0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang metritis, yaitu infeksi rahim setelah persalinan yang merupakan penyebab utama kematian ibu. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya bakteri ke rahim melalui luka persalinan dan dapat menyebabkan demam, nyeri, perdarahan, dan syok. Penanganannya meliputi antibiotik, transfusi darah, dan operasi jika diperlukan.
Dokumen tersebut membahas tentang metritis, yaitu infeksi rahim setelah persalinan yang merupakan penyebab utama kematian ibu. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya bakteri ke rahim melalui luka persalinan dan dapat menyebabkan demam, nyeri, perdarahan, dan syok. Penanganannya meliputi antibiotik, transfusi darah, dan operasi jika diperlukan.
Dokumen tersebut membahas tentang metritis, yaitu infeksi rahim setelah persalinan yang merupakan penyebab utama kematian ibu. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya bakteri ke rahim melalui luka persalinan dan dapat menyebabkan demam, nyeri, perdarahan, dan syok. Penanganannya meliputi antibiotik, transfusi darah, dan operasi jika diperlukan.
uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis. Infeksi masa nifas adalah semua peradanngan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat- alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas ( TT Fat, 2011, 304). ETIOLOGI
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat
kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman- kuman masuk ke dalam endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit – leukosit. Pada infeksi yang lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjelaran. Faktor resiko untuk terjadinya infeksi masa nifas sangat bervariasi pada umumnya dibagi menjadi faktor yang berkaitan dengan:
a. Faktor status sosial ekonomi
Penderita dengan status sosial ekonomi yang rendah mempunyai risiko timbulnya infeksi nifas jika dibandingkan dengan penderita dengan kelas sosial ekonomi menengah atau tinggi. Hal ini berhubungan dengan keadaan gizi yang rendah, anemia, perawatan antenatal yang tidak adekuat, dan lain-lain. b. Faktor proses persalinan Proses persalinan sangat mempengaruhi risiko timbulnya infeksi nifas, di antaranya adalah partus lama, tertinggalnya sisa-sisa plasenta/ selaput ketuban, dan perdarahan yang terjadi.
c. Faktor tindakan persalinan
Tindakan persalinan merupakan salah satu faktor risiko penting untuk terjadinya infeksi nifas. Gejala dan tanda metritis yaitu. a. Demam menggigil b. Nyeri di bawah perut c. Lochia berbau dan bernanah d. Nyeri tekan uterus e. Perdarahan pervaginam f. Syok Klasifikasi Metritis digolongkan menjadi dua yaitu. a. Metritis Akuta Metritis Akuta biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses. b. Metritis kronik Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik, dispareunia, trombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertilitas. FAKTOR PREDISPOSISI INFEKSI MASA NIFAS
Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama.
Tindakan obstetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal. Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim. Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan, malnutrisi, preeklamsi, eklamsi dan penyakit ibu lainnya (jantung, tuberkulosis paru, pneumonia dan lain-lain) PENANGANAN
Berikan transfusi darah jika dibutuhkan (packet red cell)
Berikan antibiotik spektrum luas dalam dosis yang tinggi Pertimbangakan pemberian anti tetanus profilaksis Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran ( digital atau dengan kuret tumpul besar) Bila ada pus, lakukan drainase (kalau perlu kalpotomi), ibu dalam posisi flower Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata, lakukan laparotomi dan keluarkan pus. Bila pada uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal. TERIMA KASIH