Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI

Miometrium adalah tunika muskularis uteri


Miometritis atau Metritis adalah radang miometrium.
Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar
kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis,
sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.

1.2.ETIOLOGI
Beberapa penyebab terjadinya myometritis yaitu:
1.      Infeksi abortus dan partus
2.      Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
3.      Infeksi post curettage
4.      Miometritis dapat juga terjadi karena kelanjutan dari kelahiran yang tidak normal, seperti
abortus, retensi sekundinarum, kelahiran premature, kelahirankembar, keahiran yang sukar
(distosia), perlukaan yang disebabkan oleh alat-alat yang dipergunakan untuk pertolongan pada
kelahiran yang sukar. 

1.3.PATOFISIOLOGI
Pada postabortus  dan postpartum sering terdapat luka- luka pada serviks Uteri, dinding uterus
bekas tempat plasenta, yang merupakan tempat  bagi kuman-kuman pathogen.
Selain itu, alat-alat yang digunakan pada abortusdan partus tidak steril dapat membawa kuman
ke dalam uterus.

1.4.KLASIFIKASI
a.               Metritis akut
Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak
berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita
dengan endometrium yang meradang dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini
miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang.
Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang dapat
terjadi abses.
b.              Metritis Kronik 
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan
uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang danleu korea. Akan tetapi pembesaran uterus pada
seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila
pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat berkembang menjadi  Abses
pelvic, Peritonitis,Syok septic, Dispareunia,Trombosis vena yang dalam, Emboli pulmonal, Infeksi pelvik
yang menahun, Penyumbatan tuba dan infertilitas. 
1.5.TANDA DAN GEJALA
Gejala metristis sama dengan gejala endometritis  yaitu :
a.       Demam
b.      Keluar lochea purulent
c.       Leuchorea yang berbau
d.      Sakit pinggang
e.       Nyeri abdomen

1.6.KOMPLIKASI
 Dapat terjadi penyebaran ke jaringan sekitarnya seperti:
a.       Parametritis yaitu infeksi sekitar jaringan parametrium
b.      Salpingitis yaitu infeksi saluran otot bagian saluran tuba falopii salping
c.        Ooforitis yaitu infeksi pada  indung telur
d.      Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur

1.7.MANAJEMEN KEBIDANAN
1.      Menjelaskan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya
2.      Memberikan dukungan emosional kepada pasien agar pasien tenang dan dapat menerima
dengan ikhlas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya
3.      Memberikan tablet penambah darah untuk memperbaiki kadar haemoglobinnya
4.      Meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk dilakukannya rujukan
5.      Mendampingi ibu saat dilakukannya rujukan
6.      Pemberian Uterotonika
7.      Memberitahu ibu dan keluarga untuk Istirahat dengan posisi fowler 

1.8.PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaa  miometritis :
a. Pemberian Antibiotika spektrum luas yaitu
Ø  Ampisilin 2 g iv / 6 jam
Ø  Gentamisin 5 mg kg/BB
Ø  Metronidasol 500 mg iv / 8 jamb.
b.  Profilaksi antitetanus .
c. Evakuasi sisa hasil konsepsi
d. Manajemen
Ø  Antibiotik kombinasi
Ø  Transfusi jika diperlukan
Definisi Miometritis / Metritis
  

Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi
merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.
B.   Klasifikasi
1.    Metritis akut
Metritis Akut biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak
berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita
dengan endometrium yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada
penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel
radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang
dapat terjadi abses.
2.    Metritis Kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan
uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada
seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila
pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi :
a.    Abses pelvik
b.    Peritonitis
c.    Syok septic
d.    Dispareunia
e.    Trombosis vena yang dalam
f.     Emboli pulmonal
g.     Infeksi pelvik yang menahun
h.    Penyumbatan tuba dan infertilitas
C.   Factor Presdiposisi
- Infeksi abortus dan partus
- Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
- Infeksi post curettage
D.   Gejala-gejala
Gejala metristis dan pengobatannya sama dengan gejala dan penanganan endometritis yaitu :
a. Demam 
b. Keluar lochea berbau / purulent, keputihan yang berbau
c. Sakit pinggang
d. Nyeri abdomen
E.   Diagnosa dan Terapi
Diagnosa hanya dapat dibuat secara patolog anatomis.
F.    Komplikasi
Dapat terjadi penyebaran ke jaringan sekitarnya seperti:
a.    Parametritis (infeksi sekitar rahim)
b.    Salpingitis (infeksi saluran otot)
c.    Ooforitis (infeksi indung telur)
d.    Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur.
i. Penatalaksanaan
       

Terapi miometritis :
a.    Antibiotika spektrum luas
- Ampisilin 2 g iv / 6 jam
- Gentamisin 5 mg kgbb
- Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
b.    Profilaksi antitetanus
c.    Evakuasi sisa hasil konsepsi
Manajemen
- Antibiotik kombinasi
- Transfusi jika diperlukan
MIOMETRITIS
 Pengertian
    Miometritis adalah radang pada lapisan dinding rahim yaitu miometrium. Dimana terjadi
infeksi uterus setelah persalinan. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari
endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis. Bila tidak teratasi dengan baik
maka berpotensi terjadi Parametritis (infeksi sekitar rahim), Salpingitis (infeksi saluran otot),
Ooforitis (infeksi indung telur), Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau
indung telur. (Wikipedia.com)
    Sebagai penyakit yang terjadi pada masa nifas atau post partum, ada beberapa faktor
predisposisi yang mempengaruhi, antara lain:
1. Infeksi akibat abortus dan partus
2. Infeksi post curettage
3.           Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim

    Sedangkan berdasarkan klasifikasinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:


1.  Miometritis Akuta
    Miometritis Akuta biasanya terdapat pada abortus aseptik atau infeksi postpartum. Penyakit ini
tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan
(curettage) pada wanita dengan endometrium yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan
miometritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa
pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat
trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
2.           Miometritis Kronik
    Miometritis kronik biasanya ditemukan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan
leukorea. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat berkembang menjadi :
    - Abses pelvik
    - Peritonitis
    - Syok
    - Dispareunia
    - Trombosis vena yang dalam
    - Emboli pulmonal
    - Infeksi pelvik yang menahun
    - Penyumbatan tuba dan infertilitas

Tanda dan gejala miometristis antara lain :


1. Demam
2. Keluar lochea berbau / purulent
3. Sakit pinggang
4. Nyeri abdomen

Terapi miometritis yang dapat diberikan antara lain :


- Ampisilin 2 g iv / 6 jam
- Gentamisin 5 mg
- Metronidasol 500 mg iv / 8 jam

Pada post aborsi dan post partum sering terdapat luka pada serviks uteri, luka dinding uterus
bekas tempat plasenta, yang merupakan Porte- d’ entrée (jalan masuk paling mudah) bagi
kuman-kuman patogen. Selain itu, alat-alat yang digunakan pada abortus dan partus tidak steril
dapat membawa kuman ke dalam uterus.

Anda mungkin juga menyukai