Anda di halaman 1dari 5

Tugas Bahasa Indonesia

Nama : Ahmad Erick Estrada

Npm : 1606923332

Bullying Dikehidupan remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara kanak-kanak dan masa
dewasa. Pada masa ini, remaja akan melalui fase dimana mereka mencapai kematangan
emosi, sosial, fisik dan psikis, dimana mereka mencari jati diri mereka. Bila proses pencarian
jati diri ini gagal, maka yang terjadi adalah remaja mulai meragukan peranan dan fungsi
dirinya ditengah masyarakat. Akibatnya, mereka cenderung memiliki sifat menonjolkan diri,
suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, dan berburuk sangka

Bullying merupakan salah satu tindakan agresi yang dilakukan satu orang dengan
tujuan menyakiti atau mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Mereka
yang menjadi korban bullying kemungkinan akan menderita depresi dan kurang percaya diri,
yang mana pada akhirnya korban bullying menjadi kesulitan bergaul.

Tidak sedikit orang yang menilai, masa-masa remaja disekolah sebagai masa
terindah di dalam hidupnya. Namun, berdasarkan penelitian terhadap 120.000 remaja yang
berusia 15 tahun di Inggris, anggapan tersebut ternyata tidak sesuai dengan fakta.

Para remaja yang menjadi responden seringkali mengalami masalah dengan bullying,
ketidaknyamanan akan bentuktubuh dan ketidakpuasan terhadap hidup. Berdasarkan
peneitian The Health And Social Care Information Centre (HSCIC), lebih dari setengah remaja
yang diteliti mengaku pernah mengalami bullying. Sekita 25% responden bahkan mengaku
sebagai pelaku bully. Masalah bentuk tubuh juga menjadi isu penting bagi remaja. Lporan
HSCIC menyebutkan, lebih dari sepertiga remaja berpikir bahwa mereka terlalu gemuk,
meskipun ternyata lebih dari setengah responden sudah senang dengan ukuran tubuh
mereka.

Ada beberapa bentuk dari tindakan bullying. Bullying dalam bentuk fisik bisa
dicontohkan seperti memukul, mendorong, mengacam secara fisik, memelototi, dan
mencuri barang. Bullying dalam psikologis bisa bermanifestasi seperti mengucilkan,
menyebarkan gosip, mengacam, gurauan yang mengolok-olok dan mengasingkan seseorang
secara sosial.

Sementara itu bullying dalam bentuk verbal bisa hadir dalam bentuk hinaan,
bentakan, menggunakan kata-kata kasar, menyindir, dan memanggil dengan julukan. Di era
serba modern seperti sekarang ini bahkan tindakan bullying juga menjadi “terfasilitasi”
dengan gadget dan media sosial (cyberbullying )

Penelitian dari Bostan Children’s Hospital mengungkapkan bahwa efek bullying bisa
membekas lebih lama, bahkan bertahun-tahun, pada mental fisik yang menjadi korban
bullying. Penelitian telah mengungkap bahwa tindakan bullying dapat menyebabkan
dampak yang buruk pada kesehatan. Tindakan bullying juga telah dikaitkan dengan
kesehatan mental dan fisik yang terus menurun. Anak korban bullying akan lebih rentan
mengalami depresi dan rasa percaya diri yang rendah. Selain itu, penelitian juga
menemukan bahwa kemampuan otak remaja yang terkena bullying akan berdampak besar
pada prestasi belajarnya.

Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center
Sanders (2003; dalam Anesty, 2009 ) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja
merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar disekolah dan menuntun
mereka untuk menghindari sekolah.

Pada remaja sekolah, umumnya pelaku bullying adalah kakak kelas dengan target
bullying adalah adik kelas. Jarang terjadi adik kelas melakukan bullying kepada kakak kelas.
Biasanya, penyebab kasusu bullying disekolah adalah adik kelas yang ‘bertikah’ dalam
artibsecara fisik, gaya berpakaian maupun perilaku. Sehingga, mereka dilabrak oleh kakak
kelas. Penyebab dari sisi lain adalah pelaku yang merasa kuat dan berkuasa jika melakukan
kekerasan terhadap korbannya. Dan juga biasanya, pelaku merasa iri karena korbannya
lebih cantik ataupun lebih ganteng atau lebih pintar, sehingga takut disaingi menjadi yang
populer disekolah.

Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya jika bullying bagi para korban, yaitu
korban akan merasa depresi dan marah, ia marah terhadap dirinya sendiri, pelaku bulying,
orang-orang sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau
menolongnya.
Contoh bullying yang paling sering kita temui adalah kakak kelas yang melabrak adik
kelas karena dinilai bertikah. Biasanya kakak kelas datang dengan ‘’keroyokan’’ melabrak
adik kelasnya yang sendirian. Selain itu, masa orientasi siswa yang berakhir buruk karena si
kakak kelas berlebihan mengerjai para siswa baru. Mengerjai dalam arti memberikan
perintah yang tidak berguna kepada adik kelasnya hanya untuk kepuasan pribadi. Dan juga,
teman sekelas yang dianggap aneh yang dikucilkan, tidak ada yang mau berteman
dengannya, sehingga ia menjadi menyendiri

Contoh lain dari bullying adalah teman-teman yang selalu mengejek karena
kekurangan seseorang, ngomongin dibelakang. Sehingga korban bully tersebut berpikir
bahwa apa kesalahan yang dia buat sehingga diperlakukan seperti itu. Dan korban juga
bingung mau ngadu ke siapa.

Menurut survey kebanyakan besar orang yang dulunya penyiksa dimasa sekolah
akan melakukan tindakan kriminal saat dewasa. Mereka juga akan kesulitan menjalin
hubungan pertemanan dengan teman sekolahnya. Begitu mereka dewasa nanti mereka juga
akan sulit beradaptasi dengan teman-teman kerjanya karena ia terbiasa mengontrol orang
lain.

Penelitian menunjukkan bahwa kasus bullying disekolah terjadi karena minimnya


pengawasan pada waktu istirahat, peraturan terhadap kasus bullying tidak konsisten
ditegakkan dan pemahaman atau persepsi yang berbeda antara guru dan siswa dalam
menghadapi kebiasaan bullying. Terkait hal ini, sekolah perlu menggiatkan pengawasn dan
pemberian sanksi secara tepat agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi dan menjamin rasa
aman bagi anak lainnya.

Untuk orang tua, perlu memberikan perhatian lebih kepada anak, seperti
menanyakan kondisi anak disekolah. Perlu adanya hubungan yang harmonis anarat oeang
tua dan anak. Jika keluarga tidak harmonis, anak akan bingung untuk berbagi perasaan
ataupun pengalaman dengan siapa. Tindakan ini juga mencegah anak agar tidak terjerumus
ke hal-hal yang negatif seperti pornografi, narkoba, free-sex, dan sebagainya. Selain itu ,
orang tua harus cermati perubahan-perubahan pada anak. Jika mengalami bullying,
kemungkinan si anak akan mengalami beberapa perubahan. Contohnya nilai sekolah, susah
berkonsentrasi, dan sebaginya.
Maka dari itu, fenomena bullying ini sepatutnya menjadi perhtian. Sebagai upaya
mencegah tindakan bullying, maka perlu adanya perhatian dari keluarga dan pihak-pihak
terkait, yang mana dalam hal ini adalah pihak sekolah. Karena memiliki dampak psikiatrik
yang banyak, mulai dari emosi, fisik, akademik, kepercayaan diri, perilaku korban, psikotik,
bahkan hingga bunuh diri, kasus kekerasan di kalangan remaja harus ditangani secara serius
melibatkan pihak sekolah, orang tua dan masyarakat.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa anak yang tumbuh dilingkungan baik,


akantumbuh menjadi generasi yang stabil, optimis serta emosional.

Hal ini berarti perilaku orang tua dan keluarga secara otomatis akan membentuk
pribadi dan mental anak dan lingkungan sekitar pun turut mempengaruhinya. Bila anak
cukup medapat perlindungan dan perhatian dari orang-orang terdekat, anak akan bisa
menghadapi amcaman dari luar dengan optimis.

Jika remaja sudah masuk ke dunia bullying, hal yang harus dilakukan adalah
menahan emosi. Jika teman-teman di-bully, sembunyikan rasa takut dan sedih, karena hal
itu akan membuat pelaku semakin ‘’ sukses’’ mem-bully.

Kedua, jangan berjalan sendirian. Ajak teman kita seminimal-minimalnya 3 orang


agar ada yang membantu ketika sedang di-bully.

Selain itu, jika sudah di-bullyi, lawan pelaku. Yang dimaksudkan bukan membalas
pukul, tapi menunjukkan sikap bahwa anda bukan orang yang gampang di-bully. Misalnya
membusungkan dada, dan tatap mata si pelaku dengan tajam.

Kaum remaja memiliki jiwa yang masih labil sehingga mereka membutuhkan
bimbingan terutama dari para orang tua dan keluarga.

Langkah pencegahan lebih baik tentunya akan sangat baik bila dilakukan sedini
mungkin untuk mencegah kerusakan moral yang memicu para remaja mengalami kondisi
frustasi yang berakibat fatal untuk masa depannya.

Sebagai penulis dari karangan ini, saya menentang adanya kasus bullying dikalangan
pelajar. Hal itu dapat merusak pendidikan diIndonesia, baik dalam bentuk fisik, verbal
atupun psikologis. Karena akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya. Dari kasus-kasus yang
pernah terjadi, kita mengambil pelajaran yang terkandung yaitu perlu dilakukannya tindak
previntif akan kasus ini. Keterlibatan pemerintah juga tak kalah penting, karena remaja –
remaja adalah calon penerus bangsa, perlu pendidikan yang benar-benar tida sekadar
materi pelajaran, tetapi juga pendidikan karakter

Sumber : www.bbc.com/majalah/2015

Anda mungkin juga menyukai