya (bersama-sama mendekati suster N)
Selamat pagi suster N, ini ibu S ingin berkenalan dengan suster N
Baiklahibu S, sekarangibu S bias berkenalan dengan suster N seperti yang sudah kita
praktikkan. Yabagusibu S
Ada lagi yang ibu S tanyakan kepadasuster N? coba tanyakan tentang keluarganya
Kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu S bias sudahi perkenalan ini. Lalu
ibu S bias buat janji untuk bertemu lagi dengan suster N, misalnya jam 1 siang nanti.
Baiklah suster N, karenaibu S sudahselesaiberkenalan, sayadanibu S akan kembali keruangan
ibu S. selamat pagi (bersama-sama pasien meninggalkan ruangan suster N)

ANANDA SILVI/ P17210173041


FASE TERMINASI
 EvaluasiRespon
Subyektif:
Bagaimana perasaan ibu S setelah kita berkenalan dengan suster N? iya, ibu S jadi mempunya
banyak temanya.
Obyektif:
Coba ibu S sebutkan lagi cara berkenalannya. Ya bagus bu.
 RencanaTindakLanjut
Mari sekarang kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu S. Mau jam berapabu S
berkenalan? Bagaimana kalau tiga kali sehari? Baik jadi jam 08.00 pagi, jam 10.00 dan jam
15.00 sore. Jangan lupa dipraktikkan terusya bu. Dan pertahankan terus apa yang sudah ibu S
lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar.
Misalnya menanyakan hobby, keluarga dan sebagainya
 Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)
Besok pagi kita ketemu lagi ya bu, saya akan menjelaskan manfaat obat yang ibu S minum
selama ini.

Mau jam berapa bu? Baik jam 08.00 pagi. Waktunya berapa lam? Ya 10 menit

Tempatnya dimana? Baiklah di sini saja ya?

Kalau begitu saya permisi dulu ya bu, Assalamu’alaikum

ANANDA SILVI/ P17210173041


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

SP 3 klien:

Diskusi menggunakan obat secara teratur

Evaluasi jadwal kegiatan harian klien untuk berkenalan dengan orang lain secara bertahap
yang sudah dilatih
Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar, disertai penjelasan tentang
guna obat dan akibat berhenti minum obat
Susun jadwal minum obat secara teratur

FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik :
Assalamualaikum ibu, sesuai dengan janji kemarin, sekarang saya datang lagi
Ibu masih ingat dengan saya? Coba siapa? Iya bagus
Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara menggunakan atau minum obat
 Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu saat ini, apakah ibu sudah tidak sedih lagi? Apakah ibu suka
mengobrol dengan teman-teman? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Coba saya
lihat jadwalnya ya. Ya bagus ibu
Ibu masih ingat kan apa yang sudah saya latih? Ya bagus, coba praktikan lagi bu. Ya bagus
ibu
Apakah ibu pagi ini sudah minum obat? Nama obatnya apa saja? Oh ibu belum tahu ya
namanya
 Kontrak (topik, waktu, tempat)
Baik, sekarang kita akan belajar cara menggunakan atau minum obat dengan benar
Mau berapa lama bincang-bincangnya? Bagaimana kalau 15 menit?
Dimana tempatnya? Disini saja ya bu

FASE KERJA
Ibu sudah minum obat hari ini? Berapa macam obat yang ibu minum? Warnanya apa saja?
Bagus! Jam berapa saja ibu minum? Bagus! Ibu sudah tahu nama obatnya? Oh belum ya, baik
saya jelaskan ya bu
Ibu, apakah ada bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah perasaan sedih tersebut
berkurang atau hilang? Ya, minum obat sangat penting supaya ibu tidak sedih dan lesu lagi

ANANDA SILVI/ P17210173041


Obat yang ibu minum ada 3 macam, yang warna oranye namanya CPZ atau Clorpromazine,
yang merah muda ini namanya HLP atau Haloperidol, sedangkan yang putih ini namanya
THP atau Trihexiphenidil
Semuanya harus ibu minum 3 kali sehari, yaitu CPZ 3x1 tablet, HLP 3x1 tablet, THP 3x1
tablet, diminumnya pagi jam 7, siang jam 1, dan sore jam 5
Untuk manfaatnya, yang oranye atau CPZ dan yang merah muda atau HLP gunanya adalah
menenangkan pikiran, menghilangkan rasa gelisah, membuat ibu bisa tidur dengan nyaman,
membantu menghilangkan perasaan sedih, membantu ibu untuk bersemangat lagi. Sedangkan
yang putih ini atau THP untuk merilekskan otot-otot tubuh ibu supaya tidak kaku dan
gemetar, serta mencegah dampak akibat dari minum obat CPZ dan HLP, seperti hipersaliva
atau ngeces, badan kaku, dan pusing
Jadi ibu jangan merasa takut untuk minum obat CPZ dan HLP ya bu. Karena dampaknya yang
tadi tidak akan terjadi pada ibu, kalau minum THP
Bagaimana bu? Ibu sudah mengerti belum? Ya bagus sekali, ibu sudah mengerti
Menurut ibu, boleh tidak berhenti minum obat sebelum diijinkan dokter? Ya betul bu tidak
boleh. Akibatnya apa bu kalau berhenti minum obat tanpa ijin dokter? Ya betul karena akan
mengakibatkan perasaan ibu tidak tenang, merasa gelisah, sedih, dan sulit tidur ya bu, juga
sakitnya akan kambuh
Ibu, sebelum minum obat ini, baik disini maupun dirumah, ibu harus cek dulu prinsip 5 benar
minum obat. Jadi, sebelum minum obat, yang pertama ibu harus lihat dulu apakah betul obat
ini buat ibu, lihat labelnya benar tertulis nama ibu, yang kedua apakah yang diminum itu HLP
warna merah muda, CPZ warna oranye, dan THP warna putih, kalau beda warna atau nama
obatnya beda, ibu harus tanyakan ke perawatnya ya. Yang ketiga, obat ini diminum 3 kali
sehari 1 tablet, HLP 1 tablet, CPZ 1 tablet, THP tablet, jadi kalau dikasih setengah ibu harus
tanyakan lagi ke perawatnya. Yang keempat obat ini harus diminum tepat waktu yaitu jam 7
pagi setelah makan pagi, jam 1 siang setelah makan siang, jam 5 sore setelah makan sore.
Yang kelima semua obat ini harus langsung diminum ya bu, jangan disimpan dibawah lidah
atau dibuang.
Bagaimana bu? Sudah mengerti? Ada yang mau ibu tanyakan?
Nanti setelah obat ini, mulut ibu akan terasa kering, ngantuk, dan lemas. Untuk membantu
mengatasinya ibu harus banyak minum air putih, minimal 8 gelas, dan setelah minum obat
jangan jalan-jalan tetapi tiduran saja
Apabila sudah waktunya ibu minum obat, langsung saja minta pada perawat ruangan ya bu,
begitu juga nanti dirumah, jadi ibu jangan nunggu disuruh

ANANDA SILVI/ P17210173041


Lalu apabila ibu setelah minum ketiga obat ini kepalanya terasa pusing, badan
sempoyonganm tangan gemetar, maka ibu harus segera lapor atau bilang kepada perawat
ruangan atau dokter
Bagaimana ibu? Sudah mengerti? Ya bagus sekali kalau sudah mengerti

FASE TERMINASI
 Evaluasi respon
Subyektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bincang-bincang tentang obat yang ibu minum?
Objektif :
Coba ibu sebutkan lagi nama-nama obat yang diminum.. manfaatnya apa saja... berapa kali
minumnya dalam sehari... apa efek samping dari obat-obat tersebut... apa kerugiannya bila
berhenti minum obat... apa yang harus dilakukan kalau ibu mau minum obat...
Ya bagus ibu, sekarang sudah tahu ya obat-obat yang harus diminum
 Rencana Tindak Lanjut :
Mari sekarang kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu ya. Berapa kali dalam sehari
minum obatnya bu. Jam berapa saja. Coba tulis ta bu, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 5 sore.
Bagus bu, jadi kalau sudah jamnya ibu minum obat, langsung minta ke perawatnya ya bu
 Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat) :
Besok pagi kita ketemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan orang kedua
Mau jam berapa bu? Baik jam 08.00 pagi. Waktunya berapa lama? Ya 10 menit
Tempatnya dimana? Baiklah disini saja ya.
Kalau begitu saya permisi ya bu, Assalamualaikum.

ANANDA SILVI/ P17210173041


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
SP 4 klien:
Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan perawat dan klien lain)

FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik
Assalamualaikum Ibu. S, sesuai janji saya kemarin sekarang saya datang lagi. Ibu S masih
ingat saya? Coba siapa? Iya bagus.
Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan perawat lain dan teman
Ibu S di ruangan ini.
 Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Ibu S saat ini?
Apa Ibu S sudah hafal nama dan manfaat obat yang harus ibu minum? Apakah Ibu S sudah
meminum obatnya sesuai jadwal? Wah bagus itu.
 Kontrak (topik, waktu, tempat)
Baik sekarang kita berlatih lagi berkenalan dengan 2 orang ya bu, yaitu dengan perawat lain
dan teman ibu yang ada di ruangan ini.
Mau berapa lama berlatihnya bu? Bagaimana kalau 10 menit?
Dimana tempatnya? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui perawat D dan teman ibu yang ibu
masih belum mengenalnya di ruangan ini

FASE KERJA
Ibu S, sudah tahu ya cara berkenalan? Iya bagus.
Tadi caranya yang bagaimana ya bu? Yang pertama dilakukan adalah.... (sebutkan) Bagus Ibu
S.
Sekarang kita ke ruangan suster D ya (bersama-sama mendekati ruangan suster D)
Selamat pagi suster D, ini Ibu S ingin berkenalan dengan suster D.
BaiklahIbu S, sekarang ibu bias berkenalan dengan suster D seperti yang sudah kita praktikan.
Wah iya bagus ibu.
Ada lagi yang ingin ibu tanyakan kesuster D? Coba tanyakan tentang keluarganya.
Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Ibu S bias sudahi perkenalan ini. LaluIbu S bias
membuat janji untuk bertemu lagi dengan suster D.
Baiklahsuster D, karena Ibu S sudah berkenalan, saya dan Ibu S akan kembali keruangan ibu
S. Selamat pagi.

ANANDA SILVI/ P17210173041


Sekarang kita menghampiri teman Ibu S yang sedang duduk disana ya. (Bersama-sama
mendekati klien, yaitu Ibu K)
Selamat pagi Ibu K, ini Ibu S ingin berkenalan dengan Ibu K.
BaiklahIbu S, sekarang ibu bisa berkenalan dengan Ibu K seperti yang sudah kita praktikan.
Wah iya bagus ibu.
Ada lagi yang inginibutanyakankeIbu K? Cobatanyakantentangkeluarganya.
Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Ibu S bisa sudahi perkenalanini. LaluIbu S bisa
membuat janji untuk bertemu lagi denganIbu K.
Baiklah Ibu K, karena Ibu S sudah berkenalan, saya dan Ibu S akan kembali keruangan ibu S.
Selamat pagi Ibu K, terimakasih.
Bagaimana perasaan Ibu S setelah berkenalan dengan suster D dan Ibu K? Ibu S merasakan
senang? Iya Ibu S sekarang mempunyai punya teman banyak ya.

FASE EVALUASI
 Evaluasi Respon
Subyektif :
Bagaimana perasaan Ibu S setelah berkenalan dengan suster D dan Ibu K?
Obyektif :
Coba Ibu S sebutkan lagi bagaimana cara berkenalannya. Iya baik ibu. Jadi sekarang teman
Ibu S ada berapa? Namanya siapa saja? Iya bagus sekali ibu.
 Rencana Tindak Lanjut
Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian Ibu S. Mau jam berapa Ibu S berkenalan
lagi? Bagaimana kalau 3 kali sehari? Baik, jadi jam 9 pagi, jam 11 siang, dan jam 4 sore.
Jangan lupa dipraktikkan terus ya bu. Dan pertahankan terus apa yang sudah Ibu S lakukan
tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya
menanyakan hobi, keluarga dan sebagainya.
 Kontrak yang Akan Datang (topik, waktu, tempat)
Besok pagi kita akan bertemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan 2 orang atau lebih.
Mau jam berapa bu? Baik jam 9 pagi ya. Waktunya berapa lama? Iya 10 menit saja.
Tempatnya dimana? Baik kita disini saja ya.
Kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Assalamualaikum.

ANANDA SILVI/ P17210173041


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
SP 5 klien:
Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan 2 orang atau
lebih/kelompok)
FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik

Assalamu’alaikum ibu S, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi. Ibu S
masih ingat kan dengan saya? Coba siapa? Iya bagus.

Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih teman
ibu S yang ada diruangan ini.

 Evaluasi/Validasi

Bagaimana perasaan ibu S saat ini?

Apakah ibu S sudah hafal cara berkenalan dengan orang lain? Apakah ibu S sudah
mempraktikkannya dengan pasien lain? Siapa saja yang sudah ibu S ajak berkenalan? Coba
sebutkan namanya? Iya bagus sekali ibu S sudah mempraktikkannya ya. Bagaimana perasaa
ibu S setelah berkenalan tersebut?

 Kontrak (topic, waktu, tempat)

Baik sekarang kita akan berlatih lagi berkenalan dengan 2 orang atau lebih ya bu, yaitu
teman-teman ibu yang ada di ruangan ini.

Mau berapa lama berlatihnya ibu S? bagaimana kalau 10 menit?

Dimana tempatnya? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui teman-teman ibu yang belum dikenal
ibu S diruangan ini ya bu.

FASE KERJA
Ibu S, sudah tau ya tadinya cara berkenalan? Ya bagus.

Tadi caranya bagaimana ya bu? Yang pertama dilakukan adalah… (sebutkan cara perkenalan
diri). Bagus ibu S.

Sekarang kita hampiri teman-teman ibu yang sedang duduk di sana ya. (bersama-sama
mendekati klien lain yang sedang dudukmenonton televisi)

Selamat pagi ibu-ibu, ini ibu S ingin berkenalan dengan ibu-ibu disini.

ANANDA SILVI/ P17210173041


Baiklah ibu S, sekarang ibu S bias berkenalan dengan ibu-ibu di sini semuanya seperti yang
sudah kita praktikkan. Ya bagus ibu S

Ada lagi yang ingin ibu tanyakan kepada teman-teman ibu. Coba tanyakan tentang
keluarganya.

Kalau memang tidak ada lagi yang dibicarakan, ibu S bias buat janji untuk bertemu lagi
dengan teman-teman semua, misalnya jam 1 siang nanti.

Baiklah ibu-ibu, karena ibu S sudah selesai berkenalan, saya dan ibu S akan kembali
keruangan ibu S. Selamat pagi (bersama-sama pasien meninggalkan ibu-ibu)

Bagamana perasaan ibu S setelah berkenalan dengan teman-teman semua? Ibu S merasa
senang? Iya, ibu S jadi mempunyai banyak teman ya?

FASE TERMINASI
 Evaluasi Respon

Subyetif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan ibu J dan Ibu K?
Obyektif :

Coba ibu S sebutkan lagi cara berkenalannya. Ya bagus ibu, jadi sekarang teman ibu ada
berapa? Namanya siapa saja? Iya bagus sekali ibu S.
 Rencana Tindak Lanjut

Mari sekarang kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu S. mau jam berapa ibu S
berkenalan lagi? Bagaimana kalau tiga kali sehari? Baik jadi jam 09.00 pagi, jam 11.00 dan
jam 16.00 sore. Jangan lupa dipraktikkan terus ya bu. Dan pertahankan terus apa yang sudah
bu S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan hal lain supaya perkenalan berjalan lancer.
Misalnya menanyakan hobi dan keluarga.

 Kontrak yang Akan Datang (Topik, Waktu, Tempat)

Baik ibu, sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau 2 jam lagi sektar jam
11 saya datang kesini untuk berbincang-bincang tentang penyebab ibu malu dan tidak mau
bergaul dengan orang lain
Waktunya mau berapa lama bu? 10 menit saja dan tempatnya mau dimana? Ya bagaimana
kalau disini saja ya
Baiklah bu saya permisi dulu ya, jangan lupa ibu berlatih dan mempraktikan cara berkenalan
ya, ibu juga harus sering berkumpul dan mengobrol ya.. Assalamualaikum.
ANANDA SILVI/ P17210173041
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan D Dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Ernawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans
Info Media.
Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course).
Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC
Kusumawati, F & Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Rawlins, R.P, dan Heacock, P.E. 1993. Clinical Mannual of Psychiatric Nursing. St. Louis:
Mosby Year Book.
Stuart, Sundeen. (2012). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

ANANDA SILVI/ P17210173041

Anda mungkin juga menyukai